JANJI TEGUH NAN SAKRAL
Oleh: أُسْتَاذُ DR. Syafiq bin Riza bin Hasan bin Abdul Qadir bin Salim Basalamah, MA - حفظه الله تعالى
Perkawinan atau pernikahan bukan hanya sekedar ikatan di atas buku hijau dengan stempel KUA.
Ia bukan hanya ucapan ijab dan qobul antara wali dan mempelai pria plus mahar dan dua saksi. Namun pernikahan adalah mahkota kehormatan yang terjalin di atas perjanjian yang sangat kuat, Allah menyebutnya dengan kalimat "MIITSAAQAN GHALIDHAN".
Penamaan seperti ini telah Allah sebutkan di dalam Al Qur'an sebanyak tiga kali untuk tiga perjanjian yang berbeda, namun semuanya adalah perjanjian-perjanjian yang agung dan luhur.
Yang pertama: perjanjian Allah dengan para utusannya agar mereka menyeru umat manusia kepada tauhid. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
{وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا}
"Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan 'Isa putera Maryam, dan Kami telah memgambil dari mereka per-janjian yang teguh." [QS. Al-Ahzaab: 7]
Yang kedua: perjanjian Allah dengan Bani Israil agar mereka patuh kepada Allah dan menjalankan hukum-hukum Taurat. Allah berfirman:
وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا "Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. [QS. An-Nisaa': 154]
Yang ketiga: perjanjian yang diambil oleh para perempuan dari suami-suami mereka. Allah jalla jalaluhu berfirman:
وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
"Dan istri-istri kalian telah mengambil dari kalian suatu perjanjian yang kuat" [QS. An-Nisaa': 21]
Mengenai Mitsaaqan Ghalidhan dijelaskan dalam sebuah kitab, "Yakni mereka telah mengambil perjanjian yang berat yang ditekankan dengan penekanan tambahan, dengannya sulit melanggarnya, seperti sebuah baju yang tebal yang sulit merobeknya." [Mahasin Ta'wil 3/57]
Nabi shallallahu 'alaihi wasalam telah bersabda,
فَاتَّقُوا اللَّهَ فِى النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللَّهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ
"Bertaqwalah kepada Allah dalam perkara perempuan-perempuan itu, sesungguhnya kalian telah mengambil mereka dengan amanah Allah, dan halal bagi kalian kemaluan mereka dengan kalimat Allah." [HR. Muslim no: 1218]
Akhi..coba renungkanlah betapa agungnya pernikahan. Bagaimana mungkin tidak disebut berpindahnya kepemilikan itu sebagai perjanjian yang teguh dan kuat ketika urusannya adalah berpindahnya surga seseorang kepada orang lain yang tidak pernah punya andil dalam merawat dan membesarkannya.
Orang tuanya telah menyerahkan putrinya kepadamu sepenuhnya..
Padahal, kau tidak pernah turut andil dalam melahirkannya ke dunia ini..
Ibunya selama 9 bulan dengan penuh lemah di atas kelemahannya mengandung istrimu itu..
Kau tidak pernah turut campur dalam memberikan perhatian dan kasih sayang..
Kau juga tidak pernah merasakan suka duka dalam membesarkan perempuan yang sekarang menjadi istrimu..
Tatkala dia sakit, tatkala dia menangis, tatkala ia bersedih, tatkala ia berduka, kau tak pernah hadir pada hari-hari itu..
Kemudian kau datang untuk meminangnya, momen itu adalah peristiwa yang cukup berat bagi orang tuanya..
Anak yang dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang akan dilepas dari dekapan mereka, dikeluarkan dari istana mereka..
Diserahkan kepadamu, yang merekapun tak dapat memastikan, bagaimana kelak hidupnya bersamamu..
Namun karena perintah Ilahi dan amaran Rabbi, dengan segala resiko yang harus diterima, kaupun dinikahkan..
Dengan satu harapan sebagai suami kau dapat menggantikan posisi keduanya, merawat, menjaga, mencintai dan membuatnya bahagia..
Pada hakikatnya kau telah mengambil perjanjian yang akan kau pertanggungjawabkan di dunia sebelum di akhirat..
Bukan sekedar kertas hijau biasa yang dapat kau gandakan di percetakan, dan bisa hilang, terbakar atau kau buang kapan kau bosan dengannya..
MITSAAQAN GHALIDHAN..
■☆□☆■☆□☆■☆□☆■☆□☆■☆□☆■☆□
Menggapai Cahaya Illahi
if I know what love is it is because of you...^_^...
Rabu, 13 April 2016
Kamis, 18 Juni 2015
Rabu, 17 Juni 2015
Manfaat & Faedah Berpuasa
Manfaat & Faedah Berpuasa
Oleh : Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc, MHI
(Mukim di Dammam, Saudi Arabia)
Puasa memiliki banyak manfaat dan faedah yang luar biasa, diantaranya:
☆ 1. Merupakan sarana untuk menjadi insan yang bertakwa
☆ 2. Merupakan sarana untuk syukur nikmat
☆ 3. Berpuasa dapat melembutkan tabiat dan meluruskan syahwat
☆ 4. Dapat menjadikan hati sibuk dengan berzikir
☆ 5. Dengan berpuasa, orang kaya akan mengetahui limpahan nikmat Allah atasnya
☆ 6. Puasa merupakan sarana untuk mengatur jiwa agar menjadi lebih baik
☆ 7. Dapat mengurangi dan menghilangkan sifat sombong pada jiwa
☆ 8. Merupakan sebab kasih sayang kepada fakir miskin
☆ 9. Berpuasa berarti menyamai apa yang dirasakan oleh fakir miskin
☆ 10. Berpuasa dapat mempersempit aliran darah sehingga dapat mempersempit jalan setan untuk menggoda
☆ 11. Puasa mengumpulkan tiga macam kesabaran: dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dalam meninggalkan larangan-larangan-Nya dan dalam menghadapi takdir Allah yang memilukan.
☆ 12. Puasa -dengan izin Allah- menjadikan sehat jiwa dan raga.
☆ 13. Muslim yang berpuasa karena Allah merupakan tanda ketulusan imannya kepada Allah Ta’ala dan tanda tingkat ubudiyyah (penghambaan) yang tinggi darinya kepada-Nya.
Oleh karena itu, hendaknya seorang yang berpuasa ia benar-benar mengharap ridha Allah semata, ikhlas karena-Nya, dan benar-benar meniti petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam berpuasa.
Dengan demikian, semoga ia mendapatkan keutamaan dan manfaat dari berpuasa.
Semoga Allah memudahkan kita semua untuk berpuasa ikhlas karena-Nya dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya. Aamiin.
[ash-Shiyam fi al-Islam, Sa’id al-Qahthani]
✅ Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA
===
📅 [ 30/08/1436 H ]
___
📱 Dipost Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc, MHI -hafizhahullah- tgl 30 Sya'ban 1436 / 17 Juni 2015
💚💚💚💚💚💚
Oleh : Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc, MHI
(Mukim di Dammam, Saudi Arabia)
Puasa memiliki banyak manfaat dan faedah yang luar biasa, diantaranya:
☆ 1. Merupakan sarana untuk menjadi insan yang bertakwa
☆ 2. Merupakan sarana untuk syukur nikmat
☆ 3. Berpuasa dapat melembutkan tabiat dan meluruskan syahwat
☆ 4. Dapat menjadikan hati sibuk dengan berzikir
☆ 5. Dengan berpuasa, orang kaya akan mengetahui limpahan nikmat Allah atasnya
☆ 6. Puasa merupakan sarana untuk mengatur jiwa agar menjadi lebih baik
☆ 7. Dapat mengurangi dan menghilangkan sifat sombong pada jiwa
☆ 8. Merupakan sebab kasih sayang kepada fakir miskin
☆ 9. Berpuasa berarti menyamai apa yang dirasakan oleh fakir miskin
☆ 10. Berpuasa dapat mempersempit aliran darah sehingga dapat mempersempit jalan setan untuk menggoda
☆ 11. Puasa mengumpulkan tiga macam kesabaran: dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dalam meninggalkan larangan-larangan-Nya dan dalam menghadapi takdir Allah yang memilukan.
☆ 12. Puasa -dengan izin Allah- menjadikan sehat jiwa dan raga.
☆ 13. Muslim yang berpuasa karena Allah merupakan tanda ketulusan imannya kepada Allah Ta’ala dan tanda tingkat ubudiyyah (penghambaan) yang tinggi darinya kepada-Nya.
Oleh karena itu, hendaknya seorang yang berpuasa ia benar-benar mengharap ridha Allah semata, ikhlas karena-Nya, dan benar-benar meniti petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam berpuasa.
Dengan demikian, semoga ia mendapatkan keutamaan dan manfaat dari berpuasa.
Semoga Allah memudahkan kita semua untuk berpuasa ikhlas karena-Nya dan sesuai dengan tuntunan Nabi-Nya. Aamiin.
[ash-Shiyam fi al-Islam, Sa’id al-Qahthani]
✅ Bagian Indonesia
🏠 ICC DAMMAM KSA
===
📅 [ 30/08/1436 H ]
___
📱 Dipost Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc, MHI -hafizhahullah- tgl 30 Sya'ban 1436 / 17 Juni 2015
💚💚💚💚💚💚
MARHABAN
MARHABAN
Oleh: Ustadz Djazuli, حفظه الله تعالى
Bismillah,
Oleh: Ustadz Djazuli, حفظه الله تعالى
Saudaraku..
Dalam hitungan jam ke depan إن شاء الله kita akan kembali memasuki bulan Ramadhan.
Suatu hari Nabi صلى الله عليه وسلم pernah keluar menemui para Shahabatnya dan bersabda:
اتاكم شهر مبارك
Telah datang pada kalian bulan yang diberkahi.
(HR.An Nasaa'i no.2106,dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dlm Shahihut Targhib no.999).
(HR.An Nasaa'i no.2106,dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dlm Shahihut Targhib no.999).
Berdasarkan hadits tadi sebagian Ulama (seperti Imam Suyuthi dalam kitabnya "Wushuul Amaanii fii Ushuulit Tahaanii",dan juga Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali-rahimahumallah) berpendapat disunnahkannya untuk memberikan ucapan selamat (tahni'ah) ketika memasuki bulan Ramadhan.
Syaikh 'Ali Hasan Al-Halaby hafizhahullah, mengatakan sebagian 'Ulama lainnya juga membolehkan ucapan:
بارك الله لكم في هذا الشهر
Semoga Allah memberkahi kalian semua di bulan ini.
Oleh karenanya, saya juga ikut berdoa:
بارك الله لنا و لكم في هذا الشهر
Semoga Allah memberkahi kita semua semua di bulan ini
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua dalam menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini.
Menjadikan siangnya untuk puasa, malamnya untuk Qiyamul lail, membaca Al Qur'an, shadaqah dan juga yang lainnya..
Allahumma Aamiin
Sumber:
(Ceramah Syaikh 'Ali Hasan Al-Halaby yang berjudul "Min Fiqhis Shiyaam").
(Ceramah Syaikh 'Ali Hasan Al-Halaby yang berjudul "Min Fiqhis Shiyaam").
بارك الله لنا و لكم في هذا الشهر
Semoga Allah memberkahi kita semua semua di bulan ini.
MUTIARA NASEHAT jelang RAMADHAN
MUTIARA NASEHAT
jelang
RAMADHAN
jelang
RAMADHAN
Bacalah al Qur'an...
walaupun satu hari hanya mendapatkan satu juz...
walaupun satu hari hanya mendapatkan satu juz...
Kalau tidak sanggup,
maka bacalah walaupun satu hari mendapatkan setengah juz...
maka bacalah walaupun satu hari mendapatkan setengah juz...
Kalau tidak sanggup pula,
maka bacalah walaupun satu hari hanya satu lembar saja...
maka bacalah walaupun satu hari hanya satu lembar saja...
Kalau tidak sanggup,
maka bacalah satu hari walaupun mendapatkan satu ayat...
maka bacalah satu hari walaupun mendapatkan satu ayat...
Kalau tidak sanggup juga,
membaca satu ayat satu hari...
maka tengoklah al Qur'an sehari walaupun hanya satu kali...
sentuhlah al Qur'an... dan peganglah... walaupun kita tak sanggup membacanya...
sambil kita berkata dalam hati kita...
kita katakan :
membaca satu ayat satu hari...
maka tengoklah al Qur'an sehari walaupun hanya satu kali...
sentuhlah al Qur'an... dan peganglah... walaupun kita tak sanggup membacanya...
sambil kita berkata dalam hati kita...
kita katakan :
" YA ALLAH DOSA APA YANG TELAH AKU LAKUKAN SEHINGGA AKU TIDAK SANGGUP MEMBUKA LEMBARAN AYAT-AYATMU... TIDAK SANGGUP LISANKU MEMBACA AYAT-AYATMU..."
Maka dengan demikian
in syaa Allah, Allah akan berikan hidayah kepada kita tentang pentingnya kita mempelajari al Qur'an...
in syaa Allah, Allah akan berikan hidayah kepada kita tentang pentingnya kita mempelajari al Qur'an...
Semoga bermanfaat..!
با رك الله فيكم
***
Penulis Ustadz Abu
Unais Ali Subbana
حفظه الله تعالى
Penulis Ustadz Abu
Unais Ali Subbana
حفظه الله تعالى
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
Minggu, 14 Juni 2015
RAHASIAKANLAH Rencana Anda
RAHASIAKANLAH Rencana Anda
✏ Oleh Ustadz Musyafa Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى
Rahasiakanlah rencana Anda, agar anda sukses dalam menggapainya.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
ﺍﺳﺘﻌﻴﻨﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺇﻧﺠﺎﺡ ﺍﻟﺤﻮﺍﺋﺞ
ﺑﺎﻟﻜﺘﻤﺎﻥ ، ﻓﺈﻥ ﻛﻞ ﺫﻱ ﻧﻌﻤﺔ ﻣﺤﺴﻮﺩ
“Bantulah KESUKSESAN hajat-hajat kalian dengan MERAHASIAKANNYA, karena setiap orang yang memiliki nikmat itu akan menjadi
sasaran HASAD orang lain.
[Silsilah Shohihah: 1453]
Oleh karena itulah, seringkali rencana kita gagal atau mengalami banyak hambatan
ketika beritanya mulai tersebar.
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
¤¤(*)¤¤
✏ Oleh Ustadz Musyafa Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى
Rahasiakanlah rencana Anda, agar anda sukses dalam menggapainya.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
ﺍﺳﺘﻌﻴﻨﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺇﻧﺠﺎﺡ ﺍﻟﺤﻮﺍﺋﺞ
ﺑﺎﻟﻜﺘﻤﺎﻥ ، ﻓﺈﻥ ﻛﻞ ﺫﻱ ﻧﻌﻤﺔ ﻣﺤﺴﻮﺩ
“Bantulah KESUKSESAN hajat-hajat kalian dengan MERAHASIAKANNYA, karena setiap orang yang memiliki nikmat itu akan menjadi
sasaran HASAD orang lain.
[Silsilah Shohihah: 1453]
Oleh karena itulah, seringkali rencana kita gagal atau mengalami banyak hambatan
ketika beritanya mulai tersebar.
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
¤¤(*)¤¤
Hakikat ilmu
Hakikat ilmu
✏ Oleh Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc حفظه الله تعالى
Dalam kitab shohih bukhori dan muslim diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr dari Nabi shalallahu alaihiwasalam bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu itu sendiri dari dalam diri manusia, tetapi pencabutan-Nya dengan mematikan para ulama. Dan jika tidak tersisa seorang alim pun, maka manusia akan mengangkat para pemimpin yang sangat bodoh, lantas mereka ditanyai lalu memberi fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.”
‘Ubadah bin ash-Shamit pernah ditanya mengenai makna hadits tersebut ia berkata, “Kalau aku berkehendak, niscaya aku akan memberitahukanmu mengenai ilmu yang pertamakali akan lenyap dari diri manusia: yaitu kekhusyu’an.”
Sesungguhnya alasan mengapa ‘Ubadah mengatakan hal tersebut, karena ilmu itu ada dua macam:
salah satunya ialah ilmu yang hasilnya bisa dirasakan dalam hati manusia, yaitu mengetahui tentang Allah azzawajalla sehingga menumbuhkan rasa takut dan harap serta cinta kpdNya, dari sisi nama-nama-Nya, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang bisa menjadikan seseorang khusyu’ kepada-Nya, merasa takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, berharap kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, dan inilah yang disebut sebagai ilmu yang bermanfaat, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud, “Sesungguhnya ada beberapa kaum yang membaca al-Qur-an, bacaan mereka tidak melewati kerongkongan mereka, namun bila bisa merasuk ke dalam hati maka akan terpatri dan bermanfaat bagi pemiliknya.”
Adapun ilmu yg kedua adalah ilmu yang ada dilisan dalam berdalil dan berhujjah.
Al-Hasan [al-Bashri] rohimahullah berkata :“Ilmu itu ada dua macam: Ilmu yang ada pada lisan dan ilmu yang ada pada hati. Ilmu yang merasuk ke dalam hati adalah ilmu yang bermanfaat, sedangkan ilmu yang hanya sebatas pada lisan kelak anak Adam tersebut akan di mintai pertanggung jawabannya.
Wallahu a'lam bishowab.
¤¤(*)¤¤
✏ Oleh Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc حفظه الله تعالى
Dalam kitab shohih bukhori dan muslim diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr dari Nabi shalallahu alaihiwasalam bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu itu sendiri dari dalam diri manusia, tetapi pencabutan-Nya dengan mematikan para ulama. Dan jika tidak tersisa seorang alim pun, maka manusia akan mengangkat para pemimpin yang sangat bodoh, lantas mereka ditanyai lalu memberi fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.”
‘Ubadah bin ash-Shamit pernah ditanya mengenai makna hadits tersebut ia berkata, “Kalau aku berkehendak, niscaya aku akan memberitahukanmu mengenai ilmu yang pertamakali akan lenyap dari diri manusia: yaitu kekhusyu’an.”
Sesungguhnya alasan mengapa ‘Ubadah mengatakan hal tersebut, karena ilmu itu ada dua macam:
salah satunya ialah ilmu yang hasilnya bisa dirasakan dalam hati manusia, yaitu mengetahui tentang Allah azzawajalla sehingga menumbuhkan rasa takut dan harap serta cinta kpdNya, dari sisi nama-nama-Nya, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang bisa menjadikan seseorang khusyu’ kepada-Nya, merasa takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, berharap kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, dan inilah yang disebut sebagai ilmu yang bermanfaat, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud, “Sesungguhnya ada beberapa kaum yang membaca al-Qur-an, bacaan mereka tidak melewati kerongkongan mereka, namun bila bisa merasuk ke dalam hati maka akan terpatri dan bermanfaat bagi pemiliknya.”
Adapun ilmu yg kedua adalah ilmu yang ada dilisan dalam berdalil dan berhujjah.
Al-Hasan [al-Bashri] rohimahullah berkata :“Ilmu itu ada dua macam: Ilmu yang ada pada lisan dan ilmu yang ada pada hati. Ilmu yang merasuk ke dalam hati adalah ilmu yang bermanfaat, sedangkan ilmu yang hanya sebatas pada lisan kelak anak Adam tersebut akan di mintai pertanggung jawabannya.
Wallahu a'lam bishowab.
¤¤(*)¤¤
Langganan:
Postingan (Atom)