MEMBUAT ORANG LAIN BAHAGIA
Coba bayangkan jika kita bisa:
mengangkat kesulitan orang yang kesusahan …
mengenyangkan yang lapar …
melepaskan orang yang terlilit utang …
Membuat orang lain bahagia,
keutamaannya, itu lebih baik dari melakukan ibadah i’tikaf di Masjid
Nabawi sebulan penuh. Sungguh ini adalah amalan yang mulia.
Keutamaan orang yang beri kebahagiaan pada orang lain dan mengangkat
kesulitan dari orang lain disebutkan dalam hadits Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699).
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
“Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa
menolongnya dalam hajatnya.” (HR. Bukhari no. 6951 dan Muslim no.
2580).
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ ,
وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى
مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا ,
أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ
أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي
مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا
“Manusia yang paling dicintai
oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun
amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain
bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau
menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku
yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf
di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di
dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’
no. 176).
Lihatlah saudaraku, bagaimana sampai membahagiakan
orang lain dan melepaskan kesulitan mereka lebih baik dari i’tikaf di
Masjid Nabawi sebulan lamanya.
Al Hasan Al Bashri pernah
mengutus sebagian muridnya untuk membantu orang lain yang sedang dalam
kesulitan. Beliau mengatakan pada murid-muridnya tersebut, “Hampirilah
Tsabit Al Banani, bawa dia bersama kalian.”
Ketika Tsabit didatangi,
ia berkata, “Maaf, aku sedang i’tikaf.” Murid-muridnya lantas kembali
mendatangi Al Hasan Al Bashri, lantas mereka mengabarinya.
Kemudian Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Wahai A’masy, tahukah engkau
bahwa bila engkau berjalan menolong saudaramu yang butuh pertolongan itu
lebih baik daripada haji setelah haji?”
Lalu mereka pun
kembali pada Tsabit dan berkata seperti itu. Tsabit pun meninggalkan
i’tikaf dan mengikuti murid-murid Al Hasan Al Bashri untuk memberikan
pertolongan pada orang lain.
Rajinlah membuat orang lain bahagia dan bantulah kesusahan mereka. Hanya Allah yang memberi taufik.
Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 294.
Penulis: أُسْتَاذُ Muhammad Abduh Tuasikal, ST MSc حفظه الله تعال Di Imogiri, 2 Rajab 1435 H
٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭
Tidak ada komentar:
Posting Komentar