Menjaga Lisan
Menjaga lisan bisa dilakukan dg menahan ucapan dari yg tdk
manfaat, dan memperhitungkan
apakah ucapannya nanti akan membawa kepada
keberuntungan di dunia maupun di akhirat, jika tdk membawa
keberuntungan maka hendaknya dikekang dan ditahan.
Bahkan lisan merupakan
gambaran apa yg ada didalam hati, sebagaimana berkata Yahya ibnu Mu’adz ; ” Hati merupakan bejana yg akan menumpahkan
isi yg ada didalamnya, sedangkan lisan adalah lubang jalan keluarnya, maka lihatlah seseorang tatkala bicara, lisannya
akan menumpahkan isi hati nya, bisa jadi manis, pahit, jernih lagi dingin, dan seterusnya, dan
senantiasa menuangkan isi hatinya dengan gerakan lisannya”. HR Abu Nuaim.
Berkata Anas,” Tidaklah lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya, dan tak akan lurus hati seorang hamba hingga lurus
lisannya“. HR Ahmad.
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ditanya tentang perbuatan yg paling
banyak mengantarkan kedalam neraka maka menjawab ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ,” Lisan dan farji“. HR Tirmidzy
Mu’adz pernah bertanya kepada
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻞ ﻡ tentang amalan yg memasukkan kedalam
surga dan menjauhkan dari neraka maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Jaga darimu lisan ini “. Kemudian Mu’adz
bertanya kembali ,’ apakah kita akan bertanggung jawab dari
lisan ini ? Maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Ya, kelak manusia akan ditelungkupkan didalam neraka lantaran hasil
dari buah bibir nya”. HR Tirmidzy.
Merupakan hal yg aneh, manusia mampu menjaga diri dari
memakan haram, mencuri, minum khomer, berzina, dan sulit baginya menjaga lisan, bahkan seseorang terpandang dalam
agama, zuhud, rajin ibadah ia merasa sulit untuk mengekang
lisan, hinga terucap satu kalimat yg tanpa sadar menyeret kejurang neraka lebih jauh antara timur dan barat.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعال
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
Tidak ada komentar:
Posting Komentar