Jumat, 26 Juli 2013

Barokah Sahur


Barokah Sahur
Oleh : Ustadz Fuad hamzah Baraba’, Lc حفظه الله تعالى


Dibulan ramadhan yang penuh barokah ini, kaum muslimin menjalankan ibadah puasa sebulan lamanya, dalam rangka menjalankan perintah Allah Ta’ala.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ . أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. (QS. al-Baqarah:183-184).
Dalam melaksanakan ibadah puasa, ada beberapa adab yang hendaknya diperhatikan, dan adab-adab puasa itu banyak sekali, bisa dilihat pada penjelasan para ulama, dan asatidz dalam masalah ini.
Diantara adab puasa yang banyak diremehkan oleh sebagian kaum muslimin adalah makan sahur. Padahal makan sahur yang dilakukan pada akhir malam, atau menjelang waktu fajar adalah sunnah yang diwariskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang padanya terdapat barokah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
Makan sahurlah kalian, karena pada sahur itu ada barokah. (HR. al-Bukhari & Muslim).
Dalam riwayat yang lain disebutkan:
السَّحُوْرُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوْهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ
Sahur itu seluruhnya adalah barokah, maka itu janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya dengan seteguk air. (HR. Ibnu Hibban dan ath-Thabrani).
Oleh karena itu janganlah malas untuk makan sahur, walaupun hanya dengan makanan ringan. Dan makan sahur tidaklah harus dengan makanan yang berat seperti nasi ataupun makanan pokok lainnya. Makan sahur sudah terealisasi walaupun hanya dengan seteguk air, atau makanan ringan yang lainnya. Bahkan sebaik-baik sahurnya mukmin adalah dengan buah kurma, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:
نِعْمَ سَحُوْرُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ
Sebaik-baik sahurnya mukmin dengan buah kurma. (HR. Abu Daud, dll.)
Dan di antara keutamaan sahur sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam :
فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ
Sesungguhnya Allah dan para Malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur. (HR. Ibnu Hibban dan ath-Thabrani).
Bahkan sahur adalah pembeda antara puasanya kaum muslimin dengan puasanya ahlul kitab, baik dari kalangan Yahudi maupun Nasrani. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Pembeda antara puasa kita (kaum muslimin) dengan puasa ahlul kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur. (HR. Muslim).
Bukankah kita dilarang untuk bertasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang yahudi dan nasrani? Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan:
مَنْ تَشَبَّهّ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang bertasyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk darinya. (HR. Ahmad & Abu Daud).
Dan sahur itu lebih utama untuk diakhirkan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Zaid bin Tsabit menceritakan:
تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ ذَلِكَ قَالَ قَدْرُ خَمْسِيْنَ آيَةً
Kami pernah makan sahur bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kami bangkit untuk shalat (fajar/ subuh). Aku bertanya berapa jarak antara sahur dengan shalat? Kira-kira bacaan al-Quran lima puluh ayat. (HR. at-Tirmidzi).
Diantara hikmah mengakhirkan makan sahur adalah agar kita bisa bersama-sama melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid. Karena banyak orang-orang yang makan sahurnya terlalu malam sehingga setelah selesai makan sahur mereka mengantuk dan akhirnya tertidur kembali, sehingga mereka luput dari shalat subuh berjamaah di masjid, karena mereka bangun dari tidurnya sesudah lewat waktu shalat subuh.
Dan hendaknya pula orang-orang yang makan sahur untuk memanfaatkan waktu sahurnya untuk banyak beristigfar dan memohon ampun kepada Allah Ta’ala, bukan menghabiskan waktunya dengan menonton televisi yang menayangkan acara-acara yang melalaikan dari mengingat Allah Ta’ala, ataupun acara-acara yang tidak mendidik serta gelak canda dan tawa yang berlebihan, karena pada saat itu adalah waktu yang sangat mustajab, dimana Allah Ta’ala turun ke langit dunia, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ ،حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ ؟
Allah Tabaraka wa Ta’ala turun kelangit dunia tatkala tinggal sepertiga malam, kemudian berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaku akan Aku kabulkan? Barangsiapa yang memohon ampun akan Aku ampuni? Barangsiapa yang meminta padaku akan Aku berikan? (HR. Malik, Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, dan al-Baihaqi).
Didalam al-Quran Allah Ta’ala berfirman:
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
Dan yang memohon ampun di waktu sahur. (QS. Ali ‘imran:17).
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ . وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu sahur (pagi sebelum fajar). (QS. adz-Dzariyat:17-18).
Allahu Ta’ala a’lam.


(*)⌣(*)⌣(*)⌣(*)⌣(*)⌣(*)⌣(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar