Rabu, 11 September 2013

Bekerja Untuk Apa Dan Siapa

Bekerja Untuk Apa Dan Siapa

Mari sejenak merenungkan diri.
Bekerja seharian sepanjang hari, untuk apa dan siapakah kita lakukan hal itu...?
A. Jalan Allah Atau Setan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻣﻦ ﺳﻌﻰ ﻋﻠﻰ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ ﻓﻔﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﺳﻌﻰﻋﻠﻰ ﻋﻴﺎﻟﻪ، ﻓﻔﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﺳﻌﻰﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪﻟﻴﻌﻔﻬﺎ ﻓﻔﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﺳﻌﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻜﺎﺛﺮ، ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ
“Barangsiapa yang berusaha (bekerja) untuk menafkahi kedua orang tuanya, maka terhitung fii sabiilillah (di jalan Allah).
Barangsiapa yang berusaha untuk menafkahi keluarga dalam tanggungannya, maka terhitung di jalan Allah.
Dan barangsiapa yang berusaha untuk menjaga dirinya (agar tidak meminta-minta), maka terhitung di jalan Allah.
Namun barangsiapa berusaha dalam rangka bermegah-megahan, maka terhitung fii sabilisy syaithan (di jalan syaithan)...”
(HR al-Baihaqi, al-Bazzar, ath-Thabrani, Silsilah ash-Shahihah: 2232)
B. Tunaikan Hak Masing-Masing.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﺇﻥ ﻟﺮﺑﻚ ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻘﺎ، ﻭﻟﻨﻔﺴﻚ ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻘﺎ، ﻭﻟﺄﻫﻠﻚ ﻋﻠﻴﻚ ﺣﻘﺎ، ﻓﺄﻋﻂ ﻛﻞ ﺫﻱ ﺣﻖ ﺣﻘﻪ
“Sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atasmu. Jiwamu juga memiliki hak atasmu, demikian pula keluargamu (istri-anak) pun ada hak atas dirimu.
Tunaikanlah pada setiap pemilik hak akan haknya itu...” (HR Al-Bukhari: 1967)
Sebab itu, perhatikan hak keluarga dari waktu yang kita miliki, terutama tentang pendidikan agama mereka.
Jangan sampai, sibuk mengejar manfaat dunia, namun terlupakan menanam ilmu dan menyiram benih bekal akhirat di lingkup keluarga.
Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Jika engkau melihat orang lain mengunggulimu dalam hal dunia, maka kalahkanlah ia dalam perkara akhirat...”

@SahabatIlmu

-------๑๑•°♥°•๑๑-------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar