Hujan Adalah Karunia Dan Nikmat Allah Ta'ala
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ اُسْتَاذْ Fuad Hamzah Baraba', Lc -حفظه الله تعال-
Allah Ta'ala berfirman:
يعرفون نعمت الله ثم ينكرونها وأكثرهم الكافرون
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya
dan kebanyakan mereka adalah orang yang ingkar kepada Allah.” (QS.
an-Nahl:83).
Hujan merupakan nikmat Allah Ta'ala. Hanya Allah
Ta'ala saja Чαπƍ mampu menurunkan hujan, hujan turun bukan karena musim,
atau sudah masuk musim penghujan. Dan hujan turun bukan karena bintang
ini dan bintang itu. Orang yang menisbatkan hujan kepada bintang,
pelakunya dianggap kafir sebagaimana disabdakan Rasulullah صلى الله عليه
و سلم dari Rabb-nya, bahwa Dia berfirman:
أصبح من عبادي مؤمن بي و
كافر فأما من قال: مطرنا بفضل الله و رحمته, فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب,
وأما من قال: مطرنا بنوء كذا و كذا, فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب
“Diantara hamba-Ku ada yang menjadi beriman kepada-Ku dan ada pula
yang kafir. Adapun orang yang mengatakan: ‘Kami telah diberi hujan
karena keutamaan dan rahmat Allah, ’maka itulah orang yang beriman
kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang. Sedang orang yang
mengatakan ‘Kami diberi hujan karena bintang ini dan itu, ’maka itulah
orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang. (HR.
al-Bukhari).
Jika seseorang percaya bahwa bintang adalah pelaku atau faktor yang
mempengaruhi turunya hujan, maka ia dinyatakan musyrik dengan tingkatan
syirik besar. Dan jika ia percaya bahwa bintang menyertai turunya hujan
sehingga dapat di jadikan isyarat walaupun dengan menyakini bahwa
turunya hujan itu dengan izin Allah Ta’ala maka pebuatan itu tetap haram
dan pelakunya dinyatakan musyrik dengan tingkatan syirik kecil yang
bertentangan dengan kesempurnaan tauhid.
Karena menisbatkan sesuatu kepada selain Allah Ta’ala sebagai
pencipta, baik sebagai pelaku, atau faktor yang mempengaruhi atau faktor
penyerta adalah perbuatan syirik yang kini banyak menyebar di
masyarakat kaum muslimin. Inilah syirik yang sangat dikhawatirkan oleh
Rasulullah صلى الله عليه و سلم dalam sabdanya:
ثلاث أخاف على أمتي: الاستسقاء, وحيف السلطان, وتكذيب باالقدر
“Tiga hal yang sangat aku khawatirkan akan menimpa umatku:
menisbatkan hujan kepada bintang-bintang, penguasa yang zhalim, dan
pendustaan terhadap taqdir. (HR. Ahmad).
Perbuatan itu merupakan salah satu bentuk dari pengingkaran terhaadap
nikmat Allah Ta’ala dan sikap tawakal serta bergantung kepada selain
Allah Ta’ala . Selain itu, ia juga membuka peluang bagi munculnya
berbagai kepercayaan yang salah dan rusak yang pada giliranya akan
menghantarkan kepada kepercayaan penyembahan patung dan bintang. Ini
adalah syirik di dalam Rububiyyah, sebab di dalamnya terkandumg penafian
(peniadaan) ciptaan dari penciptanya dan sebaliknya serta pemberian hak
Rububiyyah kepada selain Allah Ta’ala, Rosulullah صلى الله عليه و سلم
bersabda:
أربع فى أمتى من أمر الجاهلية لايتركونهن: الفخر باﻷحساب, والطعن فى اﻷنساب, والاستسقاء باالنجوم, والنحاية
“Empat hal dari perkara-perkara Jahiliyah yang terdapat pada umatku,
dan tidak ditinggalkan oleh mereka: membanggakan nenek moyang, mencela
keturunan, menisbatkan turunya hujan kepada bintang-bintang, dan
meratapi mayat. (HR. Muslim).
Allah Ta’ala berfirman:
وتجعلون رزقكم أنكم تكذبون
“Dan kalian membalas rezeki (Чαπƍ telah dikaruniakan Allah) kepadamu
dengan mengatakan perkataan Чαπƍ tidak benar”. (QS. al-Waqi’ah:82).
Sumber δ¡: http://ibnumubarakallaitsi.wordpress.com/2012/10/12/hujan-adalah-karunia-dan-nikmat-allah-taala/.
(*) BBG AL-ILMU (*)
(*)⌣(*)⌣(*)⌣(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar