☆ Syukur, Sabar; 2 Poros Mukmin ☆
Bagi seorang mukmin, hanya ada 2 sikap. Mendapat nikmat bersyukur, tertimpa musibah bersabar.
Dan itu hanya terjadi pada seorang mukmin.
A. Sungguh Menakjubkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin.
Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.
Dan apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya...” (HR Muslim: 2999)
B. Ada Doa Pada Keduanya.
Dari Ibunda Kaum Mukminin 'Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala memperoleh sesuatu yang menyenangkan, beliau mengucapkan:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya yang baik-baik menjadi sempurna...”
Dan apabila mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, beliau mengucapkan:
اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan....” (Shahih; HR. Ibnus Sunni dalam Amalul Yaumi Wal Lailah, Shahihul Jaami’ 4/201 al-Albani)
Tanpa kesombongan, tanpa celaan. Senantiasa berdoa apabila mendapat nikmat dan musibah.
@SahabatIlmu
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆*•☆°• •°☆•
Bagi seorang mukmin, hanya ada 2 sikap. Mendapat nikmat bersyukur, tertimpa musibah bersabar.
Dan itu hanya terjadi pada seorang mukmin.
A. Sungguh Menakjubkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin.
Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.
Dan apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya...” (HR Muslim: 2999)
B. Ada Doa Pada Keduanya.
Dari Ibunda Kaum Mukminin 'Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala memperoleh sesuatu yang menyenangkan, beliau mengucapkan:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya yang baik-baik menjadi sempurna...”
Dan apabila mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, beliau mengucapkan:
اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan....” (Shahih; HR. Ibnus Sunni dalam Amalul Yaumi Wal Lailah, Shahihul Jaami’ 4/201 al-Albani)
Tanpa kesombongan, tanpa celaan. Senantiasa berdoa apabila mendapat nikmat dan musibah.
@SahabatIlmu
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆*•☆°• •°☆•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar