Kamis, 18 Juni 2015

14 AMALAN YANG KELIRU MENYAMBUT RAMADHAN DAN DI BULAN RAMADHAN


14 AMALAN YANG KELIRU MENYAMBUT RAMADHAN DAN DI BULAN RAMADHAN
Oleh : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

Berikut adalah beberapa kesalahan yang dilakukan di bulan Ramadhan yang tersebar luas di tengah-tengah kaum muslimin.
1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan
Tidaklah tepat keyakinan bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.
2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan
Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!
3. Menetapkan Awal Ramadhan dengan Hisab
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا
“Sesungguhnya kami adalah umat yang buta huruf. Kami tidak memakai kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula memakai hisab (dalam penetapan bulan). Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Bazizah mengatakan,”Madzhab ini (yang menetapkan awal ramadhan dengan hisab) adalah madzhab bathil dan syari’at ini telah melarang mendalami ilmu nujum (hisab) karena ilmu ini hanya sekedar perkiraan (dzon) dan bukanlah ilmu yang pasti (qoth’i) atau persangkaan kuat. Maka seandainya suatu perkara (misalnya penentuan awal ramadhan, pen) hanya dikaitkan dengan ilmu hisab ini maka agama ini akan menjadi sempit karena tidak ada yang menguasai ilmu hisab ini kecuali sedikit sekali.” (Fathul Baari, 6/156)
4. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Nasa’i)
Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)
5. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…”
Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazhkan niat semacam ini karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat sebenarnya adalah dalam hati dan bukan di lisan. An Nawawirahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan,
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah)
6. Membangunkan “Sahur … Sahur”
Sebenarnya Islam sudah memiliki tatacara sendiri untuk menunjukkan waktu bolehnya makan dan minum yaitu dengan adzan pertama sebelum adzan shubuh. Sedangkan adzan kedua ketika adzan shubuh adalah untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Inilah cara untuk memberitahu kaum muslimin bahwa masih diperbolehkan makan dan minum dan memberitahukan berakhirnya waktu sahur. Sehingga tidak tepat jika membangunkan kaum muslimin dengan meneriakkan “sahur … sahur ….”baik melalui speaker atau pun datang ke rumah-rumah seperti mengetuk pintu. Cara membangunkan seperti ini sungguh tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah dilakukan oleh generasi terbaik dari ummat ini. Jadi, hendaklah yang dilakukan adalah melaksanakan dua kali adzan. Adzan pertama untuk menunjukkan masih dibolehkannya makan dan minum. Adzan kedua untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu memiliki nasehat yang indah, “Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian.” (Lihat pembahasan at Tashiir di Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 334-336)
7. Pensyariatan Waktu Imsak (Berhenti makan 10 atau 15 menit sebelum waktu shubuh)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ يَهِيدَنَّكُمُ السَّاطِعُ الْمُصْعِدُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَعْتَرِضَ لَكُمُ الأَحْمَرُ
“Makan dan minumlah. Janganlah kalian menjadi takut oleh pancaran sinar (putih) yang menjulang. Makan dan minumlah sehingga tampak bagi kalian warna merah yang melintang.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah. Dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan shahih). Maka hadits ini menjadi dalil bahwa waktu imsak (menahan diri dari makan dan minum) adalah sejak terbit fajar shodiq –yaitu ketika adzan shubuh dikumandangkan- dan bukanlah 10 menit sebelum adzan shubuh. Inilah yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallamberdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata, “Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Kemudian Zaid berkata, “Sekitar 50 ayat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Lihatlah berapa lama jarak antara sahur dan adzan? Apakah satu jam?! Jawabnya: Tidak terlalu lama, bahkan sangat dekat dengan waktu adzan shubuh yaitu sekitar membaca 50 ayat Al Qur’an (sekitar 10 atau 15 menit)
8. Do’a Ketika Berbuka “Allahumma Laka Shumtu wa Bika Aamantu…”
Ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika berbuka semacam ini. Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 481 dan no. 482. Namun hadits-hadits yang membicarakan amalan ini adalah hadits-hadits yang lemah. Di antara hadits tersebut ada yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar hadits. Juga ada perowi yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai lemah dan pendusta (Lihat Dho’if Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al Adzkar yang ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy).
Adapun do’a yang dianjurkan ketika berbuka adalah,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)
9. Dzikir Jama’ah Dengan Dikomandoi dalam Shalat Tarawih dan Shalat Lima Waktu
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah tatkala menjelaskan mengenai dzikir setelah shalat, “Tidak diperbolehkan para jama’ah membaca dizkir secara berjama’ah. Akan tetapi yang tepat adalah setiap orang membaca dzikir sendiri-sendiri tanpa dikomandai oleh yang lain. Karenadzikir secara berjama’ah (bersama-sama) adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam yang suci ini.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 11/189)
10. “Ash Sholaatul Jaami’ah…” untuk Menyeru Jama’ah dalam Shalat Tarawih
Ulama-ulama Hambali berpendapat bahwa tidak ada ucapan untuk memanggil jama’ah dengan ucapan “Ash Sholaatul Jaami’ah…” Menurut mereka, ini termasuk perkara yang diada-adakan (baca: bid’ah). (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 2/9634, Asy Syamilah)
11. Bubar Terlebih Dahulu Sebelum Imam Selesai Shalat Malam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwahadits ini shahih). Jika imam melaksanakan shalat tarawih ditambah shalat witir, makmum pun seharusnya ikut menyelesaikan bersama imam. Itulah yang lebih tepat.
12. Perayaan Nuzulul Qur’an
Perayaan Nuzulul Qur’an sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan,
لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ
“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita untuk melakukannya.” Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ahqof ayat 11)
13. Membayar Zakat Fithri dengan Uang
Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz mengatakan, “Seandainya mata uang dianggap sah dalam membayar zakat fithri, tentu Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskan hal ini. Alasannya, karena tidak boleh bagi beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan penjelasan padahal sedang dibutuhkan. Seandainya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallammembayar zakat fithri dengan uang, tentu para sahabat –radhiyallahu ‘anhum– akan menukil berita tersebut. Kami juga tidak mengetahui ada seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamyang membayar zakat fithri dengan uang. Padahal para sahabat adalah manusia yang paling mengetahui sunnah (ajaran) Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang paling bersemangat dalam menjalankan sunnahnya. Seandainya ada di antara mereka yang membayar zakat fithri dengan uang, tentu hal ini akan dinukil sebagaimana perkataan dan perbuatan mereka yang berkaitan dengan syari’at lainnya dinukil (sampai pada kita).” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 14/208-211)
14. Tidak Mau Mengembalikan Keputusan Penetapan Hari Raya kepada Pemerintah
Al Lajnah Ad Da’imah, komisi Fatwa di Saudi Arabia mengatakan, “Jika di negeri tersebut terjadi perselisihan pendapat (tentang penetapan 1 Syawal), maka hendaklah dikembalikan pada keputusan penguasa muslim di negeri tersebut. Jika penguasa tersebut memilih suatu pendapat, hilanglah perselisihan yang ada dan setiap muslim di negeri tersebut wajib mengikuti pendapatnya.” (Fatawa no. 388)
Demikian beberapa kesalahan atau kekeliruan di bulan Ramadhan yang mesti kita tinggalkan dan mesti kita menasehati saudara kita yang lain untuk meninggalkannya. Tentu saja nasehat ini dengan lemah lembut dan penuh hikmah.
Semoga Allah memberi kita petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf (menjauhkan diri dari hal yang tidak diperbolehkan) dan memberikan kita kecukupan. Semoga Allah memperbaiki keadaan setiap orang yang membaca risalah ini.
Wa shallallahu wa salaamu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

☆☆☆☆☆

Rabu, 17 Juni 2015

Manfaat & Faedah Berpuasa

Manfaat & Faedah Berpuasa
Oleh : Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc, MHI

(Mukim di Dammam, Saudi Arabia)



Puasa memiliki banyak manfaat dan faedah yang luar biasa, diantaranya:



☆ 1. Merupakan sarana untuk menjadi insan yang bertakwa

☆ 2. Merupakan sarana untuk syukur nikmat

☆ 3. Berpuasa dapat melembutkan tabiat dan meluruskan syahwat

☆ 4. Dapat menjadikan hati sibuk dengan berzikir

☆ 5. Dengan berpuasa, orang kaya akan mengetahui limpahan nikmat Allah atasnya

☆ 6. Puasa merupakan sarana untuk mengatur jiwa agar menjadi lebih baik

☆ 7. Dapat mengurangi dan menghilangkan sifat sombong pada jiwa

☆ 8. Merupakan sebab kasih sayang kepada fakir miskin

☆ 9. Berpuasa berarti menyamai apa yang dirasakan oleh fakir miskin

☆ 10. Berpuasa dapat mempersempit aliran darah sehingga dapat mempersempit jalan setan untuk menggoda

☆ 11. Puasa mengumpulkan tiga macam kesabaran: dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dalam meninggalkan larangan-larangan-Nya dan dalam menghadapi takdir Allah yang memilukan.

☆ 12. Puasa -dengan izin Allah- menjadikan sehat jiwa dan raga.

☆ 13. Muslim yang berpuasa karena Allah merupakan tanda ketulusan imannya kepada Allah Ta’ala dan tanda tingkat ubudiyyah (penghambaan) yang tinggi darinya kepada-Nya.



Oleh karena itu, hendaknya seorang yang berpuasa ia benar-benar mengharap ridha Allah semata, ikhlas karena-Nya, dan benar-benar meniti petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam berpuasa.

Dengan demikian, semoga ia mendapatkan keutamaan dan manfaat dari berpuasa.



Semoga Allah memudahkan kita semua untuk berpuasa ikhlas karena-Nya dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya. Aamiin.



[ash-Shiyam fi al-Islam, Sa’id al-Qahthani]



✅ Bagian Indonesia

🏠 ICC DAMMAM KSA

===

📅 [ 30/08/1436 H ]



___

📱 Dipost Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc, MHI -hafizhahullah- tgl 30 Sya'ban 1436 / 17 Juni 2015

💚💚💚💚💚💚

MARHABAN

 MARHABAN
Oleh: Ustadz Djazuli, حفظه الله تعالى

Bismillah,
Saudaraku..
Dalam hitungan jam ke depan إن شاء الله kita akan kembali memasuki bulan Ramadhan.
Suatu hari Nabi صلى الله عليه وسلم pernah keluar menemui para Shahabatnya dan bersabda:
اتاكم شهر مبارك
Telah datang pada kalian bulan yang diberkahi.
(HR.An Nasaa'i no.2106,dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dlm Shahihut Targhib no.999).
Berdasarkan hadits tadi sebagian Ulama (seperti Imam Suyuthi dalam kitabnya "Wushuul Amaanii fii Ushuulit Tahaanii",dan juga Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali-rahimahumallah) berpendapat disunnahkannya untuk memberikan ucapan selamat (tahni'ah) ketika memasuki bulan Ramadhan.
Syaikh 'Ali Hasan Al-Halaby hafizhahullah, mengatakan sebagian 'Ulama lainnya juga membolehkan ucapan:
بارك الله لكم في هذا الشهر
Semoga Allah memberkahi kalian semua di bulan ini.
Oleh karenanya, saya juga ikut berdoa:
بارك الله لنا و لكم في هذا الشهر
Semoga Allah memberkahi kita semua semua di bulan ini
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua dalam menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini.
Menjadikan siangnya untuk puasa, malamnya untuk Qiyamul lail, membaca Al Qur'an, shadaqah dan juga yang lainnya..
Allahumma Aamiin
Sumber:
(Ceramah Syaikh 'Ali Hasan Al-Halaby yang berjudul "Min Fiqhis Shiyaam").
بارك الله لنا و لكم في هذا الشهر
Semoga Allah memberkahi kita semua semua di bulan ini.

MUTIARA NASEHAT jelang RAMADHAN

MUTIARA NASEHAT
jelang
RAMADHAN

Bacalah al Qur'an...
walaupun satu hari hanya mendapatkan satu juz...
Kalau tidak sanggup,
maka bacalah walaupun satu hari mendapatkan setengah juz...
Kalau tidak sanggup pula,
maka bacalah walaupun satu hari hanya satu lembar saja...
Kalau tidak sanggup,
maka bacalah satu hari walaupun mendapatkan satu ayat...
Kalau tidak sanggup juga,
membaca satu ayat satu hari...
maka tengoklah al Qur'an sehari walaupun hanya satu kali...
sentuhlah al Qur'an... dan peganglah... walaupun kita tak sanggup membacanya...
sambil kita berkata dalam hati kita...
kita katakan :
" YA ALLAH DOSA APA YANG TELAH AKU LAKUKAN SEHINGGA AKU TIDAK SANGGUP MEMBUKA LEMBARAN AYAT-AYATMU... TIDAK SANGGUP LISANKU MEMBACA AYAT-AYATMU..."
Maka dengan demikian
in syaa Allah, Allah akan berikan hidayah kepada kita tentang pentingnya kita mempelajari al Qur'an...
Semoga bermanfaat..!
با رك الله فيكم
***
Penulis Ustadz Abu
Unais Ali Subbana
حفظه الله تعالى
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

Minggu, 14 Juni 2015

RAHASIAKANLAH Rencana Anda

 RAHASIAKANLAH Rencana Anda
✏ Oleh Ustadz Musyafa Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى

Rahasiakanlah rencana Anda, agar anda sukses dalam menggapainya.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
ﺍﺳﺘﻌﻴﻨﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺇﻧﺠﺎﺡ ﺍﻟﺤﻮﺍﺋﺞ
ﺑﺎﻟﻜﺘﻤﺎﻥ ، ﻓﺈﻥ ﻛﻞ ﺫﻱ ﻧﻌﻤﺔ ﻣﺤﺴﻮﺩ
“Bantulah KESUKSESAN hajat-hajat kalian dengan MERAHASIAKANNYA, karena setiap orang yang memiliki nikmat itu akan menjadi
sasaran HASAD orang lain.
[Silsilah Shohihah: 1453]

Oleh karena itulah, seringkali rencana kita gagal atau mengalami banyak hambatan
ketika beritanya mulai tersebar.
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ

¤¤(*)¤¤

Hakikat ilmu

 Hakikat ilmu
✏ Oleh Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc حفظه الله تعالى

Dalam kitab shohih bukhori dan muslim diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr dari Nabi shalallahu alaihiwasalam bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu itu sendiri dari dalam diri manusia, tetapi pencabutan-Nya dengan mematikan para ulama. Dan jika tidak tersisa seorang alim pun, maka manusia akan mengangkat para pemimpin yang sangat bodoh, lantas mereka ditanyai lalu memberi fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.”

‘Ubadah bin ash-Shamit pernah ditanya mengenai makna hadits tersebut ia berkata, “Kalau aku berkehendak, niscaya aku akan memberitahukanmu mengenai ilmu yang pertamakali akan lenyap dari diri manusia: yaitu kekhusyu’an.”

Sesungguhnya alasan mengapa ‘Ubadah mengatakan hal tersebut, karena ilmu itu ada dua macam:
salah satunya ialah ilmu yang hasilnya bisa dirasakan dalam hati manusia, yaitu mengetahui tentang Allah azzawajalla sehingga menumbuhkan rasa takut dan harap serta cinta kpdNya, dari sisi nama-nama-Nya, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang bisa menjadikan seseorang khusyu’ kepada-Nya, merasa takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, berharap kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, dan inilah yang disebut sebagai ilmu yang bermanfaat, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud, “Sesungguhnya ada beberapa kaum yang membaca al-Qur-an, bacaan mereka tidak melewati kerongkongan mereka, namun bila bisa merasuk ke dalam hati maka akan terpatri dan bermanfaat bagi pemiliknya.”

Adapun ilmu yg kedua adalah ilmu yang ada dilisan dalam berdalil dan berhujjah.

Al-Hasan [al-Bashri] rohimahullah berkata :“Ilmu itu ada dua macam: Ilmu yang ada pada lisan dan ilmu yang ada pada hati. Ilmu yang merasuk ke dalam hati adalah ilmu yang bermanfaat, sedangkan ilmu yang hanya sebatas pada lisan kelak anak Adam tersebut akan di mintai pertanggung jawabannya.

Wallahu a'lam bishowab.

¤¤(*)¤¤

Kabar Gembira

 Kabar Gembira
✏ oleh: Ustadz Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى

Rabb kita berfirman..
Hai orang orang yang beriman..
siapa saja diantara kamu yang murtad..
maka Allah akan mendatangkan kaum yang lain..
yang Allah cintai mereka..
dan merekapun mencintai Allah..
surat Al Maidah: 54..
renungkanlah ayat ini..
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah menyebutkan..
bahwa ayat ini mengandung kabar gembira..
setiap kali ada yang murtad..
maka akan ada kaum lain yang mencintai Allah..
subhanallah..
ketika di indonesia banyak yang murtad..
di barat sana banyak yang masuk islam..
memang itu sudah janji Allah..
ketika Dia berfirman..
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mulut mereka..
namun Allah enggan kecuali untuk menyempurnakan cahayaNya..
walupun orang orang kafir itu tidak menyukainya..
bagimu segala puji ya Rabb..

¤¤(*)¤¤


Jumat, 12 Juni 2015

Renungan Romadhan

 Renungan Romadhan

Romadhon hampir tiba, tak terasa waktu berjalan dan berlalu hampir setahun dari romadhan yang lalu. Bulan yang selalu ditunggu-tunggu karena kemulian dan keutamaannya. Bagaimana tidak?

Bulan ini adalah bulan pengampunan dan rahmat serta dimudahkan beramal sholih padanya. Lihat saja sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ – وَفِيْ رِوَايَةٍ : أَبْوَابُ الْجَنَّةِ- وَفِيْ رِوَايَةٍ: أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Apabila masuk bulan Romadhon maka dibukalah pintu langit –dalam satu riwayat dikatakan: pintu syurga dan dalam riwayat lainnya: pintu-pintu rahmat.- ditutup pintu-pintu jahannam dan para syaitan dibelenggu. (HR al-Bukhori).

Jadikanlah bulan ini sebagai awal menuju kebaikan dimasa mendatang dan titik tolak perubahan dari yang ada menuju yang lebih baik dan sempurna.

Seandainya setiap orang merenungi dirinya dan memperhatikan kehidupan dan kondisinya, tentulah ia mendapatkan dirinya memiliki banyak pikiran dan sifat-sifat individu serta prilaku tertentu.
Pertanyaan yang wajib disampaikan kepada diri kita adalah:
Apakah kita ridho dengan keadaan kita sekarang ini ataukah tidak?
Apakah ia menganggap telah mencapai keadaan yang lebih baik dan sempurna atau malahan dalam keadaan lemah dan jauh dari kesempurnaan?

Apakah semua fikiran, sifat dan prilaku yang telah kita lakukan adalah sesuatu yang tidak bisa berubah dan sudah menjadi qudratnya ataukah kita sebagai manusia memiliki usaha dan ikhtiyar dalam merubahnya?

Semua ini membutuhkan muhaasabah (introspeksi diri) dari setiap kita. Inilah yang dianjurkan dalam syariat islam seperti diungkapkan kholifah Umar bin al-Khath-thab dalam pernyataan beliau: Muhasabahlah terhadap dirimu sebelum kamu dihisab dan timbang-timbanglah sebelum kamu ditimbang.


Argo lawu, 12 juni 2015

✏ Ditulis oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc حفظه الله تعالى

¤¤(*)¤¤

Kamis, 11 Juni 2015

Resume Kajian : 🌿Akhirnya Juga Sama 🌿

Resume Kajian :

🌿Akhirnya Juga Sama 🌿

Ust Syafiq Riza Basalamah , Lc , MA
Sabtu , 19 Sya’ban 1436H
Masjid Nurul Iman Blok M Square

Materi :

》Semua orang juga akan mati tidak peduli orang kaya , orang miskin juga akhirnya juga sama akan mati
 Dunia adalah keindahan yang menipu

》Dalam setiap usaha kita , sering kali kita tidak memasukkan opsi kematian padahal itu pasti.
 Dimanapun kalian berada kematian itu akan tetap mendatangi kalian
 Semua yang bernyawa pasti merasakan kematian…

》Rasulullah shallallahu alaihi wassalam mengajarkan kita agar kematian senantiasa dimasukkan dalam opsi kita karena itu pasti.
 HR : Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi).

Maka mengingat kematian adalah KEHARUSAN.

 HR : "Ketika ada mayat ketika itu Rasululllah bersabda :
“Orang ini istirahat atau orang lain istirahat dari dia. Seorang hamba yang beriman dia akan beristirahat dari keletihan dunia dan dari gangguan dunia menuju ke rahmat Allah. Jika yang meninggal itu orang jahat maka yang akan beristirahat, negerinya selamat, pohon pohon selamat.

 Imam Ad-Daqqaq, seorang ulama salaf berkata (Imam al-Qurtubi, al-Tadzkirah fi Ahwal al-Mauta wa Umuri al-Akhirah) :
“Barangsiapa memperbanyak mengingat mati, dia dikaruniai 3 PERKARA :
1. Mensegerakan taubat
2. Qanaah di hatinya (senantiasa bersyukur)
3. Dikaruniai semangat beribadah

Orang yang tidak ingat mati maka ia akan memperoleh 3 HAL pula:
1. Tidak mensegerakan taubat
2. Tidak qanaah dengan apa yang Allah berikan padanya
3. Malas beribadah

》Dikasih banyak atau sedikit = SAMA, karena ia senantiasa mencari dunia
Malas beribadah

 Dari Sahabat Ibn Umar radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda sambil memegang pundak Ibnu Umar :
--> “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan.”
--> Ibnu Umar rodhiallahu ‘anhu berkata, “Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu sore, manfaatkanlah masa sehat. Sebelum datang masa sakitmu dan saat hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Bukhari)

 Al baqarah 148 :……..
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ………..
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
》Allah "tidak" memerintahkan berbuat baik tapi "berlomba lomba" melakukan kebaikan.

Makanya para ulama me-makhrukhkan orang yang memberikan shaf pertama kepada orang lain.

 Kehidupan yang sebenarnya adalah akhirat, disana ada azab yang pedih atau ampunan.
 HR : aku pernah sholat ashar dibelakang Rasulullah shallallahu alaihi wassalam . Setelah selesai sholat beliau langsung pergi bersegera pergi dan masuk ke rumah istrinya, setelah selesei urusannya beliau masuk masjid kembali. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda : “Aku ingat ada emas/perak yang ada di rumah, aku tidak ingin ia mengikatku (di riwayat lain : aku tidak mau ia bermalam di rumahku) maka aku menyuruh untuk membagikannya.

 HR dari Jabir bin Abdillah : Seseorang berkata kepada Rasulullah shallahu alaihi wassalam ketika perang uhud : “Yaa Rasulullah jika aku terbunuh dimana tempatku?” Kemudian Rasulullah berkata : “fii jannah” kemudian ia melempar kurma-kurma di genggamannya dan maju perang serta syahid disana.

Jangan menunda nunda sedekah.
 HR : Ada sahabat yang bertanya sedekah apa yang paling baik “Engkau bersedekah dalam kondisi engkau sehat dan pelit, kau takut miskin , kau merasa kekurangan. Jangan kau menanti sampai ajal akan menjemput baru engkau menyedekahkan hartamu”

 Ali imran : 133 – 134
133 : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134 : (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
135 : Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

Dari ayat diatas maka penghuni syurga adalah orang yang :
 Menafkahkan hartanya baik lapang atau sempit
Menahan amarahnya
 HR : Bukanlah orang yang perkasa adalah bukan orang yang bisa mengalahkan orang lain dalam gulat tapi yang bisa menahan dirinya ketika marah.

Memaafkan kesalahan orang lain
 Abu Bakr pernah bersumpah untuk tidak lagi memberi santunan kepada ponakannya karena ikut memfitnah aisyah kemudian Allah menegur nya : “hendaknya Muhajirin dan Anshar saling memaafkan . Apakah mereka tidak mau dosanya diampuni?”. Kemudian abu bkar membayar kafarat atas sumpahnya kemudian ia memaafkannya.

Bersegera bertaubat ketika melakukan kesalahan
Tidak terus2an berbuat dosa.

Beberapa ucapan para salafusshalih

 Al qamar berkata kepada Yazid seorang tabi’in :
“Kau betapa sering mengadzab tubuhmu ini? “Kemudian ia berkata : “Kenyamanan itu tidak akan didapat kecuali berletih-letih″

 Ibn qayyim :
“Orang-orang yang berakal sepakat bahwa kenikmatan tidak akan didapat dengan kenikmatan. Barang siapa ia mementingkan istirahat maka ia akan kehilangan istirahat yang sesungguhnya.”

Diriwayatkan dari Imam Ahmad : seorang berkata : “Kapan kita beristirahat kita senantiasa beribadah?”. Beliau berkata : “Nanti istirahat ketika kau telah menginjakkan sebagian kakimu di syurga”

Dikatakan kepada masyruk yang senantiasa beribadah, istrinya berkata : “Celaka wahai masyruk apakah tidak ada yang menyembah Allah selain engkau , apakah neraka hanya diciptakan untukmu?”… Ia berkata : “wahai fairuz , orang yang mencari syurga itu tidak akan pernah jenuh, dan yang lari dari neraka tidak akan pernah tidur”

 Abu Darda ketika menghibur istrinya karena tidak bisa membeli barang barang :
“Wahai istriku bersabarlah , di depan kita ada jalan susah untuk dilalui, tidak ada yang lewat kecuali yang bawaannya sedikit ”

📩 Abu Hazim lewat di pasar buah : ”Kau akan bertemu aku di syurga” kemudian ia lewat di pasar daging dan berkata : “aku akan menunda jiwaku nanti untuk di akhirat ”

⚠ SEMUA akhirnya SAMA, kematian adalah pasti, maka kita harus senantiasa bersiap-siap menghadapinya.

🌾Tanya Jawab

🍁 Apakah yang meninggal hari Jum’ah itu benar akan terbebas dari adzab kubur?
🔹Memang ada hadits nya, tapi tetap amalnya yang diperhitungkan meski memang menjadi tanda wafat di hari jum’at adalah tanda khusnul khatimah. Syaratnya orang itu khusnul khotimah di hari jumat adalah orang mukmin yang beramal baik, bukan orang kafir atau fasik. Lalu bagaimana jika seorang penjahat yang mati ditembak polisi di hari jumat? Ketahuilah, bahwa Rasulullah meninggal di hari senin, dan beliau dijamin surganya.

🍁 Apa hukum mengucapkan almarhum.
🔹Maksud dari almarhum adalah yang dihormati/dikasihi Allah (pasti, kepastian) . Jika maksudnya doa, tidak mengapa tapi jika itu sebuah pernyataan (pasti) maka tidak boleh.
🔹Ucapan yang lebih baik adalah "Rahimahullah" (semoga Allah merahmati) karena maknanya memang doa.

🍁Bagiamana cara terus mengingat mati.
🔹Kita senantiasa mengingat mati dengn doa-doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Bangun tidur, setelah makan, dll
🔹Ziarah kubur
🔹Membaca surah-surah tentang hari akhir/kiamat
🔹Berkumpul dengan orang orang miskin

🍁 Ada yang cerita seorang yang ahli ibadah akhirnya masuk neraka. Tapi seorang pelacur yang memberi minum anjing masuk syurga.
🔹 Masuk syurga itu susah-susah gampang.
📖 HR : Seorang sahabat bertanya : “Yaa Rasulullah beri tahu aku perkara yang bisa memasukkan aku ke syurga dan jauh dr neraka”. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda : “Yang kau tanyakan adalah perkara yang besar tapi jadi mudah jika Allah mudahkan”
🔹 Ahli ibadah bisa masuk neraka karena niatnya tidak ikhlas. Bukankan 3 korek api neraka juga adalah ahli ibadah?.
🔹 Pelacur itu bisa masuk syurga karena niatnya karena Allah. Ibnu Qayyim menjelaskan : Disana padang pasir, dia berpayah-payah mengambil air di sumur memberi minum anjing, tidak ada yang melihat kecuali Allah maka Allah mengampuni dosanya. Karena itu Allah memberi taufik / hidayah kepadanya untuk bertaubat.
🔹 Karena hidayah Allah tersebut, tentulah pelacur tersebut setelahnya memberi minum anjing, tidak terus menerus fasik. Dengan hidayah Allah, pelacur menjadi orang yang bertaqwa.

¤¤(*)¤¤

Rabu, 10 Juni 2015

The Rabbaanians Present lastnight .. " MEET & GREET WITH RAMADHAN "

The Rabbaanians Present lastnight ..
" MEET & GREET WITH RAMADHAN "
Oleh: Ustadz Nuzul Dzikri, Lc Hafidzahullah

Bismillahirrahmanirrahim ...
Ada kaidah yaitu: "Seringnya berinteraksi bisa mematikan sensifitas", dlm arti jika sdh terbiasa apapun mjd biasa2 saja. Masalahnya jadi berbahaya jika terjadi dlm ibadah. Seorg jamaah umroh, saat kali pertama mlihat ka'bah, ia pasti mnangis dn ingin brlama2 dekat ka'bah, jadi salting dan melupakan apapun. Hari ke 2 hgg ke 4 sdh terlihat biasa, hri ke 7 tawafnya pindah di zam zam tower, mgapa dmkn ? Sebabnya krn keterbiasaan. Seringnya berinteraksi bisa membunuh sensifitas. Dan Bahaya tsb bisa tjd pula di bln Ramadan di bln ampunan.
Tahukah kita?
Bhw jika bahaya tsb tidak disikapi dgn benar, maka bisa mjdi mimpi buruk di hari kiamat kelak.. Krn Nabi shallallahu 'alaihi wasallan bersabda, "celakalah seseorang yg memasuki ramadhan lalu ia menjalani hari2nya di ramadhan namun dosanya belum di ampuni, padahal smua akses dimudahkan, atmosfer mndukung, klewatan jika tak terampuni. Ini kdg dilupakan umat Islam. Jika tak kta manfaatkan tamu teristimewa ini maka berat prtggjwbnnya kelak di hari kiamat.
Lalu apa persiapan kita di 7 hari mendatang.. Jangan lakukan blunder! celakalah ia!
1. Lakukan pemanasan, ibadah ramadhan itu perlombaan (Al Baqarah ayat 148). Olimpiadenya ahli taqwa.
Tanya diri sendiri..? Apakah kita ahli tahajud papan atas? Ahli sedekah? Ahli ibadah lainnya. Di Ramadhan, ibadah hrs berada di level atas hgg akhir ramadhan. Tanpa pemanasan di hari2 ini, 7 hari kedepan ini, sulit bsa sukses. Para Ulama sdh mulai pemanasan di Sya'ban. Tantangan ramadhan itu besar, Jangn kebanyakn bukber yg akhirnya shalat maghrib trlalaikan. Manfaatkan waktu hanya untuk meningkatkan ibadah. Di stiap masjid ibadah mkin habis Ramadhan makin habis juga Smangat ibadah, maka hrus pemanasan dri skrg.
2. Pastikan sblm 1 ramadhan ilmu ttg ramadhan puasa telah komplit, doanya, tarawehnya, hrus lengkap ,, al ilmu qoblal amal " ilmu dlu baru amal, surat Al Isra ayat 36, pndengaran smua akan ditanya .. Panduannya dipahami sblm Ramadhan.
Nabi brsabda, "brp banyk yg puasa hnya dpt lapar dn haus saja". Komponen ilmu hrus komplit, browsing, googling, konfirmasi dg ustadz yg ahlinya.
3. Tujuh hari ini, hrus tahu makna dibalik ibadah ramadhan, apa hikmahnya, al imam ibnu khudamah mjlsk faktor kegagalan ibadah ssorg krn ia tidak tau maksud ibadahnya. Maknanya hrs tau.
Contoh ..salah satumakna pntig nya adlh Allah ingin mngajak kta hrs injak pedal rem ktika ada maksiat di depan kita, itu yg di latih, bahagia hrus mainkan rem, tak bisa injak gas terus. Rem itu penting ..!! Sbuah perjalanan sja butuh rem, apalagi ibadah ! Surga tanpa rem mustahil .. Maksiat ga boleh gas terus, haram hukumnya .. Dlm hidup ktika rem blong, maka akan galau terus krn maksiat di tabrak smua. Fitrah manusia maunya nge gas, neraka itu dikelilingi oleh syahwat kta. Gak akan bahagia mnuruti hawa nafsu terus.
Ktika ada harta haram tetep aja injak gas .. Mengapa?
Krn trlalu bermain dg matematika, dgn logika kita, itung2an, tidak bisa spt itu. ..Matematika itu bagus tpi itu bukan pondasi kta. 1-1=3. Surat At Talaq ayat 3, jika brmain dg logika tak akan pernah ada ayat tsb..
4. Perbanyak istighfar, ingat dosa2 kta .. Korelasinya, surat Al Mutafifin ayat 14, dosa besar mberatkan dlm ibadah, dosa mngundang maksiat bukan ibadah. Istighfar yg bnyk.
5. Syiar kta : lahawla wallaquwata illaa billaah ..,
jgn andalkan ilmu dn pngalamn sndiri saja, ibadah itu taufik, bertumpulah kpd Allah, al Imam at Tobari mengatakan.. Iyyakana budu ,, iyyakanastain, tak mgkn bsa tanpa pertolongan Allah, surat At Taubah ayat 25.. Allahlah yg mnolong dlm brbagai peperangn, dlm pasukan tsb ada Rosulullah, krn ada sglintir yg ujub, perang mjd kalah ..
Minta Allah agar mudahkan, jgn andalkan kemampuan sndiri.
6. Buat target, buat schedul, korbankan aktifitas dunia, baca Al Quran, lbh baik dri th lalu, ... Harus ada target, prioritaskan akherat, korbankan dunia di bln ramadhan. Iblis mbwt sibuk mcari dunia. Berkah ramadhan berusaha dicari. Fastabikhul khairat ..
7. Doktrinkan diri, bangun perasaan .. Siapa tau ini ramadhan trakhir ?
Kelas akselerasi .. Anggplah stiap ibadah sbg yg terakhir untk mnjaga kekhusyuan.
🌱🌸🌱
¤¤(*)¤¤

Bertemu Kembali dengan Ramadhān

••• Bertemu Kembali dengan Ramadhān •••

Oleh : Ust. DR. Syafiq Reza Basalamah hafidzhahullaah

من جدّ وجد

"Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan)."

من صبر ظفر

"Barangsiapa yang bersabar, maka dia akan beruntung."

من سار على الدرب وصل

"Barangsiapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)."

Bagaimana kita mengaplikasikan 3 hal ini dalam Ramadhān, bahkan dalam seluruh kehidupan kita ?

••• PERTAMA •••

من جدّ وجد

"Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan)."

Kita dituntut sungguh-sungguh dalam setiap perilaku kita, tapi itu tidak akan terjadi kecuali kita punya niat dan tujuan. Kesungguhan itu beriringan dengan niat.

√ Dalil :

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari 'Umar radhiyallāhu 'anhu, bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allāh dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah."

(HR. Bukhari, Muslim, dan empat Imam Ahli Hadits)

Ramadhān sudah berkali-kali kita lalui, niat kita apa ?
Apa yang kita akan lakukan di bulan Ramadhān ?

>> Tiga tipe orang dalam menghadapi Ramadhān :

❶ Menjadikan puasa Ramadhān sebagai tradisi.

❷ Menjadikan puasa Ramadhān hanya lahirnya saja, tidak batinnya. Puasa dari makan, minum dan jima' di siang hari tetapi tetap melakukan perbuatan yang haram, berdusta, dll.
Sehingga puasanya tidak bernilai sedikit pun walau sudah melakukan puasa Ramadhān puluhan kali.

√ Dalil :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allāh tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”

(HR. Bukhari no. 1903)

Hukum makan dan minum asalnya halal, tetapi diharamkan di bulan Ramadhān.
Adapun perbuatan dusta dan menipu sebelum Ramadhān sudah haram, tetapi memasuki bulan Ramadhān, yang haram dilakukan dan yang halal ditinggalkan. Ini tidak pas.

❸ Menjadikan puasanya lahir dan batin. Orang seperti ini sudah menunggu-nunggu kedatangan bulan Ramadhān dan mempersiapkan segala sesuatunya.

Apabila puasanya bersungguh-sungguh dan niatnya benar, maka In syā Allāh apa yang dia inginkan akan tercapai.
Jika dia ingin menjadi orang yang bertaqwa, maka akan tercapai.

Allāh Jalla Jalāluh berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertaqwa."

(Qs. Al-Baqarah : 183)

Lihatlah pada puasa-puasa anda selama ini, mengapa belum menjadi orang yang bertaqwa ? Karena siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan dapatkan.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allāh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

(Qs. Al-'Ankabūt : 69)

Hidayah itu tidak datang begitu saja, tetapi harus ada usaha bagi hamba untuk menjemput hidayah itu. Memang terkadang hidayah itu menyapa kita, tinggal bagaimana kesiapan diri kita. Jika kita bersungguh-sungguh untuk meraih hidayah dan ketaqwaan, maka akan sukses.

Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam menghadapi bulan Ramadhān, karena ini urusan antara Surga dan Neraka.

Agar lebih semangat untuk bersungguh-sungguh, pelajarilah imbalan pahala apa yang akan didapatkan saat bulan Ramadhān. Dalam bulan Ramadhān ini banyak sekali "hadiah" yang Allāh akan berikan :

• Hadiah pintu Surga Ar-Rayyān
• Hadiah akan dihapuskan dosa-dosa
• Dan masih banyak yang lainnya.

Tapi bersungguh-sungguh saja tidaklah cukup, butuh kesabaran.

••• KEDUA •••

من صبر ظفر

"Barangsiapa yang bersabar, maka dia akan beruntung."

Allāh berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

(Qs. Al-Baqarah : 155)

Hanya yang bersabar yang mendapatkan kabar gembira, yang bersungguh-sungguh akan Allāh kasih jalan, tetapi kesungguhan butuh kesabaran karena dalam kehidupan jalannya tidak landai. Sebagaimana orang hidup bagaikan di atas perahu di atas laut, terkadang datang ombak besar dan menemui batu karang.

Apapun musibah yang kita hadapi, kita harus sabar, bahkan bulan Ramadhān disebut "Syahrush Shabr" (bulan kesabaran), karena orang menahan makan, minum, nafsu dan emosinya.

Kita diajarkan untuk tidak makan yang haram dengan cara tidak makan yang halal di bulan Ramadhān.

√ Dalil bahwa Surga diberikan untuk orang-orang yang bersabar :

❶ Al-Mu'minūn 111 :

إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا

"Sesungguhnya Aku memberikan imbalan mereka hari ini (hari di Padang Mahsyar) karena kesabaran mereka."

❷ Al-Furqān 75 :

أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا

"Mereka itu akan diberi kamar / bangunan yang tinggi (dalam Surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam."

❸ Al-Qashāsh 54 :

أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا

"Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka."

❹ Al-Insān 12 :

وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

"Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) Surga dan (pakaian) sutera."

Sabar adalah menjaga diri kita dari menolak taqdir Allāh.

❺ Al-A'raf 137 :

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ ٱلْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ بِمَا صَبَرُوا۟ ۖ َ

"Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka."

الصبر كالصبر مر في مذاقه # لكن عواقبه أحلى من العسل

Sabar bagaikan jadam pahit rasanya # Namun hasil / akibatnya lebih manis dari madu

••• KETIGA •••

من سار على الدرب وصل

"Barangsiapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)"

Banyak orang sudah bersungguh-sungguh puasa dan bersabar tapi tidak sampai-sampai kepada ketaqwaan, berarti puasanya masih salah, tidak sesuai tuntunan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Yang diketahuinya hanyalah "tidurnya orang puasa adalah ibadah"

Maka perlu ilmu tentang puasa, apakah sunnah-sunnah puasa, wajib-wajib puasa dan lainnya.

Programkanlah Ramadhān, ingin apa 1 bulan ini, misal :

√ Ingin khatam Al-Qurān 5 kali
√ I'tikaf di 10 hari terakhir
√ Mencari lailatul qadr

------------------------------

Pertanyaan-01 :
Bagaimana i'tikaf yang sempurna ?

Jawaban : I'tikaf yang sempurna adalah sejak malam 21 sampai adzan maghrib 1 Syawwal, full ibadah di masjid. Jika tidak bisa karena kerja, misal i'tikaf malam ganjil sejak habis maghrib sampai shubuh.

Imam Syāfi'i menjelaskan bagaimana bersungguh-sungguh ibadah di malam Lailatul Qadr adalah sejak malam beribadah sampai pagi harinya sebelum matahari terbit, jangan tidur karena ada pahala umrah dan haji yaitu shalat Isyraq, jangan setelah shalat Shubuh langsung tidur.

----------

Pertanyaan-02 :
Bagaimana jika memotivasi anak dengan hadiah ?

Jawaban : Tidak mengapa, karena aslinya anak ghairu mukallaf (belum dibebani syari'at), karena anak-anak keimanannya mungkin belum sempurna seperti orang dewasa, di mana orang dewasa sudah percaya adanya Surga dan Neraka.

----------

Pertanyaan-03 :
Bagaimana dengan pernyataan "Puasa jangan seperti puasanya pedagang, tapi benar-benar mengharap ridha dan wajah Allāh.
Dan jangan karena takut Neraka atau mengharap Surga" ?

Jawaban : Allāh selalu memberi iming-iming Surga dan mengancam dengan Neraka.
Hal ini tidak bertentangan, karena kita juga masuk Surga hanya karena rahmat dan ridha Allāh.

--- Copas kiriman grup WA Bimbingan Islam.

Resume Kajian fiqih wanita 10/6/2015: AMANAH YANG TERABAIKAN (fiqih thaharah wanita)

Kajian fiqih wanita 10/6/2015

AMANAH YANG TERABAIKAN
(fiqih thaharah wanita)

Oleh: Ustadzah Arfah Nur Laila, Lc hafizhahallaahu

Tafsir Amanah

Allah berfirman dlm surat Al Ahzab: 72, yg artinya,
Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):72 - Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

Manusia bersifat dzalim dan cenderung bodoh.

Allah memberi nikmat:
- menciptakan kita
- memberi kita hidayah

Tafsir Amanah menurut Ibnu Katsir

1. Tanggung jawab syar'i

2. Agama

3. Hukum-hukum Allah

4. Shalat

5. Puasa

6. Mandi Besar (mandi janabah)

Thaharah meripakan slh stu amanah yg dibebankan Allah kpd manusia. Thaharah termasuk didlm hukum2 Allah.
Kaitannya thd kesemua poin diatas krn kita hrs berthaharah sebelum melakukan ke 6 poin diatas.

Laki2 berbeda dgn perempuan, seperti firman Allah blm surat Ali Imran: 36,

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):36 - Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".

Mengapa thaharah terabaikan?

- bnyk org yg menyepelekan masalah thaharah
- malu/enggan mempelajari thaharah
- thaharah adl rahasia antara hamba dgn Rabbnya
- lupa thd urgensi thaharah

Urgensi thaharah menurut Rasulullah,
"Allah tdk menerima shalat kalian sebelum berwudhu"

Ancaman thd org yg mengabaikan thaharah:

"Bersihkanlah diri dri kencing krn kebnykan siksa kubur berasal krn sebab bekas kencing tsb"

Laki2 dan perempuan adalah berbeda kecuali utk pahala akhirat.

HUKUM CAIRAN YANG KELUAR DARI KEMALUAN WANITA

1. Cairan yg keluar dri jln kencing
Wadi, keluar dari jalan kencing dan hukumnya najis dan membatalkan wudhu.

2. Cairan yg keluar dri jln lahir

A. shufrah dan kudrah (flek)
• Shufrah, cairan berwarna kuning
• Kudrah, cairan warna kemerahan

● Hukumnya:
 dilihat masa keluarnya misalnya spt haid.
Akhir haid ditandai dgn cairan putih/bening diakhir haid. Jika shufrah dan kudrah masih keluar diantara masa haid, maka hukumnya sama spt haid.

 keluar di masa suci, misalnya ia haid biasa selama 5 hri, kemudian setelah masa haid slsi misalnya keluar shufrah dan kudrah di hari ke 15 maka hukumnya itu suci dan tdk najis.
Dalilnya hadist yg berkata
"Kami tdk anggap apa2 shufrah dan kudrah di masa suci."

Walaupun suci dan tdk najis tapi shufrah dan kudrah ini hukumnya spt kentut yang membatalkan wudhu kecuali jika keluar terus menerus maka itu dianggap sakit.

B. madzi
Yaitu cairan yg licin, ringan, keluarnya mengalir dan ketika tergeraknya syahwat.

Hukumnya:
 najis
 membatalkan wudhu
Madzi tdk harus mandi janabah.

C. keputihan
Cairan kental, elastis, mengalir, dan tdk memancar, berwarna putih atau kuning

Keputihan:
- normal (putih, bening, tdk berbau)
- penyakit (berbau, berwarna abu2)

Hukum keputihan:
• suci tdk najis.
• keputihan tdk membatalkan wudhu krn cairannya dihukumkan spt dahak.

Namun ada pendapat yg mengemukakan bhw keputihan juga spt kentut, suci namun membatalkan wudhu. Namun jika terus menerus dihitung sbg penyakit dan tdk membatalkan wudhu.

D. mani
Cairan kuning, keluarnya memancar, dgn syahwat, berbau spt bau putih telur atau tumbuhan

Hukumnya ada 2 pendapat:
• suci
Apabila mani nempel ke pakaian, jika kering hny dikerik dan jika basah dilap, maka pakaian tsb msh bisa dipakai shalat. Pendapat ini adalah yg terkuat, walaupun suci mani ini adalah pembatal terbesar bagi manusia yg mengeluarkan mani. Jadi wajib mandi besar dan wudhu.

• najis
Apabila kering cukup dikerik, apabila basah maka wajib dicuci.

Mani keluar tanpa syahwat (ketika cuaca dingin atau kecelakaan, dan tdk diwajibkan mandi namun hrs wudhu) dan dengan syahwat (wajib mandi janabah dan wudhu, baik mimpi ataupun bersetubuh).

E. darah haid

PERBEDAAN MANDI JANABAH DAN MANDI HAID

1. Penggunaan daun bidara (jaman skrg sabun, shampoo)

Sangat dianjurkan ketika mandi haid namun tdk saat mandi janabah.

2. Ketika mandi haid dianjurkan bersungguh2 dlm menggosok badan terutama kepala dan membuka kepangan rambut.

Mandi janabah dibolehkan utk tdk membuka kepangan rambut.

3. Ketika mandi haid disunnahkan utk mengulang2 mandi (saat itu). Sdgkan pd mandi janabah cukup skli sj.

4. Ketika mandi haid tdk ada perbedaan antara wudhu sebelum mandi atau sesudahnya. Sdgkan mandi janabah disunnahkan SEBELUM mandi.

5. Penggunaan minyak wangi setelah mandi haid. Sedangkan pd mandi janabah tdk ada anjuran tsb.

Kenapa mandi haid lebih diperhatikan?

Krn mandi haid hanya sebulan sekali, dan mandi janabah bisa tiap hari.

HAID DAN ISTIHADHAH & NIFAS

HAID DAN ISTIHADHAH

Perbedaannya

1. Tempat keluar

Haid adl darah alami yg keluar dlm masa tertentu keluar dri dinding rahim

Istihadhah adl darah yg keluar krn penyakit yg keluarnya dri pembuluh darah

2. Sebab

Haid tjd pemisahan membran internal rahim dan robeknya penyempitan pembuluh darah.

Istihadhah tjd krn adanya penyakit didlm rahim (mikroba atau infeksi atau tumor)

3. Sifat

Haid berwarna hitam/merah pekat, kental, berbau busuk, tdk menggumpal

Istihadah berwarna merah terang, cair, aroma darah biasa, setelah keluar lngsng menggumpal.

4. Waktu keluar

Haid keluar usia pubertas smp wkt menopouse

Istihadhah tdk waktu tertentu.

5. Masa keluar

Haid minimal 24 jam, maksimal 8 sampai 15 hri

Istihadhah, tdk ada batas masa minimal atau maksimal.

JENIS - JENIS ISTIHADHAH

1. Darah anak kecil

Merupakan darah yg keluar dri anak sebelum usia baligh (sebelum 9th).

2. Darah setelah menopouse

Adl darah yg keluar setelah masa menopouse dan darah tsb diluar kebiasaan ketika ia masih masa subur. Usia menopouse menurut para ulama adl 50-60thn sdgkan menurut medis adl 45-55th.

3. Darah wanita hamil

Darah yg keluar dri wanita hamil. Jika darah itu keluar maka ia tdk apa utk shalat.

4. Darah yg lebih sebentar dari masa minimal haid

Merupakan darah yg keluar lebih sebentar dri masa minimal haid (kurang dri 24 jam)

5. Darah yg lebih lama dari masa maksimal haid

Merupakan darah yg keluar lebih lama dri masa maksimal haid atau lebih lama dri kebiasaan haidnya atau merupakan darah yg keluar lebih lama dari masa maksimal nifas.

6. Darah yg keluar lagi setelah suci dari haid

Darah yg keluar lg setelah suci dri haid dan sebelum mencapai masa minimal suci antara 2x haid.
Masa minimal suci antara 2x adl 13 hari.
Misal kebiasaan haid 10hri, namun smp hri ke 13 msh keluar darah maka 3 hri diluar masa haid itulah istihadhah.
Jika haid terputus kemudian keluar lg maka itu termasuk haid.

7. Darah akibat operasi

Merupakan darah yg keluar setelah operasi kandungan. Atau operasi pengangkatan rahim atau pengangkatan tumor.

MASALAH HAID DAN ISTIHADHAH

1. Masa minimal

Menurut medis masa minimalnya 24 jam. Siklus normal 2-7 hari.

2. Hadist Rasulullah menunjukkan bhw keluar haid adalah merupakan tanda kosongnya rahim dri kehamilan.

Paramedis berpendapat bhw keluarnya darah ketika hamil adl krn penyakit

3. Masa minimal suci antara 2x haid adl 15 hari

PERBEDAAN HUKUM2 HAID DAN ISTIHADHAH

1. Haid

Tdk boleh puasa, shalat, thawaf, tdk boleh menyentuh mushaf Alquran yapi boleh membacanya tanpa menyentuh mushaf (kalo aplikasi Alquran di ponsel dan tablet itu boleh), tdk boleh berdiam diri di masjid (kalau dauroh atau kajian sebaiknya diluar area shalat), tidak boleh sujud tilawah dan sujud.

Tidak boleh bersenggama, tdk boleh dicerai, rujuk juga iddah.

2. Istihadhah

Hukumnya sama seperti wanita suci tp jika mau shalat ia harus wudhu (setiap waktu shalat ia wajib wudhu).

Jika ia ingin shalat sunnah yg tdk menyambung dgn shalat wajib ia juga wajib wudhu.

Setiap waktu shalat harus membersihkan kemaluan dan mengganti pembalutnya sebelum berwudhu.

NIFAS

Keluar ketika melahirkan dan setelah melahirkan. Bila tjd kontraksi sebelum melahirkan itu termasuk nifas namun jika tdk ada kontraksi itu termasuk istihadah.

Jika keguguran, janinnya sdh terbentuk manusia ia termasuk nifas. Klo belum berbentuk manusia itu termasuk istihadah (kandungan berusia 80hari)

1. Masa minimal nifas

Tidak ada batas minimal masa nifas, bs jd wanita tsb berhenti nifas sebelum 40hri.
Maka wanita tsb mandi, shalat, dan puasa.

2. Maksimal nifas

Jika kebiasaannya mandi bersuci ketika sdh 40 hari nifas, maka darah keluar setelah 40 hari adalah istihadhah.

***

Sesi tanya jawab

1. TATA CARA MANDI JANABAH

1. Mencuci kemaluan
2. Berwudhu
3. Mencuci sebagian kanan dri kepala, dilanjutkan bagian kiri
4. Dilanjutkan diguyur seluruh badan sebelah kanan dlu baru bagian kiri.

2. "Kentut" dari kemaluan wanita tdk membatalkan wudhu.

● Ketika keluar cairan ketika shalat maka kita hrs melihat jenis cairan itu, apakah sufrah dan kudrah ataukah keputihan.
Teruskan dlu shalatnya selesai shalat bru dilihat.
Jika sufrah dan kudrah yg membatalkan wudhu maka kita ulangi lg wudhu dan shalatnya.
Jika hny keputihan biasa maka shalatnya td sah.

3. Niat utk mandi janabah bisa digabungkan dgn niat yg lain (misal: niat mandi janabah (ketika mimpi), mandi haid, mandi jumat)

4. Setelah bersenggama kita boleh utk tdk langsung mandi janabah, tp hrs tetap membersihkan kemaluan dan wudhu.

5. Wudhu dimasa haid
Hukumnya boleh, tp tdk mensucikan dan tetap tdk boleh shalat.

6. Tidak berdosa jika berhubungan suami istri tp masih di sela masa haid yg bersih walaupun misalnya esoknya keluar lg darah haidnya.

7. Apabila ia tidur dan ketika bangun ia mendapati celananya basah, maka dilihat dlu cairan apa yg keluar. Jika mani ia wajib mandi, jika bukan mani ia tdk wajib mandi.

8. Syarat utk berhubungan suami istri

- berhenti dri haid
- setelah bersuci (mandi haid)
Jadi jika belum bersuci tdk boleh berhubungan suami istri.

9. Jika ketika bercumbu dgn suami namun terhenti krn ada gangguan dri luar, lalu kita sdh keluar madzi, maka tdk wajib mandi namun hrs wudhu.

10. Klo kita berhubungan suami istri lalu setelahnya keluar haid, maka kita tdk berdosa.

11. Jika memang masa haidnya terbiasa tdk teratur, kita lihat kebiasaannya yg terbanyak dri siklus itu (3x siklus mens, maka itulah yg dikatakan kebiasaan)

¤¤(*)¤¤

Selasa, 09 Juni 2015

Yuk, BESANAN .....

Yuk BESANAN......
✏ Oleh: Ustadz Budi Ashari, Lc حفظه الله تعالى

Ini memang bukan zaman Siti Nurbaya. Ya, karena ini zaman yang akan mengembalikan kebesaran Islam. Kehadiran kembali generasi sehebat generasi terbaik; Shahabat Rasulullah. Dan tema kita ini merupakan salah satu konsep parenting nabawiyah.

Gara-gara kalimat ini bukan zaman Siti Nurbaya, para orangtua merasa ‘tertekan’ oleh anak-anaknya. Akhirnya keluarlah kalimat ‘menyerah’ para orangtua: Terserah kamu, asal kamu bahagia, ayah dan mama tinggal merestui saja.

Saya mengkhawatirkan kalimat yang terlihat sangat bijak itu, maknanya kelemahan orangtua dan ketidakmampuan memberi masukan kepada anaknya. Karena anak-anaknya telah kalah oleh zaman yang bukan lagi zaman Siti Nurbaya.

Memaksa anak sehingga tidak mempunyai hak suara juga tidak dibenarkan oleh Rasulullah. Tetapi jangan hanya berhenti di sini. Lihatlah apa yang dilakukan oleh Rasulullah dalam kehidupan beliau soal mencari menantu atau menjodohkan.

Konsep mencari jodoh telah disampaikan secara lisan oleh Rasulullah di hadapan para shahabat. Tetapi Nabi tak berhenti sampai di situ. Nabi pun langsung terjun ke lapangan perjodohan untuk mengawal langkah pertama sebuah peradaban itu. Agar tidak salah langkah.
Ada kisah siroh sederhana yang sering kita dengar tetapi terlewatkan pelajarannya.

Coba ingat kembali 4 shahabat paling mulia Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali –radhiallahu anhum-.
Dan lihat komposisi menarik dari ke-4 shahabat tersebut:
Abu Bakar = Mertua (Nabi menikahi Aisyah)
Umar = Mertua (Nabi menikahi Hafshah)
Utsman = Menantu (Nabi menikahkan Ruqoyyah kemudian Ummu Kultsum)
Ali = Menantu (Nabi menikahkan Fathimah)
2 mertua dan 2 menantu.

Jadi ikatan Nabi dengan keempat Khalifah sepeninggal beliau tak hanya ikatan Nabi dan umatnya, guru dan muridnya. Tetapi hingga ikatan menantu dan mertua, mertua dan menantu.
Hal seperti ini tak hanya berhenti pada kisah keluarga-keluarga mulia tersebut. Nabi juga ikut menentukan perjodohan yang terjadi di beberapa shahabatnya.

Bacalah kembali proses perjodohan Bilal muadzin Nabi yang berkulit hitam dan mantan budak itu dengan Halah binti Auf, saudari Abdurahman bin Auf saudagar kaya dari Quraisy. Nabi yang berkali-kali mengatakan kepada keluarga Abdurahman bin Auf: Kemanakah kalian dengan Bilal? Bagaimana kalian dengan calon penghuni surga itu?
Dan perjodohan itupun terjadi.

Baca juga proses perjodohan Fathimah binti Qois, wanita Quraisy yang terhormat itu. Saat ia dilamar oleh Muawiyah dan Abu Jahm, Nabi mengatakan bahwa keduanya tidak ada yang cocok untuk Fathimah binti Qois. Dan Nabi pun memberi saran: Menikahlah dengan Usamah.
Dan perjodohan itupun terjadi.

Renungi juga penolakan tawaran awal Nabi yang meminta seorang gadis dari keluarga Anshor untuk dinikahkan dengan Julaibib, lelaki miskin dan jauh dari kata tampan.
Dan perjodohan itupun terjadi.

Antara shahabat pun terjadi saling menjodohkan. Lihatlah antara dua orang besar: Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Ali kelak menjadi mertua untuk Umar bin Khattab. Karena putrinya Ali yang bernama Ummu Kultsum dinikahi oleh Umar. Umar berkata: Sesungguhnya aku menikahinya karena teringat sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Semua sebab dan nasab terputus kecuali sebab dan nasabku.” Karena itulah Umar sangat memuliakan Ummu Kultsum binti Ali dengan mahar pernikahan: 40.000 Dirham. (Lihat Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir)

Demikian juga tanggung jawab seorang ayah; Umar bin Khattab saat melihat putrinya Hafshoh menjanda karena suaminya meninggal. Umar mendatangi Abu Bakar untuk menawarkan putrinya agar dinikahi oleh Abu Bakar. Tapi Abu Bakar hanya diam saja. Kemudian ditawarkan kepada Utsman, tetapi Utsman menolak. Hingga Umar mengadu kepada Rasulullah dan kemudian dinikahi oleh Rasulullah.

Contoh seperti ini bertebaran sangat banyak di dalam sejarah orang-orang terbaik itu. Sebenarnya banyak pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Tetapi tulisan ini hanya ingin menyoroti satu hikmah saja. Yaitu: mereka saling menikahkan anak-anak mereka dengan orang dan keluarga yang sudah sangat dikenalnya bahkan telah dekat karena ikatan kebersamaan satu pengajian di majlis Rasulullah dan ikatan persahabatan imani antar mereka.
Inilah sebenarnya solusi parenting dan jawaban dari kegundahan para pencari mantu hari ini. Sekaligus mengembalikan peran dan fungsi orangtua dalam pemilihan jodoh anaknya.

Cobalah tengok ke kanan dan kiri tempat anda duduk mengaji bersama. Ada teman-teman kita yang sama rajinnya dengan kita dalam menuntut ilmu Islam. Sudah lama kita mengenal kebaikan, ilmu dan semangatnya membentuk keluarga Islami. Kalau di keluarga itu ada pasangan yang tepat untuk anak kita, bisikkan kepadanya:

Yuk, BESANAN.....

¤¤(*)¤¤

KISAH PENCURI DI RUMAH ‘ULAMA… SUNGGUH MENGHARUKAN…

KISAH PENCURI DI RUMAH ‘ULAMA… SUNGGUH MENGHARUKAN…

Oleh: Ustadz Abu Riyadl, حفظه الله تعالى

SUBHANALLAH INDAHNYA AKHLAQ ORANG YANG BERILMU…

Akhlak yang mulia dan budi pekerti luhur itu memang lebih menyentuh daripada untaian kalimat. Nasihat dengan keteladanan lebih mengena daripada ucapan lisan. Itulah yang dipraktikkan oleh seorang ulama Rabbani, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah. Selain menasihati umat dengan lisan dan tulisan, beliau juga membuat hati manusia tunduk dan jiwa-jiwa terketuk dengan keteladanan. Di antara contoh yang sangat mengagumkan dari keteladanan beliau adalah bagaimana beliau memperlakukan seorang pencuri yang tertangkap basah menyatroni rumahnya.

Salah seorang penuntut ilmu menceritakan:

Saat aku beri’tikaf di Masjid al-Haram di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, aku menghadiri majelisnya Syaikh Ibnu Utsaimin yang diadakan setelah shalat subuh usai. Ada seseorang bertanya kepada beliau tentang suatu permasalahan yang menurutnya terdapat kerancuan dan bagaimana pandangan Syaikh Ibnu Baz terhadap kasus tersebut. Syaikh Ibnu Utsaimin pun menanggapi si penanya dan memuji Syaikh Ibnu Baz rahimahumallahu jami’an.

Saat aku sedang hanyut dalam pembahasan pelajaran, tiba-tiba seorang laki-laki di sampingku –mungkin usianya akhir 30-an- sedang berurai air mata. Kemudian isak tangisnya mulai merambat ke telinga para peserta kuliah subuh itu.

Ketika pelajaran usai, kulemparkan pandanganku kepada laki-laki yang menangis tadi. Kulihat ia tengah memegang mush-haf dan tenggelam dalam kesedihannya. Kudekati dia meskipun terlihat ia tampak menghindar. Kuucapkan salam padanya dan kemudian aku bertanya, “Kaifa haaluka yaa akhi? Maa yubkiika?” (Apa kabarmu saudaraku? Apa yang membuatmu menangis?) Ia menjawab dengan suara parau yang tidak jelas. Terdengar hanya jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan).

Aku pun mengulangi pertanyaanku, “Maa yubkiika akhi?” (Apa yang membuatmu menangis?).

Dengan wajah bersunggut-sunggut kesedihan ia menjawab, “Laa laa syai-a, innama tadzakkartu Ibnu Baz, fabakaitu” (Tidak, tidak ada apa-apa. Aku hanya teringat Ibnu Baz. Kemudian aku pun menangis.).

Aku menangkap logatnya, aku tahu ia adalah seorang yang berasal dari Pakistan walaupun ia mengenakan pakaian Saudi. Akhirnya ia pun bercerita:

Dulu aku mengalami sebuah kejadian bersama beliau. Sekitar 10 tahun yang lalu, aku bekerja sebagai seorang satpam di salah satu pabrik di Kota Thaif. Kemudian sepucuk surat dari Pakistan sampai kepadaku. Surat ini membawa kabar bahwa ibuku dalam keadaan sekarat/koma. Dokter menyatakan harus segera dilakukan operasi transplantasi ginjal. Dan biayanya sebesar 7.000 Riyal Saudi. Sedangkan aku hanya memiliki 1.000 Riyal. Tidak kutemui seorang pun yang dapat membantuku demikian juga dari perusahaan.

Jika operasi tidak dilakukan dalam waktu satu pekan, kemungkinan ibuku akan meninggal. Keadaannya benar-benar tinggal menghitung hari. Aku menangisi ibuku. Karena dialah yang mengasuhku. Yang bergadang di malam hari untuk menjagaku. Situasi kepepet ini pun membuatku nekad. Akhirnya aku melompat masuk ke salah satu rumah di dekat pabrik tempatku bekerja. Kumasuki tempat itu pukul dua dini hari.

Setelah aku berhasil meloncati pagar rumah itu, beberapa saat kemudian tanpa kusadari petugas keamanan telah menangkapku. Mereka melemparku ke dalam mobil. Saat itu, betapa gelap dunia ini kurasakan.

Kemudian, menjelang shalat subuh, datanglah seorang polisi. Ia mengembalikanku ke rumah yang kusatroni tadi. Yang hendak kujarah barangnya. Polisi itu menempatkanku di suatu tempat, lalu ia pergi berlalu.

Beberapa saat kemudian datang seorang pemuda dengan membawa makanan. Ia berkata, “Kul! Bismillah” (Makanlah dengan menyebut nama Allah).

Aku heran dan bingung. Sebenarnya aku sedang berada dimana?

Saat adzan fajar berkumandang, orang-orang di rumah itu berkata kepadaku, “Tawadhdha’ lish shalah” (Wudhulah untuk shalat). Rasa khawatir dan takut menggerayangi tubuhku.

Lalu muncullah seorang laki-laki yang sudah sepuh. Ia dituntun oleh seorang pemuda menuju padaku. Laki-laki tua itu menyalamiku kemudian mengucapkan salam. “Hal akalta?” (Sudah makan?) tanyanya. “Na’am” jawabku. Ia pun meraih tangan kananku lalu menggandengku pergi bersama ke masjid untuk shalat subuh berjamaah.

Setelah shalat, kulihat laki-laki tua yang memegang tanganku itu duduk di sebuah kursi di baris depan masjid. Para jamaah dan pelajar pun mendekat, duduk di sekelilingnya. Mulailah Syaikh itu menyampaikan pelajaran.

Seketika itu kuletakkan kedua tanganku di kepala. Aku malu dan aku juga takut. “Ya Allaaah.. apa yang sudah aku lakukan??? Aku mencoba mencuri di rumah Syaikh Ibnu Baz” gumamku. Aku tahu, nama Syaikh Ibnu Baz karena beliau begitu tenar di negaraku Pakistan.

Setelah pelajaran usai, Syaikh kembali membawaku ke rumahnya. Dengan hangat, ia kembali menggapai tanganku dan mengajakku sarapan pagi. Sarapan yang dihadiri banyak orang-orang. Ia dudukkan aku di sampingnya. Sambil menyantap sarapan beliau bertanya, “Masmuka?” (Siapa namamu?) “Murtadha.” Jawabku.

Aku pun menceritakan kisahku kepadanya. Beliau menanggapi, “Hasanan.. sanu’thika 9.000 Riyal.” (Baik, akan kami berikan 9.000 Riyal untukmu). “Al-mathlub 7.000 Riyal” (Yang dibutuhkan hanya 7.000 Riyal).

Beliau menanggapi, “Sisanya ambillah untukmu. Tetapi jangan kau ulangi lagi perbuatan mencuri itu wahai anakku”. Aku pun mengambil uang itu. Kuucapkan terima kasih kepadanya. Dan kudoakan kebaikan untuknya.

Setelah itu aku pulang ke Pakistan untuk membiayai operasi ibuku. Alhamdulillah ibuku bisa kembali sembuh.

Lima bulan kemudian, aku kembali ke Saudi. Dan langsung menuju Riyadh. Aku mencari Syaikh dan kukunjungi kediamannya. Aku sudah mengenalnya sekarang. Begitu pula beliau, tidak lupa padaku. Beliau bertanya tentang ibuku. Lalu aku berikan kepada beliau 1500 Riyal. Segera beliau bertanya, “Maa hadza?” (Apa ini?) “Al-Baaqi” (Sisanya) jawabku. Lalu beliau berkata, “Huwa laka” (Uang itu untukmu).

Aku kembali mengajukan permintaan kepada Syaikh, “Syaikh, aku ada permintaan”. “Apa itu wahai anakku?” katanya.

“Aku ingin bekerja padamu. Jadi pembantu atau yang lainnya. Aku mohon Syaikh, jangan tolak permintaanku. Semoga Allah senantiasa menjagamu”. Pintaku. “Hasanan” (Baiklah) jawabnya.

Lalu aku pun bekerja di rumah Syaikh hingga beliau rahimahullah wafat.

Salah seorang yang dekat dengan Syaikh mengabarkan kepadaku, “Tahukah engkau, saat kau melompati pagar rumah beliau. Beliau sedang shalat malam dan mendengar suara gaduh di halaman rumahnya. Lalu beliau menekan bel yang biasa ia gunakan untuk membangunkan orang-orang di rumahnya saat-saat shalat wajib saja. Mereka semua terbangun dan merasakan ada suatu kejanggalan. Lalu beliau memberi tahu bahwa ada suara ribut-ribut di halaman. Mereka pun menyampaikannya ke satpam, lalu satpam menelpon polisi. Tanpa menunggu lama mereka pun menangkapmu.

Syaikh pun bertanya apa yang terjadi. Orang-orang di rumahnya mengatakan ada pencuri, dan polisi telah menggelandangnya. Syaikh pun marah, lalu berkata, “Jangan, jangan.. bebaskan dia sekarang dari kantor polisi. Aku yakin dia tidak mencuri kecuali karena sangat terdesak. Kemudian kejadiannya sebagaimana yang sudah engkau ketahui”.

Aku (yang bertanya) berkata kepada sahabatku (yang bercerita), “Sekarang matahari telah terbit (sudah pagi). Seluruh umat ini terasa berat dan menangisi perpisahan dengan beliau. Berdirilah sekarang, marilah kita shalat dua rakaat dan berdoa untuk Syaikh rahimahullah.
—–

Semoga Allah senantiasa merahmati Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dan menempatkannya di surga yang penuh dengan kenikmatan.. Amin..

Sumber:
http://forum.islamstory.com/

●●●●●●●●

Awas Pencuri Bulan Ramadhan

Awas Pencuri Bulan Ramadhan
Oleh : Ustadz Zainal Abidin. Lc🐾 حفظه الله تعالى

♡ TV, ini merupakan pencuri yg berbahaya, yg bisa merusak puasa orang-orang dan mengurangi pahala mereka berupa film sinetron dan iklan murahan.🐾

♡ Pasar, juga merupakan pencuri spesial dalam menghabiskan uang dan waktu tanpa batas. Maka tentukan belanjaanmu begitu pergi ke pasar.🐾

♡ Begadang, pencuri yg mengambil waktu yg paling berharga, pencuri yg mengambil sholat tahajjud dari seorang hamba di sepertiga malam terakhir, dan mencuri kesempatan tuk istighfar serta taubat.🐾

♡ Dapur, merupakan pencuri yg banyak mengambil waktu yang panjang untuk membuat beragam jenis masakan berupa makanan dan minuman, hampir-hampir semuanya tidaklah lewat di mulut kecuali sejenak saja.🐾

♡HP, sebagian orang hanya sekedar menjawab panggilan masuk, iapun diserang dengan dosa berupa ghibah, namimah, dusta, memuji diri atau orang lain, membeberkan rahasia, berdebat tanpa ilmu, ikut campur urusan orang, dan sebagainya dari kesalahan-kesalahan mulut yg banyak yg juga merupakan majlis yg kosong dari dzikir.🐾

♡ Kikir, sedekah akan melindungimu dari neraka, dan sebaik-baik sedekah adalah di bulan Ramadhon maka bersedekahlah secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.🐾

♡Majlis yg kosong dari mengingat Allah.

Pencuri ini adalah yg mempersiapkan bagimu penyesalan di hari kiamat -semoga Allah melindungi- Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah suatu kaum bermajlis, tidak mengingat Allah pada tidak juga bersholawat kepada Nabi mereka kecuali mereka meninggalkan penyesalan, bila Allah mau maka Allah akan menyiksa mereka, kalau hendah Allah mengampuninya.

Dan "at tirah" adalah penyesalan.

Maka lakukanlah amalan sesuai yg Allah perintahkan"Ingatlah Allah, baik berdiri, duduk atau berbaring"

Adapun pencuri besar adalah FACEBOOK atau WHATSAPP apabila tidak digunakan dengan benar dalam kebaikan dalam menyambut tamu yg berharga ini (Ramadhon)

Aku wasiatkan diriku dan kelalaian untuk bersiap-siap menyambut bulan mulia ini; kalaulah anda mendapatinya pada tahun ini, maka belum tentu kamu dapatkan pada tahun yg akan datang.

~ Diary IHBS, Ustadz Zainal Abidin, Lc

___📱


Via: Ummu Abdillah
Dipost: 22 Sya'ban 1436 / 9 Juni 2015

¤¤(*)¤¤


Senin, 08 Juni 2015

Belajar Menjadi Pendengar Yang Baik

Belajar Menjadi Pendengar Yg Baik

Banyak orang yang lebih suka jika dialah sang pembicara, sementara yang lain mendengarkan perkataannya…
Banyak diantara kita tatkala mendengarkan saudaranya berbicara, maka segera dia potong…padahal saudaranya belum selesai berbicara…
Bahkan, ia membantah pembicaraan saudaranya, sebelum saudaranya selesai menyampaikan argumentasinya…
Diantara adab yang tinggi yang diajarkan oleh salaf adalah mendengarkan pembicaraan saudara dengan baik…

عن عطاء: إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحَدِّثُنِي بِالْحَدِيْثِ، فَأُنْصِتُ لَهُ كَأَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ، وَقَدْ سَمِعْتُهُ قَبْلَ أَنْ يُوْلَدَ
'Atoo rahimahullah berkata, "Sesungguhnya seseorang menyampaikan kepadaku tentang suatu pembicaraan, maka akupun seksama mendengarkannya, seakan-akan aku tidak pernah mendengarnya. Padahal aku telah mengetahuinya, sebelum ia dilahirkan" (Siyar A'laam An-Nubalaa 5/86)

Tidak semua orang bisa sabar mendengar pembicaraan orang lain, terutama pembicaraan yang mutar-mutar tdk karuan (berbelit-belit), terlebih lagi pembicaraan yang sudah ia ketahui dan telah ia dengarkan sebelumnya…
Belajar mendengarkan pembicaraan saudara dengan baik, merupakan akhlak yang sangat mulia, karena :
- Sikap ini menunjukkan ketawadhu'an seseorang…
- Menunjukkan penghargaannya. terhadap saudaranya…
- Menjaga perasaan saudaranya…
- Menyenangkan hati saudaranya yang tentunya senang jika pembicaraannya didengarkan dengan seksama.
Barakallahfikum.

✒ Ditulis oleh Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى.

***

APA SIH MAKNA PERNIKAHAN...?

APA SIH MAKNA PERNIKAHAN…?
Oleh: Ustadz Syafiq Basalamah, حفظه الله تعالى

Akhi Ukhti…

Aku ingin mengajakmu untuk merenung

* Apasih makna sebuah pernikahan?

* Bila sebelumnya engkau telah menyentuh pasanganmu

* Engkau telah duduk bersanding dengannya

* Engkau telah berpelukan erat dengannya

* Engkau telah berjalan berduaan dengannya

* Engkau telah bersembunyi di balik tabir menutup pintu dari pandangan manusia bersamanya

* Yang lebih parah lagi engkau sudah pernah tidur di atas kasur berduaan dengannya

* Lalu apa artinya akad nikah?

Apa gunanya resepsi?

Apa gunanya saksi dan wali

Apa gunanya mengumumkan kepada khalayak ramai pernikahanmu?

Kalau semua orang telah mengetahui hubunganmu dengannya?
Dan Sang Pencipta telah melihat kelakuanmu selama ini

* Apa masih ada yang sakral dari pernikahan yang seperti ini?

* Hanya sekedar untuk mendapatkan buku hijau….namun semuanya sudah dilakukan sebelum akad nikah

* Jangan membohongi dirimu sendiri dengan berpura-pura menikah

Memulai lembaran baru sebagai pasutri

Yang dahulunya haram menjadi halal

Yang dahulu dilarang menjadi sebuah anjuran

Padahal sebelum akad nikah kau sudah menghalalkan semuanya

* Islam adalah agama yang menghargai wanita

* Menghormati dan menjaga putri Adam

* Wanita di dalam Islam bukan barang dagangan yang bisa kau pegang-pegang sebelum kau menikahinya

* Dia bukan pakaian yang bisa kau coba-coba untuk melihat keselarasannya

* Dia bukan makanan yang bisa kau cicipi rasanya

* Namun dia adalah mutiara indah di dalam cangkang kerang

Yang hanya boleh disentuh, dipegang, dibuka dan dibawa oleh yang telah melakukan ijab qabul

* Itulah keindahan pernikahan di dalam Islam

Kesakralan akad nikah

Itulah guna seorang wali dan saksi

Bukan hanya sekedar mendatangkan penghulu dan bertanda tangan di buku

* Sebagian manusia merasa berakal

Merasa berperadaban

Merasa lebih baik dari binatang

Namun perilakunya tak ubahnya seperti binatang

* Lihatlah ayam betina

Di mana bertemu pejantan dia dinaiki olehnya

Sebagian wanita hanya dengan kedipan mata

Atau rayuan gombal dia lupa harga dirinya

* Entah siapa yang salah, si laki atau si perempuan?

Kalau binatang itu suatu kewajaran

Apakah sampai seburuk itu perilaku manusia?

Allah berfirman

وَلَقَدْ ذَرَأْنا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِها وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِها وَلَهُمْ آذانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِها أُولئِكَ كَالْأَنْعامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولئِكَ هُمُ الْغافِلُونَ (١٧٩)

“Dan telah kami ciptakan sebagai penghuni neraka jahanam dari bangsa Jin dan manusia, mereka memiliki hati namun tidak berpikir dengannya, memiliki mata namun tidak melihat dengannya, memiliki telinga namun tidak mendengar dengannya, mereka ibarat binatang ternak, bahkan mereka lebih tersesat, mereka adalah orang-orang yang lalai”

* Kalau tidak ingin seperti binatang, cobalah berpikir dengan hatimu, dengarkan dengan telingamu, pandanglah dengan matamu, Allah tidak menciptakanmu sia-sia, Belajarlah agamamu kalau masih ingin disebut insan

* Kemarin aku habis menghadiri sebuah Walimah pernikahan di tengah ibu kota
Jakarta ……

* Suatu Walimah yang penuh makna

* Pasangan pengantinya belum pernah bersentuh tangan

* Belum pernah di atas motor berboncengan

* Belum pernah duduk berduaan

* Sentuhan mereka adalah sentuhan yang dibalut mawaddah dan Rahmah

Bersandingnya mereka karena perintah dan Ridha yang pencipta
Pelukan mereka bernilai sedekah

* Sungguh indah dan penuh berkah

* Semoga mereka berdua dan bersama keluarganya senantiasa dijaga Allah
Itulah pernikahan yang sebenarnya

* Untukmu yang menikah dengan tuntunan syariah, aku ucapkan

بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير

¤¤(*)¤¤

Resume Kajian Tafsir Ayat-Ayat Puasa

 Resume Kajian Tafsir Ayat-Ayat Puasa (Bagian pertama)
-----------------------------------------

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS al-Baqarah : 183)
Yaa ayyuhalladziina aamanuu. Panggilan "Hai orang-orang yang beriman" biasanya menunjukkan adanya perintah atau larangan. Berkata Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu :
إِذَا سَمِعْتَ اللَّهَ يَقُولُ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا} فَأَرْعِهَا سَمْعك، فَإِنَّهُ خَيْرٌ يَأْمُرُ بِهِ أَوْ شَرٌّ يَنْهَى عَنْهُ
"Jika engkau mendengar Allah berfirman 'Hai orang-orang yang beriman' maka persiapkanlah pendengaranmu, maka sesungguhnya ia adalah kebaikan yang diperintahkan dengannya atau keburukan yang dilarang atasnya" (Tafsir Ibnu Katsir 1/374)
Dan perintah berpuasa disini membutuhkan keimanan. Meski di depan kita ada makanan dan minuman, kita tidak menyentuhnya karena adanya keimanan. Juga karena keimanan, kita meyakini Allah mengetahui segala apa yang kita lakukan.
Kutiba 'alaikum ash-shiyaam. Kutiba = dituliskan, disini bermakna diwajibkan. Diwajibkan atas kalian berpuasa.
Shiyam /shaum dari kata صام - يصوم - صوما وصياما (shoma yashumu shouman wa shiyaman) secara bahasa menahan diri.
Adapun secara istilah menahan diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari disertai dengan niat.
Yang membatalkan puasa :
1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Bersetubuh, membutuhkan kafarat.
3. Haid dan nifas
4. Muntah dengan sengaja (muntah dengan tidak sengaja, tidak membatalkan)
Selain di atas, ada perkara yang diperselisihkan apakah membatalkan puasa atau tidak :
- Istimna' / onani, apakah sama dengan bersetubuh atau tidak. Sebagian berpendapat sama, sebagian berpendapat tidak sama dengan bersetubuh karena tidak ada dalil yang menunjukkan istimna' membatalkan puasa. Sebab jika diqiyaskan dengan bersetubuh maka kafaratnya sama dengan memberi makan 60 fakir miskin, dan tidak ada ulama yang berpendapat demikian. Syaikh Albani mengatakan istimna' tidak membatalkan puasa meski pelakunya berdosa.
- masalah suntikan, pendapat yang paling kuat boleh selama tidak memberi makan kepada tubuh.
Keutamaan puasa dalam Islam, disebutkan dalam hadits-hadits berikut :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ
"Puasa itu tameng, maka apabila salah seorang di antara kalian berpuasa janganlah berkata kotor dan berteriak-teriak." (Shahih. HR. An-Nasa'i no. 2216) Hadits ini mengajarkan adab dalam berpuasa yakni menjaga lidah.
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ مَا شَاءَ اللَّهُ يَقُولُ اللَّهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
"Setiap amal (kebaikan) manusia akan dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang sama hingga tujuh ratus kali lipat sesuai kehendak Allah. Allah berfirman, "Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, Aku lah yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makannya karena-Ku.' Bagi orang yang berpuasa di beri dua kegembiraan: kegembiraan saat berbuka puasa, dan kegembiraan saat berjumpa Tuhannya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada aroma wangi misik." (Shahih. HR. Ibnu Majah no. 1335)
Kamaa kutiba 'alalladzina min qablikum : sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, yakni yahudi dan nasrani. Sebelum ramadhan diwajibkan, Allah mewajibkan puasa 3 hari setiap bulan ditambah puasa asyura. Setelah diwajibkan puasa Ramadhan maka puasa sebelumnya menjadi sunnah.
La'allakum tattaquun : agar kalian bertakwa, inilah target puasa.
Tanda puasa diterima adalah puasanya menghasilkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
------------------------------
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. al-Baqarah : 184)
Ayyaaman ma'duudaat : hari-hari yang terhitung (Allah tidak mengatakan hari-hari yang banyak) agar jiwa kita tidak merasa berat.
Faman kaana mariidhan : Siapa diantara kalian yang sakit. Ibnu Hazm berpendapat segala sakit meski ringan, jumhur berpendapat adalah sakit yang apabila kita berpuasa akan menimbulkan kepayahan
Au 'ala safarin : atau dalam perjalanan, jika menimbulkan masyaqqah (kesulitan). Dalam hal ini diperselisihkan apakah musafir itu lebih baik berpuasa atau tidak, sehingga terbagi dalam beberapa pendapat :
1. Berpuasa lebih utama, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat pernah keluar pada hari yang panas di bulan Ramadhan, dan tidak ada yang berpuasa kecuali Rasulullah dan Abdullah bin Rawahah (lihat Shahih Muslim no. 1122)
2. Tidak berpuasa lebih utama. Berdasarkan hadits, tidak termasuk kebaikan, berpuasa ketika safar, juga karena itu rukhshoh.
3. Wajib berbuka, pendapat Ibnu hazm. Dalilnya juga sama dengan hadits sebelumnya.
4. Dan ini pendapat yang rajih, dilihat keadaanya. Bila tidak melelahkan lebih baik berpuasa, bila melelahkan lebih baik berbuka. Dalilnya dengan melihat sebab hadits sebelumnya. Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu :
قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي سَفَرٍ، فَرَأَى زِحَامًا، وَرَجُلاً قَدْ ظُلِّلَ عَلَيْهِ، فَقَالَ " مَا هَذَا ". فَقَالُوا صَائِمٌ. فَقَالَ " لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصَّوْمُ فِي السَّفَرِ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah dalam suatu perjalanan melihat kerumunan orang, yang diantaranya ada seseorang yang sedang dipayungi. Beliau bertanya: "Ada apa ini?" Mereka menjawab: "Orang ini sedang berpuasa". Maka Beliau bersabda: "Tidak termasuk kebajikan berpuasa dalam perjalanan". (HR. al-Bukhari no. 1946)
Fa 'iddatun min ayyaamin ukhar. Dalam ayat ini, Allah menyebut yang wajib qadha' : 1) orang yang sakit dan 2) orang yang safar. Dan dalam hadits, Nabi menambahkan : 3) wanita yang haid, dan diqiyaskan juga padanya 4) wanita yang nifas.
Wa 'alalladzina yuthiiquunahu fidyatun tho'aamun miskiin : dan orang yang tidak mampu berpuasa maka atas mereka membayar fidyah, memberi makan kepada fakir miskin. Menurut Ibnu Abbas yang membayar fidyah : orang tua renta yang tidak mampu berpuasa, orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya, wanita hamil dan menyusui. Wanita hamil dan menyusui tidak wajib qadha' karena tidak ada dalil. Ada juga pendapat lain : wajib qadha dan membayar fidyah, namun pendapat ini tidak tepat karena wanita hamil dan menyusui bukan orang sakit.
Fidyatun tho'aamun miskiin : Fidyah bukan dengan uang, tapi dengan makanan. Ukurannya setengah sha' (1 sha = 1,5 liter beras)
Faman tathowa'a khairan fahuwa khairun lahu, dan siapa yang mampu melakukan lebih dari itu maka itu lebih baik baginya. Misal membayarnya setiap hari 1 sha' maka itu lebih baik. Cara membayar fidyah :
1. Di setiap hari yang ditinggalkan.
2. Dengan mengumpulkan hari yang ditinggalkan dan mengundang fakir miskin sejumlah hari yang ditinggalkan untuk makan sepuasnya, sebagaimana dilakukann Anas bin Malik.
Wa an tashumuu khairun lakum in kuntum ta'lamuun. dan kalian berpuasa maka itu lebih baik bagimu (jika ada pilihan berpuasa atau tidak) jika kalian mengetahuinya. di awal-awal Islam, puasa tidak diwajibkan sehingga diberikan pilihan puasa atau tidak, dan ketika manusia sudah terlatih maka Allah wajibkan berpuasa.
(bersambung)
------------------------
 Dari kajian pengganti Shahihul Jami' yang tetap disampaikan oleh ustadz Badrusalam hafizhahullah, Sabtu malam, 6 Juni 2015 di Muadz bin Jabal.
📚 WA Mu'adz bin Jabal 📚
 Resume Kajian Tafsir Ayat-Ayat Puasa (Bagian terakhir)
--------------------
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. al-Baqarah : 185)
Syahru ramadhaanalladzii unzila fiihil-qur'an. Allah menyebutkan keutamaan ramadhan sebagai bulan turunnya al-Qur'an, yakni yang tepatnya di malam lailatul qadr, di malam itu Allah mentakdirkan takdir setahun penuh (takdir samawi). Dalam hadits hasan riwayat at-Tirmidzi no. 682, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan keutamaan Ramadhan :
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ.
"Apabila tiba awal malam bulan Ramadhan, maka syetan-syetan dan jin yang durhaka dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintupun yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada satupintupun yang ditutup, lalu (malaikat) penyeru menyerukan, "Wahai orang yang menghendaki kebaikan, datanglah. Wahai orang yang menghendaki kejelekan, berhentilah. Allah juga mempunyai pembebas-pembebas dari neraka. Hal itu (terjadi) pada tiap malam."
Akhir hadits ini menunjukkan kelemahan hadits yang membagi Ramadhan terbagi tiga (.... awwaluhu rahmah, ausatuhu maghfirah, akhiruhu itqun minannaar - HR. Ibnu Khuzaiman no. 1887; hadits munkar karena di dalamnya ada perawi yang disepakati kelemahannya : Ali bin Zaid bin Jud'an)
Unzila fiihil-Qur'an, bulan diturunkannya Al-Qur’an, ini isyarat anjuran banyak membaca al-Qur'an. Rasulullah tiap malam bertemu malaikat Jibril di bulan Ramadhan untuk tadarus al-Qur'an. Para shahabat dan tabi'in begitu gemar membaca al-qur'an. Sampai imam Malik meliburkan kajian haditsnya di bulan Ramadhan untuk fokus pada al-qur'an, juga imam asy-Syafi'i mengkhatamkan setiap hari di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ "، قَالَ: " فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan al-Qqur'an memberi syafaat kepada hamba pada hari kiamat. Puasa berkata : “Yaa Rabbi, saya menahan dia dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Aal-Qur’an berkata : “Saya menahannya dari tidur di malam hari maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Maka keduanyapun memberi syafaat. ( Shahih. HR. Ahmad no. 6626, Shahihul Jami' no. 3882)
Hudan linnas, sebagai hidayah bagi manusia. Dalam Al-Baqarah ayat 1 : Hudan lil muttaqin. Tidak bertabrakan kedua ayat ini , karena al-Qur'an itu hidayah bagi manusia, dan setiap manusia mau menerima al-Qur'an kecuali orang-orang yang bertakwa.
Wal furqan, sebagai al-Furqan, pembeda yang haq dan yang bathil
Faman syahida minkumusy-syahra falyasumhu, barangsiapa diantara kalian yang menyaksikan bulan maka hendaknya berpuasa. Sebagaimana hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim :
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ
"Berpuasalah kalian dengan melihatnya (hilal) dan berbukalah dengan melihatnya pula."
Para ulama sepakat penentuan bulan Ramadhan dengan melihat hilal. Menurut Ibnu Taimiyah, orang yang berpuasa dengan hisab semata : ahli bid'ah.
Jumhur berpendapat menentukan masuknya Ramadhan cukup 1 orang yang menyaksikan (hadits riwayat Ibnu Umar) dan apabila keluar Ramadhan 2 orang
Menyaksikan syahr/bulan. Hilal disebut bulan (syahr) karena masuknya bulan itu masyhur.
Apabila ada orang melihat hilal sendirian namun ditolak qadhi, maka ada dua pendapat :
1) tetap berpuasa walaupun sendirian.
2) mengikut keputusan qadhi (pendapat syaikhul Islam dan lainnya). sebagaimana disebutkan di sebuah hadits shahih dalam sunan at-Tirmidzi no. 697 :
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
"Puasa (Ramadhan) adalah hari kamu berpuasa, Idul Fitri adalah hari kamu berbuka, dan Idul Adha adalah hari kamu menyembelih hewan Kurban." at-Tirmidzi setelah membawakan hadits ini berkata : Sebagian ahli ilmu menafsirkan hadits ini, yang dimaksud hadits ini adalah berpuasa dan ber-idul fitri bersama jama'ah.
Menurut Ibnu Taimiyah, dalam hal ini ada 2 faedah :
1. Yang menyaksikan bulan lalu ditolak pemerintah wajib mengikuti keputusan pemerintah, tidak boleh puasa sendirian
2. Yang berhak menentukan kapan puasa adalah pemimpin, tidak boleh organisasi/individu.
Bila pemerintah salah, maka kata Ibnu Taimiyah tidak ada bedanya dengan imam shalat, bila imam salah maka dosanya baginya sendiri dan makmum tetap berpahala.
Setelah ayat ini diturunkan puasa Ramadhan menjadi wajib, setelah sebelumnya diberikan pilihan berpuasa atau tidak (lihat ayat sebelumnya)
Wa man kaana mariidhan au 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhar. Bagi yang sakit dan safar wajib mengqadha' di hari yang lain. Bagi yang sebelumnya pernah tidak puasa dengan berpuasa maka hendaknya bertaubat, tidak ada dalilnya mengqadha'.
Yuriidullahu bikumul-yusra walaa yuriidu bikumul-'usra. Allah menginkan kalian kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan. Ini menunjukkan iradah syar'iyah Allah yang menginginkan kemudahan. Syari'at Islam ini mudah. Dalam Shahih , Rasulullah bersabda :
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ
"Sesungguhnya agama ini mudah." (HR. al-Bukhari no. 39)
Walitukmiluul'iddah, dan hendaklah kalian menyempurnakan bilangannya.
Walitukabbiruullah, agar kalian bertakbir, membesarkan Allah. Imam asy-Syafi'i menjadikan dalil bahwa bertakbir pada malam bulan Ramadhan (juga pendapat Ibnu Taimiyah). Sebagian yang lain berpendapat takbiran dimulai saat pagi hari keluar rumah dengan berdasarkan hadits bahwa Rasulullah keluar dan bertakbir di pagi hari, hanya saja sanad hadits ini mudhtarib/guncang. Karena tidak ada dalil yang shahih, tidak boleh saling mengingkari di antara dua pendapat tersebut.
Allahu a'lam
------------------------
Dari kajian pengganti Shahihul Jami' yang tetap disampaikan oleh ustadz Badrusalam hafizhahullah, Sabtu malam, 6 Juni 2015 di Muadz bin Jabal.
📚 WA Mu'adz bin Jabal 📚

¤¤(*)¤¤