“Gajimu berapa mas?”
Saudaraku seiman…
Seorang istri bertanya:
Benarkah
dalam Islam, seorang istri tidak boleh tahu apa yg dilakukan suaminya
terutama soal keuangan? Karena semenjak menikah si suami tidak pernah
memberi tahu berapa gaji/ penghasilan tiap bulannya, si istri hanya
diberi uang belanja sekedarnya, cukup tidak cukup segitu, si istri
merasa seperti seorang pembantu yang hanya dikasih gaji tiap bulan,
tidak berani protes atau menuntut apapun.
Jawaban:
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ:
Tidak
ada kewajiban bagi suami untuk memberitahukan berapa jumlah gajinya
kepada istri atau kepada siapapun, yang merupakan kewajiban bagi suami
adalah menafkahi istri dan anak-anaknya semampu dia dan ini adalah salah
satu kewajiban dismping kewajiban-kewajiban yang begitu banyak,
perhatikan ayat ini:
{لِيُنْفِقْ
ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ
مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرً} [الطلاق: 7]
Artinya:
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan
orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta
yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” QS. Ath Thalaq: 7.
Dan
kewajiban istri adalah bersyukur atas pemberian suami dan bersabar atas
keterbatasan dan menghindari sikap sering mengeluh dan melaknat atas
pemberian suami.
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
أَنَّهُ قَالَ « يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ مِنَ
الاِسْتِغْفَارِ فَإِنِّى رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ».
فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ قَالَ « تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ
الْعَشِيرَ مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِى
لُبٍّ مِنْكُنَّ ». قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ
وَالدِّينِ قَالَ « أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ
تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا مِنْ نُقْصَانِ الْعَقْلِ وَتَمْكُثُ
اللَّيَالِىَ مَا تُصَلِّى وَتُفْطِرُ فِى رَمَضَانَ فَهَذَا مِنْ
نُقْصَانِ الدِّينِ ».
Artinya:
“Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai para wanita, bersedekahlah
kalian, dan perbanyaklah istighfar, karena sesungguhnya aku telah
melihat kalian paling banyak penghuni neraka”, seorang wanita tua dari
mereka bertanya: “Ada apa dengan kami menjadi kebanyakan penghuni
neraka?”, beliau menjawab: “Kalian banyak melaknat dan kufur terhadap
suami, aku tidak pernah melihat wanita-wanita yang kurang akal dan agama
dapat mengalahkan seorang lelaki yang mempunyai akal dibandingkan
kalian”, wanita itu bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud
dengan kurang akal dan agama?”, beliau menjawab: “Adapun tentang
kurangnya akal adalah persaksian dua orang wanita senilai dengan satu
orang lelaki maka ini adalah kurangnya akal, dan seorang wanita berdiam
beberapa hari tidak mengerjakan shalat dan tidak berpuasa dalam bulan
Ramadhan, maka ini adalah kekurangan agama.” HR. Ibnu Majah
Semoga para istri menjalankan kewajiban sebagaimana juga suami menjalankan kewajibannya.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Zainuddin Lc - حفظه الله تعالى
Kamis, 16 Ramadhan 1434H, Dammam KSA.
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆*•☆°• •°☆•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar