Senin, 23 Juni 2014

Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khathab radhiyallahu 'anhu

" Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khathab radhiyallahu 'anhu "Syaikh Ali Hasan Al-Halabi
23 Juni 2014 pukul 0:40


Bismillah...

sedikit oleh2 dari istiqlal..

Mohon koreksi jika ada kesalahan dalam penulisan..
catatan di lantai 2 ditengah riuh celotehan anak2 dan canda ria serta tingkah polah anak2 yg begitu menggemaskan dan suara ust firanda yang terdengar agak rendah..
===========================================================

Masjid istiqlal

Ahad, 24 sya'ban 1435H / 22 juni'14

16.00 s/d 20.00 WIB

" Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khathab radhiyallahu 'anhu "
Syaikh Ali Hasan Al-Halabi

===========================================================

Diawali dengan nasihat bahwa pertanggungjawaban dan tugas kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jangan bergembira ketika mendapatkan jabatan kepemimpinan di dunia, karena sesungguhnya pertanggungjawabannya begitu besar dihadapan Allaah.

Kepemimpinan teragung (terbaik) adalah kepemimpinan pada masa Rasulullaah, seluruhnya adalah kesempurnaan di atas kesempurnaan, keindahan di atas keindahan.

Bahkan ketika Rasulullaah meninggal, beliau meninggalkan hal yang dapat mengarahkan umat kepada perkara yang bisa memberikan kejayaan Islam. Jika berpegang kepada keduanya maka akan menyelamatkan umat di dunia dan akhirat yaitu Al-qur'an dan Hadits.

Dan Rasulullaah pun berpesan agar kita mengikuti sunnahnya dan sunnah khulafaur rasyidin.

Sebagaimana dalam haditsnya :

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”(HR. Al Hakim, derajat : shahih).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, kelak dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian tetap berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya. Gigitlah dengan gigi geraham kalian. Berhati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap ajaran yang baru dalam agama Islam adalah termasuk perbuatan bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka”

(HR. An Nasa’i, derajat : hasan shahih).

Termasuk diantaranya mengikuti kepemimpinan khalifah abu bakar ash-shiddiq dan umar bin khathab radhiyallahu 'anhuma.

Karena kemuliaan abu bakar dan umar maka kita menjadikan keteladanan pada kepemimpinan abu bakar dan umar.

Namun, kemudian secara khusus syaikh memberikan point2 penting keteladanan pada kepemimpinan pada masa kepemimpinan umar bin khathab radhiyallahu 'anhu, diantara point2 tersebut adalah :

=> umar bin khathab mempunyai kemuliaan atau keutamaan setelah abu bakar, sebagaimana dalam hadits berikut :

Al-Imaam At-Tirmidziy rahimahullah berkata :

حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ مِشْرَحِ بْنِ هَاعَانَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: " لَوْ كَانَ بَعْدِي نَبِيٌّ لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ "

Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabiib :
Telah menceritakan kepada kami Al-Muqri’, dari Haiwah bin Syuraih, dari Bakr bin ‘Amru, dari Misyrah bin Haa’aan, dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Seandainya ada nabi setelahku, niscaya ia adalah ‘Umar bin Al-Khaththaab”

[As-Sunan, no. 3686].

=> Kepemimpinan umar dibangun di atas nilai-nilai agama, oleh karenanya ia mendapat julukan amirul mu'minin (pemimpin orang2 yang beriman)

=> Allaah mempersiapkan umar (orang yang cerdas dan ber'ilmu) sebagai pemimpin yang mempunyai kedudukan yang tinggi di kalangan rakyatnya. Karena pada masa itu umat Islam masih dalam kondisi jahiliyyah, tidak bisa baca tulis.

=> Pada masa awal Islam, dimana shahabat rasulullaah yg masih sedikit, da'wah ataupun perkumpulan yang dilakukan pun diam2 karena khawatir akan ancaman orang kafir, ditengah kondisi tersebut umar justru berani untuk masuk islam secara terang2an. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa umar adalah sosok yang penuh dengan keberanian.

Kepemimpinan butuh sikap keberanian dan ketegasan, bukan kenekatan ataupun kengawuran.

=> Kepemimpinan adalah suatu bentuk peningkatan kejayaan rakyat (umat) bukan mementingkan kejayaan pribadi atau perorangan, ataupun kepentingan kelompok. Demikianlah kepemimpinan umar, kepemimpinannya berpengaruh pada masyarakat. Kepemimpinannya membuka pintu2 kebaikan dunia dan akhirat.

=> kepemimpinan umar adalah kepemimpinan yang memiliki 'ilmu dan penuh keta'atan kepada Allaah. Kepemimpinan baik yang kecil maupun besar hendaklah memiliki 'ilmu dari kitabullaah, jangan hanya faham 'ilmu dunia.

=> Umar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang tepat melalui tanda2 yang ada disekitarnya. Hal ini tentu dibutuhkan bagi pemimpin agar tidak mudah didekati oleh penipu ataupun para pengkhianat.

=> Memiliki semangat untuk bersikap adil pada kepemimpinannya.
Beliau menegakkan agama pada diri dan keluarganya baru kepada masyarakat. Sesuai firman Allaah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ( التحريم: 6)

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka ."

Hal lain yang berkaitan dengan amanah dan keadilan adalah umar bin khathab tidak mengambil harta negara untuk kehidupan pribadinya, namun ia bekerja, dengan berdagang. Hal ini dimaksudkan untuk menjauhkan diri dari harta-harta yang haram.

=> umar bin khathab adalah orang yang faham akan kebenaran, bersikap tegas di atas kebenaran namun jika ia salah maka akan mengakui kesalahannya dan kembali kepada kebenaran.
Sebagaimana hadits rasulullaah :
Dari sahabat Anas bin Malik , bahwa Rasulullah bersabda:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُونَ

“Setiap anak Adam (manusia) pasti sering berbuat kesalahan “Dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang mau bertaubat.” (H.R. Ibnu Majah no. 4251 dan lainnya)

=> umar bin khathab adalah orang yang mudah bergaul, dekat dengan shahabat2nya, bukan orang yang sombong dan angkuh serta tidak jauh dari masyarakat.

=> sebelum menjadi khalifah, masa kepemimpinan rasulullaah, umar bin khathab diberi kepercayaan untuk mengurus harta kaum muslimin ( harta2 sedekah), dimana pekerjaan ini dapat dengan mudahnya mengambil harta yang bukan haknya. Jika umar tidak memiliki kemuliaan, maka ia tidak akan diberikan kepercayaan ini oleh rasulullaah. Umar bin khathab tidak menggunakan jabatan untuk kemaslahatan pribadi.

=> kepemimpinan umar bin khathab yang begitu menjaga keamanan negara, stabilitas negara lebih utama.

=> beliau senantiasa berfikir tentang kemaslahatan umat (rakyat)

=> umar bin khathab mengajarkan kepada pasukan tentang adab-adab peperangan, larangan untuk menjauh dan tdk membunuh orangtua, anak-anak, wanita, tidak merusak tanaman, dan adab lainnya. Mengajarkan menjadi pasukan yang amanah, tidak berkhianat.

Wallahua'lam..
Demikian sedikit catatan singkat tabligh akbar hari ini..

Semoga memberikan manfaat
===========================================================

Selanjutnya ba'da isya, angin mulai sepoi2 di balik lubang2 angin lantai 2 masjid istiqlal dan mulai banyak keributan dan hilir mudik orang, yang menghilangkan fokus (setelah mencoba dikumpulkan lagi, namun tdk juga kumpul lagi) dan membuyarkan sedikit semangat untuk melanjutkan catatan, dan akhirnya benar2 menutup catatan.

⌣̊┈»̶·̵̭̌✽����✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
Sumber: FB Windry Ummu Mujahid

Siapkan Harta sebelum Ramadhan

:::Siapkan Harta sebelum Ramadhan:::



Sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita persiapkan harta kita.

Untuk apa?

Untuk beli makanan buka puasa?
Tidak.

Untuk bikin kue lebaran?
Tidak.

Tapi untuk memperbanyak amalan shodaqah.

Dalam sebuah hadits, dari Ibnu 'Abbas radhiallâhu'anhu:

Rasulullah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan di bulan Ramadhan.

(Al Hadits)

Mari kita berlomba lomba untuk shodaqah.


Tarhib Ramadhan
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعال


✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽

KEUTAMAAN MELAKUKAN KEBAIKAN SEKECIL APAPUN

KEUTAMAAN MELAKUKAN KEBAIKAN SEKECIL APAPUN

عَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ “.( رواه مسلم)

Dari Abi Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri.”

(HR. Muslim no. 6637).



(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:

∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Oleh: أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA حفظه الله تعال

BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS:

1. Dilarang meremehkan kebaikan sekecil apapun meskipun dianggap remeh oleh sebagian orang.

Diantara kebaikan yang dianggap kecil ialah:

» Mengirim sms/email dukungan untuk keberlangsungan dakwah sunnah di TV, Radio dan semisalnya kepada pihak yang berwenang.

» Mengambilkan atau menuangkan air minum untuk orang lain.

» Menshare/menyebar luaskan ilmu atau info kajian Islam dengan pemahaman yang benar kepada orang lain.

» Bersedekah dengan sepotong roti atau sebiji kurma, dan selainnya.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

(Ittaquu An-Naaro Wa Lau Bi Syiqqi At-Tamroti)

Artinya: “Lindungilah diri kalian dari api Neraka meskipun dengan (bersedekah) separuh biji kurma.”

2. Anjuran bersikap lemah lembut dan berwajah ceria ketika berjumpa dengan saudara seislam dan seiman.

3. Anjuran untuk melakukan hal-hal yang dapat menguatkan ikatan persaudaraan Islam, dan wajib menjauhi segala sebab perpecahan dan permusuhan sekecil apapun.

4. Tersenyum dan Berwajah ceria kepada saudara sesama muslim merupakan amal kebaikan yamg mendatangkan pahala sebagaimana pahala bersedekah.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

(Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqotun)

Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu sesama muslim adalah (bernilai) sedekah bagimu.”

(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban. Dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).

(*) Catatan:

Meskipun senyum dan bermuka manis kepada saudara sesama muslim merupakan amal kebaikan yang berpahala, hanya saja kita wajib menjaga diri kita dari senyum dan tebar pesona kepada lawan jenis yang bukan mahrom, karena sangat dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah dan penyakit di dalam hati, sehingga dengan demikian statusnya berubah dari amal kebaikan yang berpahala menjadi perbuatan buruk yang mendatangkan dosa dan murka Allah ta’ala.

Demikian beberapa pelajaran penting n faedah ilmiyah yang dapat kami sebutkan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Wallahu a’lam bish-shawwab.

Wabillahi at-Taufiq


⌣̊┈»̶·̵̭̌✽����✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

LENTERAKU MULAI REDUP

Tema "LENTERAKU MULAI REDUP"
Pemateri: أُسْتَاذُ Dr.Syafiq Riza Basalamah MA hafizhahullah
Sabtu, 23 Sya'ban 1435H / 21 Juni 2014 @Masjid Ar-Rahmat,   Jl. Anggrek Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat:

Bismillah.

Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimushshalihat.

Syaikh al albani rahimahullah:

Perjalanan kita jauuh, tidak penting sampai dimana jarak yang ditempuh, Yang utama kita masih di jalur-Nya.

Jalan ke surga itu terjal dan menanjak. Maka perlu kesungguhan,istiqamah dan waspada disetiap langkah dengan memohon pertolongan kepada Allah azza wa jalla.

Kita perlu cahaya dari Allah ta'ala untuk menentukan jalan yang benar dan lurus. dengan menuntut ilmu syar'i terus menerus.

Bila ada masalah besar, angin besar yang menerjang, maka cahaya/lentera iman kita akan meredup hingga kadang mati.
Maka perlu ada kesiapan korek api tuk menyalakan lagi cahaya yang padam tersebut.

Ibarat lain lentera adalah baterei hape yang perlu di charge ulang setiap mendekati low bat. jangan sampai batre hape tersebut sekarat,tidak bisa di charge lagi. Allahul musta'an.

Musuh-musuh Allah selalu berusaha menghalangi kita menuju surga dengan langkah mulus. Namun mereka selalu mematikan lentera yang menunjuki jalan ke surga dengan berbagai cara dan menyeret kita secara perlahan agar mengikuti agama mereka.

Islam adalah cahaya Allah azza wa jalla.

Iman diibaratkan pakaian yang bisa usang bila dipakai terus menerus .Maka perlu diperbaharui.

Juga iman diibaratkan rembulan. Disaat purnamapun akan gelap bila tertutup mendung tebal.

Demikianlah iman bertambah dengan amal shalih dan berkurang dengan perbuatan dosa.

Hidup didunia tak lepas dari ujian. Bergilir, setelah bahagia,datang masa berduka, airmata berubah jadi tawa, susah senang bergantian tiap episode yang terjalani.

Tanda-tanda Lentera mulai redup:

1. Terjerumus kepada kemaksiatan / berbuat dosa.
2. Merasakan kerasnya hati
3. Ibadahnya tidak sempurna / tidak khusyu'
4. Malas yang menjadi-jadi
5. Hati menjadi sempit / cepat marah
6. Tidak terpengaruh dengan ancaman-ancaman Allah ta'ala
7. Lalai dari dzikrullah.
8. Ketika ditimpa musibah, mereka bingung,panik,tidak bersabar,
9. Bakhil, kikir untuk berbagi.
10.Hubud dunya/cinta dunia.
11.Tidak perduli urusan umat islam

Faktor penyebab iman lemah:

1. Jauh dari lingkungan pendukung keimanan
2. Putus dari menuntut ilmu syar'i
3. Berada ditengah-tengah pelaku kemaksiatan.
4. Panjang angan-angan
5. Banyak makan minum dan bergaul.

Cara menghidupkan lentera yang meredup:

1. Tadabbur al qur'an
2. Menghidupkan dalam hati mengagungkan Allah ta'ala
3. Sering hadir ke majelis ilmu
4. Ziarah kubur
5. Bervariasi dalam beribadah/menambah amalan-amalan sunnah
6. Takut su'ul hatimah
7. Berdzikir yang banyak
8. Loyalitas pada umat islam dan berlepas diri dari orang kuffar
9. Tawaddu' , jangan sombong
10. Muhasabah / menghisab diri
11. Berkunjung ke orang-orang shalih..minimal dapat nasehat dan ilmu Beliau.
12. Berkunjung ke rumah sakit. akan menambah rasa syukur kpd Allah azza wa jalla
13.Refreshing.
14.Berdoa kepada Allah azza wa jalla

Agama itu mudah, jiwa itu butuh refreshing, hiburlah dengan hal yang mubah asal tidak berlebihan.

Mu’adz bin Jabal berkata :

"Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu,
sesungguhnya mempelajari ilmu (dengan ikhlash) karena Allah merupakan kasyyah ,
mengkajinya merupakan ibadah,
mengingatnya merupakan tasbih,
dan membahasnya merupakan jihad“

[Ibnul-Qayyim - Miftah Daaris-Sa’adah 1/131-132; Maktabah Al-Misykah]

Wallahu ta'ala a'lam.

Semoga bermanfaat.

٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇

Rumah yang Dimasuki Syaithan

Rumah yang Dimasuki Syaithan

1. Penghuninya melakukan perbuatan syirik.
2. Penghuninya suka memutuskan silaturrahim.
3. Penghuninya Durhaka kepada kedua orangtua.
4. Penghuninya memakan riba.
5. Penghuninya memakan harta anak yatim secara zhalim.
6. Memelihara anjing.
7. Penghuninya jauh dari dzikir dan shalawat.
8. Penghuninya suka mencaci maki orang lain, sahabat nabi dan seterusnya.
9. Ada patung makhluk hidup, manusia, atau hewan.
10. Ada musik dan alat musik didalam rumah.

11. Ada lonceng didalam rumah.
12. Ada khamr dan sejenisnya.
13. Penghuninya meratapi mayit (jenazah).
14. Rumah dijadikan tempat bermain dadu.
15. Rumah terdapat barang haram.
16. Penghuninya termasuk orang yang dilaknat (kutuk).
17. Penghuninya orang suka maksiat (fasiq).
18. Rumah berbau busuk yang menyengat.
19. Penghuninya tidak melakukan mandi junub.
20. Penghuninya orang yang boros.

21. Rumah dijadikan tempat perbuatan keji dan munkar.
22. Penghuninya melakukan dosa besar.

(Disadur dari buku Buyut La Tad Khuluha asy-Syayathin, Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-ShayimTerj Mengapa Malaikat dan Setan dirumah kita)
-------๑๑•°°•๑๑-------

Dunia Suami Istri

::: Dunia Suami Istri :::

Penulis: Al-Ustadz Zainal Abidin, Lc حفظه الله

Ada sepuluh dasar yang dapat membantu pasangan suami istri menyelesaikan masalah rumah tangga dan menghindari terjadinya perceraian.

1. Janganlah membayangkan kesempurnaan dari pasangan hidup;

2. Dengarkan pembicaraan pasanganmu;

3. Proporsional dalam menjalin hubungan suami istri. Akan membangun kehidupan yang bahagia;

4. Jangan biarkan harta menghancurkan kehidupan Rumah Tangga;

5. Selalu tersenyum;

6. Janganlah istri memberikan nasihat (terlalu mencampuri urusan pribadi) kepada suami kecuali sang suami memintanya;

7. Sikap terbuka dan transparan antara suami istri;

8. Jangan memberikan perasaan cemburu menghancurkan istana cinta;

9. Jangan biarkan perdebatan meruncing;

10. Tumbuhkan perasaan peka dan sensitif terhadap kejadian yang menimpa pasangan anda.

Sumber:

Buku ONE HEART

Karya Al-Ustadz Zainal Abidin, Lc -hafidzahullah-

♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥

Faedah ta'lim dari Syeikh Ali bin Hasan Alhalabi hafidzahullahu ta'ala

Dari أُسْتَاذُ Ahmad Zainuddin bass fm:

Bismillah, ada beberapa faedah yang bisa ana ambil dari Syeikh Ali bin Hasan Alhalabi hafidzahullahu ta'ala yaitu; terjun ke kancah politik bagaikan berjalan di sebuah tempat yang penuh dengan ranjau, perlu sangat berhati hati, kalau tidak, maka akan terjebak. Jika kalian ikut memihak salah satu dari capres, maka kalian akan mendapatkan resiko baik negativ atau positiv, jika kalian tidak bersuara maka akan nyaman bersama keduanya. Jika menurut anggapan kalian ikut memilih adalah darurat dan benar, maka pilihlah yang paling sedikit bahayanya, jika kalian beda pendapat dalam masalah ini, maka perkara ini adalah ijtihadiyah fiqhiyah, jagalah persaudaraan, persatuan, kasih sayang dan lemah lembut sesama ahlissunnah, semoga Allah membimbing kalian pada kebenaran. Aamiin, Jakarta 22 Juni 2014 (Ahmad Zainuddin Bassfm Salatiga)

♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇


Ramadhan Bulan Penuh Keberkahan

Ramadhan Bulan Penuh Keberkahan

Wahai saudara-saudariku...

Semoga ALLAH senantiasa menyatukan hati-hati kita semua untuk mencintai-Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah...

Saudaraku..

Tampak jelas bagi kita semua tentang kebesaran, kemuliaan serta keberkahan bulan Ramadhan dan begitu besarnya ganjaran serta kebaikan didalamnya yang akan diperoleh oleh orang yang sungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya.

Saudara-saudariku...

Besar dan tidaknya ganjaran yang akan diperoleh oleh manusia tergantung sesuai dengan jauh atau tidaknya pelaksanaannya dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam!

Artinya, makin banyak pemahaman antum dan antunna tentang puasa, insyaa ALLAH makin banyak kita akan memperoleh keutamaan dan ganjarannya.


Sebagaimana Nabi bersabda:
Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak memperoleh apa-apa dari puasanya itu, kecuali lapar dan haus.

Untuk itu wahai saudara-saudariku...

Merupakan suatu keharusan bagimu untuk mengetahui "SIFAT PUASA NABI", yang berkaitan dengan kewajiban, pembatal-pembatal, rukun, adab, perkara yang diperbolehkan, amal-amal yang dianjurkan di bulan tersebut beserta tata cara pelaksanannya, dan doa-doa yang terkait dengannya.

Carilah kajian-kajian yang membahas ilmu tersebut!

Ingat wahai saudaraku,

jangan engkau sia-siakan bulan Ramadhan ini lewat begitu saja dalam kehidupanmu...sungguh-sungguhlah dalam mengerjakannya dan jadikanlah Ramadhan tahun ini seolah-olah Ramadhan yang terakhir bagi dirimu yang mana belum tentu engkau dapat menjumpai Ramadhan pada tahun berikutnya.

Untukmu wahai pelaku ma'siyat, jauhkanlah dirimu dari perbuatan ma'siyat di bulan tersebut, yang dengan sebabnya mudah-mudahan dirimu akan terbiasa dalam meninggalkan ma'siyat di hari-hari selanjutnya.

Semoga risalah yang singkat ini memberikan dorongan kepada kita, untuk mencari majelis-majelis ilmu yang membahas ilmu yang kita sangat butuhkan saat ini.

Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى

(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)

25 Sya'ban 1435H / 23 Juni 2014

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥