Kapan dikatakan Sabar? |
 
 • Hikmah Fajar 
 
 Seorang dikatakan telah sabar menerima musibah apabila telah melakukan hal-hal berikut,
 
 1. Tidak ada dihatinya perasaan buruk sangka kepada Allah dan takdirnya.
 
 2. Amalannya tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah.
 
 3. Lisannya tidak mencela Allah, takdirnya atau masa, bahkan lisannya 
mengucapkan, ‘Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un’ sebagaimana dalam 
ayat diatas.
  
 Akan lebih baik lagi bila ditambah dengan doa yang diajarkan Rasululah kepada kita dalam hadits Ummu Salamah,
  
 سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا 
مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ إِنَّا 
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي
 وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا 
مِنْهَا
 
 “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa 
sallam bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang tertimpa musibah lalu 
menyatakan apa yang Allah perintahkan, ‘Innaa lillahi Wa Inna Ilaihi 
Raji’un Allahumma’ Jurni fi mushibatie wa Akhlif li Khairan minha.’ 
Kecuali Allah gantikan baginya yang lebih baik.” (HR. Muslim).
  
 Mudah-mudahan kita dapat mendapatkan tingkatan tertinggi dari tingkatan
 sabar dan paling tidak kita masih ditetapkan sebagai orang yang sabar.
 
 Selamat berlatih sabar.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi Al Bantani, Lc -  حفظه الله 
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar