Bermata Dua dan Berstandar Ganda
Banyak orang yang mengkritisi dan bahkan membenci sahabat Mu'awiyyah
radhiallahu anhu hanya karena beliau mewariskan kekuasaan kepada putranya
Yazid.
Banyak alasan mereka mengkritisi, dan apapun yang
dikatakan namun tetap saja itu bagian dari masa lalu yang tidak dapat
diulang atau dikoreksi.
Yang lalu biarlah berlalu, cukup bagi kita dari masa lalu dengan mengambil pelajaran, kebaikan dilanjutkan dan keburukan dilupakan atau dimaafkan.
Namun demikian, betapa banyak orang yang mengkritisi keputusan sahabat
Mu'awiyah radhiallahu anhu di atas, kini terbelenggu dengan hal serupa.
Kagum dengan anak keturunan figur-figur masa lalu.
Bisa saja
ayah mereka dahulu berjasa, hebat dan kesatria, namun apakah demikian
anak keturunannya? Betapa banyak dari mereka yang terbukti hanya
berteduh di bawah sisa sisa nama besar ayah mereka. Adapun mereka
sendiri saat ini terbukti tidak becus, alias tidak pantas dianggap
sebagai panutan.
Walau demikian, betapa banyak orang yang
hingga kini silau dengan pamor ayah mereka dahulu sehingga tanpa sadar
membeo dan mengekor dengan orang-orang kecil yang berpayungkan dengan
payung warisan.
Dahulu dinyatakan:
ليس الفتى من يقول كان أبي.
ولكن الفتى من يقول ها أنا ذا
Bukanlah pemuda sejati yang terbiasa berkata: dahulu ayahku,
Namun pemuda sejati adalah yang berkata : inilah aku ( karyaku).
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri - حفظه الله
┈┈»̶✽♈̷̴✽«̶┈┈
Tidak ada komentar:
Posting Komentar