Bagai Setan Bisu
Menyeru kepada kebaikan (amar ma'ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi munkar) merupakan dua poros yang harus terlaksana.
Tidak hanya berpijak pada salah satu saja.
A. Sifat Umat Terbaik.
Allah Ta’ala berfirman,
كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan kepada manusia.
Kalian menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah...“ (QS Ali Imran: 110)
B. Harus Cegah Bila Mampu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا
مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيْهِمْ بِالْـمَعَاصِيْ يَقْدِرُوْنَ عَلَـى أَنْ
يُغَيِّرُوْا ثُمَّ لَا يُغَيِّرُوْا إِلَّا يُوْشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ
اللهُ مِنْهُ بِعِقَابٍ.
"Tidaklah terjadi kemaksiatan di tengah
suatu kaum dan mereka mampu mencegahnya namun tidak mereka cegah,
melainkan Allah akan menimpakan hukuman kepada mereka seluruhnya..."
(Shahih, HR Ahmad, Abu Daud, ibnu Majah)
Ada dua jenis setan jenis manusia dalam menyikapi kebaikan dan keburukan.
Abu ‘Ali ad-Daqqaq rahimahullah menyatakan,
الْمُتَكَلِّمُ بِالْبَاطِلِ شَيْطَانٌ نَاطِقٌ وَالسَّاكِتُ عَنِ الْحَقِّ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ
“Orang
yang berbicara dengan kebatilan ialah setan yang berbicara adapun orang
yang diam dari kebenaran bagai setan yang bisu...” (ad-Daa'u wad
Dawaa')
Yuks, jangan jadi setan bisu apalagi setan yang cerewet; senang bergosip, membicarakan orang dan berbagai keburukan lainnya...
@SahabatIlmu
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Tidak ada komentar:
Posting Komentar