Rabu, 31 Juli 2013

Kikir (Bakhil)

Kikir (Bakhil)

Seorang hamba dilarang berlaku boros dan tidak boleh juga bersikap pelit alias kikir (bakhil).
Harta yang dimiliki, ada hak keluarga, sanak kerabat dan orang lain yang harus kita keluarkan.

A. Pertengahan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“Orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan mereka berada di antara keduanya secara wajar…” (QS. Al-Furqan: 67).
Sifat ‘ibadurrahman yaitu mereka tidak boros dalam membelanjakan harta di luar kebutuhan. Dan juga tidak kikir melalaikan kewajiban yang seharusnya dipenuhi. (Tafsir Ibnu Katsir)

B. Bebas Kikir.
Diantara resep menghilangkan kikir, yang justru merupakan sedekah dengan ganjaran pahala yang paling besar, sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلَ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا
“Engkau bersedekah di kala sehat, timbul rasa kikir, khawatir tertimpa kemiskinan, dan saat itu engkau berangan-angan menjadi seorang yang kaya raya…” (HR. al-Bukhari: 1419, Muslim: 1713)
Bukankah orang kikir berharap hartanya tidak akan pernah berkurang…?
Obati dengan memperbanyak sedekah. Itulah harta kita yang sesungguhnya di akhirat kelak…

@SahabatIlmu

»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶

Tidak ada komentar:

Posting Komentar