Makan Atau Shalat…?
Mungkin itu yang menjadi pertanyaan saat iqamat telah berkumandang sedangkan makanan telah terhidang.
A. Makanlah dahulu.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
إِذَا وُضِعَ عَشَاءُ أَحَدِكُمْ وَأُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ فَابْدَؤُوْ بِالْعَشَاءِ، وَلاَ يَعْجَلْ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهُ.
“Apabila makan malam seseorang di antara kalian terhidang sedangkan iqamat telah dikumandangkan, maka dahulukan makan malam. Janganlah tergesa-gesa hingga ia menyelesaikan makannya…” (HR Bukhari Muslim)
Sebab bila melaksanakan shalat dalam keadaan makanan telah terhidang akan mengurangi kekhusyu’an.
Sebagaimana menahan hadats pun dilarang
B. Jangan Ditahan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَـامِ، وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُ اْلأَخْبَثَيْنِ.
“Tiada (sempurna) shalat ketika makanan telah terhidangkan.
Tiada (sempurna) juga shalat seorang yang menahan dua hadats…” (HR Muslim)
Dua hadats, yakni hadats kecil (kencing) dan hadats besar.
@sahabatilmu
◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦◦"̮◦
Tidak ada komentar:
Posting Komentar