Senin, 19 Agustus 2013
Mencegah Kemungkaran
♧ Mencegah Kemungkaran ♧
Perbuatan mengajak kepada kebaikan (amar ma'ruf) terkadang lebih mudah dari mencegah dan melarang kemungkaran (nahi munkar)
Secara umum, manusia mengenal kebaikan namun terkadang hawa nafsu menghalanginya 'tuk melaksanakan.
Lain halnya apabila kemungkaran yang dilarang, bisa jadi dia menyangka itu adalah kebaikan.
Dapat pula dia mengira bahwa perbuatannya tidaklah mengapa.
A. Tetap Diingkari.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaknya dia menrubahnya dengan tangannya,
jika tidak sanggup maka dengan lisannya,
jika dia tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemah keimanan...” (HR. Muslim)
B. Jangan Takut Jangan Segan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam khutbahnya,
أَلَا لَا يَمْنَعَنَّ رُجُلًا هَيْبَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُوْلَ بِحَقٍّ إِذَا عَلِمَهُ
"Ingatlah, janganlah sekali pun rasa segan kepada manusia menghalanginya untuk mengatakan kebenaran apabila ia mengetahui.
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu menangis kemudian berkata,
“Sungguh, demi Allah, kita melihat banyak perkara lalu kita pun segan”
Dalam riwayat Ahmad terdapat tambahan,
فَإِنَّهُ لَا يُقَرِّبُ مِنْ أَجَلٍ وَلَا يُبَاعِدُ مِنْ رِزْقٍ أَنْ يُقَالَ بِحَقٍّ أَوْ يُذْكَرَ بِعَظِيْمٍ
"Sesungguhnya hal itu tidak mendekatkan kepada ajal kematian dan tidak pula menjauhkan dari rezeki apabila ia mengucapkan yang benar maupun mengingatkan suatu perkara yang besar.."
(Shahih: HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Silsilah ash-Shahihah: 168)
Mari bersemangat mencegah kemungkaran, tentunya dengan hikmah bukan serampangan tanpa ilmu.
@SahabatIlmu
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar