✽ Diantara perangai jahiliyah ✽
Menilai kebenaran karena pengikutnya adalah orang-orang kaya,
bangsawan, para ilmuwan dan orang-orang yang berkedudukan. Adapun bila
pengikutnya rakyat jelata dan orang-orang lemah, ia anggap sesuatu yang
batil.
Ini adalah parameter kaum jahiliyah yang tertipu dengan
kedudukan dan pangkat. Dahulu para Nabi diikuti oleh orang-orang yang
lemah.
Dalam Shahih Bukhari disebutkan kisah perbincangan raja Heraklius dengan Abu Sufyan yang masih kafir.
Diantara pertanyaan Heraklius tentang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
adalah, "Apakah pengikutnya dari kalangan rendahan atau para
bangsawan?"
Abu Sufyan menjawab, "Justru kebanyakan dari kaum yang lemah."
Padahal dahulu kaum 'Aad dan Tsamud adalah kaum yang kuat dan
berkedudukan. Namun Allah menghancurkan mereka akibat kekafiran mereka.
Di zaman ini, masih banyak orang yang yang mempunyai parameter seperti
ini. Bila yang berbicara orang tidak punya titel ia acuhkan, walaupun
yang diucapkan adalah kebenaran. Tapi bila yang mengucapkannya adalah
orang yang bertitel apakah itu profesor atau doktor atau pejabat tinggi,
maka ia anggap sebagai sebuah kebenaran.
Padahal kebenaran
tidak terletak pada titel atau kedudukan. Kebenaran adalah yang berasal
dari Allah dan Rasul-Nya. Yang dapat mengikuti dakwah para Nabi hanyalah
orang-orang yang menundukkan dirinya di hadapan Rabbnya dan membuang
semua kesombongan dan keangkuhannya.
Adapun orang yang tertipu
oleh kecerdasan, kekayaan dan kedudukan, amat sulit untuk tunduk dan
taslim kepada Rabbnya. Masih menimbang-nimbang dengan akalnya, kekayaan
dan kedudukan yang ia banggakan.
Maka sungguh mengagumkan orang
yang tidak tertipu oleh semua itu, lalu ia tunduk dan mengakui
kelemahannya di hadapan sang pencipta. Ia mengakui dirinya seorang
hamba, kalaulah bukan karena Allah yang memberinya nikmat tentu ia akan
binasa.
Ditulis oleh أُسْتَاذُ Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
✽.•°•.☆.•°•✽.•°•☆.•°•✽
Tidak ada komentar:
Posting Komentar