MERUGI.
Tujuan yang baik harus dilalui dengan cara yang baik pula.
Alih-alih memotivasi, kerapkali di bulan Syawwal, penceramah akan menyampaikan riwayat lemah (dha'if) bahkan palsu berikut:
من استوى يوماه فهو مغبون ، ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
"Barangsiapa yang hari ini sama (dengan kemarin) maka dia telah lalai (merugi), barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat (binasa)..."
Kemudian dilanjutkan, "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia beruntung.."
Para ulama' menggolongkan riwayat ini sebagai hadits palsu (maudhu’).
Bahkan (mungkin) sang penceramah pun tak kuasa melaksanakan hadits tersebut.
Yang benar bagaimana...?
Allah ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
”Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran...” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)
Iman, amal shalih, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Semoga Anda berkenan senantiasa menasihati kami.. Dalam kebenaran dan kesabaran...
@sahabatilmu
»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶
Tidak ada komentar:
Posting Komentar