Kesalahan-kesalahan Seputar Berbuka Puasa
Oleh : أُسْتَاذُ Kholid Syamhudi Lc - حفظه الله تعالى
1. Tidak menyegerakan berbuka puasa, padahal waktunya telah tiba.
2. Menanti waktuberbuka puasa dengan kegiatan yang sia-sia, bahkan melanggar syariat.
Ngabuburit. Inilah istilah yang sekarang umum digunakan untuk
menggambarkan kegiatan di saat menanti waktu berbuka puasa. Mulai dari
sekedar nongkrong, berkumpul bersama teman-teman,
jalan-jalan, berburu makanan untuk berbuka, dll. Ngabuburit bahkan
sudah dikemas menjadi acara-acara khusus yang diisi berbagai macam
kegiatan. Jika isi kegiatan adalah hal positif yang tidak melanggar
syariat, tentunya tak mengapa. Tapi, kebanyakan ngabuburit yang
dilakukan orang-orang sekarang banyak mengandung hal yang sia-sia atau
bahkan melanggar syariat.
Misalnya: ikhtilat (bahkan dijadikan
ajang pacaran), hiburan dengan musik, nongkrong dan “cuci mata”,
ngobrol dan bercanda berlebihan, dll.
Saudariku, bukankah sebelum
berbuka itu berarti kita masih dalam keadaan berpuasa? Ingatlah bahwa
puasa tidak akan sempurna, bahkan akan menjadi sia-sia jika kita tidak
menjaga diri dari kemaksiatan dan hal yang sia-sia. Misalnya:
menundukkan pandangan serta menahannya dari pandangan-pandangan liar,
menjaga lisan, menjaga pendengaran dari mendengarkan setiap yang haram
atau yang tercela, menjaga anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa,
dll.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan yang
terlarang, maka Allah tidak butuh (atas perbuatannya meskipun)
meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)
“Puasa
bukanlah dari makan, minum semata, tetapi puasa itu menahan diri dari
perbuatan sia-sia dan keji.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim)
3. Makan dan Minum dengan Berlebihan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk
berbuka puasa dengan makanan yang sederhana. Seadanya saja. Tidak
berlebihan-lebihan, atau bahkan sampai memaksakan diri.
Memang, adakala tidak mengapa menghadirkan hidangan istimewa di kala
berbuka. Apalagi bila hal itu dilakukan untuk membahagiakan keluarga
atau agar anak-anak lebih bersemangat untuk berpuasa. Akan tetapi,
hendaknya hal itu tidak dijadikan kebiasaan. Ingatlah! Bahwa salah satu
hikmah berpuasa adalah agar kita turut merasakan kesusahan yang dialami
fakir miskin. Maka, kita juga perlu mendidik anak-anak kita untuk
memupuk jiwa sosial mereka. Tidak hanya saat kita berpuasa, tetapi juga
saat berbuka puasa.
Allah Ta’ala berfirman, yang artinya,
“Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak Menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. Al-A’raf: 31)
Saat berbuka juga bukan berarti waktunya ‘balas dendam’. Semua dimakan
sampai kekenyangan. Ingatlah, perut yang kenyang akan membuat malas
ibadah.
4. Melalaikan adab makan.
Saudariku, bersegera
untuk berbuka puasa bukan berarti boleh lalai berdoa sebelum makan.
Bukan berarti boleh makan dan minum dengan tergesa-gesa. Saat kita
berbuka puasa, berusahalah untuk tetap menjaga adab dan sunnah dalam
makan dan minum. Seperti berdoa, duduk ketika makan-minum, tidak meniup
makanan, dll.
5. Melalaikan shalat maghrib.
6. Mengisi acara berbuka dengan maksiat.
Makan bersama (makan berjama’ah) memang merupakan bagian dari sunnah
Rasulullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berkumpullah kalian dalam menyantap makanan kalian (bersama-sama),
(karena) di dalam makan bersama itu akan memberikan berkah kepada
kalian.” (HR. Abu Dawud. Hasan)
Akan tetapi, kita harus tetap
berusaha membingkai acara buka bersama tersebut dalam bingkai syariat.
Sebagaimana ngabuburit, acara buka bersama yang banyak dilakukan
sekarang ini banyak berisi kemaksiatan dan penyimpangan. Misalnya
ikhtilat, pacaran, musik, makanan yang berlebihan, sampai dengan
melalaikan waktu shalat Maghrib.
-✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈
Tidak ada komentar:
Posting Komentar