Sabtu, 16 November 2013

Bermata Dua dan Berstandar Ganda

Bermata Dua dan Berstandar Ganda



Banyak orang yang mengkritisi dan bahkan membenci sahabat Mu'awiyyah radhiallahu anhu hanya karena beliau mewariskan kekuasaan kepada putranya Yazid.

Banyak alasan mereka mengkritisi, dan apapun yang dikatakan namun tetap saja itu bagian dari masa lalu yang tidak dapat diulang atau dikoreksi.

Yang lalu biarlah berlalu, cukup bagi kita dari masa lalu dengan mengambil pelajaran, kebaikan dilanjutkan dan keburukan dilupakan atau dimaafkan.

Namun demikian, betapa banyak orang yang mengkritisi keputusan sahabat Mu'awiyah radhiallahu anhu di atas, kini terbelenggu dengan hal serupa. Kagum dengan anak keturunan figur-figur masa lalu.

Bisa saja ayah mereka dahulu berjasa, hebat dan kesatria, namun apakah demikian anak keturunannya? Betapa banyak dari mereka yang terbukti hanya berteduh di bawah sisa sisa nama besar ayah mereka. Adapun mereka sendiri saat ini terbukti tidak becus, alias tidak pantas dianggap sebagai panutan.

Walau demikian, betapa banyak orang yang hingga kini silau dengan pamor ayah mereka dahulu sehingga tanpa sadar membeo dan mengekor dengan orang-orang kecil yang berpayungkan dengan payung warisan.

Dahulu dinyatakan:
ليس الفتى من يقول كان أبي.
ولكن الفتى من يقول ها أنا ذا
Bukanlah pemuda sejati yang terbiasa berkata: dahulu ayahku,
Namun pemuda sejati adalah yang berkata : inilah aku ( karyaku).

Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri - حفظه الله


┈┈»̶✽♈̷̴✽«̶┈┈

Tidak ada komentar:

Posting Komentar