Perkataan Para Ulama Sunnah Tentang Pentingnya Mempelajari Adab-Adab Dalam Menuntut Ilmu
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho, Lc. MA - حفظه الله تعالى
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho, Lc. MA - حفظه الله تعالى
1. Di dalam hadits yg SHOHIH, Rasulullah shallallahu laihi wasallam bersabda: إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق (Innamaa Bu’itstu Li Utammima Makaarimal Akhlaaq)
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah hanyalah untuk menyempurkan akhlak yg mulia.” (Dikeluarkan oleh Az-Zarqoni di dlm Mukhtashor Al-Maqooshid no.184).
2. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: إن المؤمن ليدرك بحسن خلقه درجة الصائم القائم (Innal Mu’mina Layudriku Bihusni Khuluqihi Darojata Ash-Shoo-imi Al-Qoo-imi)
Artinya: “Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yg mulia dapat menyamai derajat orang yg (rajin) berpuasa dan qiyamul lail.” (Hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).
3. Sebagian ulama salaf berkata: “Mempelajari Adab-adab islami yg dapat mensucikan jiwa itu semestinya dilakukan sebelum mempelajari adab-adab yg berkaitan dengan materi pelajaran.”
Maksudnya, mempelajari adab-adab islami yg dapat mensucikan jiwa manusia dari akhlak yg tercela dan sifat-sifat yg buruk seperti sifat sombong, dengki, dusta, kikir, khianat, bangga diri, riya (pamer) dan selainnya harus lebih di dahulukan sebelum memulai mempelajari ilmu syar’i itu sendiri.
4. Yusuf bin Husain rahimahullah berkata: “Dengan (memahami n mengamalkan) adab islami engkau dapat memahami ilmu agama (dengan baik n benar).” (Lihat Iqtidho’ul ‘Ilmi Al-’Amal karya Al-Khothib Al-Baghdadi hal.170)
5. Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata kepada seorang pemuda dari suku Quraisy: “Wahai anak saudaraku, pelajarilah olehmu adab-adab (islami) sebelum engkau mempelajari ilmu agama.” (Lihat Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani VI/330)
6. Zakariya Al-’Anbary rahimahullah berkata: “Ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kayu bakar. Dan adab tanpa ilmu bagaikan ruh tanpa jasad.”
7. Disebutkan bahwa jumlah jama’ah yg hadir di majlis ta’limnya imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mencapai 5000 (lima ribu) orang. Akan tetapi yg mencatat ilmu (hadits yg disampaikan oleh imam Ahmad, pent) hanya 500 (lima ratus) orang. Sedangkan yg lainnya hanya mempelajari akhlak n adab (sopan santun) yg baik dari beliau.”
8. Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata: “Mereka (para sahabat n tabi’in) mempelajari adab-adab islami sebagaimana mereka mempelajari ilmu syar’i.”
9. Ibunya imam Malik berkata kpd imam Malik rahimahullah: “Pergilah engkau ke Robi’ah (seorang ulama salaf), lalu pelajari adab-adab (sopan-santun)nya sebelum engkau pelajari ilmu yg dimilikinya.”
10. Muhanna (salah seorang murid imam Ahmad) rahimahullah berkata: “Aku pernah berguru kepada imam Ahmad bin Hanbal, dan aku telah belajar dari beliau tentang adab dan ilmu beliau.”
11. Para ulama yg mulia menceritakan kpd kita ttg beberapa adab imam Malik rahimahullah, yaitu bahwa beliau apabila hendak menyampaikan dan mengajarkan Hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau mandi terlebih dahulu, lalu mengenakan pakaiannya yg paling bagus dan memakai wewangian. Ini merupakan bentuk pengagungan beliau terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
12. Ibnu Wahb rahimahullah berkata: “Apa yg telah kami pelajari dari Adab (sopan santun)nya imam Malik lebih banyak drpd apa yg telah kami pelajari dari ilmunya.” (Lihat Siyaru A’laami An-Nubala’ karya imam Adz-Dzahabi VIII/113).
Demikianlah beberapa perkataan para ulama sunnah tentang pentingnya memahami dan mengamalkan adab-adab menuntut ilmu syar’i. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat. Dan smg Allah memberikan taufiq n kemudahan kpd kita utk menghiasi diri kita dengan akhlak n adab islami yg mulia. (Jakarta, 26 Agustus 2013)
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆*•☆°• •°☆•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar