Rabu, 04 September 2013

Makruh menurut ulama salaf

♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇ Makruh menurut ulama salaf ♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇


Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, "Salaf terdahulu menggunakan kata makruh sesuai dengan makna yang tertera dalam firman Allah dan sabda rasulNya. Akan tetapi kalangan ulama terakhir membuat istilah makruh untuk sesuatu yang bukan haram, lalu membawa perkataan para salaf kepada istilah baru tersebut, sehingga terjadi kesalahan."

Imam Ahmad pernah berfatwa ttg hukum menikahi adik kakak, beliau berkata, "Makruh." Maksud beliau adalah haram.
Imam Abu Hanifah berkata, "Makruh minum di bejana emas dan perak bagi laki-laki dan wanita." Maksud beliau adalah haram.
Imam Malik sering kali menjawab, "Aku memakruhkannya." Maksudnya adalah haram.
Demikian pula imam Asy Syafii.

Kemudian para pengikutnya di belakangan hari banyak yang tidak memahami makna makruh yang diucapkan oleh imam mereka, dan membawanya kepada istilah yang muncul di belakangan hari.
Hingga terjadilah kesalahan besar terhadap syari'at dan ulama.

(I'laamul muwaqqi'in hal 37-39 tahqiq Raid bin Sabri).


☆ Oleh : أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى

✽.•°•.☆.•°•✽.•°•☆.•°•✽✽.•°•.☆.•°•✽.•°•☆.•°•✽

Tidak ada komentar:

Posting Komentar