Tatkala kita mengetahui besarnya
jumlah utang kita
Dan kita mengetahui pula bahwa
jumlah aset kita tidak cukup untuk melunasinya
Bahkan kalau kita mempekerjakan
diri kita dan keluarga kita untuk menebus hutang
Maka kita tergolong orang
yang bangkrut, pailit.
Sekarang coba bayangkan,
dalam setiap harinya, berapa banyak dosa yang kita lakukan
Kita tidak pernah
menghitungnya, kalau amal kebajikan insyaAllah dihitung
Sebagian tidak merasa berbuat
dosa, karena memang ia tidak mengetahui mana yang dosa dan mana yang bukan
Lepas dari semua itu, Allah,
ar Rahman ar Rahiem
Yang Maha mengetahui dengan segala
kekurangan hambanya, telah membuat suatu sistem pelunasan dosa yang sangat indah
Yaitu, dengan menurunkan berbagai
macam musibah
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ
مِنْ وَصَبٍ ؛ وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى
- حَتَّى الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا - إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran
(pada pikiran), sedih, kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari no. 5641 dan Muslim no. 2573)
Jadi yang lagi sakit, pada
hakekatnya dia sedang melunasi hutang-hutangnya
Maka tiada kata yang lebih
pantas diucapkan pada waktu itu kecuali bersyukur kepada Allah
Salah satu ulama' salaf
berkata:
لولا مصائب الدنيا
لوردنا الآخرة مفلسين
"Andai kata bukan karena musibah-musibah dunia, niscaya kita akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bangkrut".
Bagi akhi ukhti yang sedang
dapat musibah
Saatnya menjadikan musibah
itu sebagai ladang pelunasan dosa
Dengan menata hati,
Bersabar
Meridhoi takdir ilahi
Bersyukur kepada Rabbi
Selamat mengamalkan.
Oleh: أُسْتَاذُ DR Syafiq Riza Basalamah, MA - حفظه الله تعالى
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar