ANTARA DOKTER DAN USTADZ 
 
 Jika menjadi dokter beresiko…,
 Maka demikian juga menjadi da'i/ustadz maka lebih sangat beresiko.
 Jika sang dokter salah memberi resep bisa semakin memperparah derita pasien atau bahkan menyebabkannya meninggal…
 Maka demikian juga jika ustadz salah memberi fatwa…tergesa-gesa…tidak 
menganalisa terlebih dahulu…maka bisa menyesatkan di dunia dan di 
akhirat menyebabkan penderitaan di akhirat.
 
 Maka sungguh wajar jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang para ustadz yang demikian :
 فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
 "Mereka ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan" (HR Al-Bukhari no 100 dan Muslim no 2673)
 
 Maka jika masyarakat marah tatkala melihat dokter yang materialistis 
(padahal dokter bekerja mencari penghasilan…) apalagi sampai salah 
memberi resep…
 
 Maka masyarakat lebih utama untuk marah kepada 
ustadz yang materialistis (yang memasang tarif, apalagi tarif yang 
tinggi…!!!), apalagi sampai berfatwa menyesatkan umat atau membela 
firqoh sesat…!!
 
 Tentunya seorang dai/ustadz yang telah berusaha
 dan berijtihad lantas salah dalam fatwanya, maka ustadz seperti 
seharusnya dimaafkan oleh masyarakat.
 Maka demikian pula seorang 
dokter yang sudah berusaha menganalisa penyakit, bahkan mungkin 
bermusyawarah dengan para dokter yang lain, kemudian ternyata salah 
memberi resep atau salah mengambil tindakan, maka dokter ini bukan hanya
 dimaafkan akan tetapi juga dihargai atas usahanya, sebagaimana ustadz 
yang salah berfatwa namun dibangun diatas ijtihad dan usaha, maka ia 
mendapatkan satu pahala.
 Jika Ustadz tidak ada yang maksum, maka terlebih lagi dokter tidak ada yang analisanya selalu tepat dan benar !!!
 Apalagi kesembuhan hanya dari Allah…sebagaimana hidayah hanya milikNya…
 
 Oleh: أُسْتَاذُ Firanda Andirja, Lc MA - حفظه الله تعالى
 
 
 
 ⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴✽̶┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈⌣̊┈̥-̶̯͡.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar