Sssstt, Jangan Bilang-Bilang… Bahagia boleh saja
Bergembira tidaklah mengapa… Tetapi urusan pribadi suami istri jangan dicerita.
Asma’ bintu Yazid radhyiallahu ‘anhuma menceritakan, “Suatu ketika ia bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan para sahabat dari kalangan lelaki dan wanita sedang duduk-duduk.
Beliau shallallahu’alaihi wasallam bertanya, “Adakah seorang suami menceritakan apa yang ia lakukan bersama isterinya (berhubungan intim) atau adakah seorang istri menceritakan apa yang ia lakukan dengan suaminya…?” Maka semuanya terdiam tiada yang menjawab.
Aku (Asma’) menjawab, “Demi Allah, Wahai Rasulullah. “Sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar menceritakan, demikian juga mereka (para suami)” Nabi shallallahu’alaihi wasallam pun mengingatkan,
فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ “Janganlah kalian lakukan…! Karena sesungguhnya yang demikian itu seperti setan jenis lelaki bertemu dengan setan perempuan, kemudian ia menggaulinya sementara manusia menyaksikan…” (Shahih, HR. Ahmad: 6/456, Adabuz Zifaaf: 63 Al-Albani)
Tatkala menutupi hal itu dari pandangan manusia, bahkan anak kita. Mengapa pula disampaikan kepada teman dan tetangga…? Dan umumnya terjadi di perkumpulan sia-sia.
Berdiam diri di rumah memang memberi ketenangan dan menyelamatkan jiwa.
Terutama musibah terkait lisan…
@sahabatilmu
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Tidak ada komentar:
Posting Komentar