Senin, 19 Agustus 2013

Nasihat Tersembunyi


Nasihat Tersembunyi
Apabila seseorang melakukan kekeliruan, kemudian ada yang memperbaikinya di muka umum, biasanya akan ada penolakan.
Entah karena memang belum mengetahui bahwa itu salah maupun ego pribadi.
Bagaimana cara Islam...?
A. Pribadi.
Hendaklah menasihati dengan berduaan saja. Agar si pelaku kesalahan dapat memahami dengan baik kekeliruan yang dilakukan.
Dan itu tentu lebih mengena,
Sebagaimana petuah Imam Ibnu Hibban rahimahullah,
"Barangsiapa yeng menasihati saudaranya di hadapan orang lain maka berarti dia telah mencelanya. Dan barangsiapa yang menasihatinya secara rahasia maka dia telah memperbaikinya..."
Terdapat kaidah,
الضرر لا يزال بضرر
“Kerusakan tidak boleh dihilangkan dengan kerusakan pula..”
B. Ulil Amri.
Termasuk Ulil Amri adalah pimpinan tempat kerja kita, ketua perkumpulan, pemerintah bahkan kepala negara.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ فَلاَ يُبْدِ لَهُ عَلاَنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوَ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ لَهُ
“Barangsiapa yang ingin menasihati pemerintah dengan suatu perkara maka janganlah ia tampakkan di khalayak ramai.
Tetapi hendaklah ia mengambil tangan penguasa dan berbicara langsung empat mata.
Jika ia menerima maka itu (yang diharapkan) dan bila pun tidak, maka sungguh ia telah menyampaikan nasihat kepadanya.
Dosa terkena bagi dia dan pahala baginya (orang yang menasihati)...” (Shahih, HR. Ahmad)
Hidayah di tangan Allah..
Jangan berharap kau raih kebaikan dengan cara yang buruk...
Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Ataukah ada yang lebih bijak, pandai dan berhasil dakwahnya dari beliau shallallahu alaihi wasallam...?!

@SahabatIlmu

✽.•°•.☆.•°•✽.•°•☆.•°•✽

Tidak ada komentar:

Posting Komentar