Buah Berbakti Kepada Ayah
Sahabat dekatku (seorang polisi di kota Madinah) bercerita kepadaku kemarin malam di masjid Nabawi setelah isya, tanggal 19 Desember 2013):
"Pamanku, kakak ayahku adalah seorang yang sangat berbakti kepada ayahnya. Pada suatu hari –seperti kebiasaannya- ia menyiapkan sendal/sepatu dan memakaikan sendal ke kedua kaki ayahnya. Namun pada saat itu, ada sesuatu hal yang lain yang tidak biasa dilakukan oleh pamanku. Tatkala ia memakaikan kedua sendal/sepatu ke kedua kaki ayahnya, pamanku terus memandang wajah ayahnya sambil memakaikan kedua sendalnya. Maka sang ayahpun tertegun, dan berkata bahkan menghardiknya, "Kenapa engkau memandangku terus?".
Maka pamanku –yang tatkala itu masih muda belia dan belum menikah- berkata : "Wahai ayahanda, aku ingin puas memenuhi kedua mataku dengan memandang wajahmu…"
Mendengar jawaban pamanku maka sang ayah langsung sujud syukur seketika itu juga lalu mendo'akan agar Allah memberkahi pamanku, memberkahi hartanya, dan anak keturunannya.
Sekarang pamanku masih hidup, sedangkan ayahku sudah meninggal, padahal pamanku lebih tua dari ayahku. Pamanku setelah itu menikahi 4 orang wanita, dan dianugrahi 29 anak laki-laki, anak perempuan entah berapa. Dan rizkinya dilapangkan oleh Allah ta'ala.
Jika pamanku membeli makanan di kios, selalu ia membeli sayuran berkarton-karton, membeli roti berdos-dos, membeli sesuatu dalam jumlah yang banyak. Sehingga pemilik kios kaget melihat pamanku, seakan-akan ia mau menyiapkan makanan untuk orang sekampung?!. Ini semua karena pamanku adalah keluarga yang sangat besaaar…!
Anak lelaki yang paling kecil seumuran denganku (yaitu sekitar 45 tahunan). Yang menakjubkan, seluruh anak-anaknya berbakti kepada pamanku".
Demikianlah tuturan sahabatku, mengingatkan kepada kita bahwa berbakti bukan hanya kepada ibu, ayahpun memiliki hak yang besar untuk kita berbakti.
Semoga Allah menjadikan kita anak-anak yang berbakti, dan menjadikan anak-anak kita kelak juga berbakti kepada kita.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Firanda Andirja, Lc MA - حفظه الله تعالى
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈⌣̊┈̥-̶̯͡.
Sabtu, 28 Desember 2013
Ucapan Selamat Natal dalam Tinjauan.
Ucapan Selamat Natal dalam Tinjauan.
Berikut penulis rangkum dari kajian bedah buku " Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlussunnah Wal Jama'ah" bersama Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas di Masjid Shirathal Mustaqim Jasa Marga Tangerang Rabu, 25 Desember 2013 dalam sesi tanya jawab, Abu Abdillah Kiren.
Berikut petikannya,
Ustadz bagaimana hukumnya mengucapkan Selamat Natal untuk kaum Nasrani ?
Jawab :
Dari seluruh tafsir tidak ada yang memperbolehkan ucapkan natal.
Hanya orang bodoh yg melakukan itu, sebagaimana orang syiah yang dekat dengan Nasrani dan Yahudi.
Isa 'alaihissalam lahir saat musim kurma atau saat musim panas, di Arab sendiri musim panas terjadi pada bulan Agustus. Musim ini berlangsung umum setiap tahunnya dan ketika musim semi maka tidak ada salju.
Maka akan timbul pertanyaan baru dari mana asal 25 Desember sebagai hari kelahiran Isa Ibnu Maryam ?
Bani Israil kemudian menyangka bahwa Nabi Isa Alaihissalam adalah Tuhan. Namun, Nabi Isa Alaihissalam membantah mengakui dirinya adalah Tuhan. Ia menegaskan bahwa dirinya hanyalah utusan Allah Subhanallahu wata'ala. Sedangkan yang wajib disembah hanya Allah saja.
Nabi Isa Alaihissalam tunduk kepada Allah. Penolakan Nabi Isa ini diabadikan dalam Al Qur'an Al-Maidah: 116.
Atas semua anggapan orang-orang Nasrani ini maka Syariat dan akal tidak pernah bisa menerima.
وَالَّذينَ لا يَشهَدونَ الزّورَ وَإِذا مَرّوا بِاللَّغوِ مَرّوا كِرامًا
Dan mereka (yang diridhoi Allah itu ialah orang-orang) yang tidak menghadiri tempat-tempat melakukan perkara-perkara yang dilarang, dan apabila mereka bertemu dengan sesuatu yang sia-sia, mereka melaluinya dengan cara membersihkan diri daripadanya. Al Furqon:72
Makna الزّورَ adalah kebohongan atau musik-musik lagu atau perayaan orang-orang kafir.
Masih mau ucapkan selamat natal ?
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Berikut penulis rangkum dari kajian bedah buku " Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlussunnah Wal Jama'ah" bersama Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas di Masjid Shirathal Mustaqim Jasa Marga Tangerang Rabu, 25 Desember 2013 dalam sesi tanya jawab, Abu Abdillah Kiren.
Berikut petikannya,
Ustadz bagaimana hukumnya mengucapkan Selamat Natal untuk kaum Nasrani ?
Jawab :
Dari seluruh tafsir tidak ada yang memperbolehkan ucapkan natal.
Hanya orang bodoh yg melakukan itu, sebagaimana orang syiah yang dekat dengan Nasrani dan Yahudi.
Isa 'alaihissalam lahir saat musim kurma atau saat musim panas, di Arab sendiri musim panas terjadi pada bulan Agustus. Musim ini berlangsung umum setiap tahunnya dan ketika musim semi maka tidak ada salju.
Maka akan timbul pertanyaan baru dari mana asal 25 Desember sebagai hari kelahiran Isa Ibnu Maryam ?
Bani Israil kemudian menyangka bahwa Nabi Isa Alaihissalam adalah Tuhan. Namun, Nabi Isa Alaihissalam membantah mengakui dirinya adalah Tuhan. Ia menegaskan bahwa dirinya hanyalah utusan Allah Subhanallahu wata'ala. Sedangkan yang wajib disembah hanya Allah saja.
Nabi Isa Alaihissalam tunduk kepada Allah. Penolakan Nabi Isa ini diabadikan dalam Al Qur'an Al-Maidah: 116.
Atas semua anggapan orang-orang Nasrani ini maka Syariat dan akal tidak pernah bisa menerima.
وَالَّذينَ لا يَشهَدونَ الزّورَ وَإِذا مَرّوا بِاللَّغوِ مَرّوا كِرامًا
Dan mereka (yang diridhoi Allah itu ialah orang-orang) yang tidak menghadiri tempat-tempat melakukan perkara-perkara yang dilarang, dan apabila mereka bertemu dengan sesuatu yang sia-sia, mereka melaluinya dengan cara membersihkan diri daripadanya. Al Furqon:72
Makna الزّورَ adalah kebohongan atau musik-musik lagu atau perayaan orang-orang kafir.
Masih mau ucapkan selamat natal ?
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Jumat, 27 Desember 2013
Antara Maslahat dan Mafsadat
Broadcast dari: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
» Antara Maslahat dan Mafsadat
• Untaian Nasehat.
Rabu 25 Desember 2013.
Apabila berkumpul antara maslahat dan mafsadat atau berkumpul antara kebaikan dan kejahatan, maka wajib menguatkan yang terkuat darinya. permasalahan ini sangatlah penting khususnya dalam amar ma'ruf nahi munkar.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,
"Apabila amar ma'ruf nahi munkar itu mencakup hal yangmendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudharatan, maka harus dilihat penentangnya. Jika menyebabkan hilangnya kemaslahatan atau (mendatangkan) mafsadat yang lebih besar, maka hal itu tidak dibolehkan bahkan menjadi haram, apabila mafsadatnya lebih besar daripada maslahatnya. Dan standart maslahat dan mafsadat ialah syari-at islam"
(Al-Amru bil Ma'ruuf wan Nahya 'anil Munkar hal 47, Majmuu' Fataawaa XXVIII/129 )
Disadur bebas oleh Abu Abdillah dari bedah Buku Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlussunnah wal Jamaah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.
Rabu 25 Desember 2013, Masjid Siratal Mustaqim Jasa Marga Tangerang,
Segala apa yang diperintahkan Allah adalah kemaslahatan dan Allah memuji kebaikan dan orang-orang yang melakukan perbaikan dan mencintai orang-orang yang beriman dan melakukan kebajikan.
( Kaidah Amar Ma'ruf Nahi Munkar Bab 6 / 217. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
(Al-Amru bil Ma'ruuf wan Nahya 'anil Munkar hal 47, Majmuu' Fataawaa XXVIII/129 )
Disadur bebas oleh Abu Abdillah dari bedah Buku Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlussunnah wal Jamaah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.Rabu 25 Desember 2013, Masjid Siratal Mustaqim Jasa Marga Tangerang,Segala apa yang diperintahkan Allah adalah kemaslahatan dan Allah memuji kebaikan dan orang-orang yang melakukan perbaikan dan mencintai orang-orang yang beriman dan melakukan kebajikan.( Kaidah Amar Ma'ruf Nahi Munkar Bab 6 / 217. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas)
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Malu Itu Kehidupan
Malu Itu Kehidupan
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Malu (اَلْـحَيَاءُ) berasal dari kata (اَلْـحَيَاة) (kehidupan)... Hidup dan matinya hati sangat berpengaruh terhadap sifat malu seseorang...."
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
"Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.." (HR al-Bukhari: 3483, Ahmad, Abu Daud, dan lainnya)
Saat..
Engkau membuka aurat...
Engkau telah bermaksiat...
Tanda tiada malu dan matinya hati...
Siapkan pertanggungjawaban di akhirat nanti...
Ketika itu hanya sendiri....
@sahabatilmu
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
JANGAN MENTERTAWAKAN ORANG YG BARU BELAJAR
JANGAN MENTERTAWAKAN ORANG YG BARU BELAJAR
Imam Al Bukhari rahimahullah bercerita:
“Sewaktu masih kecil, aku pergi ke majlis para fuqoha, apabila aku datang, aku merasa malu untuk mengucapkan salam kepada mereka. Seorang muaddib berkata kepadaku:
“Berapa hadits yang telah kamu catat di hari ini ?”
Aku menjawab,”Dua.”
Ternyata orang-orang yang berada di majlis mentertawakanku.
Salah seorang Syaikh berkata, “Jangan kalian tertawa, barangkali suatu ketika nanti, dia yang akan mentertawakan kalian.” (Siyar A’laam An Nubala 12/401)
Ternyata benar.. Imam Bukhari menjadi besar.. Semua ulama memujinya.. Maka.. Janganlah suka mentertawakan mereka yang baru belajar.. Barangkali suatu ketika nanti.. Ia menjadi ulama besar.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇
Keutamaan Ulama Robbani Dan Bahaya Pemimpin Yang Bodoh
Keutamaan Ulama Robbani Dan Bahaya Pemimpin Yang BodohDitulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA - حفظه الله تعالى
عَنْ عَبْدِ الله بن عَمْرِو بن العاصِ ” رضي الله عنهما ” قال : سَمِعْت رسول الله صلى الله عليه وسلَّم يقول :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
(رواه البخاري ومسلم)
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu (syar’i) dengan sekali cabut dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pemimpin-pemimpin yang bodoh. Kemudian para pemimpin bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari nomor hadits: 100, 7307, dan imam Muslim nomor hadits: 2673)
BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:
1. Hadits ini menunjukkan akan agungnya nikmat ilmu syar’i yang Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki.
2. Betapa tinggi dan agungnya kedudukan para ulama robbani yang senantiasa menyeru dan mengajarkan kepada umat manusia Kitabullah (AL-Quran Al-Karim) dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (hadits-hadits yang shohih) dengan pemahaman yang lurus dan benar.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata: “Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sebelum ilmu tersebut dihilangkan. Hilangnya ilmu adalah dengan wafatnya para ‘ulama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah sebagai syuhada, mereka sangat menginginkan agar Allah membangkitkan mereka dengan kedudukan seperti kedudukannya para ‘ulama, karena mereka melihat begitu besarnya kemuliaan para ‘ulama. Sungguh tidak ada seorang pun yang dilahirkan dalam keadaan sudah berilmu. Ilmu itu tidak lain didapat dengan cara belajar.” (Lihat Al-’Imu, karya Ibnul Qayyim, hal.94)
3. Wafatnya para ulama robbani merupakan musibah terbesar yang menimpa umat Islam. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah imam para ulama robbani.
Al-Imam Ayyub As-Sakhtiyani rahimahullah berkata :
“Sungguh ketika sampai kepadaku (berita) kematian seorang (ulama) dari Ahlus Sunnah, maka seakan-akan hilanglah satu anggota tubuhku.”
Diriwayatkan dari Asy-Sya’bi, dari Masruq dari Ibnu Mas’ud, bahwa beliau berkata : “Tidaklah datang suatu masa melainkan pasti lebih buruk daripada masa sebelumnya. Maksud saya bukanlah seorang pemimpin lebih baik daripada pemimpin lainnya, bukan pula suatu tahun lebih baik daripada tahun lainnya. Namun maksud saya adalah perginya para ‘ulama dan ahli fiqh, kemudian kalian tidak menemukan penggantinya. Lalu datanglah suatu kaum yang berfatwa atas dasar logika mereka.” (Lihat Fathul Bari, syarh hadits no. 7068)
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata : “Para ‘ulama Salaf mengatakan: “Kematian seorang ‘ulama (robbani) adalah cela dalam tubuh Islam. Tidak mungkin ditambal dengan apapun sepanjang zaman.” (Diriwayatkan oleh Ad-Darimi no.324)
Hilal bin Khabbab rahimahullah berkata: Saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair : “Wahai Abu Abdillah, apakah tanda kehancuran manusia?” Beliau menjawab : “Apabila ‘ulama-’ulama mereka telah wafat.” (Diriwayatkan oleh Ad-Darimi no.251)
4. Hadits ini juga menunjukkan betapa besar ambisi orang-orang bodoh dan sesat untuk menjadi imam dan pemimpin bagi kaum muslimin.
5. Kaum muslimin senantiasa merasa butuh akan keberadaan para ulama robbani yang dapat menuntun mereka ke jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan, serta memperingatkan mereka dari setiap keburukan, kesesatan dan kebinasaan.
6. Betapa besarnya ambisi orang-orang bodoh lagi sesat untuk berpenampilan dan bertingkah seperti para ulama. Hal ini dikarenakan mereka mengetahui bahwa keberadaan para ulama robbani selalu dibutuhkan oleh manusia.
7. Betapa besarnya bahaya berbicara tentang agama tanpa ilmu. Hal ini dikarena mudhorot yang ditimbulkannya akan menimpa individu dan masyarakat muslim secara merata.
8. Betapa besarnya dosa orang yang berfatwa tanpa dasar ilmu syar’i yang kuat dan benar. Dimana Ia akan menanggung dosa sebanyak orang-orang yang tersesat akibat fatwanya.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ, كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ, لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أوزارهم شَيْئًا
“Barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosanya dan dosa para pengikutnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu anhu)
9. Barangsiapa yang ingin terjun ke medan dakwah dan memperbaiki keadaan umat manusia, maka hendaknya Ia bersungguh-sungguh untuk membekali dirinya dengan ilmu syar’i yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan manhaj (pemahaman) yang benar. Sebab, orang yang berdakwah kepada Allah dengan niat yang baik dan semangat yang tinggi namun tanpa bekal ilmu syar’i yang cukup, maka Ia akan lebih banyak merusak keadaan umat daripada memperbaikinya.
10. Besarnya dosa orang yang menghina dan mencaci maki para ulama robbani serta menjauhkan manusia Dari menimba ilmu kepada mereka.
11. Diantara sebab utama tersebarnya bid’ah-bid’ah di tengah masyarakat Muslim ialah Tidak Adanya ulama robbani, atau menjadikan manusia merasa tidak butuh kepada ilmu yang diajarkan Oleh para ulama robbani.
Demikianlah beberapa pelajaran penting dan faedah ilmiyah yang dapat kita ambil Dari hadits ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Madinah, 24 Desember 2013
♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇
Membalas Jasa Ibu
Membalas Jasa Ibu.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,
“Ibu lebih diutamakan karena keletihan, curahan perhatian dan pengabdiannya. Terutama di saat hamil, melahirkan, menyusui dan mendidik anak hingga dewasa…” (Syarh Shahih Muslim)
Mampukah kita membalas jasa ibu…?
A. Tidak, Walau Satu Helaan Pun.
Tatkala ada seorang penduduk Yaman thawaf di sekitar ka’bah sembari menggendong ibu di punggungnya.
Lalu orang itu bertanya,
“Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi ibu…?”
Ibnu Umar menjawab,
لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ
“Belum, walau satu helaan nafas ibumu saat melahirkanmu..”
(Shahih, al-Adabul Mufrad: 11 al-Bukhari)
B. Bebaskan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَجْزِى وَلَدٌ وَالِدَهُ إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوْكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ
“Seorang anak tidak akan mampu membalas jasa kedua orang tuanya kecuali bila ia mendapatkan orang tua dalam keadaan menjadi budak, kemudian ia membelinya dan membebaskan….” (Shahih, al-Adabul Mufrad: 10 al-Bukhari, Irwa’ul Ghalil: 1737 Al-Albani)
Saat ini, kita…
Tidak menggendong, tidak pula membebaskan ibunda dari perbudakan.
Yang ada…
Kerap dititipi mengasuh cucu, menjaga rumah, dan tambahan pekerjaan lainnya…
Bila pun kita tak mampu membuat bunda tersenyum, jangan jadikan ia menangis…
@sahabatilmu
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈⌣̊┈̥-̶̯͡.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,
“Ibu lebih diutamakan karena keletihan, curahan perhatian dan pengabdiannya. Terutama di saat hamil, melahirkan, menyusui dan mendidik anak hingga dewasa…” (Syarh Shahih Muslim)
Mampukah kita membalas jasa ibu…?
A. Tidak, Walau Satu Helaan Pun.
Tatkala ada seorang penduduk Yaman thawaf di sekitar ka’bah sembari menggendong ibu di punggungnya.
Lalu orang itu bertanya,
“Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi ibu…?”
Ibnu Umar menjawab,
لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ
“Belum, walau satu helaan nafas ibumu saat melahirkanmu..”
(Shahih, al-Adabul Mufrad: 11 al-Bukhari)
B. Bebaskan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَجْزِى وَلَدٌ وَالِدَهُ إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوْكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ
“Seorang anak tidak akan mampu membalas jasa kedua orang tuanya kecuali bila ia mendapatkan orang tua dalam keadaan menjadi budak, kemudian ia membelinya dan membebaskan….” (Shahih, al-Adabul Mufrad: 10 al-Bukhari, Irwa’ul Ghalil: 1737 Al-Albani)
Saat ini, kita…
Tidak menggendong, tidak pula membebaskan ibunda dari perbudakan.
Yang ada…
Kerap dititipi mengasuh cucu, menjaga rumah, dan tambahan pekerjaan lainnya…
Bila pun kita tak mampu membuat bunda tersenyum, jangan jadikan ia menangis…
@sahabatilmu
⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈⌣̊┈̥-̶̯͡.
Hafalkanlah !
🍋 Hafalkanlah !
Dari Abu Kabsyah Al Anmaari radliyallahu 'anhu bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga perkara yang aku bersumpah atasnya, aku akan sampaikan, maka hafalkanlah !
-Harta seorang hamba tidak akan berkurang karena sedekah.
-Tidaklah seorang hamba di zalimi, lalu ia bersabar kecuali Allah akan tambahkan kemuliaan untuknya.
-Tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta, kecuali Allah akan membukakan untuknya pintu kefaqiran.
Aku akan menyampaikan sebuah hadits, hafalkanlah ! Dunia itu untuk empat orang:
-Seorang hamba yang diberikan oleh Allah rizki berupa harta dan ilmu, dengannya ia bertaqwa kepada Allah, menyambung silaturahmi dan melaksanakan hak Allah. Ini adalah kedudukan yang paling utama.
-dan hamba diberikan oleh Allah ilmu dan tidak diberikan harta, namun niatnya benar, ia berkata: jika aku mempunyai harta, aku akan berinfaq seperti si fulan, maka dengan niatnya ia mendapat pahala yang sama dengannya.
-dan hamba yang diberikan harta dan tidak diberikan ilmu, ia habiskan hartanya dengan tanpa ilmu, tidak bertaqwa kepada Rabbnya, tidak menyambung silaturahmi dan tidak melaksanakan hak Allah, maka ini kedudukan yang paling buruk.
-dan hamba yang tidak diberikan harta tidak juga ilmu, dan ia berkata: jika aku mempunyai harta aku akan beramal (buruk) seperti si fulan, maka dengan niatnya tsb ia mendapat dosa yang sama dengannya.
(HR Ahmad dan at Tirmidzi dan ia berkata: hasan shahih. Dan dishahihkan oleh syaikh al Bani dalam shahih targhib no 16).
✏ Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Inikah zamannya ??
Inikah zamannya ??
Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu berkata:
"Bagaimana keadaanmu bila fitnah menyelimutimu?..
Orang menjadi tua di atas fitnah..
Anak kecil tumbuh di atas fitnah..
Sehingga manusiapun menganggapnya sebagai sunnah..
Apabila fitnah itu dirubah..
Mereka berkata,"Telah dirubah sunnah."
Kapan itu terjadi wahai ibnu Mas'ud??..
Beliau menjawab:
"Apabila qari qari telah banyak..
Sementara ulama sedikit jumlahnya..
Banyak yang menjadi pemimpin..
Namun sedikit yang amanah..
Dan dunia dicari dengan amalan akhirat.. (HR Ad Darimi).
(Silsilah atsar shahihah hal 91)
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
JIKA SEMUT DITUDUH BERDUSTA
JIKA SEMUT DITUDUH BERDUSTA
Ketika Ibnu Taimiyah mendapat cerita dari Ibnu Qoyyim mengenai kehidupan semut, ia berkata,“Sesungguhnya semut diciptakan Allah dengan watak jujur dan mencela kebohongan.” (Kitab Syifa’ul ‘Alil)
Salah seorang arif bercerita bahwa ia pernah menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan.
Ia berkisah:“Suatu ketika aku melihat seekor semut yang berusaha mengangkat bangkai belalang, namun ia tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu kembali dengan membawa serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat bangkai belalang itu. Ketika semut dan rombongannya tiba, semut tersebut berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya, namun mereka tidak menemukan apa-apa, akhirnya mereka pun kembali. Aku menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Kemudian semut itu datang lagi dan menemukan bangkai belalang tersebut namun ia tidak mampu mengangkatnya.Semut itupun pergi sejenak lalu kembali dengan membawa rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang itu. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat tersebut namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itupun pergi. Aku kembali meletakkan bangkai itu di tempat semula. Semut itu kembali lagi lalu memanggil rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang tersebut. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat itu namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itu membentuk lingkaran kemudian mereka meletakkan semut yang memanggil mereka di tengah-tengah lingkaran lalu mereka mengangkatnya beramai-ramai dan memotongnya menjadi beberapa bagian, sementara aku melihat semua itu dengan mata kepalaku!”
(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al Imam Ibnul Qayyim, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin)
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Fachrudin Nu’man - حفظه الله تعالى
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Ketika Ibnu Taimiyah mendapat cerita dari Ibnu Qoyyim mengenai kehidupan semut, ia berkata,“Sesungguhnya semut diciptakan Allah dengan watak jujur dan mencela kebohongan.” (Kitab Syifa’ul ‘Alil)
Salah seorang arif bercerita bahwa ia pernah menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan.
Ia berkisah:“Suatu ketika aku melihat seekor semut yang berusaha mengangkat bangkai belalang, namun ia tidak sanggup mengangkatnya. Semut itu pergi sejenak lalu kembali dengan membawa serombongan semut lainnya. Sebelum mereka tiba aku mengangkat bangkai belalang itu. Ketika semut dan rombongannya tiba, semut tersebut berputar-putar di tempat itu dan diikuti oleh rombongannya, namun mereka tidak menemukan apa-apa, akhirnya mereka pun kembali. Aku menaruh bangkai belalang itu di tempat semula. Kemudian semut itu datang lagi dan menemukan bangkai belalang tersebut namun ia tidak mampu mengangkatnya.Semut itupun pergi sejenak lalu kembali dengan membawa rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang itu. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat tersebut namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itupun pergi. Aku kembali meletakkan bangkai itu di tempat semula. Semut itu kembali lagi lalu memanggil rombongannya. Aku kembali mengangkat bangkai belalang tersebut. Semut-semut itu berputar-putar di sekitar tempat itu namun tidak menemukan apa-apa. Lalu semut-semut itu membentuk lingkaran kemudian mereka meletakkan semut yang memanggil mereka di tengah-tengah lingkaran lalu mereka mengangkatnya beramai-ramai dan memotongnya menjadi beberapa bagian, sementara aku melihat semua itu dengan mata kepalaku!”
(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al Imam Ibnul Qayyim, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin)
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Fachrudin Nu’man - حفظه الله تعالى
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
MENUNTUT ILMU, SERTA BERHUJJAH DAN ISTIQAMAH DIATASNYA TERMSUK JIHAD
"MENUNTUT ILMU, SERTA BERHUJJAH DAN ISTIQAMAH DIATASNYA TERMSUK JIHAD"
Telah berkata: Abdul bar an-Namiri dalam pujiaannya terhadap para pejuang dengan hujjah dan bayan (penuntut ilmu) yg telah dianggap oleh ibnu qayyim sebagai jihad terbesar, beliau berkata:
Ahlan wasahlan dengan orang-orang yang paling dicinta dan disayang di sisi ALLAH yang memiliki kenikmatan.
Ahlan dengan kaum yang shaleh yang memiliki ketakwaan putih, bercahaya wajah-wajahnya yang menghiasi setiap tempat.
Mereka adalah (orang-orang) yang bersusah payah menuntut ilmu hadits dengan menghiasi diri mereka serta menjaga diri dari segala yang tidak baik, kerendahan hati, ketenangan dan rasa malu.
Mereka memiliki kewibawaan, keagungan ilmu dan keutamaan lainnya yang tidak terhitung.
Tinta yang mengalir dari pena-pena mereka lebih suci dan lebih utama dari darahnya para syuhada'
Wahai para penuntut ilmu Nabi Muhammad صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ tidaklah kalian sama dengan yang lainnya (yang tidak mempelajari ilmu syar'I).
Tidak diragukan lagi, bahwa macam dari jihad ini sangat membutuhkan kepada kesabaran yang baik, niat yang jujur, (sungguh-sungguh dalam belajar, tolong menolong dalam kebaikan), beramal dengan ilmunya sehingga nampak bekasnya bagi orang yang masuk kedalamnya terbasahi dan teraliri sungainya.
(Al-Irhab wa atsaruhu 'alal Afrad wal Umam; 133-135, syaikh Zaid bin Muhammad bin hadi al-Madkhaly)
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆*•☆°• •°☆•
KESUKSEKSAN YG HAKIKI
"KESUKSEKSAN YG HAKIKI"
Saudara-saudariku kaum muslimin & muslimah yg berbahagia diatas hidayah islam & sunnah..
Sering kali kita mendengar dari saudara2 kita dalam menasehati anak2nya ketika mereka sdh beranjak dewasa, org tua tersebut selalu menasehati kpd anak2 dgn kalimat,"Nak, belajarlah yg benar biar kelak kamu menjadi orang...!"Kalimat "biar menjadi orang disini biasanya mereka tujukan/ maksudkan kepada anak2 agar anak mrk tersebut sukses dalam urusan duniawi mereka kelak..
Wahai saudara-saudariku
Sungguh Islam sama sekali tidak melarang seseorang sukses dalam kehidupan duniawinya, akan tetapi kesuksesan duniawi bukanlah yg utama bagi seorang mu'min!
Yg merupakan prioritas utama seorang mu'min ialah bagaimana agar dia sukses dalam kehidupan akhiratnya kelak.
Sebagaimana ALLAH jelaskan bahwa kesuksesan yg benar2x sukses ialah, manakala ALLAH selamatkan manusia dari api neraka & ALLAH masukkan manusia kedalam surga itulah hakekat kesuksesan yg hakiki.
Sebagaimana yg ALLAH jelaskan dalam surah Ali Imran :185
"..Barang siapa yang dijauhkan dari api neraka & dimasukkan kedalam surga, maka sungguh dia telah memperoleh kemenangan.."
Syaikh As-Sa'di رحمه الله mengatakan;
Orang yg memperoleh kemenangan yg besar adalah mereka yg selamat dari azab yg pedih & dia bisa menikmati berbagai macam kenikmatan di surga. Yaitu kenikmatan yg belum pernah dilihat olh mata manusia sebelumnya, belum pernah didengar olh telinga manusia & belum pernah terlintas didalam hati manusia, itulah hakekat kesuksesan.
Adapun sebaliknya apabila manusia dimasukkan kedalam neraka & dijauhkan dari surga berarti dia bukan termasuk orang yg sukses....
(Taisir Kariimirrahman)
Demikianlah yg seharusnya sikap seoarang muslim dlm kehidupannya yaitu menjadikan kebahagiaan akhirat sebagai puncak cita-citanya & harapan tingginya.
Semoga ALLAH memberikan kemudahan utk melaksanakan ketaatan kepadaNya, memberikan kesehatan kpd kita semua.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى (Mahad Ummahatul Mu'minin-Tah daringerang)
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Saudara-saudariku kaum muslimin & muslimah yg berbahagia diatas hidayah islam & sunnah..
Sering kali kita mendengar dari saudara2 kita dalam menasehati anak2nya ketika mereka sdh beranjak dewasa, org tua tersebut selalu menasehati kpd anak2 dgn kalimat,"Nak, belajarlah yg benar biar kelak kamu menjadi orang...!"Kalimat "biar menjadi orang disini biasanya mereka tujukan/ maksudkan kepada anak2 agar anak mrk tersebut sukses dalam urusan duniawi mereka kelak..
Wahai saudara-saudariku
Sungguh Islam sama sekali tidak melarang seseorang sukses dalam kehidupan duniawinya, akan tetapi kesuksesan duniawi bukanlah yg utama bagi seorang mu'min!
Yg merupakan prioritas utama seorang mu'min ialah bagaimana agar dia sukses dalam kehidupan akhiratnya kelak.
Sebagaimana ALLAH jelaskan bahwa kesuksesan yg benar2x sukses ialah, manakala ALLAH selamatkan manusia dari api neraka & ALLAH masukkan manusia kedalam surga itulah hakekat kesuksesan yg hakiki.
Sebagaimana yg ALLAH jelaskan dalam surah Ali Imran :185
"..Barang siapa yang dijauhkan dari api neraka & dimasukkan kedalam surga, maka sungguh dia telah memperoleh kemenangan.."
Syaikh As-Sa'di رحمه الله mengatakan;
Orang yg memperoleh kemenangan yg besar adalah mereka yg selamat dari azab yg pedih & dia bisa menikmati berbagai macam kenikmatan di surga. Yaitu kenikmatan yg belum pernah dilihat olh mata manusia sebelumnya, belum pernah didengar olh telinga manusia & belum pernah terlintas didalam hati manusia, itulah hakekat kesuksesan.
Adapun sebaliknya apabila manusia dimasukkan kedalam neraka & dijauhkan dari surga berarti dia bukan termasuk orang yg sukses....
(Taisir Kariimirrahman)
Demikianlah yg seharusnya sikap seoarang muslim dlm kehidupannya yaitu menjadikan kebahagiaan akhirat sebagai puncak cita-citanya & harapan tingginya.
Semoga ALLAH memberikan kemudahan utk melaksanakan ketaatan kepadaNya, memberikan kesehatan kpd kita semua.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى (Mahad Ummahatul Mu'minin-Tah daringerang)
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Safar Ketika Jum'at
Safar Ketika Jum'at
Tanya:
Assalamualaikum Ust.
Saya seorang karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi, pekerjaan saya sering menuntut saya untuk sering pergi ke luar kota, pertanyaannya:
1. Bagaimana jika pada saat safar terjadi pada hari jumat dan saya tidak mendapati masjid pada saat perjalanan, apakah gugur kewajiban sholat jumat saya ataukah saya harus mengerjakan sholat jumat bersama tim saya (cttn: 1 tim ada 3 orang).
2. saya seorang yang sering keluar madzi bagaimana jika keluar madzi ketika sholat jumat, apakah saya mengganti sholat 2 rekaat, atau menggantinya dengan sholat dzuhur.
atas jawabannya saya ucapkan terimakasih
wasssalamualaikum warrahmatulloh
Jawaban oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi Al Bantani, Lc - حفظه الله
Wa'alaikumussalam
Adapun Sholat jum'at diwajibkan pada orang yang diwajibkan sholat berjamaah dalam kondisi berada dikota atau perkampungan yang ada masjidnya.
Syeikh Abdurahman as-Sa'di menyatakan," Semua yang diwajibkan sholat berjamaah diwajibkan sholat jum'at apabila tinggal menetap di satu daerah. Diantara syaratnya adalah dikerjakan pada waktunya dan di daerah (perkampungan) serta didahulukan dengan dua khutbah." (Manhaj as-Salikin).
Dengan demikian orang yang safar seperti keadaan yang saudara sampaikan tidak diwajibkan sholat jum'at karena masuk dalam keringanan yang diberikan syari'at.
Oleh karena itu, imam Ibnu Qudaamah menyatakan: "Sesungguhnya Rasululloh dahulu bepergian dan tidak sholat jum'at dalam safarnya. Beliau dulu dalam haji wada' mendapatkan hari Arafah adalah hari jum'at, lalu beliau sholat zhuhur dan Ashar dengan di jama' (dikumpulkan dalam satu waktu) dan tidak sholat jum'at."(al-Mughni).
Namun bila Musafir kemudian menghadiri sholat jum'at maka sholatnya sah dan tidak usah sholat zhuhur lagi.
Sedangkan masalah madzi maka madzi hukumnya najis dan tidak wajib mandi cukup dengan mengulangi wudhu'nya dan membasahi pakaian yang terkena madzi. Apabila kemudian terjadi ketika sholat dan masih mendapatkan satu rakaat maka cukup baginya untuk menyempurnakan dengan menambah satu rakaat lagi. Hal ini didasarkan pada sabda Rasululloh –Shallallahu 'alaihi wa salam-:
"Siapa yang mendapatkan satu rakaat dari sholat maka ia telah mendapatkan sholat". (Muttafaqun 'Alaihi)
Kemudian hal ini dijelaskan secara khusus berlaku juga untuk sholat jum'at dalam sabda beliau –Shallallahu 'alaihi wa Sallam- :
"Siapa yang mendapatkan satu rakaat dari sholat jum'at atau selainnya maka telah mendapatkan sholat(HR an-Nasaa'i).
Bagi yang tidak mendpatkan sholat jum'at maka ia melakukan sholat zhuhur empat rakaat.
Demikianlah jawaban kami mudah-mudahan bermanfaat.
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Tanya:
Assalamualaikum Ust.
Saya seorang karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi, pekerjaan saya sering menuntut saya untuk sering pergi ke luar kota, pertanyaannya:
1. Bagaimana jika pada saat safar terjadi pada hari jumat dan saya tidak mendapati masjid pada saat perjalanan, apakah gugur kewajiban sholat jumat saya ataukah saya harus mengerjakan sholat jumat bersama tim saya (cttn: 1 tim ada 3 orang).
2. saya seorang yang sering keluar madzi bagaimana jika keluar madzi ketika sholat jumat, apakah saya mengganti sholat 2 rekaat, atau menggantinya dengan sholat dzuhur.
atas jawabannya saya ucapkan terimakasih
wasssalamualaikum warrahmatulloh
Jawaban oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi Al Bantani, Lc - حفظه الله
Wa'alaikumussalam
Adapun Sholat jum'at diwajibkan pada orang yang diwajibkan sholat berjamaah dalam kondisi berada dikota atau perkampungan yang ada masjidnya.
Syeikh Abdurahman as-Sa'di menyatakan," Semua yang diwajibkan sholat berjamaah diwajibkan sholat jum'at apabila tinggal menetap di satu daerah. Diantara syaratnya adalah dikerjakan pada waktunya dan di daerah (perkampungan) serta didahulukan dengan dua khutbah." (Manhaj as-Salikin).
Dengan demikian orang yang safar seperti keadaan yang saudara sampaikan tidak diwajibkan sholat jum'at karena masuk dalam keringanan yang diberikan syari'at.
Oleh karena itu, imam Ibnu Qudaamah menyatakan: "Sesungguhnya Rasululloh dahulu bepergian dan tidak sholat jum'at dalam safarnya. Beliau dulu dalam haji wada' mendapatkan hari Arafah adalah hari jum'at, lalu beliau sholat zhuhur dan Ashar dengan di jama' (dikumpulkan dalam satu waktu) dan tidak sholat jum'at."(al-Mughni).
Namun bila Musafir kemudian menghadiri sholat jum'at maka sholatnya sah dan tidak usah sholat zhuhur lagi.
Sedangkan masalah madzi maka madzi hukumnya najis dan tidak wajib mandi cukup dengan mengulangi wudhu'nya dan membasahi pakaian yang terkena madzi. Apabila kemudian terjadi ketika sholat dan masih mendapatkan satu rakaat maka cukup baginya untuk menyempurnakan dengan menambah satu rakaat lagi. Hal ini didasarkan pada sabda Rasululloh –Shallallahu 'alaihi wa salam-:
"Siapa yang mendapatkan satu rakaat dari sholat maka ia telah mendapatkan sholat". (Muttafaqun 'Alaihi)
Kemudian hal ini dijelaskan secara khusus berlaku juga untuk sholat jum'at dalam sabda beliau –Shallallahu 'alaihi wa Sallam- :
"Siapa yang mendapatkan satu rakaat dari sholat jum'at atau selainnya maka telah mendapatkan sholat(HR an-Nasaa'i).
Bagi yang tidak mendpatkan sholat jum'at maka ia melakukan sholat zhuhur empat rakaat.
Demikianlah jawaban kami mudah-mudahan bermanfaat.
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Selasa, 24 Desember 2013
Ketika itu ia berwibawa
Ketika itu ia berwibawa
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
beliau ditanya: "Kapan seseorang itu akan berwibawa di hadapan kaumnya?
Beliau menjawab..
Ketika ia mempergauli kaumnya dengan kelemah lembutan..
ketika ia bertawadlu'..
ketika ia bertemu dengan wajah yang berseri dan dada yang lapang..
ketika ia berbagi dengan mereka pada harta dan keni'matanya..
jika ia lakukan itu..
kaumnya akan memuliakannya..
(Diwan Asy Syafii hal 29)
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
beliau ditanya: "Kapan seseorang itu akan berwibawa di hadapan kaumnya?
Beliau menjawab..
Ketika ia mempergauli kaumnya dengan kelemah lembutan..
ketika ia bertawadlu'..
ketika ia bertemu dengan wajah yang berseri dan dada yang lapang..
ketika ia berbagi dengan mereka pada harta dan keni'matanya..
jika ia lakukan itu..
kaumnya akan memuliakannya..
(Diwan Asy Syafii hal 29)
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Senin, 23 Desember 2013
Antara Toleransi Dan Kebersamaan
Antara Toleransi Dan Kebersamaan
Sobat, saya yakin anda pernah jalan jalan bersama istri atau suami anda, atau barang kali kedua orang tua atau mungkin pula teman.
Tentu acara berjalan bersama akan terasa nyaman dan mengasyikkan bila ada sikap saling memahami dan toleransi.
Sebagai contoh: di saat teman anda merasa mulas / sakit perut maka anda dituntut pengertian, yaitu dengan mengizinkannya pergi ke toilet. Anda membiarkannya menyelesaikan urusannya, tanpa anda mengganggunya.
Kebersamaan atau toleransi bukan berarti anda turut serta masuk ke toilet, ikut ikutan jongkok di toilet karena anda ingin menunjukkan sikap solidaritas atau empati dengannya.
Sobat, kira kira apa yang anda lakukan bila ada teman anda yang ingin toleransi atau empati kepada anda dengan cara turut serta masuk ke toilet bersama anda dan ikut ikutan jongkok bersama anda?
Gambaran ini adalah ilustrasi sederhana tentang toleransi beragama yang seharusnya dilakukan oleh ummat Islam kepada tetangga atau teman yang berbeda agama.
Bila anda memiliki tetangga atau teman nasrani, maka biarkan ia merayakan hari besar mereka tanpa perlu anda mengusiknya. Namun tinggalkan segala kegiatan agamanya, karena menurut syariat islam, segala praktek ibadah mereka adalah menyimpang dari ajaran Islam alias bentuk kekufuran.
Satu kesalahan besar bila anda turut serta merayakan atau meramaikan perayaan mereka. Sebagaimana salah besar bila anda turut serta masuk ke toilet bersama teman anda.
Demikianlah salah satu pelajaran yang mungkin dapat kita petik dari ayat 8-9 surat Al Mumtahanah
Ditulis oleh أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri, MA - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Sobat, saya yakin anda pernah jalan jalan bersama istri atau suami anda, atau barang kali kedua orang tua atau mungkin pula teman.
Tentu acara berjalan bersama akan terasa nyaman dan mengasyikkan bila ada sikap saling memahami dan toleransi.
Sebagai contoh: di saat teman anda merasa mulas / sakit perut maka anda dituntut pengertian, yaitu dengan mengizinkannya pergi ke toilet. Anda membiarkannya menyelesaikan urusannya, tanpa anda mengganggunya.
Kebersamaan atau toleransi bukan berarti anda turut serta masuk ke toilet, ikut ikutan jongkok di toilet karena anda ingin menunjukkan sikap solidaritas atau empati dengannya.
Sobat, kira kira apa yang anda lakukan bila ada teman anda yang ingin toleransi atau empati kepada anda dengan cara turut serta masuk ke toilet bersama anda dan ikut ikutan jongkok bersama anda?
Gambaran ini adalah ilustrasi sederhana tentang toleransi beragama yang seharusnya dilakukan oleh ummat Islam kepada tetangga atau teman yang berbeda agama.
Bila anda memiliki tetangga atau teman nasrani, maka biarkan ia merayakan hari besar mereka tanpa perlu anda mengusiknya. Namun tinggalkan segala kegiatan agamanya, karena menurut syariat islam, segala praktek ibadah mereka adalah menyimpang dari ajaran Islam alias bentuk kekufuran.
Satu kesalahan besar bila anda turut serta merayakan atau meramaikan perayaan mereka. Sebagaimana salah besar bila anda turut serta masuk ke toilet bersama teman anda.
Demikianlah salah satu pelajaran yang mungkin dapat kita petik dari ayat 8-9 surat Al Mumtahanah
Ditulis oleh أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri, MA - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
SIKAP IBUKU SAAT AKU UCAPKAN SELAMAT HARI IBU
SIKAP IBUKU SAAT AKU UCAPKAN SELAMAT HARI IBU
Oleh: أُسْتَاذُ Salim Yahya Qibas - حفظه الله
Dulu saat aku masih di Sekolah Dasar, di tanggal 22 Desember pagi, kuucapkan untuk Mamaku: "Selamat Hari Ibu, Mamaku sayang!"
Apa reaksi Mamaku?
Dengan lembut aku dipeluk, lalu dia berkata:
"(1) Tidak ada Hari Ibu dalam Islam. Sekiranya dalam Islam ada Hari Ibu, maka 10 Dzulhijjah-lah Hari Ibu, bukan 22 Desember. Hari dari hasil seorang ibu, Hajar yg telah berjuang seorang diri membesarkan & mendidik anaknya Ismail yg kelak dipersembahkan oleh ayahnya Ibrahim sebagai qurban di kala الله meminta. Tetapi الله & Rasul-Nya tak mensyari'atkan hari itu sebagai Hari Ibu.
(2) Bagi Mamamu, tiada Hari Ibu. Semua hari adalah hari bagi seorang ibu, bekerja keras untuk mengemban amanah dari الله, yaitu anak²nya. Setiap hari Mamamu berjuang agar beban amanah yg berat ini kelak ringan di hadapan الله pada Hari Kiamat. Karena kalian tak pernah ingin menjadi anak²ku, tetapi akulah yg meminta kepada الله untuk menjadi ibu kalian. Karena itu, di Hari Kiamat, Mamamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang kalian anak²ku, sebelum الله meminta pertanggungjawaban dari kalian tentang Mama kalian ini.
(3) Rahim Mamamu bukanlah rahimnya Hajjar yg melahirkan Nabi Isma'il & Sarah yg melahirkan Nabi Ishaq عليه السلام. Bukanlah pula Maryam yg dari rahimnya lahir 'Isa عليه السلام. Tetapi Mamamu masih bisa berharap: "dari rahimku ini lahir pewaris para Nabi, kalau tak semuanya, satupun cukup".
(4) Nabi Ibrahim عليه السلام do'anya mustajab, tapi tak bisa memohon ampun untuk ibunya. Semoga Mamamu adalah ibu yg beruntung karena tak bisa melahirkan seorang Nabi, tetapi cukup satu anak shalih, bisa mendoakanku."
Wahai para ibu, sudahkan anda punya harapan seperti Mamaku?
Wahai anak² para ibu, sudahkah engkau menjadi anak seperti harapan ibuku bagi ibumu?
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Oleh: أُسْتَاذُ Salim Yahya Qibas - حفظه الله
Dulu saat aku masih di Sekolah Dasar, di tanggal 22 Desember pagi, kuucapkan untuk Mamaku: "Selamat Hari Ibu, Mamaku sayang!"
Apa reaksi Mamaku?
Dengan lembut aku dipeluk, lalu dia berkata:
"(1) Tidak ada Hari Ibu dalam Islam. Sekiranya dalam Islam ada Hari Ibu, maka 10 Dzulhijjah-lah Hari Ibu, bukan 22 Desember. Hari dari hasil seorang ibu, Hajar yg telah berjuang seorang diri membesarkan & mendidik anaknya Ismail yg kelak dipersembahkan oleh ayahnya Ibrahim sebagai qurban di kala الله meminta. Tetapi الله & Rasul-Nya tak mensyari'atkan hari itu sebagai Hari Ibu.
(2) Bagi Mamamu, tiada Hari Ibu. Semua hari adalah hari bagi seorang ibu, bekerja keras untuk mengemban amanah dari الله, yaitu anak²nya. Setiap hari Mamamu berjuang agar beban amanah yg berat ini kelak ringan di hadapan الله pada Hari Kiamat. Karena kalian tak pernah ingin menjadi anak²ku, tetapi akulah yg meminta kepada الله untuk menjadi ibu kalian. Karena itu, di Hari Kiamat, Mamamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang kalian anak²ku, sebelum الله meminta pertanggungjawaban dari kalian tentang Mama kalian ini.
(3) Rahim Mamamu bukanlah rahimnya Hajjar yg melahirkan Nabi Isma'il & Sarah yg melahirkan Nabi Ishaq عليه السلام. Bukanlah pula Maryam yg dari rahimnya lahir 'Isa عليه السلام. Tetapi Mamamu masih bisa berharap: "dari rahimku ini lahir pewaris para Nabi, kalau tak semuanya, satupun cukup".
(4) Nabi Ibrahim عليه السلام do'anya mustajab, tapi tak bisa memohon ampun untuk ibunya. Semoga Mamamu adalah ibu yg beruntung karena tak bisa melahirkan seorang Nabi, tetapi cukup satu anak shalih, bisa mendoakanku."
Wahai para ibu, sudahkan anda punya harapan seperti Mamaku?
Wahai anak² para ibu, sudahkah engkau menjadi anak seperti harapan ibuku bagi ibumu?
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Ketika kita sehat
Ketika kita sehat
Ketika sehat..
lalu terkena pilek bagaimana rasanya..
pusing dan tidak enak..
tapi..
bila terbiasa sakit..
kita merasa sehat padahal sakit..
demikian pula hati..
ketika sehat ia merasakan pedihnya maksiat..
ia merasa gelisah dengan penyakit hatinya..
namun kita sering tak merasakan penyakit hati..
karena kita sudah terbiasa dengan penyakit tersebut..
Allahul musta'an..
Oleh : أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Ketika sehat..
lalu terkena pilek bagaimana rasanya..
pusing dan tidak enak..
tapi..
bila terbiasa sakit..
kita merasa sehat padahal sakit..
demikian pula hati..
ketika sehat ia merasakan pedihnya maksiat..
ia merasa gelisah dengan penyakit hatinya..
namun kita sering tak merasakan penyakit hati..
karena kita sudah terbiasa dengan penyakit tersebut..
Allahul musta'an..
Oleh : أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Ketika Busana Muslimah Dicampakkan
Ketika Busana Muslimah Dicampakkan
Dewasa ini muncul busana muslimah dengan beragam corak dan mode. Bahkan terpajang di outlet-outlet penjualan yang biasanya dipenuhi baju-baju pengumbar aurat. Namun, kebanyakan busana-busana muslimah tersebut masih mempertontonkan lekuk tubuh, sempit, lagi ketat. Demikian pula aneka jilbab gaul dengan desain seperti topi yang hanya menutupi rambut belaka.
Di sisi lain, busana muslimah hanya dipakai dalam acara-acara tertentu atau kegiatan keagamaan. Misalnya hanya ketika shalat, seorang wanita muslimah berusaha menutupi tubuhnya dari atas sampai bawah sehingga rambut dan kaki tidak terlihat. Namun, begitu salam telah diucapkan, maka keadaannya akan kembali seperti semula.
Mereka keluar rumah dengan mengenakan baju yang mereka sangka telah berdasarkan aturan Islam, akan tetapi kenyataannya tidak memenuhi syarat untuk menutupi aurat. Sehingga masuklah mereka ke dalam kategori “berbusana tetapi telanjang”. Seolah-olah menutup aurat hanya wajib ketika shalat semata atau sekedar kulit tidak terlihat lagi oleh mata lelaki lain. Wa ilallâhil musytaka (kepada Allâh Ta'âla lah tempat pengaduan).
إِذَا الْـمَرْأُ لَـمْ يَلْبِسْ لِبَاسًا مِنَ التُّقَى
تَقَلَّبَ عُرْيَانًا وَإِنْ كَانَ كَاسِيًا
وَ خَيْرُ لِبَاسِ الْـمَرْءِ طَاعَةُ رَبِّهِ
وَ لاَ خَيْرَ فِـيْمَنْ كَانَ عَاصِيًا
Apabila seseorang tidak mengenakan baju ketakwaan,
ia menjelma menjadi manusia telanjang kendati tubuhnya tertutupi.
Sebaik-baik pakaian adalah ketaatan kepada Rabbnya,
tiada kebaikan bagi orang yg bermaksiat
RAHMAT ISLAM BAGI KAUM WANITA
Kandungan ajaran Islam, secara khusus sangat memuliakan derajat kaum wanita setelah pada zaman jahiliyah berada dalam level yang sangat rendah dan hak-haknya terinjak-injak. Islam menetapkan aturan-aturan bagi dua jenis manusia, lelaki dan wanita sesuai dengan kodratnya. Islam juga menyamakan kedudukan lelaki dan wanita dalam persoalan-persoalan tertentu, dengan berkaca pada hikmah Allâh Ta’ala.
Aspek-aspek perbedaan antara keduanya pun diakomodasi dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Konsistensi kaum muslimah dalam menjalankan syariat Allâh, adab-adab Islam dan moralitasnya, itulah metode paling utama dan sarana terpenting bagi pemberdayaan kaum wanita dalam pembangunan umat dan kemajuan peradaban. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah, sehingga semestinya memperoleh dukungan dan penghargaan dari seluruh umat Islam.
SLOGAN-SLOGAN MENYESATKAN BAGI KAUM MUSLIMAH
Para musuh Islam sangat berkepentingan terhadap penyelewengan kaum muslimah. Pasalnya, mereka mengetahui benar posisi strategis seorang wanita muslimah dalam pembinaan dan pembentukan generasi Islam yang kuat.
Melalui corong-corong (media massa) yang ada di negeri-negeri muslim, para musuh Islam itu melontarkan slogan-slogan yang bombastis, dalam rangka mengenyahkan kaum muslimah dari kesucian, benteng kehormatan dan peran penting pembinaan umat.
Dengan mengatas namakan tahrîrulmar‘ah (kebebasan bagi kaum Hawa), arraghbah filistifâdah min thâqatil mar‘ah (pemberdayaan kaum wanita), inshâfulmar‘ah (keadilan bagi kaum wanita/emansipasi) dan slogan-slogan yang berdalih modernisasi, para musuh Islam dan antek-anteknya mencoba memperdaya kaum muslimah.
Slogan-slogan dan propaganda-propaganda ini diarahkan kepada satu tujuan. Yakni menyeret kaum wanita Islam keluar dari manhaj syar’i, dan menyodorkannya kepada ancaman eksploitasi aurat, kenistaan, kehinaan dan fitnah. Sebagian dari kalangan muslimah ada yang bertekuk lutut menghadapi propaganda yang tampaknya baik, yakni untuk mengentaskannya dari “penderitaan”. Demikian yang dipersepsikan oleh kaum propagandis, baik dari kalangan sekularis maupun liberalis.
Orang-orang semacam ini, yang menjauhi syariat Allâh terancam dengan kehidupan yang sempit lagi menyesakkan.
Allâh Ta'âla berfirman:
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku,
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
(Qs Thâhâ/20:124)
TRAGEDI PELUCUTAN DAN PEMBAKARAN BUSANA MUSLIMAH
Gerakan “pembebasan” wanita sering unjuk gigi menggalang dukungan untuk menjauhkan kaum muslimah dari jati dirinya yang terhormat. Mereka melakukan demonstrasi dan menolak aturan yang menjaga kehormatan wanita. Hal itu bukan baru muncul belakangan ini, tetapi benih-benihnya sudah ada sejak tahun 1919 M.
Pada waktu itu muncul demonstrasi kaum muslimah di Mesir tanggal 12 Maret 1919 di bawah komando Huda Sya’rawi untuk bersama-sama melepaskan hijab (pakaian muslimah yang sempurna). Ia adalah wanita Arab pertama yang melepaskan hijab. Selanjutnya, ia diikuti oleh istri Sa’ad Zaghlul. Wanita ini bersama wanita-wanita yang sudah terperdaya melepaskan hijab dan menginjak-injaknya. Dan kisah ini berakhir dengan pembakaran baju-baju yang menjadi identitas kaum muslimah tersebut.
Kebebasan yang mereka tuju, sebenarnya malah menjerumuskan mereka dalam kenistaan. Pasalnya, tindakan tersebut merupakan awal tercampaknya kehormatan dan keutamaan mereka.
PERLAKUAN ISLAM DAN MUSUH ISLAM TERHADAP MUSLIMAH
Allâh Ta'âla menciptakan wanita sebagai sumber ketenangan bagi lelaki dan menjadikannya sebagai tempat penyemaian benih. Seorang wanita juga bertanggung-jawab atas rumah suaminya. Allâh Ta'âla mentakdirkannya untuk mengandung dan bertugas mendidik anak-anak. Lantaran sedemikian besar dan berat tanggung jawab tersebut, maka Allâh Ta'âla memberikan tanggung jawab kepada kaum lelaki untuk memimpin dan membimbing wanita.
Sementara itu, kaum kuffar Jahiliyyah sangat membenci keberadaan wanita di tengah mereka. Bahkan ketika seorang anak perempuan lahir, tindakan yang mereka ambil, ialah membunuh dengan cara sadis atau menguburkannya hidup-hidup. Atau membiarkannya dalam keadaan nista. Pada masa itu, wanita pun tidak mempunyai hak waris, pendapatnya tidak pernah diperhatikan. Adapun seorang lelaki, ia boleh menikahi wanita manapun yang diinginkannya. Dia pun bebas untuk menyatukan banyak wanita di pelukannya, dan bahkan bebas untuk berbuat tidak adil kepada istri-istrinya.
Kemudian Islam datang untuk menyelamatkan kaum wanita dari kezhaliman masa Jahiliyah dan memberinya hak waris. Lelaki hanya boleh menikahi sampai empat wanita saja, dengan syarat sanggup berbuat adil kepada istri-istrinya. Jika tidak mampu, maka hanya boleh menikahi satu wanita saja.
Pandangan kaum kuffar zaman ini terhadap wanita sama saja dengan masa lampau. Mereka ingin agar kaum wanita menangani pekerjaan-pekerjaan kaum lelaki yang di luar kodratnya, supaya kaum wanita terlepas dari kemuliaan, kehormatannya, dan tampil menarik di hadapan para lelaki. Hingga dapat dimanfaatkan dengan harga murah dan mudah selama masih mempunyai daya tarik. Sebaliknya, jika sudah surut pesonanya, maka ia pun dipinggirkan.
BERBUSANA MUSLIMAH HUKUMNYA WAJIB
Persoalan hijab (busana muslimah yang sempurna) tidak membutuhkan ijtihad seorang ulama. Sebab dasar perintahnya sangat jelas terdapat dalam Al-Qur‘ân. Allâh Ta'âla berfirman :
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin
agar hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Qs al-Ahzâb/33:59)
Ibnu Katsir rahimahullâh berkata:
"Allâh berfirman untuk memerintahkan Rasul-Nya supaya menitahkan kaum muslimah mukminah secara khusus kepada istri-istri dan putri-putri beliau untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Supaya dapat dibedakan dengan wanita-wanita jahiliyyah dan ciri khas budak-budak wanita. Yang
dimaksud dengan jilbab, yaitu kain yang berada di atas khimâr (penutup kepala)."
Syaikh as-Sa’di rahimahullâh mengatakan:
"Inilah ayat yang disebut sebagai ayat hijaab. Allâh memerintahkan Nabi-Nya supaya meminta kaum wanita (muslimah) secara umum, dan Allâh memulainya dengan penyebutan istri-istri dan putri-putri beliau. Karena mereka merupakan pihak yang paling dituntut (untuk melaksanakannya) dibandingkan wanita lainnya. Orang yang akan memerintahkan orang (wanita) lain, seyogyanya mengawalinya dari keluarganya sebelum orang lain.
Allâh Ta'âla berfirman:'Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…'
(Qs at-Tahrîm/66:6)
Artinya, di sini mereka diminta untuk menutupi wajah-wajah, leher-leher dan dada-dada mereka. Kemudian Allâh memberitahukan hikmah yang terkandung di balik aturan ini. Yakni "Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu". Ini menunjukkan, munculnya gangguan itu terjadi ketika kaum wanita tidak mengenakan hijab.
KAUM WANITA MESTI BELAJAR AGAMA
Usaha perlawanan terhadap gerakan-gerakan yang membahayakan keutuhan umat wajib ditempuh, terutama oleh kaum wanita itu sendiri. Faktor terpenting yang telah menyeret wanita sehingga mengikuti budaya-budaya yang tidak bermoral, ialah karena unsur jahâlah (ketidaktahuan) terhadap agamanya.
Kebaikan yang sebenarnya bagi kaum wanita, ialah munculnya motivasi dari diri mereka untuk mempelajari hukum-hukum agama, serta kewajiban-kewajiban yang wajib mereka pikul, supaya diri mereka suci dan terjaga dari moral rendah ataupun sumber-sumber kenistaan.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِـيْ الدِّيْنِ
"Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allâh padanya,
niscaya Dia akan mencerdaskannya dalam masalah agama."
(HR al-Bukhari dan Muslim)
Secara historis, konsistensi kaum muslimah dengan aturan-aturan Allâh Ta'âla dan nilai-nilai Islam dan moralitasnya merupakan jalan terbaik, dan sarana paling penting untuk memberdayakan kaum wanita dalam pembentukan keluarga, perbaikan dan pengokohan peradaban umat manusia.
KEWAJIBAN ORANG TUA DAN ULAMA
Adanya fenomena negatif yang telah menghinggapi dan menyelimuti kaum wanita (remaja maupun dewasa), maka menjadi kewajiban orang-orang yang memegang kendali perwalian (wilayah) untuk memperhatikan mereka dengan sebaik-baiknya. Memberinya pendidikan dan pembinaan, serta membentengi mereka dari segala pengaruh yang merusak.
Terutama pada masa belakangan ini yang sarat dengan gelombang fitnah dan godaan yang menyergap dari segala penjuru. Para wali itulah yang memikul tanggung jawab yang besar ketika anak perempuan, istri maupun wanita-wanita yang menjadi tanggung jawabnya melakukan tindak penyelewengan.
Secara khusus, kebanyakan saluran informasi (media massa) yang beraneka-ragam bentuknya merupakan bagian dari panah beracun yang dibidikkan para musuh Islam untuk mengobrak-abrik para pembina generasi Islam dan pencetak ksatria masa depan (kaum muslimah). Setidaknya, para musuh Islam telah berhasil merealisasikan tujuannya saat para wali kaum muslimah kurang semangat dalam memikul tanggung jawab dan menyia-nyiakan amanah yang luar biasa besarnya itu, kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allâh.
Allâh Ta'âla berfirman:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita…."
(Qs an-Nisâ‘/4:34)
إِنَّ الرِّ جَالَ النَّاظِرِيْنَ إِلَـى النِّسَاءِ
مِثْلُ السِبَاعِ تَطُوْفُ بِاللَّحْمَانِ
إِنْ لَـمْ تَصُنْ تِلْكَ اللُّحُوْمَ أُسُوْدُهَا
أُكِلَتْ بِلاَ عِوَضٍ وَ لاَ أَثْـمَانِ
Sungguh, para lelaki yang melihat kaum wanita,
bak serigala-serigala yang mengitari setumpuk daging.
Jika singa-singa tidak menjaga daging-daging itu,
niscaya akan disantap tanpa timbalbalik maupun harga
Melihat adanya sejumlah orang yang mengadopsi dan mempropagandakan pemikiran liberalisme di tengah masyarakat muslim, dan lantaran muatan negatifnya dalam bentuk penentangan kepada Allâh dan Rasul-Nya.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Dewasa ini muncul busana muslimah dengan beragam corak dan mode. Bahkan terpajang di outlet-outlet penjualan yang biasanya dipenuhi baju-baju pengumbar aurat. Namun, kebanyakan busana-busana muslimah tersebut masih mempertontonkan lekuk tubuh, sempit, lagi ketat. Demikian pula aneka jilbab gaul dengan desain seperti topi yang hanya menutupi rambut belaka.
Di sisi lain, busana muslimah hanya dipakai dalam acara-acara tertentu atau kegiatan keagamaan. Misalnya hanya ketika shalat, seorang wanita muslimah berusaha menutupi tubuhnya dari atas sampai bawah sehingga rambut dan kaki tidak terlihat. Namun, begitu salam telah diucapkan, maka keadaannya akan kembali seperti semula.
Mereka keluar rumah dengan mengenakan baju yang mereka sangka telah berdasarkan aturan Islam, akan tetapi kenyataannya tidak memenuhi syarat untuk menutupi aurat. Sehingga masuklah mereka ke dalam kategori “berbusana tetapi telanjang”. Seolah-olah menutup aurat hanya wajib ketika shalat semata atau sekedar kulit tidak terlihat lagi oleh mata lelaki lain. Wa ilallâhil musytaka (kepada Allâh Ta'âla lah tempat pengaduan).
إِذَا الْـمَرْأُ لَـمْ يَلْبِسْ لِبَاسًا مِنَ التُّقَى
تَقَلَّبَ عُرْيَانًا وَإِنْ كَانَ كَاسِيًا
وَ خَيْرُ لِبَاسِ الْـمَرْءِ طَاعَةُ رَبِّهِ
وَ لاَ خَيْرَ فِـيْمَنْ كَانَ عَاصِيًا
Apabila seseorang tidak mengenakan baju ketakwaan,
ia menjelma menjadi manusia telanjang kendati tubuhnya tertutupi.
Sebaik-baik pakaian adalah ketaatan kepada Rabbnya,
tiada kebaikan bagi orang yg bermaksiat
RAHMAT ISLAM BAGI KAUM WANITA
Kandungan ajaran Islam, secara khusus sangat memuliakan derajat kaum wanita setelah pada zaman jahiliyah berada dalam level yang sangat rendah dan hak-haknya terinjak-injak. Islam menetapkan aturan-aturan bagi dua jenis manusia, lelaki dan wanita sesuai dengan kodratnya. Islam juga menyamakan kedudukan lelaki dan wanita dalam persoalan-persoalan tertentu, dengan berkaca pada hikmah Allâh Ta’ala.
Aspek-aspek perbedaan antara keduanya pun diakomodasi dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Konsistensi kaum muslimah dalam menjalankan syariat Allâh, adab-adab Islam dan moralitasnya, itulah metode paling utama dan sarana terpenting bagi pemberdayaan kaum wanita dalam pembangunan umat dan kemajuan peradaban. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah, sehingga semestinya memperoleh dukungan dan penghargaan dari seluruh umat Islam.
SLOGAN-SLOGAN MENYESATKAN BAGI KAUM MUSLIMAH
Para musuh Islam sangat berkepentingan terhadap penyelewengan kaum muslimah. Pasalnya, mereka mengetahui benar posisi strategis seorang wanita muslimah dalam pembinaan dan pembentukan generasi Islam yang kuat.
Melalui corong-corong (media massa) yang ada di negeri-negeri muslim, para musuh Islam itu melontarkan slogan-slogan yang bombastis, dalam rangka mengenyahkan kaum muslimah dari kesucian, benteng kehormatan dan peran penting pembinaan umat.
Dengan mengatas namakan tahrîrulmar‘ah (kebebasan bagi kaum Hawa), arraghbah filistifâdah min thâqatil mar‘ah (pemberdayaan kaum wanita), inshâfulmar‘ah (keadilan bagi kaum wanita/emansipasi) dan slogan-slogan yang berdalih modernisasi, para musuh Islam dan antek-anteknya mencoba memperdaya kaum muslimah.
Slogan-slogan dan propaganda-propaganda ini diarahkan kepada satu tujuan. Yakni menyeret kaum wanita Islam keluar dari manhaj syar’i, dan menyodorkannya kepada ancaman eksploitasi aurat, kenistaan, kehinaan dan fitnah. Sebagian dari kalangan muslimah ada yang bertekuk lutut menghadapi propaganda yang tampaknya baik, yakni untuk mengentaskannya dari “penderitaan”. Demikian yang dipersepsikan oleh kaum propagandis, baik dari kalangan sekularis maupun liberalis.
Orang-orang semacam ini, yang menjauhi syariat Allâh terancam dengan kehidupan yang sempit lagi menyesakkan.
Allâh Ta'âla berfirman:
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku,
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.
(Qs Thâhâ/20:124)
TRAGEDI PELUCUTAN DAN PEMBAKARAN BUSANA MUSLIMAH
Gerakan “pembebasan” wanita sering unjuk gigi menggalang dukungan untuk menjauhkan kaum muslimah dari jati dirinya yang terhormat. Mereka melakukan demonstrasi dan menolak aturan yang menjaga kehormatan wanita. Hal itu bukan baru muncul belakangan ini, tetapi benih-benihnya sudah ada sejak tahun 1919 M.
Pada waktu itu muncul demonstrasi kaum muslimah di Mesir tanggal 12 Maret 1919 di bawah komando Huda Sya’rawi untuk bersama-sama melepaskan hijab (pakaian muslimah yang sempurna). Ia adalah wanita Arab pertama yang melepaskan hijab. Selanjutnya, ia diikuti oleh istri Sa’ad Zaghlul. Wanita ini bersama wanita-wanita yang sudah terperdaya melepaskan hijab dan menginjak-injaknya. Dan kisah ini berakhir dengan pembakaran baju-baju yang menjadi identitas kaum muslimah tersebut.
Kebebasan yang mereka tuju, sebenarnya malah menjerumuskan mereka dalam kenistaan. Pasalnya, tindakan tersebut merupakan awal tercampaknya kehormatan dan keutamaan mereka.
PERLAKUAN ISLAM DAN MUSUH ISLAM TERHADAP MUSLIMAH
Allâh Ta'âla menciptakan wanita sebagai sumber ketenangan bagi lelaki dan menjadikannya sebagai tempat penyemaian benih. Seorang wanita juga bertanggung-jawab atas rumah suaminya. Allâh Ta'âla mentakdirkannya untuk mengandung dan bertugas mendidik anak-anak. Lantaran sedemikian besar dan berat tanggung jawab tersebut, maka Allâh Ta'âla memberikan tanggung jawab kepada kaum lelaki untuk memimpin dan membimbing wanita.
Sementara itu, kaum kuffar Jahiliyyah sangat membenci keberadaan wanita di tengah mereka. Bahkan ketika seorang anak perempuan lahir, tindakan yang mereka ambil, ialah membunuh dengan cara sadis atau menguburkannya hidup-hidup. Atau membiarkannya dalam keadaan nista. Pada masa itu, wanita pun tidak mempunyai hak waris, pendapatnya tidak pernah diperhatikan. Adapun seorang lelaki, ia boleh menikahi wanita manapun yang diinginkannya. Dia pun bebas untuk menyatukan banyak wanita di pelukannya, dan bahkan bebas untuk berbuat tidak adil kepada istri-istrinya.
Kemudian Islam datang untuk menyelamatkan kaum wanita dari kezhaliman masa Jahiliyah dan memberinya hak waris. Lelaki hanya boleh menikahi sampai empat wanita saja, dengan syarat sanggup berbuat adil kepada istri-istrinya. Jika tidak mampu, maka hanya boleh menikahi satu wanita saja.
Pandangan kaum kuffar zaman ini terhadap wanita sama saja dengan masa lampau. Mereka ingin agar kaum wanita menangani pekerjaan-pekerjaan kaum lelaki yang di luar kodratnya, supaya kaum wanita terlepas dari kemuliaan, kehormatannya, dan tampil menarik di hadapan para lelaki. Hingga dapat dimanfaatkan dengan harga murah dan mudah selama masih mempunyai daya tarik. Sebaliknya, jika sudah surut pesonanya, maka ia pun dipinggirkan.
BERBUSANA MUSLIMAH HUKUMNYA WAJIB
Persoalan hijab (busana muslimah yang sempurna) tidak membutuhkan ijtihad seorang ulama. Sebab dasar perintahnya sangat jelas terdapat dalam Al-Qur‘ân. Allâh Ta'âla berfirman :
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin
agar hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Qs al-Ahzâb/33:59)
Ibnu Katsir rahimahullâh berkata:
"Allâh berfirman untuk memerintahkan Rasul-Nya supaya menitahkan kaum muslimah mukminah secara khusus kepada istri-istri dan putri-putri beliau untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Supaya dapat dibedakan dengan wanita-wanita jahiliyyah dan ciri khas budak-budak wanita. Yang
dimaksud dengan jilbab, yaitu kain yang berada di atas khimâr (penutup kepala)."
Syaikh as-Sa’di rahimahullâh mengatakan:
"Inilah ayat yang disebut sebagai ayat hijaab. Allâh memerintahkan Nabi-Nya supaya meminta kaum wanita (muslimah) secara umum, dan Allâh memulainya dengan penyebutan istri-istri dan putri-putri beliau. Karena mereka merupakan pihak yang paling dituntut (untuk melaksanakannya) dibandingkan wanita lainnya. Orang yang akan memerintahkan orang (wanita) lain, seyogyanya mengawalinya dari keluarganya sebelum orang lain.
Allâh Ta'âla berfirman:'Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…'
(Qs at-Tahrîm/66:6)
Artinya, di sini mereka diminta untuk menutupi wajah-wajah, leher-leher dan dada-dada mereka. Kemudian Allâh memberitahukan hikmah yang terkandung di balik aturan ini. Yakni "Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu". Ini menunjukkan, munculnya gangguan itu terjadi ketika kaum wanita tidak mengenakan hijab.
KAUM WANITA MESTI BELAJAR AGAMA
Usaha perlawanan terhadap gerakan-gerakan yang membahayakan keutuhan umat wajib ditempuh, terutama oleh kaum wanita itu sendiri. Faktor terpenting yang telah menyeret wanita sehingga mengikuti budaya-budaya yang tidak bermoral, ialah karena unsur jahâlah (ketidaktahuan) terhadap agamanya.
Kebaikan yang sebenarnya bagi kaum wanita, ialah munculnya motivasi dari diri mereka untuk mempelajari hukum-hukum agama, serta kewajiban-kewajiban yang wajib mereka pikul, supaya diri mereka suci dan terjaga dari moral rendah ataupun sumber-sumber kenistaan.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِـيْ الدِّيْنِ
"Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allâh padanya,
niscaya Dia akan mencerdaskannya dalam masalah agama."
(HR al-Bukhari dan Muslim)
Secara historis, konsistensi kaum muslimah dengan aturan-aturan Allâh Ta'âla dan nilai-nilai Islam dan moralitasnya merupakan jalan terbaik, dan sarana paling penting untuk memberdayakan kaum wanita dalam pembentukan keluarga, perbaikan dan pengokohan peradaban umat manusia.
KEWAJIBAN ORANG TUA DAN ULAMA
Adanya fenomena negatif yang telah menghinggapi dan menyelimuti kaum wanita (remaja maupun dewasa), maka menjadi kewajiban orang-orang yang memegang kendali perwalian (wilayah) untuk memperhatikan mereka dengan sebaik-baiknya. Memberinya pendidikan dan pembinaan, serta membentengi mereka dari segala pengaruh yang merusak.
Terutama pada masa belakangan ini yang sarat dengan gelombang fitnah dan godaan yang menyergap dari segala penjuru. Para wali itulah yang memikul tanggung jawab yang besar ketika anak perempuan, istri maupun wanita-wanita yang menjadi tanggung jawabnya melakukan tindak penyelewengan.
Secara khusus, kebanyakan saluran informasi (media massa) yang beraneka-ragam bentuknya merupakan bagian dari panah beracun yang dibidikkan para musuh Islam untuk mengobrak-abrik para pembina generasi Islam dan pencetak ksatria masa depan (kaum muslimah). Setidaknya, para musuh Islam telah berhasil merealisasikan tujuannya saat para wali kaum muslimah kurang semangat dalam memikul tanggung jawab dan menyia-nyiakan amanah yang luar biasa besarnya itu, kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allâh.
Allâh Ta'âla berfirman:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita…."
(Qs an-Nisâ‘/4:34)
إِنَّ الرِّ جَالَ النَّاظِرِيْنَ إِلَـى النِّسَاءِ
مِثْلُ السِبَاعِ تَطُوْفُ بِاللَّحْمَانِ
إِنْ لَـمْ تَصُنْ تِلْكَ اللُّحُوْمَ أُسُوْدُهَا
أُكِلَتْ بِلاَ عِوَضٍ وَ لاَ أَثْـمَانِ
Sungguh, para lelaki yang melihat kaum wanita,
bak serigala-serigala yang mengitari setumpuk daging.
Jika singa-singa tidak menjaga daging-daging itu,
niscaya akan disantap tanpa timbalbalik maupun harga
Melihat adanya sejumlah orang yang mengadopsi dan mempropagandakan pemikiran liberalisme di tengah masyarakat muslim, dan lantaran muatan negatifnya dalam bentuk penentangan kepada Allâh dan Rasul-Nya.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sabtu, 21 Desember 2013
Antique Chair
JUAL GEBYOK / GAPURA KUNO
Jual Gebyok Kayu Jati
Gebyok ini memiliki beberapa keunikan karena tergolong gebyok yang kuno. Gebyok ini terletak atau berada di daerah Jepara Jawa Tengah yang memiliki Panjang 6 Meter x 3 Meter Jika Anda berminat untuk memiliki gebyok ini Anda bisa menghubungi Mas Arief di No. HP +6285742580286
It has some unique classified as ancient Teak ( gebyok ).Teak ( gebyok ) is situated or located in Jepara, Central Java region which has length 6 meters x 3 meters If you are interested to have this gebyok you can contact at No Mas Arief. HP +6285742580286
Gebyok ini memiliki beberapa keunikan karena tergolong gebyok yang kuno. Gebyok ini terletak atau berada di daerah Jepara Jawa Tengah yang memiliki Panjang 6 Meter x 3 Meter Jika Anda berminat untuk memiliki gebyok ini Anda bisa menghubungi Mas Arief di No. HP +6285742580286
Sell Teak
It has some unique classified as ancient Teak ( gebyok ).Teak ( gebyok ) is situated or located in Jepara, Central Java region which has length 6 meters x 3 meters If you are interested to have this gebyok you can contact at No Mas Arief. HP +6285742580286
KEAGUNGAN SHOLAWAT KEPADA NABI BERDASARKAN HADITS-HADITS YANG SHOHIH
(*)KEAGUNGAN SHOLAWAT KEPADA NABI BERDASARKAN HADITS-HADITS YANG SHOHIH(*)
Bersholawat kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu ibadah yang sangat agung. Ia termasuk dalam amalan-amalan ringan yang sangat besar pahala dan keutamaannya. Seorang muslim yang setia dan mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan baik dan benar akan senantiasa memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau sesuai dengan bacaan yang diajarkan dan dicontohkan oleh beliau.
Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaan bersholawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
1) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi Muhammad satu kali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali sholawat.
2) Bersholawat kepada Nabi satu kali akan menghapuskan 10 kesalahan dan meninggikan 10 derajat.
3) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di sore hari, maka ia berhak mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada hari kiamat.
4) Bersholawat kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu sebab terkabulnya doa.
5) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi Muhammad, berarti ia telah melaksanakan perintah Allah ta'ala di dalam Al-Quran Al-Karim.
» Pertanyaan:
Bagaimanakah cara bersholawat kepada Nabi Muhammad yang benar sehingga kita memperoleh pahala dan keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan di atas?
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA - حفظه الله تعالى
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
Bersholawat kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu ibadah yang sangat agung. Ia termasuk dalam amalan-amalan ringan yang sangat besar pahala dan keutamaannya. Seorang muslim yang setia dan mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan baik dan benar akan senantiasa memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau sesuai dengan bacaan yang diajarkan dan dicontohkan oleh beliau.
Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaan bersholawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
1) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi Muhammad satu kali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali sholawat.
2) Bersholawat kepada Nabi satu kali akan menghapuskan 10 kesalahan dan meninggikan 10 derajat.
3) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di sore hari, maka ia berhak mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pada hari kiamat.
4) Bersholawat kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu sebab terkabulnya doa.
5) Barangsiapa bersholawat kepada Nabi Muhammad, berarti ia telah melaksanakan perintah Allah ta'ala di dalam Al-Quran Al-Karim.
» Pertanyaan:
Bagaimanakah cara bersholawat kepada Nabi Muhammad yang benar sehingga kita memperoleh pahala dan keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan di atas?
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA - حفظه الله تعالى
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
RAHMAT ISLAM BAGI KAUM WANITA
RAHMAT ISLAM BAGI KAUM WANITA
Kandungan ajaran Islam, secara khusus sangat memuliakan derajat kaum wanita setelah pada zaman jahiliyah berada dalam level yang sangat rendah dan hak-haknya terinjak-injak. Islam menetapkan aturan-aturan bagi dua jenis manusia, lelaki dan wanita sesuai dengan kodratnya. Islam juga menyamakan kedudukan lelaki dan wanita dalam persoalan-persoalan tertentu, dengan berkaca pada hikmah Allâh Ta’ala.
Aspek-aspek perbedaan antara keduanya pun diakomodasi dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Konsistensi kaum muslimah dalam menjalankan syariat Allâh, adab-adab Islam dan moralitasnya, itulah metode paling utama dan sarana terpenting bagi pemberdayaan kaum wanita dalam pembangunan umat dan kemajuan peradaban. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah, sehingga semestinya memperoleh dukungan dan penghargaan dari seluruh umat Islam.
إِذَا الْـمَرْأُ لَـمْ يَلْبِسْ لِبَاسًا مِنَ التُّقَى
تَقَلَّبَ عُرْيَانًا وَإِنْ كَانَ كَاسِيًا
وَ خَيْرُ لِبَاسِ الْـمَرْءِ طَاعَةُ رَبِّهِ
وَ لاَ خَيْرَ فِـيْمَنْ كَانَ عَاصِيًا
Apabila seseorang tidak mengenakan baju ketakwaan, ia menjelma menjadi manusia telanjang kendati tubuhnya tertutupi.
Sebaik-baik pakaian adalah ketaatan kepada Rabbnya,tiada kebaikan bagi orang yg bermaksiat
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi Al Bantani, Lc - حفظه الله
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Kandungan ajaran Islam, secara khusus sangat memuliakan derajat kaum wanita setelah pada zaman jahiliyah berada dalam level yang sangat rendah dan hak-haknya terinjak-injak. Islam menetapkan aturan-aturan bagi dua jenis manusia, lelaki dan wanita sesuai dengan kodratnya. Islam juga menyamakan kedudukan lelaki dan wanita dalam persoalan-persoalan tertentu, dengan berkaca pada hikmah Allâh Ta’ala.
Aspek-aspek perbedaan antara keduanya pun diakomodasi dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Konsistensi kaum muslimah dalam menjalankan syariat Allâh, adab-adab Islam dan moralitasnya, itulah metode paling utama dan sarana terpenting bagi pemberdayaan kaum wanita dalam pembangunan umat dan kemajuan peradaban. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah, sehingga semestinya memperoleh dukungan dan penghargaan dari seluruh umat Islam.
إِذَا الْـمَرْأُ لَـمْ يَلْبِسْ لِبَاسًا مِنَ التُّقَى
تَقَلَّبَ عُرْيَانًا وَإِنْ كَانَ كَاسِيًا
وَ خَيْرُ لِبَاسِ الْـمَرْءِ طَاعَةُ رَبِّهِ
وَ لاَ خَيْرَ فِـيْمَنْ كَانَ عَاصِيًا
Apabila seseorang tidak mengenakan baju ketakwaan, ia menjelma menjadi manusia telanjang kendati tubuhnya tertutupi.
Sebaik-baik pakaian adalah ketaatan kepada Rabbnya,tiada kebaikan bagi orang yg bermaksiat
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi Al Bantani, Lc - حفظه الله
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Mengapa harus dengki?
Mengapa harus dengki?
Tahukah anda orang yg paling tersiksa hatinya?
Orang paling tersiksa batinnya adalah orang yg hatinya dipenuhi rasa dengki
Rasa dengki membuat hidup tdk nyaman, tidur tdk nyenyak serta makan & minum pun sulit dinikmati..
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kpd para sahabat," jika kalian menjadi orang sukses, akan seperti apakah keadaan kalian?
Abdurrahman bin 'Auf menjawab," Kami akan menjadi hamba yg bersyukur."
Rasul pun bersabda,"Justru kalian akan menjadi orang yg saling dengki & saling membenci." HR Muslim
Ibnul Jauzi berkata," Aku perhatikan hasad diantara kaum muslimin, bahkan diantara orang yg berilmu, ternyata sumbernya adalah cinta dunia."
Saudaraku!
Jalani saja hidup ini dengan baik & wajar serta banyak berserah diri kpd Allah..!
Ingat! Hati ini tercipta hanya untuk beribadah & mengagungkan Allah..
Jadi, jgn pernah membiarkan apapun yg dapat merusak kekhusyu'an masuk ke dalam hati apalagi sampai bersemayam didalamnya..!
Ya Allah, sucikanlah hati kami & tanamkanlah ketakwaan didalamnya!
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Djazuli, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Tahukah anda orang yg paling tersiksa hatinya?
Orang paling tersiksa batinnya adalah orang yg hatinya dipenuhi rasa dengki
Rasa dengki membuat hidup tdk nyaman, tidur tdk nyenyak serta makan & minum pun sulit dinikmati..
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kpd para sahabat," jika kalian menjadi orang sukses, akan seperti apakah keadaan kalian?
Abdurrahman bin 'Auf menjawab," Kami akan menjadi hamba yg bersyukur."
Rasul pun bersabda,"Justru kalian akan menjadi orang yg saling dengki & saling membenci." HR Muslim
Ibnul Jauzi berkata," Aku perhatikan hasad diantara kaum muslimin, bahkan diantara orang yg berilmu, ternyata sumbernya adalah cinta dunia."
Saudaraku!
Jalani saja hidup ini dengan baik & wajar serta banyak berserah diri kpd Allah..!
Ingat! Hati ini tercipta hanya untuk beribadah & mengagungkan Allah..
Jadi, jgn pernah membiarkan apapun yg dapat merusak kekhusyu'an masuk ke dalam hati apalagi sampai bersemayam didalamnya..!
Ya Allah, sucikanlah hati kami & tanamkanlah ketakwaan didalamnya!
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Djazuli, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Peringatan Hari Ibu
Peringatan Hari Ibu.
Sobat, namanya juga peringatan, ya hanya sekali setahun.
Namanya juga peringatan, tentu biasanya yang diingatkan sedang dalam kondisi lalai atau bahkan lupa sama sekali.
Namanya juga peringatan, tentu seringkali bagi banyak orang cepat berlalu dan dilupakan seakan tak berbekas.
Namanya juga peringatan, seringkali diwujudkan dalam bentuk seremonial dan bukan dalam aksi nyata.
Namanya juga peringatan, biasanya hanya dilakukan bila telah didahului oleh adanya kondisi yang genting dan ancaman serius.
Berbeda dengan keyakinan, tuntunan, dan syariat yang semuanya bernilai ibadah. Dari lubuk hati yang paling dalam dan dibuktikan dalam aksi nyata secara terus menerus tanpa kenal lelah. Karena itu pada ayat berikut Allah menggunakan kata wasiat yang harus diingat selalu dan benar benar diamalkan. Simak firman Allah berikut:
ووصينا الانسان بوالديه احسانا
Dan Kami telah pesankan kepada setiap insan agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya ( al ankabut) 8)
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri, MA - حفظه الله تعالى
♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇
Sobat, namanya juga peringatan, ya hanya sekali setahun.
Namanya juga peringatan, tentu biasanya yang diingatkan sedang dalam kondisi lalai atau bahkan lupa sama sekali.
Namanya juga peringatan, tentu seringkali bagi banyak orang cepat berlalu dan dilupakan seakan tak berbekas.
Namanya juga peringatan, seringkali diwujudkan dalam bentuk seremonial dan bukan dalam aksi nyata.
Namanya juga peringatan, biasanya hanya dilakukan bila telah didahului oleh adanya kondisi yang genting dan ancaman serius.
Berbeda dengan keyakinan, tuntunan, dan syariat yang semuanya bernilai ibadah. Dari lubuk hati yang paling dalam dan dibuktikan dalam aksi nyata secara terus menerus tanpa kenal lelah. Karena itu pada ayat berikut Allah menggunakan kata wasiat yang harus diingat selalu dan benar benar diamalkan. Simak firman Allah berikut:
ووصينا الانسان بوالديه احسانا
Dan Kami telah pesankan kepada setiap insan agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya ( al ankabut) 8)
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri, MA - حفظه الله تعالى
♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇
Ketika sedang sakit
Ketika sedang sakit
Pernah sakit?
ketika kita sakit keras..
pasti yang kita fikirkan adalah bagaimana kesembuhan sakit yang sedang diderita..
tak terpikirkan di pikiran kita tentang sakit yang diderita orang lain..
demikianlah seharusnya..
kita lebih memikirkan kekurangan sendiri..
dan tak sibuk memikirkan kekurangan orang lain..
imam Asy Syafii bersya'ir:
المرء إن كان عاقلا ورعا أشغله عن عيوب غيره ﻭﺭﻋﻪ
كما العليل السقيم أشغله عن وجع الناس كلهم وجعه
apabila seseorang wara dan berakal..
wara'nya menyibukkan ia dari memikirkan aib orang lain..
sebagaimana orang yang sakit..
sakitnya membuat ia tak memikirkan sakit orang lain..
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Pernah sakit?
ketika kita sakit keras..
pasti yang kita fikirkan adalah bagaimana kesembuhan sakit yang sedang diderita..
tak terpikirkan di pikiran kita tentang sakit yang diderita orang lain..
demikianlah seharusnya..
kita lebih memikirkan kekurangan sendiri..
dan tak sibuk memikirkan kekurangan orang lain..
imam Asy Syafii bersya'ir:
المرء إن كان عاقلا ورعا أشغله عن عيوب غيره ﻭﺭﻋﻪ
كما العليل السقيم أشغله عن وجع الناس كلهم وجعه
apabila seseorang wara dan berakal..
wara'nya menyibukkan ia dari memikirkan aib orang lain..
sebagaimana orang yang sakit..
sakitnya membuat ia tak memikirkan sakit orang lain..
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Kekeliruan Dalam Kun-yah.
Kekeliruan Dalam Kun-yah.
Semangat menghidupkan sunnah, hendaknya diiringi dengan landasan ilmu.
Demikian pula saat berkun-yah.
Terdapat beberapa kekeliruan dalam berkun-yah yang seharusnya dihindari.
A. Berkun-yah Dengan Salah Satu Nama Allah.
Sebagaimana kisah Abu Syuraih.
Dahulu ia dipanggil Abul Hakam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya,
“Sesungguhnya Allah adalah Al-Hakam dan kepadaNyalah berhukum...”
...hingga akhirnya beliau shallallahu'alaihi wasallam menggantinya dengan Abu Syuraih. (Shahih Abi Daud: 3/4145 Al-Albani)
Serupa dengannya adalah Abul Karim, Abul 'Aziz, dll.
B. Menggabungkan Nama Anak Dalam Berkun-yah.
Dari hadits Abu Syuraih di atas juga.
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah bertanya kepadanya,
"Siapa saja nama anak-anakmu...?”
Aku menjawab: “Syuraih, Muslim dan 'Abdullah”
Beliau bersabda, “Siapa yang tertua di antara mereka..?”
Aku menjawab, “Syuraih”
“Bila demikian, engkau adalah Abu Syuraih...” (Shahih Abi Daud: 3/4145 Al-Albani)
Tidaklah beliau menggabungkan nama anak dalam berkun-yah menjadi "Abu Syulimah" (Syuraih, Muslim, Abdullah).
Tidak pula menggandeng menjadi Abu Syuraih wa Muslim.
Karena kun-yah sedikit berbeda arti dengan bapaknya atau ibunya si fulan fulanah.
C. Menggabungkan Nama Dan Kunyah Rasulullah.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Abul Qasim shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
سَمُّوْا بِاسْمِيْ, وَلاَ تَكْتَنُوْا بِكُنْيَتِيْ
“Pakailah namaku dan jangan engkau berkunyah dengan kunyahku...” (HR. Bukhari: 3539, Muslim: 2134)
Mari berkun-yah sesuai bimbingan Sunnah yang shahihah...
@sahabatilmu
··•° •̸Ϟ•̸-̶•̸Ϟ•̸-̶•̸Ϟ•̸-̶•̸Ϟ•̸-̶•̸Ϟ•̸-̶•̸Ϟ•̸-̶•̸Ϟ•̸-̶•̸Ϟ•̸-̶· °··•
UNTUKMU WAHAI PARA ISTRI...!
"UNTUKMU WAHAI PARA ISTRI...!"
Wahai para istri, perhatikan beberapa kalimat dibawah ini:
1. Apakah menyulitkanmu jika dirimu menemui suamimu ketika dia masuk kerumahmu, engkau menyambutnya dengan wajah yang ceria , manis dan penuh senyuman?!!
Wahai para istri,
2. Berhiaslah untuk suamimu dan raihlah pahala disisi ALLAH Ta'ala. Ingat! ALLAH itu indah dan menyukai keindahan, gunakanlah wangi-wangian untuknya!
Bercelaklah!
Berpakaianlah yang terindah dengan busana yang bagus yang kau miliki untuk menyambut kedatangan suamimu.
Ingatlah para istri!
Janganlah sekali-kali engkau bermuka masam dan cemberut dihadapannya.
3. Jadilah engkau wahai istri yang selalu memiliki sifat lapang dada, tenang, bersahaja, ramah dan senantiasa mengingat ALLAH didalam segala keadaan.
4. Didiklah buah hatimu dengan baik dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, janganlah kebencianmu kepada anak-anakmu membuatmu tidak berlaku adil kepadanya, penuhilah rumahmu dengan, tasbih,takbir, tahmid dan tahlil serta perbanyaklah membaca alqur'an, khususnya surah albaqarah, karena surat tersebut dapat mengusir syaithan.
5.Bangunkanlah suamimu untuk mengerjakan shalat malam, anjurkan dia untuk berpuasa sunnah dan ingatkan kembali dia tentang keutamaan berinfaq serta janganlah engkau melarangnya untuk berbuat baik kepada orang tuanya.
6. Perbanyaklah istighfar untuk dirimu, suamimu, orang tuamu dan semua kaum muslimin dan berdoalah selalu agar diberikan keturuna yang shaleh dan shalehah agar dirimu memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Semoga memberikan manfaat serta dapat diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Rujukan: kitab keluarga sakinah oleh ust yazid jawas, dengan beberapa tambahan.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Wahai para istri, perhatikan beberapa kalimat dibawah ini:
1. Apakah menyulitkanmu jika dirimu menemui suamimu ketika dia masuk kerumahmu, engkau menyambutnya dengan wajah yang ceria , manis dan penuh senyuman?!!
Wahai para istri,
2. Berhiaslah untuk suamimu dan raihlah pahala disisi ALLAH Ta'ala. Ingat! ALLAH itu indah dan menyukai keindahan, gunakanlah wangi-wangian untuknya!
Bercelaklah!
Berpakaianlah yang terindah dengan busana yang bagus yang kau miliki untuk menyambut kedatangan suamimu.
Ingatlah para istri!
Janganlah sekali-kali engkau bermuka masam dan cemberut dihadapannya.
3. Jadilah engkau wahai istri yang selalu memiliki sifat lapang dada, tenang, bersahaja, ramah dan senantiasa mengingat ALLAH didalam segala keadaan.
4. Didiklah buah hatimu dengan baik dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, janganlah kebencianmu kepada anak-anakmu membuatmu tidak berlaku adil kepadanya, penuhilah rumahmu dengan, tasbih,takbir, tahmid dan tahlil serta perbanyaklah membaca alqur'an, khususnya surah albaqarah, karena surat tersebut dapat mengusir syaithan.
5.Bangunkanlah suamimu untuk mengerjakan shalat malam, anjurkan dia untuk berpuasa sunnah dan ingatkan kembali dia tentang keutamaan berinfaq serta janganlah engkau melarangnya untuk berbuat baik kepada orang tuanya.
6. Perbanyaklah istighfar untuk dirimu, suamimu, orang tuamu dan semua kaum muslimin dan berdoalah selalu agar diberikan keturuna yang shaleh dan shalehah agar dirimu memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Semoga memberikan manfaat serta dapat diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Rujukan: kitab keluarga sakinah oleh ust yazid jawas, dengan beberapa tambahan.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Kamis, 19 Desember 2013
Derita Yang Harus Disyukuri
Derita Yang Harus Disyukuri.
Sobat, kapankah anda benar benar menyadari bahwa gigi, mata, badan sehat adalah ni'mat yang wajib disyukuri?
Betapa sering anda baru menyadari pentingnya kesehatan setelah anda merasakan rasa sakit.
Sebelumnya anda tidak atau mungkin belum merasa perlu untuk menjaga kesehatan, kecuali bila telah jatuh sakit, terlebih bila sakit anda tidak kunjung sembuh.
Di saat sehat, anda malang melintang sesuka hati anda. Betapa banyak peringatan Allah dan Rasul-Nya yang anda abaikan.
Makan, minum, berpakaian, tidur, memandang, menggenggam, dan melangkahkan kaki secara berlebihan.
Seakan anda mengira bahwa semuanya akan abadi, padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Kehidupan dunia, ada kalanya sehat dan ada kalanya sakit, sebagaimana ada saatnya siang dan ada pula saatnya malam.
Ada saatnya lapang dan ada pula saatnya sempit dan susah, demikianlah dinamika kehidupan dunia.
Ternyata bagi kebanyakan kita, sering kali deritalah yang menjadikan kita mengenali nikmat dan menyadarinya.
Karena itu syukurilah cobaan Allah sebagaimana anda mensyukuri nikmatnya.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Setiap jiwa pastilah merasakan kematian, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai ujian. Dan kepada Kamilah kalian pasti akan kembali
( al Anbiya 35)
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri, MA - حفظه الله تعالى
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Sobat, kapankah anda benar benar menyadari bahwa gigi, mata, badan sehat adalah ni'mat yang wajib disyukuri?
Betapa sering anda baru menyadari pentingnya kesehatan setelah anda merasakan rasa sakit.
Sebelumnya anda tidak atau mungkin belum merasa perlu untuk menjaga kesehatan, kecuali bila telah jatuh sakit, terlebih bila sakit anda tidak kunjung sembuh.
Di saat sehat, anda malang melintang sesuka hati anda. Betapa banyak peringatan Allah dan Rasul-Nya yang anda abaikan.
Makan, minum, berpakaian, tidur, memandang, menggenggam, dan melangkahkan kaki secara berlebihan.
Seakan anda mengira bahwa semuanya akan abadi, padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Kehidupan dunia, ada kalanya sehat dan ada kalanya sakit, sebagaimana ada saatnya siang dan ada pula saatnya malam.
Ada saatnya lapang dan ada pula saatnya sempit dan susah, demikianlah dinamika kehidupan dunia.
Ternyata bagi kebanyakan kita, sering kali deritalah yang menjadikan kita mengenali nikmat dan menyadarinya.
Karena itu syukurilah cobaan Allah sebagaimana anda mensyukuri nikmatnya.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Setiap jiwa pastilah merasakan kematian, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai ujian. Dan kepada Kamilah kalian pasti akan kembali
( al Anbiya 35)
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri, MA - حفظه الله تعالى
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
KAMAR TERINDAH DISURGA
"KAMAR TERINDAH DISURGA"
Wahai saudara-saudariku, renungkanlah hadits yang mulia ini, semoga kita dapat memahaminya, merenunginya serta dapat diamalkan, terutama untuk kita sendiri, keluarga kita dan umumnya kaum muslimin...
Dari Ali radhiyallahu anhu,
Nabi صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ bersabda;
Di Surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.
Kemudian seorang Badu'I bertanya, "kamar-kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa wahai Rasulullah?" Beliaupun bersabda:
Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang:
1. Tutur katanya yang baik.
2. Memberikan makanan yang. membutuhkan.
3. Rajin berpuasa.
4. Shalat malam karena ALLAH, ketika manusia terlelap tidur.
(Tirmidzi: 1984)
Yaa Rabb...
kami memohon kepadaMu agar kami dimudahkan untuk mengerjakan amal-amal tersebut, diberikan kekuatan pada hati kami untuk mengerjakannya serta menjauhkan kami dari sifat malas dalam beribadah kepadaMu
Semoga ALLAH mengampuni dosa-dosa kita semua.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Wahai saudara-saudariku, renungkanlah hadits yang mulia ini, semoga kita dapat memahaminya, merenunginya serta dapat diamalkan, terutama untuk kita sendiri, keluarga kita dan umumnya kaum muslimin...
Dari Ali radhiyallahu anhu,
Nabi صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ bersabda;
Di Surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.
Kemudian seorang Badu'I bertanya, "kamar-kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa wahai Rasulullah?" Beliaupun bersabda:
Kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang:
1. Tutur katanya yang baik.
2. Memberikan makanan yang. membutuhkan.
3. Rajin berpuasa.
4. Shalat malam karena ALLAH, ketika manusia terlelap tidur.
(Tirmidzi: 1984)
Yaa Rabb...
kami memohon kepadaMu agar kami dimudahkan untuk mengerjakan amal-amal tersebut, diberikan kekuatan pada hati kami untuk mengerjakannya serta menjauhkan kami dari sifat malas dalam beribadah kepadaMu
Semoga ALLAH mengampuni dosa-dosa kita semua.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Dunia Tak Pernah Setia
Dunia Tak Pernah Setia
Siapakah yang setia menemani kita hingga alam kubur nanti...?
Bukan harta, tidak jua pasangan hidup kita.
Hanya amal yang akan menemani kita nanti.
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
يَتْبَعُ الْمَيَّتَ ثَلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Seseorang yang meninggal dunia akan diiringi oleh tiga hal: keluarga, harta, dan amalnya.
Dua akan kembali, satu yang tetap tinggal.
Adapun yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang menetap (bersamanya) yaitu amalnya...” (HR. al-Bukhari: 6514, Muslim: 5)
Keluarga; akan kembali dengan aktifitas dan kesibukan masing-masing.
Harta; kelak habis dibagi ahli waris.
Demikianlah dunia beserta isinya. Tidak pernah setia bersama pemiliknya. Kelak akan terpisah, meninggalkan si pemilik yang mulai resah.
Menghadapi kehidupan setelah kematian.
Dunia tak pernah setia, jangan terlena...
@sahabatilmu
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Siapakah yang setia menemani kita hingga alam kubur nanti...?
Bukan harta, tidak jua pasangan hidup kita.
Hanya amal yang akan menemani kita nanti.
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
يَتْبَعُ الْمَيَّتَ ثَلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Seseorang yang meninggal dunia akan diiringi oleh tiga hal: keluarga, harta, dan amalnya.
Dua akan kembali, satu yang tetap tinggal.
Adapun yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang menetap (bersamanya) yaitu amalnya...” (HR. al-Bukhari: 6514, Muslim: 5)
Keluarga; akan kembali dengan aktifitas dan kesibukan masing-masing.
Harta; kelak habis dibagi ahli waris.
Demikianlah dunia beserta isinya. Tidak pernah setia bersama pemiliknya. Kelak akan terpisah, meninggalkan si pemilik yang mulai resah.
Menghadapi kehidupan setelah kematian.
Dunia tak pernah setia, jangan terlena...
@sahabatilmu
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Langganan:
Postingan (Atom)