Arti Sebuah Nama
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Dr Muhammad Arifin Badri, MA - حفظه الله تعالى
Nama adalah identitas diri, namun di sadari atau tidak nama juga sebuah inspirasi. Setiap orang biasanya terinspirasi secara alami oleh nama dirinya.
Karena itu dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa merubah nama sahabat-sahabat beliau yang kurang baik.
Said bin Musayyib mengisahkan bahwa suatu hari kakeknya yang bernama (Hazan) datang menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setibanya di hadapan Nabi, beliau bertanya: Siapakah namamu?
Ia menjawab: Namaku Hazan (Duka atau Susah).
Spontan Nabi bersabda: Aku rubah namamu menjadi Sahel (Mudah).
Namun sungguh mengejutkan, sahabat Hazan menjawab: Aku tidak akan merubah nama yang telah diberikan oleh ayahku.
Said bin Musayyib menuturkan: Kesusahan dan duka tiada pernah sirna dari keluarga kami. (HR. Bukhari)
Pikirkan dan kenalilah nama diri anda sobat, bila telah baik maka bersyukur dan bila ternyata kandungan artinya kurang baik, maka akan lebih baik bila anda menggantinya dengan yang baik.
Anda akui atau tidak, nama mengandung sebuah inspirasi, dan pemilik nama biasanya akan mendapatkan bagian dari kandungan namanya sendiri.
Betapa banyak orang yang namanya buruk dan keburukan senantiasa terpancar darinya. Misalnya nama: gelap, maka biasanya kegelapan nampak dari wajah dan perilakunya.
Mendung, maka biasanya perilaku dan kepribadiannya juga bak mendung, gelap dan perilakunyapun mencerminkan kegelapan.
Bagus maka biasanya kepribadian dan perilakunya juga memancarkan kebagusan.
Anwar, mencerminkan akan cahaya dan kecerahan, dan demikian seterusnya.
Memahami nama dan kandungan artinya ini juga dapat menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan hidup atau yang serupa, jangan pilih pasangan hidup yang namanya mencerminkan kegelapan, semisal yang bernama awan, mendung, petir, malam, atau yang serupa.
✽.•°•.☆.•°•✽.•°•☆.•°•✽
Rabu, 29 Januari 2014
Penuturan seorang ibu rumah tangga..
Penuturan seorang ibu rumah tangga..
Alhamdulillah segala nikmat milik Allah Walaupun tetap ga ada manusia yg sempurna...tapi sepertiny sy melihat semua kebaikan sifat2 manusia ada pd suami sy. Dia imam yg tegas tp lembut,sholeh,penyabar &Rendah hati.
Klo kami lg berdua,dia sll saja bilang,rasany seperti kami baru nikah aja :) pdhal udah 16 thn...Dan kita ber2 bukanlh pasangn muda lagi.
Sy jawab begini: semua ini hny krn Allah memberikn rahmatny pd RT kita...dst
Sama anakny pun subhanallah sayang bgt. Kadang sy dan dia hrs rebutan dulu utk bisa nganter ke sekol. Maksud sy biar dia ga repot dan ga capek..Lahh kan ngurus anak & RT jatah sy, tp dia ga mau.
Wkt anak sy msh TK setiap hari seblm brangkt kantor dia yg ngurusin anak semata wayangnya..Begitu juga skr bagian nganter pasti jatahny hrs dia.
Dia juga selalu bantuin sy dlm kerjaan RT, in case sy sakit atau pembantu ga ada (kebetuln pembantu cuma pulang pergi aja)..
Klo sy sakit..diam2 dia bangun lebih dulu.. trs nyuci piring,ngepel dll..
Oh ya suami sy dulu berbulan2 hampir tiap hari ngeluarin mobil dari garasi dgn mendorong. Dia sengaja ga mau idupin mesin. Tau ga knp pak ustadz? Krn saat itu sy pernah kena gangguan susah tidur..baru bisa tidur menjelang pagi. Klo lg tidur ada bunyi2 dikit aja pasti kebangun...
Nah itulah yg dikerjakan suami sy suatu hari krn ga sengaja ketauan sama sy dorong2 mobil. Ehhh ternyata ..Subhanallah itu udah dia lakukan setiap hari selama bbrp bulan sy sakit..
Sy sll berdoa pd Allah utknya..
--setiap nafas suami sy yg terhembus,
--setiap kelembutan yg dia berikan pd sy dan anakny.
--setiap tetes keringat keletihan yg dia rasakan utk kerja kerasny membahagiakn kami..
-- setiap langkahnya
--smg semua menjd ibadah dan amal sholehny..Smg dia sll mendpkn Rahmat Allah & balasan yg terbaik dari Allah di dunia dan akhirat...aamiin
Pesan dari abu riyadL:
Wahai para suami.. maukah anda mendapat doa yang tulus dari istri..? Contoh dia
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Alhamdulillah segala nikmat milik Allah Walaupun tetap ga ada manusia yg sempurna...tapi sepertiny sy melihat semua kebaikan sifat2 manusia ada pd suami sy. Dia imam yg tegas tp lembut,sholeh,penyabar &Rendah hati.
Klo kami lg berdua,dia sll saja bilang,rasany seperti kami baru nikah aja :) pdhal udah 16 thn...Dan kita ber2 bukanlh pasangn muda lagi.
Sy jawab begini: semua ini hny krn Allah memberikn rahmatny pd RT kita...dst
Sama anakny pun subhanallah sayang bgt. Kadang sy dan dia hrs rebutan dulu utk bisa nganter ke sekol. Maksud sy biar dia ga repot dan ga capek..Lahh kan ngurus anak & RT jatah sy, tp dia ga mau.
Wkt anak sy msh TK setiap hari seblm brangkt kantor dia yg ngurusin anak semata wayangnya..Begitu juga skr bagian nganter pasti jatahny hrs dia.
Dia juga selalu bantuin sy dlm kerjaan RT, in case sy sakit atau pembantu ga ada (kebetuln pembantu cuma pulang pergi aja)..
Klo sy sakit..diam2 dia bangun lebih dulu.. trs nyuci piring,ngepel dll..
Oh ya suami sy dulu berbulan2 hampir tiap hari ngeluarin mobil dari garasi dgn mendorong. Dia sengaja ga mau idupin mesin. Tau ga knp pak ustadz? Krn saat itu sy pernah kena gangguan susah tidur..baru bisa tidur menjelang pagi. Klo lg tidur ada bunyi2 dikit aja pasti kebangun...
Nah itulah yg dikerjakan suami sy suatu hari krn ga sengaja ketauan sama sy dorong2 mobil. Ehhh ternyata ..Subhanallah itu udah dia lakukan setiap hari selama bbrp bulan sy sakit..
Sy sll berdoa pd Allah utknya..
--setiap nafas suami sy yg terhembus,
--setiap kelembutan yg dia berikan pd sy dan anakny.
--setiap tetes keringat keletihan yg dia rasakan utk kerja kerasny membahagiakn kami..
-- setiap langkahnya
--smg semua menjd ibadah dan amal sholehny..Smg dia sll mendpkn Rahmat Allah & balasan yg terbaik dari Allah di dunia dan akhirat...aamiin
Pesan dari abu riyadL:
Wahai para suami.. maukah anda mendapat doa yang tulus dari istri..? Contoh dia
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
SABARLAH, WAHAI PENYERU KEBAIKAN...!
"SABARLAH, WAHAI PENYERU KEBAIKAN...!"
Saudaraku, para pejuang amar ma'ruf nahi mungkar atau umumnya kaum muslimin penyelenggara2 kegiatan dakwah yg mereka semua mengajak manusia agar kembali kepada ALLAH dan menghidupkan Sunnah Nabi diatas cahaya alqur'an wa sunnah menurut pemahaman sahabat agar senantiasa menghiasi dirinya dg sifat sabar....
Wahai saudaraku, setiap kali kita berdakwah kepada manusia agar kembali kpd ALLAH, tdk selalu/ tdk langsung mereka mau menerimanya dan byk justru diantara mereka membantahnya dan tdk sedikit dari mrk justru melontarkan tuduhan2 yg keji kepada para penyeru kebaikan terutama terhadap da'wah yg mulia ini yaitu dakwah salafiyah...
Oleh sebab ikhwah sekalian tdk sepatutnya bagimu utk marah baik dgn mencela, mencaci maki, memvonis dengan kalimat yg tidak baik kpd mereka...karena mereka wahai saudaraku pada hakekatnya mereka adalah orang2x Awam akan da'wah yang haq ini, dan kita hidup pada keasingan islam.
Untuk itu saya menasehatkan diri saya, antum dan antunna sekalian agar senatiasa menghiasi dirimu dengan sifat sabar dalam menghadapi gannguan,cacian, tuduhan dari manusia yang dengannya hati mampu menanggung semuanya.
Berikut ini saya bawakan nash alqur'an yg akan memberikan kepada kita ketenangan dan menumbuhkan kesabaran pada diri kita yang mana ALLAH mengabarkan kepada kita bahwa para Rasul dahulu mereka telah didustakan oleh kaumnya bahkan tidak hanya didustakan mereka diganggu (dianiyaya) namun mereka ttp bersabar dan mengadukan seluruhnya kepada Rabbul 'aalamin.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau (muhammad)pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yg dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka....
(Al-An'am :34)
Dengan engkau ikhlas, sabar dan mengadukan seluruhnya kepada ALLAH atas musibah tersebut menyebabkan manusia akan masuk secara berbondong2 kepada dakwah salafiyah yg mulia ini.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Saudaraku, para pejuang amar ma'ruf nahi mungkar atau umumnya kaum muslimin penyelenggara2 kegiatan dakwah yg mereka semua mengajak manusia agar kembali kepada ALLAH dan menghidupkan Sunnah Nabi diatas cahaya alqur'an wa sunnah menurut pemahaman sahabat agar senantiasa menghiasi dirinya dg sifat sabar....
Wahai saudaraku, setiap kali kita berdakwah kepada manusia agar kembali kpd ALLAH, tdk selalu/ tdk langsung mereka mau menerimanya dan byk justru diantara mereka membantahnya dan tdk sedikit dari mrk justru melontarkan tuduhan2 yg keji kepada para penyeru kebaikan terutama terhadap da'wah yg mulia ini yaitu dakwah salafiyah...
Oleh sebab ikhwah sekalian tdk sepatutnya bagimu utk marah baik dgn mencela, mencaci maki, memvonis dengan kalimat yg tidak baik kpd mereka...karena mereka wahai saudaraku pada hakekatnya mereka adalah orang2x Awam akan da'wah yang haq ini, dan kita hidup pada keasingan islam.
Untuk itu saya menasehatkan diri saya, antum dan antunna sekalian agar senatiasa menghiasi dirimu dengan sifat sabar dalam menghadapi gannguan,cacian, tuduhan dari manusia yang dengannya hati mampu menanggung semuanya.
Berikut ini saya bawakan nash alqur'an yg akan memberikan kepada kita ketenangan dan menumbuhkan kesabaran pada diri kita yang mana ALLAH mengabarkan kepada kita bahwa para Rasul dahulu mereka telah didustakan oleh kaumnya bahkan tidak hanya didustakan mereka diganggu (dianiyaya) namun mereka ttp bersabar dan mengadukan seluruhnya kepada Rabbul 'aalamin.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau (muhammad)pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yg dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka....
(Al-An'am :34)
Dengan engkau ikhlas, sabar dan mengadukan seluruhnya kepada ALLAH atas musibah tersebut menyebabkan manusia akan masuk secara berbondong2 kepada dakwah salafiyah yg mulia ini.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Istiqamah hati
Istiqamah hati akan terwujud dalam diri manusia bila:
1. Dengan menjadikan kecintaan kepada Allah ta'ala lebih didahulukan diatas keinginan-keinginannya untuk kepentingan lainnya. Cinta kepada Allah menjadi puncak kecintaannya.
2. Bila terjadi kontradiksi antara kecintaan Allah dengan yang lainnya maka dia akan mengedepankan meraih kecintaan kepada Allah ta'ala.
Inilah hasil dari perjuangan keras menundukkan hawa nafsu karena merupakan pondasi menuju ketakwaan.
Nasehat أُسْتَاذُ Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A. - حفظه الله via Radiorodja 756 AM
┈┈»̶✽♈̷̴✽«̶┈┈
1. Dengan menjadikan kecintaan kepada Allah ta'ala lebih didahulukan diatas keinginan-keinginannya untuk kepentingan lainnya. Cinta kepada Allah menjadi puncak kecintaannya.
2. Bila terjadi kontradiksi antara kecintaan Allah dengan yang lainnya maka dia akan mengedepankan meraih kecintaan kepada Allah ta'ala.
Inilah hasil dari perjuangan keras menundukkan hawa nafsu karena merupakan pondasi menuju ketakwaan.
Nasehat أُسْتَاذُ Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A. - حفظه الله via Radiorodja 756 AM
┈┈»̶✽♈̷̴✽«̶┈┈
Sungguh sulitnya ikhlas!?
Sungguh sulitnya ikhlas!?
Allah berfirman,"Katakanlah," Sesungguhnya aku diperintahkan hanya beramal ibadah kepada-Nya".
Az-Zumar:11
Berkata seorang ulama salaf,
"Melalui ayat yg mulia ini Allah menyampaikan pesan penting, yaitu
"Wahai yg suka mengaku-ngaku ikhlas!
Buktikan keikhlasan itu dalam hidupmu dengan menunjukkan ketidakpedulianmu terhadap rasa hormat & cinta manusia kpdmu yg sirna dari hati mereka..
Demi menjaga kenyamanan & kedamaian hatimu bersama Allah..
Buktikan pula keikhlasanmu dgn ketidaknyamanmu terhadap perhatian manusia kpd amalmu, sekecil apapun amal yg kau perbuat..
Ya Allah! Jagalah hati kami, agar tetap ikhlas kpd-Mu!
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Djazuli, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Allah berfirman,"Katakanlah," Sesungguhnya aku diperintahkan hanya beramal ibadah kepada-Nya".
Az-Zumar:11
Berkata seorang ulama salaf,
"Melalui ayat yg mulia ini Allah menyampaikan pesan penting, yaitu
"Wahai yg suka mengaku-ngaku ikhlas!
Buktikan keikhlasan itu dalam hidupmu dengan menunjukkan ketidakpedulianmu terhadap rasa hormat & cinta manusia kpdmu yg sirna dari hati mereka..
Demi menjaga kenyamanan & kedamaian hatimu bersama Allah..
Buktikan pula keikhlasanmu dgn ketidaknyamanmu terhadap perhatian manusia kpd amalmu, sekecil apapun amal yg kau perbuat..
Ya Allah! Jagalah hati kami, agar tetap ikhlas kpd-Mu!
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Djazuli, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
JURUS JITU PELEMBUT HATI
JURUS JITU PELEMBUT HATI
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَسْوَةَ قَلْبِهِ ، فَقَالَ لَهُ : إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ “. (السلسلة الصحيحة) 2/533
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam akan hatinya yang keras. Maka Rasulullah bersabda: Jika engkau ingin lembut hatinya beri makan orang-orang miskin dan usaplah kepala anak yatim (Silsilah ash-Shahihah 2/533)
Faidah hadits:
1.Yatim adalah anak kecil yang ditinggal mati oleh bapaknya sebelum usia baligh, jika sudah baligh bukan disebut yatim.
2. Hadits ini sebagai petunjuk nabi bagi siapa saja yang mendapati hatinya keras agar memberi makan orang miskin dan menyentuh kepala anak yatim agar hatinya menjadi lembut, karena dengan menyentuh kepala anak yatim kita bisa merasakan keterasingan anak kecil ini dan perasaan takut akan kehilangan orang yang mengasuhnya, sehingga kita berusaha membahagaikannya, memelihara dan membantunya. Dengan melihat keadaan anak kecil ini akan membuat hati kita yang keras menjadi lembut.
Demikian pula ketika kita memberi makan orang miskin, kita akan mensyukuri nikmat yang Allah berikan, dengan melihat keadaan orang yang kurang (keadaan ekonominya) daripada kita. Berbeda jika kita melihat orang yang lebih kaya, ini akan membuat kita mengingkari atau menghina nikmat yang telah Allah berikan.
Allah berfirman:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. (Thaha:20)
Rasulullah bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang kurang daripada kamu dan jangan kamu melihat kepada orang yang di atas kamu! Karena yang demikian adalah lebih layak untuk kamu tidak menghinakan nikmat Allah kepadamu”. (HR. Ahmad)Wallahu Ta’ala A’lam
By: Ari Mardiah Joban
Muroja’ah: أُسْتَاذُ Fuad Hamzah Baraba', Lc - حفظه الله تعالى
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَسْوَةَ قَلْبِهِ ، فَقَالَ لَهُ : إِنْ أَرَدْتَ أَنْ يَلِينَ قَلْبُكَ فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ ، وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ “. (السلسلة الصحيحة) 2/533
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam akan hatinya yang keras. Maka Rasulullah bersabda: Jika engkau ingin lembut hatinya beri makan orang-orang miskin dan usaplah kepala anak yatim (Silsilah ash-Shahihah 2/533)
Faidah hadits:
1.Yatim adalah anak kecil yang ditinggal mati oleh bapaknya sebelum usia baligh, jika sudah baligh bukan disebut yatim.
2. Hadits ini sebagai petunjuk nabi bagi siapa saja yang mendapati hatinya keras agar memberi makan orang miskin dan menyentuh kepala anak yatim agar hatinya menjadi lembut, karena dengan menyentuh kepala anak yatim kita bisa merasakan keterasingan anak kecil ini dan perasaan takut akan kehilangan orang yang mengasuhnya, sehingga kita berusaha membahagaikannya, memelihara dan membantunya. Dengan melihat keadaan anak kecil ini akan membuat hati kita yang keras menjadi lembut.
Demikian pula ketika kita memberi makan orang miskin, kita akan mensyukuri nikmat yang Allah berikan, dengan melihat keadaan orang yang kurang (keadaan ekonominya) daripada kita. Berbeda jika kita melihat orang yang lebih kaya, ini akan membuat kita mengingkari atau menghina nikmat yang telah Allah berikan.
Allah berfirman:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. (Thaha:20)
Rasulullah bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang kurang daripada kamu dan jangan kamu melihat kepada orang yang di atas kamu! Karena yang demikian adalah lebih layak untuk kamu tidak menghinakan nikmat Allah kepadamu”. (HR. Ahmad)Wallahu Ta’ala A’lam
By: Ari Mardiah Joban
Muroja’ah: أُسْتَاذُ Fuad Hamzah Baraba', Lc - حفظه الله تعالى
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Bahasa yang Paling Mulia
Bahasa yang Paling Mulia
Al Qur'an adalah kitab yang paling mulia..
Di turunkan kepada Nabi yang paling mulia..
Melalui malaikat yang paling mulia..
Di kota yang paling mulia..
Di bulan yang paling mulia..
Dengan bahasa yang paling mulia..
Umar bin Khathab pernah menulis surat kepada Abu Musa: "Bertafaqquhlah dalam sunnah dan pelajarilah bahasa arab."
Imam Asy Sya'biy berkata, "Nahwu dalam ilmu seperti garam untuk makanan, selalu akan membutuhkan." (Shahih jami' bayanil 'ilmi hal 455).
Imam Asy Syafi'I rahimahullah berkata, "Hendaklah setiap muslim mempelajari bahasa arab sesuai dengan kemampuannya.. (Ar Risalah hal 48-50).
Bahasa arab adalah syi'ar islam..
Dengannya kita dapat memahami kitabullah dan sunnah Rasulullah..
Sedangkan berbangga dengan syi'ar Islam termasuk keimanan..
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Al Qur'an adalah kitab yang paling mulia..
Di turunkan kepada Nabi yang paling mulia..
Melalui malaikat yang paling mulia..
Di kota yang paling mulia..
Di bulan yang paling mulia..
Dengan bahasa yang paling mulia..
Umar bin Khathab pernah menulis surat kepada Abu Musa: "Bertafaqquhlah dalam sunnah dan pelajarilah bahasa arab."
Imam Asy Sya'biy berkata, "Nahwu dalam ilmu seperti garam untuk makanan, selalu akan membutuhkan." (Shahih jami' bayanil 'ilmi hal 455).
Imam Asy Syafi'I rahimahullah berkata, "Hendaklah setiap muslim mempelajari bahasa arab sesuai dengan kemampuannya.. (Ar Risalah hal 48-50).
Bahasa arab adalah syi'ar islam..
Dengannya kita dapat memahami kitabullah dan sunnah Rasulullah..
Sedangkan berbangga dengan syi'ar Islam termasuk keimanan..
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Cari Hati.
Cari Hati.
Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala berkata,
Carilah hatimu di tiga tempat:
1. Saat mendengarkan Al-Qur'an
2. Ketika di majelis dzikir (ilmu)
3. Sewaktu bersendiri (bermunajat kepada Allah)
Apabila tidak engkau dapati hatimu di tempat-tempat ini, maka mohonlah kepada Allah agar menganugerahkan "hati"
Sebab sesungguhnya (saat itu) engkau tidak lagi memiliki "hati" (Al-Fawaa'id: 479)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak tiada lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’ara: 88)
@sahabatilmu
✽.•°•.☆.•°•✽.•°•☆.•°•✽
Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala berkata,
Carilah hatimu di tiga tempat:
1. Saat mendengarkan Al-Qur'an
2. Ketika di majelis dzikir (ilmu)
3. Sewaktu bersendiri (bermunajat kepada Allah)
Apabila tidak engkau dapati hatimu di tempat-tempat ini, maka mohonlah kepada Allah agar menganugerahkan "hati"
Sebab sesungguhnya (saat itu) engkau tidak lagi memiliki "hati" (Al-Fawaa'id: 479)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak tiada lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’ara: 88)
@sahabatilmu
✽.•°•.☆.•°•✽.•°•☆.•°•✽
Selasa, 28 Januari 2014
SYIRIK MODERAT
SYIRIK MODERAT
Allah سبحانه وتعالى berfirman ," Katakanlah,' Terangkan kepadaku jika siksa Allah datang kepadamu, atau hari kiyamat sampai kepadamu, apakah kamu akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu termasuk orang yg benar!". (Sekali kali tidak), hanya kpd-Nya (Allah) kamu minta pertolongan, jika Dia menghendaki maka Dia menghilangkan kesusahan yg kamu mohonkan kpd-Nya, dan kamu tinggalkan apa yg kamu persekutukan (dengan Allah). QS Al-An'am 40-41.
Berkata Al-Ala'mah Taqiyuddin Al Hilaly rohimahullah ," Ayat ini memiliki kandungan makna bahwa kaum musyrikin di masa Nabi صلى الله عليه وسلم mereka menyekutukan Allah dlm ibadah diwaktu longgar disaat bergelimang kenikmatan, adapun dikala susah, sedih, terjepit, mereka tidak menyeru kecuali hanya kepada Allah semata, agar diberikan pertolongan Allah atas kesusahan mereka, karena mereka yakin dengan sebenar-benar yakin dan mengetahui ajaran sebelum mereka dari agama Ibrohim dan Ismail, bahwa syirik,kufur adalah ajaran yg menyeleweng yg tdk diridhoi Allah سبحانه وتعالى , dan tuhan yg mereka sembah walaupun malaikat, nabi, orang saleh, tdk mampu mengentaskan mereka dari kesusahan. Maka dari itu mereka berdoa dg ikhlas dan murni hanya kepada Allah disaat itu, akan tetapi jikala selamat dan longgar, mereka kembali menyekutukan Allah سبحانه وتعالى.
Adapun musyrikin dimasa kini, umat moderat zaman sekarang, mereka menyekutukan Allah baik di waktu longgar dan sempit, suka dan duka, bahkan mereka begitu khusyuk berbuat syirik disaat genting. Tidak inggat kepada Allah sama sekali. Jika engkau bersumpah seribu kali atas nama Allah سبحانه وتعالى mereka tidak takut dan gentar lagi percaya, akan tetapi jika bersumpah menyebut nama tokoh tarekat tertentu mereka akan takut dan percaya. Mereka lebih takut dan berharap kpd makhluk dari pada kepada Allah.
.
Dikisahkan ada suatu kelompok mereka bepergian dg bahtera di atas lautan, tiba-tiba bahtera tersebut oling dan molai tengelam sedikit demi sedikit. Maka para penumpang kapal tersebut molai berteriak beristighostah menyeru nama wali-wali yg mereka yakini dapat menolong mereka. Dan di bahtera tersebut ada seorang tua salafy yg hanya terdiam. Maka penumpang lainya meneriaki,' hai orang tua kenapa kamu hanya diam saja! Tidak kah tau keadaan kita sedang genting! Tidakkah kamu beristighotsyah!!". Maka orang tua tersebut berteriak ," Aku memohon kepada Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Esa agar menengelamkan kaliyan dan kita semua !!". Maka orang-orang marah dan mengatakan,' apa kamu tdk takut Allah kalau dikabulkan doa mu !!'. Maka dijawab ; " kaliyan berhak untuk ditengelamkan Allah, karena kaliyan berpaling dari berdoa kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan kaliyan menyeru para wali yg tdk membawa manfaat dan mudhorot!!".(Sabilul Rosyad 1 / 329)
Ditulis oleh أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Allah سبحانه وتعالى berfirman ," Katakanlah,' Terangkan kepadaku jika siksa Allah datang kepadamu, atau hari kiyamat sampai kepadamu, apakah kamu akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu termasuk orang yg benar!". (Sekali kali tidak), hanya kpd-Nya (Allah) kamu minta pertolongan, jika Dia menghendaki maka Dia menghilangkan kesusahan yg kamu mohonkan kpd-Nya, dan kamu tinggalkan apa yg kamu persekutukan (dengan Allah). QS Al-An'am 40-41.
Berkata Al-Ala'mah Taqiyuddin Al Hilaly rohimahullah ," Ayat ini memiliki kandungan makna bahwa kaum musyrikin di masa Nabi صلى الله عليه وسلم mereka menyekutukan Allah dlm ibadah diwaktu longgar disaat bergelimang kenikmatan, adapun dikala susah, sedih, terjepit, mereka tidak menyeru kecuali hanya kepada Allah semata, agar diberikan pertolongan Allah atas kesusahan mereka, karena mereka yakin dengan sebenar-benar yakin dan mengetahui ajaran sebelum mereka dari agama Ibrohim dan Ismail, bahwa syirik,kufur adalah ajaran yg menyeleweng yg tdk diridhoi Allah سبحانه وتعالى , dan tuhan yg mereka sembah walaupun malaikat, nabi, orang saleh, tdk mampu mengentaskan mereka dari kesusahan. Maka dari itu mereka berdoa dg ikhlas dan murni hanya kepada Allah disaat itu, akan tetapi jikala selamat dan longgar, mereka kembali menyekutukan Allah سبحانه وتعالى.
Adapun musyrikin dimasa kini, umat moderat zaman sekarang, mereka menyekutukan Allah baik di waktu longgar dan sempit, suka dan duka, bahkan mereka begitu khusyuk berbuat syirik disaat genting. Tidak inggat kepada Allah sama sekali. Jika engkau bersumpah seribu kali atas nama Allah سبحانه وتعالى mereka tidak takut dan gentar lagi percaya, akan tetapi jika bersumpah menyebut nama tokoh tarekat tertentu mereka akan takut dan percaya. Mereka lebih takut dan berharap kpd makhluk dari pada kepada Allah.
.
Dikisahkan ada suatu kelompok mereka bepergian dg bahtera di atas lautan, tiba-tiba bahtera tersebut oling dan molai tengelam sedikit demi sedikit. Maka para penumpang kapal tersebut molai berteriak beristighostah menyeru nama wali-wali yg mereka yakini dapat menolong mereka. Dan di bahtera tersebut ada seorang tua salafy yg hanya terdiam. Maka penumpang lainya meneriaki,' hai orang tua kenapa kamu hanya diam saja! Tidak kah tau keadaan kita sedang genting! Tidakkah kamu beristighotsyah!!". Maka orang tua tersebut berteriak ," Aku memohon kepada Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Esa agar menengelamkan kaliyan dan kita semua !!". Maka orang-orang marah dan mengatakan,' apa kamu tdk takut Allah kalau dikabulkan doa mu !!'. Maka dijawab ; " kaliyan berhak untuk ditengelamkan Allah, karena kaliyan berpaling dari berdoa kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan kaliyan menyeru para wali yg tdk membawa manfaat dan mudhorot!!".(Sabilul Rosyad 1 / 329)
Ditulis oleh أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Wahai sang istri….
Apakah dirimu akan rugi, apabila engkau menemui suamimu dengan wajah yg berseri seri, dihiasi simpul senyum saat dia masuk rumah?
Apakah memberatkanmu apabila engkau menyapu debu dari wajahnya, kepala dan baju serta mengecup pipinya?
Apakah engkau merasa sulit, jika engkau menunggu sejenak disaat dia memasuki rumah & tetap berdiri sampai dia duduk?
Sulikah dirimu, jikalau engkau berkata kepada suami: “Alhamdulillah atas keselamatan kanda, dinda sangat merindukanmu wahai kekasihku…”
Wahai sang istri… hanya kata seperti itu membuat suami jd jatuh hati padamu..
Berdandanlah utk suamimu & harapkanlah pahala dari Allah diwaktu engkau berdandan
Pakailah parfum yg harum dan bermake-up lah, serta pakailah busana yg paling rapi utk menyambut suamimu.
Jauhi & jauhilah bermuka masam & cemberut.
Janganlah engkau dengar & hiraukan perusak & pengacau kharmonisanmu dgn suami. Anggap angin lalu saja..
Jangan selalu tampak bersedih & gelisah dihapan suamimu, akan tetapi berlindunglah kpda Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.
Janganlah berbicara kpd laki2 lain dgn lemah lembut, sehingga menyebabkan orang yg dihatinya ada penyakit mendekatimu..
Selalulah dirimu dlam keadaan lapang dada, hati bersyukur ketika diberi nafkah suamimu walau itu sedikit..
Ringankanlah suamimu dari setiap kletihan, kpedihan & musibah serta ksedihan yg menimpanya dg apa yg bisa kau lakukan
Suruhlah suamimu utk berbakti kpd ibu bapaknya. Dan jadikan ortunya adalah ortumu yg engkau sayangi..
Didiklah anak anakmu dgn baik. Isilah rumah dgn tasbih, tahmid, tahlil & takbir. Perbanyaklah membaca al quran, agar tenang suasana rumahmu
Bangunkanlah suamimu utk sholat malam, doronglah dia utk melakukan puasa sunah, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, & janganlah engkau menghalanginya utk bersedekah kpd karib kerabatnya.
Semoga bermanfaat..
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Wahai sang suami…..
Wahai sang suami….. Apakah berat bagimu, untuk tersenyum dihadapan istrimu dikala dirimu masuk menemui istri tercinta, agar engkau meraih pahala Allah?
Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri seri tatkala dirimu melihat anak dan istrimu?
Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat engkau menghampiri dirinya?
Apakah gerangan yang memberatkanmu untuk mengangkat sesuai nasi dan menyuapkannya di mulut sang istri agar engkau mendapat pahala?
Apakah susah, apabila engkau masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap: “Assalamu’alaikum Warah matullahi wabarokaatuh” agar engkau meraih lebih banyak kebaikan?
Apakah gerangan yang membebanimu jika engkau menuturkan untaian kata kata yang baik yang disenangi kekasihmu,
Tanyalah kepada istrimu disaat engkau masuk rumah!!
Apakah memberatkanmu, jika engkau menuturkan kepada istrimu dikala masuk rumah : “Duhai istriku, semenjak kanda keluar dari sisimu dari pagi hingga sekarang, serasa bagaikan setahun.”
Sesungguhnya jika engkau benar benar mengharapkan pahala dari Allah walaupun engkau dalam keadaan letih dan lelah, dan engkau mendekati sang istri tercinta dan menggaulinya niscaya dirimu akan mendapatkan pahala dari Allah karena Rasulullah bersabda, “Dan didalam mempergauli istri kalian ada sedekah.”
Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika engkau berdoa dan berkata, “Ya Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya,”
Sesungguhnya ucapan baik itu adalah sedekah.
Wajah yang berseri dan senyum yang manis dihadapan istri adalah sedekah.
Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.
Berjabat tangan dengan istri menggugurkan dosa dosa. Berhubungan badan mendapatkan pahala.
Bagaimana anda memperlakukan istri anda?
Gimana menurut antum mas? Mbak? Pak? Bu? Akhy? Ukhty.. pakde.. bude,,
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
KEUTAMAAN MEMBACA TASBIH (SUBHANALLAH WABIHAMDIH)
KEUTAMAAN MEMBACA TASBIH (SUBHANALLAH WABIHAMDIH)
Tanya:
Assalamu'alaikum. Ustadz, Apakah benar barangsiapa membaca Subhaanallaahi wabihamdihi 100 kali setiap hari,maka dosanya di ampuni walaupun sebanyak buih di laut?
Jawab:
Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.
Bismillah. Iya, benar. Keutamaan membaca tasbih 100 kali setiap hari sebagaimana disebutkan dlm pertanyaan diatas. Hal ini berdasarkan hadits-hadits shohih berikut ini:
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Artinya: “Barangsiapa yang mengucapkan: SUBHANALLAHI WABIHAMDIH (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari 100 (seratus) kali, maka
kesalahan-kesalahannya akan diampuni (Allah) walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Imam Al-Bukhari no. 5926 dan Muslim no. 2691).
2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
Artinya: “Barang siapa yang ketika pagi dan sore membaca: SUBHANALLAHI WABIHAMDIH (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sebanyak 100 (seratus) kali, maka pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang
akan mendatangkan amalan yang lebih utama daripada apa yang dia
datangkan. Kecuali orang yang juga mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dari itu.” (HR. Muslim no. 2692).
(*) CATATAN:
» Yang patut kita ketahui, bahwa keutamaan membaca tasbih tsb hanya diperoleh bagi setiap muslim dan muslimah yang meninggal dunia dalam keadaan mentauhidkan Allah. Yakni hanya beribadah kpd Allah dan tidak pernah berbuat syirik dan
kufur kepada-Nya sedikit pun semasa hidupnya di dunia. Dan kalaupun ia pernah berbuat syirik n
kufur kpd Allah, hanya saja ia telah bertaubat darinya dengan taubat nasuha sebelum ia meninggal dunia.
» Para ulama Ahlus Sunnah juga menjelaskan bahwa yang dihapus n diampuni oleh Allah dengan sebab bacaan tasbih maupun amal sholih lainnya hanyalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar, maka tidaklah dihapus n diampuni oleh Allah dengan kecuali dengan taubat nasuha. Wallahu a’lam bish-showab. wabillahi at-taufiq. (Klaten, 26 Januari 2014)
» BBG Majlis Hadits, chat room Tanya Jawab.
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Tanya:
Assalamu'alaikum. Ustadz, Apakah benar barangsiapa membaca Subhaanallaahi wabihamdihi 100 kali setiap hari,maka dosanya di ampuni walaupun sebanyak buih di laut?
Jawab:
Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.
Bismillah. Iya, benar. Keutamaan membaca tasbih 100 kali setiap hari sebagaimana disebutkan dlm pertanyaan diatas. Hal ini berdasarkan hadits-hadits shohih berikut ini:
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Artinya: “Barangsiapa yang mengucapkan: SUBHANALLAHI WABIHAMDIH (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sehari 100 (seratus) kali, maka
kesalahan-kesalahannya akan diampuni (Allah) walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Imam Al-Bukhari no. 5926 dan Muslim no. 2691).
2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
Artinya: “Barang siapa yang ketika pagi dan sore membaca: SUBHANALLAHI WABIHAMDIH (Maha suci Allah dan dengan segala pujian hanya untuk-Nya) sebanyak 100 (seratus) kali, maka pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang
akan mendatangkan amalan yang lebih utama daripada apa yang dia
datangkan. Kecuali orang yang juga mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dari itu.” (HR. Muslim no. 2692).
(*) CATATAN:
» Yang patut kita ketahui, bahwa keutamaan membaca tasbih tsb hanya diperoleh bagi setiap muslim dan muslimah yang meninggal dunia dalam keadaan mentauhidkan Allah. Yakni hanya beribadah kpd Allah dan tidak pernah berbuat syirik dan
kufur kepada-Nya sedikit pun semasa hidupnya di dunia. Dan kalaupun ia pernah berbuat syirik n
kufur kpd Allah, hanya saja ia telah bertaubat darinya dengan taubat nasuha sebelum ia meninggal dunia.
» Para ulama Ahlus Sunnah juga menjelaskan bahwa yang dihapus n diampuni oleh Allah dengan sebab bacaan tasbih maupun amal sholih lainnya hanyalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar, maka tidaklah dihapus n diampuni oleh Allah dengan kecuali dengan taubat nasuha. Wallahu a’lam bish-showab. wabillahi at-taufiq. (Klaten, 26 Januari 2014)
» BBG Majlis Hadits, chat room Tanya Jawab.
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
HADITS PALSU TENTANG MALAIKAT MAMPU MENGHITUNG JUMLAH TETESAN AIR HUJAN, TAPI IA TIDAK BISA MENGHITUNG BANYAKNYA JUMLAH PAHALA BAGI ORANG YANG BERSHOLAWAT KEPADA NABI Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
HADITS PALSU TENTANG MALAIKAT MAMPU MENGHITUNG JUMLAH
TETESAN AIR HUJAN, TAPI IA TIDAK BISA MENGHITUNG BANYAKNYA JUMLAH PAHALA BAGI ORANG YANG BERSHOLAWAT KEPADA NABI Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA - حفظه الله تعالى
عن رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال : ليلة المعراج عندما وصلت إلى السماء رأيت ملكاً له ألف يد وفي كل يد ألف إصبع وكان يعد بأصابعه، فسألت جبرائيل عليه السلام عن اسمه وعن وظيفته وعمله، فقال إنه ملك موكل على عدد قطرات المطر النازلة إلى الأرض .. فسألت الملك : هل تعلم عدد قطرات المطر النازلة من السماء إلى الأرض منذ خلق الله الأرض ؟
فأجاب الملك : يا رسول الله (صلى الله عليه وسلم) والله الذي بعثك بالحق نبياًَ إني لأعلم عدد قطرات المطر النازلة من السماء إلى الأرض عامة وكما أعلم الساقطة في البحار والقفار والمعمورة والمزروعة والأرض السـبخة والمقابر.
قال النبي (صلى الله عليه وسلم): فتعجبت من ذكائه وذاكرته في الحساب .. فقال الملك : يا رسول الله (صلى الله عليه وسلم) ولكني بما لدي من الأيدي والأصابع وما عندي من الذاكرة والذكاء فإني أعجز من عد أمر واحد . فقلت له: وما ذاك الأمر ؟
قال الملك : إذا اجتمع عدد من أفراد أمتك في محفل وذكروا اسمك فصلوا عليك . فحينذاك أعجز عن حفظ ما لهؤلاء من الأجر والثواب إزاء صلواتهم عليك ….
TERJEMAH HADITS:
Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 (seribu) tangan, di setiap tangan ada 1000 (seribu) jari. Malaikat itu sedang menghitung dengan menggunakan jari-jemarinya. Aku bertanya kepada malaikat Jibril alaihissalam, ‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’
Jibril menjawab, ‘Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.’
Maka aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bertanya kepada malaikat tadi, ‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak Allah ciptakan bumi?.’
Malaikat itupun berkata, ‘Wahai Rasulullah, demi yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi. Dan aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, di daratan yang bergaram, dan di pekuburan.’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat takjub atas kecerdasan dan daya ingatnya dalam perhitungan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulallah, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan (untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi), tapi aku tidak mampu menghitung satu perkara.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya, ‘Perkara apakah itu?.’
Malaikat itupun menjawab, ‘(Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulullah), jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.’”
DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya PALSU (Maudhu’) dan BATIL karena Tidak Ada Asal-usulnya. Dan diantara tanda atau ciri kepalsuannya adalah sebagai berikut:
1) Hadits Palsu tersebut TIDAK ADA di dalam kitab-kitab hadits yang disusun para ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, seperti kitab Shohih Al-Bukhari, Shohih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasai, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad, Sunan Ad-Darimi, Sunan Ad-Daruquthni, Shohih Ibnu Hibban, Shohih Ibnu Khuzaimah, Sunan Al-Baihaqi, dsb. Bahkan di dalam kitab hadits-hadits Dho’if dan Palsu karya para ulama Sunnah pun hadits tersebut tidak ditemukan, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian para ulama dan penuntut ilmu hadits.
2) Hadits Palsu ini disebutkan di dalam kitab-kitab hadits karya para tokoh (baca: pendeta) Syi’ah Rofidhoh dengan tanpa menyebutkan sanadnya. Dan juga disebutkan di dalam situs-situs Syi’ah di internet, diantaranya:
1. Kitab Mustadrok Al-Wasa-il karya An-Nuri Ath-Thobrosi Ar-Rofidhi V/355 hadits ke-72, cetakan ke-2, pustaka Alul Bait.
2. Manazilu Al-Akhiroti Wal Matholibu Al-Fakhirotu karya Abbas Al-Qummi Ar-rofidhi, cetakan Muassasah An-Nasyr Al-Islami.
3. http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/003/11.html
3) Ditinjau dari lafazhnya, maka susunan kalimat hadits palsu tersebut tidak baik dan tidak fasih. Sehingga sangat mustahil hadits ini datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, karena beliau telah diberi Allah mukjizat jawami’ul kalim, yakni kemampuan berbicara dengan bahasa Arab yang paling fasih dengan kalimat yang singkat namun maknanya luas dan padat. Sementara di dalam hadits palsu ini terdapat kata Dzaakiroh (ذاكرة) yang artinya daya ingat, dan Dzakaa’ (ذكاء) yang artinya kecerdasan, yang mana kedua kata itu termasuk kata-kata modern yang sering diucapkan oleh orang-orang zaman sekarang. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang memalsukan hadits ini bukan orang yang hidup di zaman generasi salaf, tetapi ia hidup di zaman belakangan ini setelah berlalunya generasi as-salaf.
4) Di dalam hadits palsu ini disebutkan bahwa malaikat yang memiliki 1000 (seribu) tangan, dan pada setiap tangan terdapat 1000 (seribu) jari mampu menghitung jumlah tetesan air hujan, maka hadits ini menjadi BATIL karena bertentangan dengan firman Allah ta’ala:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لاَ تُحْصُوهَا
Artinya: “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34).
Dan air hujan merupakan salah satu nikmat dari sekian banyak nikmat Allah yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-nya. Maka bagaimana mungkin tetesan air hujan dapat dihitung jumlahnya malaikat atau makhluk lainnya?!
Demikian penjelasan tentang derajat hadits ini yang banyak tersebar di media internet atau melalui BBM, atau selainnya. Semoga Allah ta’ala melindungi kita semua dari bahaya mempercayai, mengamalkan dan menyebarluaskan hadits-hadits lemah dan palsu.
Alhamdulillah, dengan taufiq dan pertolongan-Nya, artikel ini telah selesai ditulis di Klaten, pada pagi hari Jumat, 17 januari 2014. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
.-------๑๑•°♥°•๑๑-------
TETESAN AIR HUJAN, TAPI IA TIDAK BISA MENGHITUNG BANYAKNYA JUMLAH PAHALA BAGI ORANG YANG BERSHOLAWAT KEPADA NABI Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA - حفظه الله تعالى
عن رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال : ليلة المعراج عندما وصلت إلى السماء رأيت ملكاً له ألف يد وفي كل يد ألف إصبع وكان يعد بأصابعه، فسألت جبرائيل عليه السلام عن اسمه وعن وظيفته وعمله، فقال إنه ملك موكل على عدد قطرات المطر النازلة إلى الأرض .. فسألت الملك : هل تعلم عدد قطرات المطر النازلة من السماء إلى الأرض منذ خلق الله الأرض ؟
فأجاب الملك : يا رسول الله (صلى الله عليه وسلم) والله الذي بعثك بالحق نبياًَ إني لأعلم عدد قطرات المطر النازلة من السماء إلى الأرض عامة وكما أعلم الساقطة في البحار والقفار والمعمورة والمزروعة والأرض السـبخة والمقابر.
قال النبي (صلى الله عليه وسلم): فتعجبت من ذكائه وذاكرته في الحساب .. فقال الملك : يا رسول الله (صلى الله عليه وسلم) ولكني بما لدي من الأيدي والأصابع وما عندي من الذاكرة والذكاء فإني أعجز من عد أمر واحد . فقلت له: وما ذاك الأمر ؟
قال الملك : إذا اجتمع عدد من أفراد أمتك في محفل وذكروا اسمك فصلوا عليك . فحينذاك أعجز عن حفظ ما لهؤلاء من الأجر والثواب إزاء صلواتهم عليك ….
TERJEMAH HADITS:
Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 (seribu) tangan, di setiap tangan ada 1000 (seribu) jari. Malaikat itu sedang menghitung dengan menggunakan jari-jemarinya. Aku bertanya kepada malaikat Jibril alaihissalam, ‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’
Jibril menjawab, ‘Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.’
Maka aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bertanya kepada malaikat tadi, ‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak Allah ciptakan bumi?.’
Malaikat itupun berkata, ‘Wahai Rasulullah, demi yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi. Dan aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, di daratan yang bergaram, dan di pekuburan.’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat takjub atas kecerdasan dan daya ingatnya dalam perhitungan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulallah, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan (untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi), tapi aku tidak mampu menghitung satu perkara.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya, ‘Perkara apakah itu?.’
Malaikat itupun menjawab, ‘(Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulullah), jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.’”
DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya PALSU (Maudhu’) dan BATIL karena Tidak Ada Asal-usulnya. Dan diantara tanda atau ciri kepalsuannya adalah sebagai berikut:
1) Hadits Palsu tersebut TIDAK ADA di dalam kitab-kitab hadits yang disusun para ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, seperti kitab Shohih Al-Bukhari, Shohih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasai, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad, Sunan Ad-Darimi, Sunan Ad-Daruquthni, Shohih Ibnu Hibban, Shohih Ibnu Khuzaimah, Sunan Al-Baihaqi, dsb. Bahkan di dalam kitab hadits-hadits Dho’if dan Palsu karya para ulama Sunnah pun hadits tersebut tidak ditemukan, sebagaimana dinyatakan oleh sebagian para ulama dan penuntut ilmu hadits.
2) Hadits Palsu ini disebutkan di dalam kitab-kitab hadits karya para tokoh (baca: pendeta) Syi’ah Rofidhoh dengan tanpa menyebutkan sanadnya. Dan juga disebutkan di dalam situs-situs Syi’ah di internet, diantaranya:
1. Kitab Mustadrok Al-Wasa-il karya An-Nuri Ath-Thobrosi Ar-Rofidhi V/355 hadits ke-72, cetakan ke-2, pustaka Alul Bait.
2. Manazilu Al-Akhiroti Wal Matholibu Al-Fakhirotu karya Abbas Al-Qummi Ar-rofidhi, cetakan Muassasah An-Nasyr Al-Islami.
3. http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/003/11.html
3) Ditinjau dari lafazhnya, maka susunan kalimat hadits palsu tersebut tidak baik dan tidak fasih. Sehingga sangat mustahil hadits ini datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, karena beliau telah diberi Allah mukjizat jawami’ul kalim, yakni kemampuan berbicara dengan bahasa Arab yang paling fasih dengan kalimat yang singkat namun maknanya luas dan padat. Sementara di dalam hadits palsu ini terdapat kata Dzaakiroh (ذاكرة) yang artinya daya ingat, dan Dzakaa’ (ذكاء) yang artinya kecerdasan, yang mana kedua kata itu termasuk kata-kata modern yang sering diucapkan oleh orang-orang zaman sekarang. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang memalsukan hadits ini bukan orang yang hidup di zaman generasi salaf, tetapi ia hidup di zaman belakangan ini setelah berlalunya generasi as-salaf.
4) Di dalam hadits palsu ini disebutkan bahwa malaikat yang memiliki 1000 (seribu) tangan, dan pada setiap tangan terdapat 1000 (seribu) jari mampu menghitung jumlah tetesan air hujan, maka hadits ini menjadi BATIL karena bertentangan dengan firman Allah ta’ala:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لاَ تُحْصُوهَا
Artinya: “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34).
Dan air hujan merupakan salah satu nikmat dari sekian banyak nikmat Allah yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-nya. Maka bagaimana mungkin tetesan air hujan dapat dihitung jumlahnya malaikat atau makhluk lainnya?!
Demikian penjelasan tentang derajat hadits ini yang banyak tersebar di media internet atau melalui BBM, atau selainnya. Semoga Allah ta’ala melindungi kita semua dari bahaya mempercayai, mengamalkan dan menyebarluaskan hadits-hadits lemah dan palsu.
Alhamdulillah, dengan taufiq dan pertolongan-Nya, artikel ini telah selesai ditulis di Klaten, pada pagi hari Jumat, 17 januari 2014. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
.-------๑๑•°♥°•๑๑-------
Senin, 27 Januari 2014
Larangan Memegang Kemaluan dgn Tangan Kanan
Larangan Memegang Kemaluan dgn Tangan Kanan
Dari Abu Qotadah radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah seseorang dari kami memegang kemaluan dengan tangan kanannya ketika kencing, jangan cebok dengan kanannya dan jangan bernafas dalam bejana." Muttafaqun 'alaih dan ini adalah lafadz Muslim.
Fiqih hadits:
1. Larangan memegang kemaluan ketika kencing dengan tangan kanan.
2. Larangan cebok dengan tangan kanan.
3. Larangan bernafas dalam gelas ketika minum.
4. Mayoritas ulama mengatakan bahwa larang di sini bersifat bimbingan adab, sehingga hukumnya makruh.
5. Mulianya tangan kanan.
6. Kesempurnaan dan kemuliaan syari'at islam yang amat memperhatikan adab sekecil apapun.
7. Larangan bernafas dalam gelas, hikmahnya adalah agar tidak masuk sesuatu yang keluar dari mulut atau hidung berupa penyakit dan lainnya.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
Dari Abu Qotadah radliyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah seseorang dari kami memegang kemaluan dengan tangan kanannya ketika kencing, jangan cebok dengan kanannya dan jangan bernafas dalam bejana." Muttafaqun 'alaih dan ini adalah lafadz Muslim.
Fiqih hadits:
1. Larangan memegang kemaluan ketika kencing dengan tangan kanan.
2. Larangan cebok dengan tangan kanan.
3. Larangan bernafas dalam gelas ketika minum.
4. Mayoritas ulama mengatakan bahwa larang di sini bersifat bimbingan adab, sehingga hukumnya makruh.
5. Mulianya tangan kanan.
6. Kesempurnaan dan kemuliaan syari'at islam yang amat memperhatikan adab sekecil apapun.
7. Larangan bernafas dalam gelas, hikmahnya adalah agar tidak masuk sesuatu yang keluar dari mulut atau hidung berupa penyakit dan lainnya.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
Minta Dihalalkan
Minta Dihalalkan.
Saat bertaubat dari perbuatan dosa dan maksiat, ada 3 syarat yang dibutuhkan:
1. Berhenti dari perbuatan itu
2. Menyesali.
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi.
Adapun bila berkaitan dengan hak sesama manusia, ada 1 syarat tambahan, yaitu:
mengembalikan (bila harta) atau meminta maaf (bila ucapan) atau apapun yang sejenis dengan penghalalan dari perbuatannya itu.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ
"Barangsiapa pernah berbuat dzhalim terhadap saudaranya dalam urusan kehormatan atau lainnya, hendaklah ia meminta penghalalan darinya di hari itu juga.
Sebelum datang hari tiada lagi (bermanfaat) dinar dan dirham.
إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Jika ia memiliki amal shalih, maka akan diambil setara kedzhaliman (yang dilakukan)
Apabila ia tidak (lagi) memiliki kebaikan, maka akan diambil dosa saudara (yang didzhalimi) kemudian ditimpakan kepadanya..." (HR. al-Bukhari: 2269)
Demikian orang yang merugi sesungguhnya...
Bersegeralah meminta penghalalan dari seluruh orang yang pernah kita dzhalimi.
Sebelum saat dimana tidak lagi bermanfaat harta dan perniagaan.
@sahabatilmu
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Saat bertaubat dari perbuatan dosa dan maksiat, ada 3 syarat yang dibutuhkan:
1. Berhenti dari perbuatan itu
2. Menyesali.
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi.
Adapun bila berkaitan dengan hak sesama manusia, ada 1 syarat tambahan, yaitu:
mengembalikan (bila harta) atau meminta maaf (bila ucapan) atau apapun yang sejenis dengan penghalalan dari perbuatannya itu.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ
"Barangsiapa pernah berbuat dzhalim terhadap saudaranya dalam urusan kehormatan atau lainnya, hendaklah ia meminta penghalalan darinya di hari itu juga.
Sebelum datang hari tiada lagi (bermanfaat) dinar dan dirham.
إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Jika ia memiliki amal shalih, maka akan diambil setara kedzhaliman (yang dilakukan)
Apabila ia tidak (lagi) memiliki kebaikan, maka akan diambil dosa saudara (yang didzhalimi) kemudian ditimpakan kepadanya..." (HR. al-Bukhari: 2269)
Demikian orang yang merugi sesungguhnya...
Bersegeralah meminta penghalalan dari seluruh orang yang pernah kita dzhalimi.
Sebelum saat dimana tidak lagi bermanfaat harta dan perniagaan.
@sahabatilmu
♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷̴⌣♈̷
Sayyidul (Penghulu) Istighfar
Diantara ragam dzikir pagi petang adalah Sayyidul Istighfar.
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam,
سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ
Penghulu Istighfar adalah engkau mengucapkan,
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah, Engkaulah Rabbku, Tiada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau.
Engkaulah yang menciptakanku dan aku adalah hambaMu.
Aku berada di atas perjanjianMu semampuku.
Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang telah aku perbuat.
Aku kembali kepadaMu dengan kenikmatan yang Engkau limpahkan untukku.
Aku kembali kepadaMu dengan dosaku, maka berikanlah ampunan kepadaku.
Karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau"
قَالَ: وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ،
Barangsiapa yang mengucapkannya pada (awal) siang dengan meyakininya, lalu mati pada hari itu sebelum masuk waktu petang, maka dia termasuk ahli surga
وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Dan barangsiapa yang mengucapkannya pada (awal) malam dengan meyakininya, lalu mati sebelum masuk waktu pagi, maka dia termasuk ahli surga...”
(Shahih, HR Bukhari: 5947, 5964, Tirmidzi: 3393, Nasa'i: 5522, Ahmad: 4/122, 124)
Penjelasan hadits:
Arti (أبوء): "aku kembali"
maksudnya adalah aku mengakui.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
"Ketika doa ini menggabungkan seluruh makna-makna taubat, maka digunakanlah padanya nama “Sayyidul Istighfaar - Penghulu Istighfar..." (Fathul Baari: 11/99)
@sahabatilmu
♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇
Salah terjemah
Salah terjemah
terjemah hadits berikut ada kesalahan fatal pada kitab terjemahnya:
Hadits Muslim 3876
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ وَعَنْ لِبَاسِ الْقَسِّيِّ وَعَنْ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَعَنْ لِبَاسِ الْمُعَصْفَرِ
Rasulullah melarangku memakai cincin emas, pakaian yg dibordir (disulam) dgn sutera, membaca Al Qur'an ketika ruku' & sujud, serta pakaian yg di celup warna kuning. [HR. Muslim No.3876].
libas muashfar bukan pakaian yang dicelup dengan warna kuning. tapi pakaian yang dicelup dengan tumbuhan 'ashfar yang biasanya menghasilkan warna merah.
ini fenomena penerjemah yang kurang mumpuni..
akibatnya orang berkeyakinan bhw memakai pakaian warna kuning haram..
padahal dahulu ibnu umar mencelup bajunya dengan warna kuning dan berkata: "Aku melihat Nabi mencelup bajunya dengan warna kuning." HR Abu Dawud no 4064.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
terjemah hadits berikut ada kesalahan fatal pada kitab terjemahnya:
Hadits Muslim 3876
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ نَهَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ وَعَنْ لِبَاسِ الْقَسِّيِّ وَعَنْ الْقِرَاءَةِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَعَنْ لِبَاسِ الْمُعَصْفَرِ
Rasulullah melarangku memakai cincin emas, pakaian yg dibordir (disulam) dgn sutera, membaca Al Qur'an ketika ruku' & sujud, serta pakaian yg di celup warna kuning. [HR. Muslim No.3876].
libas muashfar bukan pakaian yang dicelup dengan warna kuning. tapi pakaian yang dicelup dengan tumbuhan 'ashfar yang biasanya menghasilkan warna merah.
ini fenomena penerjemah yang kurang mumpuni..
akibatnya orang berkeyakinan bhw memakai pakaian warna kuning haram..
padahal dahulu ibnu umar mencelup bajunya dengan warna kuning dan berkata: "Aku melihat Nabi mencelup bajunya dengan warna kuning." HR Abu Dawud no 4064.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
KEBEBASAN WANITA EMANSIPASI GENDER
KEBEBASAN WANITA
EMANSIPASI
GENDER
AKHI UKHTI
itulah beberapa slogan yg dilontarkan oleh kelompok2 yg mengatasnamakan kaum wanita
Mereka menuduh bahwa wanita muslimah dibelenggu
Dipenjara
Sehingga mereka ingin menyelamatkan kaum wanita
menjadi hero
namun pada hakekatnya
yg mrk inginkan bukanlah kebebasan wanita
tapi KEBEBASAN UNTUK BISA MENIKMATI WANITA
yg selama ini dilindungi dengan kasih sayang ARRAHMAN
dibalut dgn selendang kehormatan
dan kasih sayang
ukhti muslimah
sudah saatnya memandang segala sesuatu dgn kaca mata yg benar
MOGA ALLAH MEMBIMBING KITA KE JALAN KEBENARAN
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ DR. Syafiq Riza Hasan Basalamah MA - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
EMANSIPASI
GENDER
AKHI UKHTI
itulah beberapa slogan yg dilontarkan oleh kelompok2 yg mengatasnamakan kaum wanita
Mereka menuduh bahwa wanita muslimah dibelenggu
Dipenjara
Sehingga mereka ingin menyelamatkan kaum wanita
menjadi hero
namun pada hakekatnya
yg mrk inginkan bukanlah kebebasan wanita
tapi KEBEBASAN UNTUK BISA MENIKMATI WANITA
yg selama ini dilindungi dengan kasih sayang ARRAHMAN
dibalut dgn selendang kehormatan
dan kasih sayang
ukhti muslimah
sudah saatnya memandang segala sesuatu dgn kaca mata yg benar
MOGA ALLAH MEMBIMBING KITA KE JALAN KEBENARAN
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ DR. Syafiq Riza Hasan Basalamah MA - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Sabtu, 25 Januari 2014
Musibah menghapus dosa.
Akhi ukhti...
Tatkala kita mengetahui besarnya jumlah utang kita
Dan kita mengetahui pula bahwa jumlah aset kita tidak cukup untuk melunasinya
Bahkan kalau kita mempekerjakan diri kita dan keluarga kita untuk menebus hutang
Maka kita tergolong orang yang bangkrut, pailit.
sekarang coba bayangkan, dalam setiap harinya, berapa banyak dosa yang kita lakukan
Kita tidak pernah menghitungnya, kalau amal kebajikan insyaAllah dihitung...
sebagian tidak merasa berbuat dosa, karena memang ia tidak mengetahui mana yang dosa dan mana yang bukan...
Lepas dari semua itu, Allah, ar Rahman ar Rahiem...
Yang Maha mengetahui dengan segala kekurangan hambanya, telah membuat suatu sistem pelunasan dosa yang sangat indah...
Yaitu, dengan menurunkan berbagai macam musibah
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ
مِنْ وَصَبٍ ؛ وَلَا نَصَبٍ ؛ وَلَا هَمٍّ ؛ وَلَا حَزَنٍ ؛ وَلَا غَمٍّ ؛ وَلَا أَذًى
- حَتَّى الشَّوْكَةُ يَشَاكُهَا - إلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada pikiran), sedih , kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari no.5641 dan Muslim no. 2573)
Jadi yang lagi sakit, pada hakekatnya dia sedang melunasi hutang-hutangnya
Maka tiada kata yang lebih pantas diucapkan pada waktu itu kecuali bersyukur kepada Allah
Salah satu ulama' salaf berkata:
لولا مصائب الدنيا
لوردنا الآخرة مفلسين
"Andai kata bukan karena musibah-musibah dunia, niscaya kita akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bangkrut".
Bagi akhi ukhti yang sedang dapat musibah...
saatnya menjadikan musibah itu sebagai ladang pelunasan dosa...
Dengan menata hati,
Bersabar
Meridhoi takdir ilahi
Bersyukur kepada Rabbi
Selamat mengamalkan
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ DR. Syafiq Riza Basalamah, MA - حفظه الله تعالى
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥.
Seratus Kedustaan Dibalik Satu Kebenaran
Seratus Kedustaan Dibalik Satu Kebenaran.
Saat melihat “tingkah polah” dan tebakan dukun, orang awam akan berkata,
“Yang dikatakan paranormal (baca: pura-pura normal) benar kog…!”
Apa iya…??
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan bagaimana cara dukun mendapat silsilah berita dari setan.
“Apabila Allah memutuskan suatu perkara di langit, tertunduklah segenap malaikat disebabkan ketundukan terhadap firman Allah.
Bagaikan gemerincing rantai besi bergesekan di atas batu.
Tatkala tersadar, beberapa malaikat berkata,
”Apa yang telah difirmankan Rabb kalian…?
Malaikat lain menjawab,
“Kebenaran, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar…”
فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعَ
Lalu berita tersebut dicuri oleh para pencuri pendengaran (setan)…
….(hingga akhirnya)
وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كِذْبَةٍ
“Terkadang setan menyisipkan seratus kedustaan di balik satu berita benar yang berhasil dicurinya”
Sehingga orang-orang pun berkata:
أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذا كَذَا وَكَذَا….؟
Bukankah dukun itu telah mengatakan kepada kami begini dan begitu (dengan benar)…?
فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ الَّتِي سُمِعَ مِنَ السَّمَاءِ
Maka perkataan dukun pun akhirnya dipercayai orang, berbekal satu kalimat yang didengarnya dari langit…” (HR. Al-Bukhari: 4522)
Demikianlah seratus kedustaan sang dukun menjadi laris manis dipercaya orang dengan sebab satu kali ucapan saja yang benar. (Al-Qaulus Sadid Syarh Kitab Tauhid: 71)
Namun mengapa seratus tebakan salah dan seribu ucapan dusta dukun ‘tak pernah diungkit dan dipermasalahkan…?!
@sahabatilmu
--⌣̊⌣̊⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊⌣̊⌣̊--
Saat melihat “tingkah polah” dan tebakan dukun, orang awam akan berkata,
“Yang dikatakan paranormal (baca: pura-pura normal) benar kog…!”
Apa iya…??
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan bagaimana cara dukun mendapat silsilah berita dari setan.
“Apabila Allah memutuskan suatu perkara di langit, tertunduklah segenap malaikat disebabkan ketundukan terhadap firman Allah.
Bagaikan gemerincing rantai besi bergesekan di atas batu.
Tatkala tersadar, beberapa malaikat berkata,
”Apa yang telah difirmankan Rabb kalian…?
Malaikat lain menjawab,
“Kebenaran, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar…”
فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعَ
Lalu berita tersebut dicuri oleh para pencuri pendengaran (setan)…
….(hingga akhirnya)
وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كِذْبَةٍ
“Terkadang setan menyisipkan seratus kedustaan di balik satu berita benar yang berhasil dicurinya”
Sehingga orang-orang pun berkata:
أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذا كَذَا وَكَذَا….؟
Bukankah dukun itu telah mengatakan kepada kami begini dan begitu (dengan benar)…?
فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ الَّتِي سُمِعَ مِنَ السَّمَاءِ
Maka perkataan dukun pun akhirnya dipercayai orang, berbekal satu kalimat yang didengarnya dari langit…” (HR. Al-Bukhari: 4522)
Demikianlah seratus kedustaan sang dukun menjadi laris manis dipercaya orang dengan sebab satu kali ucapan saja yang benar. (Al-Qaulus Sadid Syarh Kitab Tauhid: 71)
Namun mengapa seratus tebakan salah dan seribu ucapan dusta dukun ‘tak pernah diungkit dan dipermasalahkan…?!
@sahabatilmu
--⌣̊⌣̊⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊⌣̊⌣̊--
BERSATUNYA AHLUSSUNAH & TERPECAHNYA AHLUL BID'AH
"BERSATUNYA AHLUSSUNAH & TERPECAHNYA AHLUL BID'AH"
Ahlus sunnah adalah manusia yang berada diatas kebenaran dan mereka. Komitmen diatas kebenaran...
Saudaraku..
Meskipun diantara mereka berbeda tempat/negara, atau berbedanya zaman diantara mereka atau jauhnya rumah-rumah mereka namun kita dapati hati-hati mereka bersatu tidak terpecah belah dan kita melihat dari lisan-lisan yang keluar dari mereka muncul dari hati yang satu, dan kita juga melihat mereka bersatu dan tidak terpecah belah/ sedikit sekali perselisihan diantara mereka. Yang demikian bisa kita melihat dari buku-buku mereka/ tulisan-tulisan mereka dari yang dahulu sampai dengan sekarang.
Kenapa mereka bisa bersatu??
Diantara sebabnya mereka bersatu ialah, telah sepakatnya ahlul hadits bahwasanya mereka seluruhnya bersatu disebabkan mereka telah memahami dan mengambil agama ini dengan sumber yang jelas alqur'an dan sunnah dan memahaminya dengan pemahaman yang benar berdasarkan pemahaman salafusshaleh yang demikian ini dapat membuat mereka bersatu diatas kebenaran dan bersatunya hati-hati mereka.
Adapun Ahlul bid'ah..
Yang jauhnya mereka dari kebenaran, yang engkau melihat mereka seolah-olah bersatu??
Namun persatuan mereka hanya berdampingan tubuh-tubuh mereka saja, padahal hati-hati diantara mereka terpecah belah.
Yang engkau melihat akal-akal mereka seolah-olah benar, padahal mereka memiliki akal yang sangat goncang dan rusak,
Yang engkau melihat seolah-olah mereka berusaha mempersatukan hati-hati manusia diatas agama yang haq ini, pada hakekatnya mereka justru telah memecah belah diantara manusia diatas agama yang haq ini.
Untuk itu ikhwan dan akhwat sekalian berpegang teguh dan bersatulah diatas manhaj ahlussunnah dan senantiasa menuntut ilmu dengan benar. Sehingga engkau benar-benar berada diatas manhaj ahlussunnah dan tidak menyimpang diantar manhaj yang haq.
Semoga ALLAH menyatukan hati-hati
diatas islam wa sunnah menurut pemahaman salaful ummah.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Ahlus sunnah adalah manusia yang berada diatas kebenaran dan mereka. Komitmen diatas kebenaran...
Saudaraku..
Meskipun diantara mereka berbeda tempat/negara, atau berbedanya zaman diantara mereka atau jauhnya rumah-rumah mereka namun kita dapati hati-hati mereka bersatu tidak terpecah belah dan kita melihat dari lisan-lisan yang keluar dari mereka muncul dari hati yang satu, dan kita juga melihat mereka bersatu dan tidak terpecah belah/ sedikit sekali perselisihan diantara mereka. Yang demikian bisa kita melihat dari buku-buku mereka/ tulisan-tulisan mereka dari yang dahulu sampai dengan sekarang.
Kenapa mereka bisa bersatu??
Diantara sebabnya mereka bersatu ialah, telah sepakatnya ahlul hadits bahwasanya mereka seluruhnya bersatu disebabkan mereka telah memahami dan mengambil agama ini dengan sumber yang jelas alqur'an dan sunnah dan memahaminya dengan pemahaman yang benar berdasarkan pemahaman salafusshaleh yang demikian ini dapat membuat mereka bersatu diatas kebenaran dan bersatunya hati-hati mereka.
Adapun Ahlul bid'ah..
Yang jauhnya mereka dari kebenaran, yang engkau melihat mereka seolah-olah bersatu??
Namun persatuan mereka hanya berdampingan tubuh-tubuh mereka saja, padahal hati-hati diantara mereka terpecah belah.
Yang engkau melihat akal-akal mereka seolah-olah benar, padahal mereka memiliki akal yang sangat goncang dan rusak,
Yang engkau melihat seolah-olah mereka berusaha mempersatukan hati-hati manusia diatas agama yang haq ini, pada hakekatnya mereka justru telah memecah belah diantara manusia diatas agama yang haq ini.
Untuk itu ikhwan dan akhwat sekalian berpegang teguh dan bersatulah diatas manhaj ahlussunnah dan senantiasa menuntut ilmu dengan benar. Sehingga engkau benar-benar berada diatas manhaj ahlussunnah dan tidak menyimpang diantar manhaj yang haq.
Semoga ALLAH menyatukan hati-hati
diatas islam wa sunnah menurut pemahaman salaful ummah.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Terhalang beribadah Krn sakit atau safar janganlah galau...
Terhalang beribadah Krn sakit atau safar janganlah galau...
Sebuah hadits dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إذا مرض العبد أو سافر كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا
Artinya: “Jika seorang hamba sedang sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia sedang muqim” [HR. Bukhari]
Jangan galau..
Bergembiralah bagi mereka yang terbiasa melakukan amalan sholeh..
Dalam 2 kondisi tsb anda tidak dapat beribadah sempurna... namun pahala masih mengalir deras..
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Sebuah hadits dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إذا مرض العبد أو سافر كتب له مثل ما كان يعمل مقيما صحيحا
Artinya: “Jika seorang hamba sedang sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia sedang muqim” [HR. Bukhari]
Jangan galau..
Bergembiralah bagi mereka yang terbiasa melakukan amalan sholeh..
Dalam 2 kondisi tsb anda tidak dapat beribadah sempurna... namun pahala masih mengalir deras..
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc - حفظه الله تعالى
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Prinsip-Prinsip Dasar Ruqyah
Prinsip-Prinsip Dasar Ruqyah.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
Apa manfaat banyak harta jika senantiasa dalam kondisi sakit lahir maupun batin?
Sempurnanya kebaikan agama seseorang terletak pada sempurnanya kesehatan badannya, dan kebutuhan kita terhadap kesehatan badan lebih besar daripada kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman.
Maksiat menyebabkan kebinasaan dan mempercepat anggota badan menuju kematian, sedangkan ketaatan mencegah bala’, penyakit, dan kematian yang buruk.
Mencari kesehatan merupakan tuntutan syar’i dan kehidupan. Diriwayatkan At-Tirmidzi dengan sanad shahih dari Amr bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مُعَافًى فِي بَدَنِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حَيَزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا
“Barangsiapa pada pagi hari sehat badannya, aman jiwanya, memiliki makanan pokok pada hari itu, seakan telah terkumpul padanya segala (kenikmatan) dunia.” (HR. at-tirmidzi dan dihasankan al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib no. 833).
Hal tersebut karena sempurnanya kebaikan agama terletak pada sempurnanya kesehatan badan. Barangsiapa badannya sehat maka akan benar ibadahnya. Ia melaksanakan ketaatan kepada Rabbnya dalam kondisi sempurna sesuai perintah Allah Ta;ala dalam kitab-Nya dan yang melalui lisan Rasul-Nya. Dalam hadits shahih dinyatakan:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ
“Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu’min yamg lemah, dan pada masing-masing ada kebaikan”.
Apa manfaat banyak harta jika badannya senantiasa dalam kondisi sakit lahir maupun batin? Apakah orang sakit dapat menikmati tidur atau merasakan lezatnya berbagai makanan dan minuman padahal sudah rusak lidah dan alat perasanya?
Oleh karena itu Nabi Dawud ‘alaihissalam berkata: “Kesehatan adalah kekuatan tersembunyi, (sakit) kesedihan sesaat saja bisa menyebabkan kelemahan setahun”. Ada yang mengatakan: ‘Kesehatan adalah nikmat yang dilupakan’. Sebagaimana perkataan sebagian salaf, “Berapa banyak nikmat Allah pada setiap tetesan keringat orang”. Dahulu mereka mengatakan alangkah indahnya apa yang mereka ucapkan: “Kesehatan adalah mahkota (yang disematkan) pada kepala orang-orang yang sehat, tidak mengetahuinya kecuali orang-orang yang sakit.”.
Kesehatan termasuk permulaan nikmat di antara nikmat-nikmat Allah Ta’ala yang akan ditanya tentangnya seorang hamba pada hari kiamat, dikatakan kepadanya: “Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu dan Aku segarkan dengan air yang dingin?”.
Wajib bagi seorang hamba -yang telah dianugerahi kesehatan- untuk menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala dan menggunakan kesehatannya dalam ibadah dan jihad di jalan-Nya serta tidak memforsirnya untuk kemaksiatan dan dosa. Barangsiapa yang dijaga Allah anggota badannya dan diberi kenikmatan pendengaran, penglihatan dan kekuatan dalam jangka waktu lama maka sungguh ia telah diberi kenikmatan yang besar. Hal ini ditunjukan oleh Perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu”.
Kemaksiatan menyebabkan kebinasaan, mempercepat anggota badan menuju kematiaan karena digunakan tidak sesuai dengan tujuan diciptakannya yaitu untuk bersyukur dan menetapi syariat yang padanya terdapat kelanggengan dan keselamatan anggota badan. Sedangkan ketaatan mencegah bala’, penyakit dan kematian yang buruk. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دَاوَوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan shadaqah”. (HR Abu asy-Syaikh dalam ats-Tsawaab dan dihasankan al-Albani dalam Shahil al-Jaami’ no. 3385). Dalam hadits lain:
صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِيْ مَصَارِعَ السُّوْءِ
“Budi pekerti luhur menolak (dari mendatangi) tempat-tempat yang buruk”. (HR al-Hakim dalam al Mustadrak dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Shahihah no 3795)
Memohon kesehatan (al-‘Afiyat) dari Allah Ta’ala merupakan do’a yang lengkap yang hendaknya seorang mu’min bersemangat berdoa memohonkannya. Dari Al-Abbas bin Abdil Muththalib, ia berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَسْأَلُهُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: سَلِ اللَّهَ العَافِيَةَ، فَمَكَثْتُ أَيَّامًا ثُمَّ جِئْتُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَسْأَلُهُ اللَّهَ، فَقَالَ لِي: يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّ رَسُولِ اللهِ، سَلِ اللَّهَ العَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ.
Aku berkata, Wahai Rasulullah, ajari aku sesuatu yang aku akan memintanya kepada Allah. Beliau bersabda, ‘Mintalah kepada Allah kesehatan”. Kemudian aku menanti beberapa hari, kemudian aku mendatanginya dan berkata, Wahai Rasulullah, ajari aku sesuatau yang aku akan memintanya kepada Allah. Rasulullah bersabda kepadaku:”Wahai Abbas, paman Rasulullah. Mintalah kepada Allah kesehatan di dunia dan akhirat” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani dalam shahih sunan at-tirmidzi no. 3514).
Kesehatan di dunia membantu terwujudnya kesempurnaan kebaikan agama (seseorang). Karena kesempurnaan kebaikan agama (seseorang) adalah sehatnya badan dan selamatnya agama. Dengan keduanya seorang hamba akan memperoleh keberhasilan dan akan diberikan padanya dunia dan akhiratnya sekaligus.
Tidak selayaknya seorang hamba meminta dirinya ditimpa sakit dan siksa. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu belau berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَادَ رَجُلًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ قَدْ خَفَتَ فَصَارَ مِثْلَ الْفَرْخِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَلْ كُنْتَ تَدْعُو بِشَيْءٍ أَوْ تَسْأَلُهُ إِيَّاهُ؟» قَالَ: نَعَمْ، كُنْتُ أَقُولُ: اللَّهُمَّ مَا كُنْتَ مُعَاقِبِي بِهِ فِي الْآخِرَةِ، فَعَجِّلْهُ لِي فِي الدُّنْيَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " سُبْحَانَ اللهِ لَا تُطِيقُهُ – أَوْ لَا تَسْتَطِيعُهُ – أَفَلَا قُلْتَ: اللهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ "
Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk seseorang yang bersusah payah sekuat tenaga sehingga seperti orang yang kepayahan. Maka Rasulullah bertanya kepadanya:”Engkau berdo’a apa? Bukankah engkau memohon kesehatan? Laki-laki itu berkata: Dulu aku berdo’a, Ya Allah, apa yang engkau akan menyiksa aku dengannya maka segerakanlah siksa itu bagiku di dunia. Nabi bersabda:”Maha suci Allah, sungguh engkau tidak akan kuat menerimanya-atau tidak mampu menerimanya-Mengapa engkau tidak mengatakan, Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (HR Muslim).
Dari Mu’adz bin Rufa’ah, ia berkata, Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu naik mimbar kemudian menangis. Kemudian berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar pada tahun pertama lalu beliau menangis, kemudian bersabda, “Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sungguh seseorang tidak diberi lebih baik setelah kayakinan (keimanan) daripada keselamatan.”
Jika kita telah mendapat keselamatan maka wajib bagi kita untuk menjaganya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala dan pendekatkan diri kepada-Nya, karena kebutuhan kita terhadapnya lebih besar dari kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman. Dari sinilah datang syari’at Allah Ta’ala memerintahkan kita agar sederhana dalam makan, minum, dan jima’, dan menjaga dari menyiksa diri, menjaga kesehatan, dan mengambil sebab yang Allah Ta’ala menjadikannya sebagai sarana kesembuhan, mencari obat dan kesembuhan dengan menyandarkan diri kepada Allah Ta’ala dan berkeyakinan bahwa Dialah satu-satunya penyembuh.
Sesungguhnya keikhlasan menjalankan agama hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla semata dan bertawakkal kepada-Nya merupakan sebab terbesar untuk menolak penguasaan ruh-ruh rendah lagi kotor dan menolak penyakit mematikan. Kita dapat meringkas manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menjaga keselamatan dan mengusahakan agar senantiasa dalam kondisi sehat jasmaniah dan ruhaniyah secara materi maupun maknawi sebagai berikut:
Ikhlas menjalankan agama hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla merupakan sebab penjagaan hamba dari tipu daya setan dan fitnah kehidupan dunia. Dan benteng bagi hamba dari penguasaan setan manusia maupun setan jin.
Sabar menghadapi cobaan. Kelapangan datang setelah kesempitan dan kemudahan datang setelah kesulitan. Allah Ta’ala berfirman :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Alam Nasyrah : 5-6)
Tidak mungkin satu kesulitan mengalahkan dua kemudahan.
Mengharap pahala dari ujian Allah Ta’ala dapat membantu untuk bersabar atasnya.
Apa yang di sisi Allah Ta’ala tidak akan diraih kecuali dengan taat kepada-Nya. Barangsiapa menjaga perintah-perintah Allah Ta’ala, niscaya Allah menjaga badannya dan keselamatannya di dunia dan akhirat.
Hendaknya seorang hamba melakukan amalan yang membuat Allah ‘Azza wa Jalla mengenalnya di kala hidup lapang sebelum ditimpa kesempitan. Barangsiapa yang beramal ketaatan di kala hidup lapang maka Allah akan mengingatnya ketika ia dalam kesempitan. Allah Ta’ala berfirman:
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144)
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. {QS. Ash-Shaaffat: 143-144}
Berbuat baik kepada makhluk, shadaqah kepada orang-orang faqir dan miskin termasuk sebab menolak bala’.
Hendaknya orang yang sakit menyerahkan urusannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mengambil sebab kesembuhan untuk mengobati sakitnya sebelum mengadukannya kepada manusia.
Ruqyah dibacakan kepada yang sakit dan ia tidak minta agar dirinya diruqyah sebagai bentuk tawakkal kepada Allah Ta’ala dan penyandaran diri kepada-Nya berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam mensifati tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab:
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُوْنَ وَلا يَكْتَوُوْنَ وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka tidak minta diruqyah, tidak tathayyur (menganggap sial dengan adanya hewan tertentu), tidak minta dikay (ditempel lukanya dengan besi panas), dan merekapun bertawakkal hanya kepada Rabb mereka.”
Hendaknya bagi orang sakit menggantungkan hatinya kepada Allah Ta’ala, pasrah kepada-Nya ketika kesulitan, tidak kepada seorangpun selain-Nya. Allah berfirman :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan {QS. An-Naml: 62}
Satu dirham untuk pencegahan lebih baik daripada sejuta dirham untuk pengobatan. Maka harus ada usaha pencegahan dan sikap waspada secara materi maupun maknawi dari setiap yang menyakiti badan maupun ruh.
Keampuhan senjata tergantung pemakainya. Kekuatan senjata saja tidak cukup jika pemakainya seorang yang lumpuh atau lemah. Demikianlah ruqyah syar’iyah menjadi mujarab dan memberi pengaruh jika keluar dari hati dan lisan yang jujur beriman dengannya (ayat-ayat ruqyah), yang senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah Ta’ala yang terdapat dalam kitab-Nya dan yang melalui lisan rasul-Nya.
Keseluruhan Al-Qur’an merupakan obat. Tetapi apa yang telah tetap dalilnya secara khusus bahwa pada ayat-ayat (tertentu) dari Al-Qur’an merupakan obat lebih diutamakan dari selainnya meskipun seluruh (ayat-ayat) Al-Qur’an adalah obat. Tidak mengapa (ruqyah) dengan do’a-do’a dan dzikir-dzikir yang tidak mengandung penyimpangan, larangan, atau syirik. Berdasarkan hadits: “Tunjukkan ruqyah kalian kepadaku! Tidak mengapa ruqyah selama tidak berupa syirik”.
Tidak diperbolehkan meminta bantuan jin untuk mengeluarkan jin (lain) dan menghilangkan sihir -sekalipun jin yang dimintai bantuan adalah jin muslim- karena hal demikian belum pernah dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam dan bukan perbuatan kaum salaf. Hal itu merupakan pembuka pintu kesyirikan yang besar dan para setan telah menjerat kebanyakan para peruqyah dan menggelincirkan mereka (pada hal ini). Menutup pintu ini lebih utama dan mencukupkan dengan ruqyah syar’iyah saja karena padanya ada keselamatan dan keberhasilan. Allah berfirman,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. {QS. Al-Jin : 6}.
Yaitu jin menambah kesewenang-wenangan, kesombongan dan pengusaan atas manusia. Seorang yang mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla tidak meminta pertolongan kecuali kepada Allah saja sebagaimana tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah. Dia beribadah kepada Allah Ta’ala tujuh belas kali (dalam sehari) pada shalat shalat wajib dengan membaca firman Allah Ta’ala :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. {QS. Al-Fatihah: 5}
Ibnu Qoyyim berkata, “Sesungguhnya kebaikan hati itu hendaknya ia mengenal tuhannya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan ajaran-ajaran-Nya. Memperuntukkan seluruh tenaga pikiran untuk mendapat ridha dan cinta-Nya, menjauhi larangan-larangan dan kemurkaan-Nya. Sekali-kali tidak ada kesehatan dan kehidupan hati kecuali dengan hal tersebut. Tidak ada jalan untuk memperolehnya kecuali dengan melewati jalan para Rasul, tidak benar prasangka bahwa kesehatan hati bisa didapat tanpa mengikuti mereka, maka salah orang yang menyangka demikian.”
Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dan seluruh kaum muslimin dari segala penyakit dan melimpahkan kepada kita keselamatan di dunia dan akhirat.
(Sumber : Makalah Ushul ar-Ruqyah wa Dhawabithuha asy-Syar’iyah yang dimuat di Majalah Ummati, Kuwait edisi 53 bulan Shafar 1430 atau Februari 2009 halaman 18-19).
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
Apa manfaat banyak harta jika senantiasa dalam kondisi sakit lahir maupun batin?
Sempurnanya kebaikan agama seseorang terletak pada sempurnanya kesehatan badannya, dan kebutuhan kita terhadap kesehatan badan lebih besar daripada kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman.
Maksiat menyebabkan kebinasaan dan mempercepat anggota badan menuju kematian, sedangkan ketaatan mencegah bala’, penyakit, dan kematian yang buruk.
Mencari kesehatan merupakan tuntutan syar’i dan kehidupan. Diriwayatkan At-Tirmidzi dengan sanad shahih dari Amr bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مُعَافًى فِي بَدَنِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حَيَزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا
“Barangsiapa pada pagi hari sehat badannya, aman jiwanya, memiliki makanan pokok pada hari itu, seakan telah terkumpul padanya segala (kenikmatan) dunia.” (HR. at-tirmidzi dan dihasankan al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib no. 833).
Hal tersebut karena sempurnanya kebaikan agama terletak pada sempurnanya kesehatan badan. Barangsiapa badannya sehat maka akan benar ibadahnya. Ia melaksanakan ketaatan kepada Rabbnya dalam kondisi sempurna sesuai perintah Allah Ta;ala dalam kitab-Nya dan yang melalui lisan Rasul-Nya. Dalam hadits shahih dinyatakan:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ
“Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu’min yamg lemah, dan pada masing-masing ada kebaikan”.
Apa manfaat banyak harta jika badannya senantiasa dalam kondisi sakit lahir maupun batin? Apakah orang sakit dapat menikmati tidur atau merasakan lezatnya berbagai makanan dan minuman padahal sudah rusak lidah dan alat perasanya?
Oleh karena itu Nabi Dawud ‘alaihissalam berkata: “Kesehatan adalah kekuatan tersembunyi, (sakit) kesedihan sesaat saja bisa menyebabkan kelemahan setahun”. Ada yang mengatakan: ‘Kesehatan adalah nikmat yang dilupakan’. Sebagaimana perkataan sebagian salaf, “Berapa banyak nikmat Allah pada setiap tetesan keringat orang”. Dahulu mereka mengatakan alangkah indahnya apa yang mereka ucapkan: “Kesehatan adalah mahkota (yang disematkan) pada kepala orang-orang yang sehat, tidak mengetahuinya kecuali orang-orang yang sakit.”.
Kesehatan termasuk permulaan nikmat di antara nikmat-nikmat Allah Ta’ala yang akan ditanya tentangnya seorang hamba pada hari kiamat, dikatakan kepadanya: “Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu dan Aku segarkan dengan air yang dingin?”.
Wajib bagi seorang hamba -yang telah dianugerahi kesehatan- untuk menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala dan menggunakan kesehatannya dalam ibadah dan jihad di jalan-Nya serta tidak memforsirnya untuk kemaksiatan dan dosa. Barangsiapa yang dijaga Allah anggota badannya dan diberi kenikmatan pendengaran, penglihatan dan kekuatan dalam jangka waktu lama maka sungguh ia telah diberi kenikmatan yang besar. Hal ini ditunjukan oleh Perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu”.
Kemaksiatan menyebabkan kebinasaan, mempercepat anggota badan menuju kematiaan karena digunakan tidak sesuai dengan tujuan diciptakannya yaitu untuk bersyukur dan menetapi syariat yang padanya terdapat kelanggengan dan keselamatan anggota badan. Sedangkan ketaatan mencegah bala’, penyakit dan kematian yang buruk. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دَاوَوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ
“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan shadaqah”. (HR Abu asy-Syaikh dalam ats-Tsawaab dan dihasankan al-Albani dalam Shahil al-Jaami’ no. 3385). Dalam hadits lain:
صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِيْ مَصَارِعَ السُّوْءِ
“Budi pekerti luhur menolak (dari mendatangi) tempat-tempat yang buruk”. (HR al-Hakim dalam al Mustadrak dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Shahihah no 3795)
Memohon kesehatan (al-‘Afiyat) dari Allah Ta’ala merupakan do’a yang lengkap yang hendaknya seorang mu’min bersemangat berdoa memohonkannya. Dari Al-Abbas bin Abdil Muththalib, ia berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَسْأَلُهُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: سَلِ اللَّهَ العَافِيَةَ، فَمَكَثْتُ أَيَّامًا ثُمَّ جِئْتُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَسْأَلُهُ اللَّهَ، فَقَالَ لِي: يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّ رَسُولِ اللهِ، سَلِ اللَّهَ العَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ.
Aku berkata, Wahai Rasulullah, ajari aku sesuatu yang aku akan memintanya kepada Allah. Beliau bersabda, ‘Mintalah kepada Allah kesehatan”. Kemudian aku menanti beberapa hari, kemudian aku mendatanginya dan berkata, Wahai Rasulullah, ajari aku sesuatau yang aku akan memintanya kepada Allah. Rasulullah bersabda kepadaku:”Wahai Abbas, paman Rasulullah. Mintalah kepada Allah kesehatan di dunia dan akhirat” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani dalam shahih sunan at-tirmidzi no. 3514).
Kesehatan di dunia membantu terwujudnya kesempurnaan kebaikan agama (seseorang). Karena kesempurnaan kebaikan agama (seseorang) adalah sehatnya badan dan selamatnya agama. Dengan keduanya seorang hamba akan memperoleh keberhasilan dan akan diberikan padanya dunia dan akhiratnya sekaligus.
Tidak selayaknya seorang hamba meminta dirinya ditimpa sakit dan siksa. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu belau berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَادَ رَجُلًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ قَدْ خَفَتَ فَصَارَ مِثْلَ الْفَرْخِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَلْ كُنْتَ تَدْعُو بِشَيْءٍ أَوْ تَسْأَلُهُ إِيَّاهُ؟» قَالَ: نَعَمْ، كُنْتُ أَقُولُ: اللَّهُمَّ مَا كُنْتَ مُعَاقِبِي بِهِ فِي الْآخِرَةِ، فَعَجِّلْهُ لِي فِي الدُّنْيَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " سُبْحَانَ اللهِ لَا تُطِيقُهُ – أَوْ لَا تَسْتَطِيعُهُ – أَفَلَا قُلْتَ: اللهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ "
Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk seseorang yang bersusah payah sekuat tenaga sehingga seperti orang yang kepayahan. Maka Rasulullah bertanya kepadanya:”Engkau berdo’a apa? Bukankah engkau memohon kesehatan? Laki-laki itu berkata: Dulu aku berdo’a, Ya Allah, apa yang engkau akan menyiksa aku dengannya maka segerakanlah siksa itu bagiku di dunia. Nabi bersabda:”Maha suci Allah, sungguh engkau tidak akan kuat menerimanya-atau tidak mampu menerimanya-Mengapa engkau tidak mengatakan, Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (HR Muslim).
Dari Mu’adz bin Rufa’ah, ia berkata, Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu naik mimbar kemudian menangis. Kemudian berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar pada tahun pertama lalu beliau menangis, kemudian bersabda, “Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sungguh seseorang tidak diberi lebih baik setelah kayakinan (keimanan) daripada keselamatan.”
Jika kita telah mendapat keselamatan maka wajib bagi kita untuk menjaganya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala dan pendekatkan diri kepada-Nya, karena kebutuhan kita terhadapnya lebih besar dari kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman. Dari sinilah datang syari’at Allah Ta’ala memerintahkan kita agar sederhana dalam makan, minum, dan jima’, dan menjaga dari menyiksa diri, menjaga kesehatan, dan mengambil sebab yang Allah Ta’ala menjadikannya sebagai sarana kesembuhan, mencari obat dan kesembuhan dengan menyandarkan diri kepada Allah Ta’ala dan berkeyakinan bahwa Dialah satu-satunya penyembuh.
Sesungguhnya keikhlasan menjalankan agama hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla semata dan bertawakkal kepada-Nya merupakan sebab terbesar untuk menolak penguasaan ruh-ruh rendah lagi kotor dan menolak penyakit mematikan. Kita dapat meringkas manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menjaga keselamatan dan mengusahakan agar senantiasa dalam kondisi sehat jasmaniah dan ruhaniyah secara materi maupun maknawi sebagai berikut:
Ikhlas menjalankan agama hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla merupakan sebab penjagaan hamba dari tipu daya setan dan fitnah kehidupan dunia. Dan benteng bagi hamba dari penguasaan setan manusia maupun setan jin.
Sabar menghadapi cobaan. Kelapangan datang setelah kesempitan dan kemudahan datang setelah kesulitan. Allah Ta’ala berfirman :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Alam Nasyrah : 5-6)
Tidak mungkin satu kesulitan mengalahkan dua kemudahan.
Mengharap pahala dari ujian Allah Ta’ala dapat membantu untuk bersabar atasnya.
Apa yang di sisi Allah Ta’ala tidak akan diraih kecuali dengan taat kepada-Nya. Barangsiapa menjaga perintah-perintah Allah Ta’ala, niscaya Allah menjaga badannya dan keselamatannya di dunia dan akhirat.
Hendaknya seorang hamba melakukan amalan yang membuat Allah ‘Azza wa Jalla mengenalnya di kala hidup lapang sebelum ditimpa kesempitan. Barangsiapa yang beramal ketaatan di kala hidup lapang maka Allah akan mengingatnya ketika ia dalam kesempitan. Allah Ta’ala berfirman:
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144)
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. {QS. Ash-Shaaffat: 143-144}
Berbuat baik kepada makhluk, shadaqah kepada orang-orang faqir dan miskin termasuk sebab menolak bala’.
Hendaknya orang yang sakit menyerahkan urusannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mengambil sebab kesembuhan untuk mengobati sakitnya sebelum mengadukannya kepada manusia.
Ruqyah dibacakan kepada yang sakit dan ia tidak minta agar dirinya diruqyah sebagai bentuk tawakkal kepada Allah Ta’ala dan penyandaran diri kepada-Nya berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam mensifati tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab:
هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُوْنَ وَلا يَكْتَوُوْنَ وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka tidak minta diruqyah, tidak tathayyur (menganggap sial dengan adanya hewan tertentu), tidak minta dikay (ditempel lukanya dengan besi panas), dan merekapun bertawakkal hanya kepada Rabb mereka.”
Hendaknya bagi orang sakit menggantungkan hatinya kepada Allah Ta’ala, pasrah kepada-Nya ketika kesulitan, tidak kepada seorangpun selain-Nya. Allah berfirman :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan {QS. An-Naml: 62}
Satu dirham untuk pencegahan lebih baik daripada sejuta dirham untuk pengobatan. Maka harus ada usaha pencegahan dan sikap waspada secara materi maupun maknawi dari setiap yang menyakiti badan maupun ruh.
Keampuhan senjata tergantung pemakainya. Kekuatan senjata saja tidak cukup jika pemakainya seorang yang lumpuh atau lemah. Demikianlah ruqyah syar’iyah menjadi mujarab dan memberi pengaruh jika keluar dari hati dan lisan yang jujur beriman dengannya (ayat-ayat ruqyah), yang senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah Ta’ala yang terdapat dalam kitab-Nya dan yang melalui lisan rasul-Nya.
Keseluruhan Al-Qur’an merupakan obat. Tetapi apa yang telah tetap dalilnya secara khusus bahwa pada ayat-ayat (tertentu) dari Al-Qur’an merupakan obat lebih diutamakan dari selainnya meskipun seluruh (ayat-ayat) Al-Qur’an adalah obat. Tidak mengapa (ruqyah) dengan do’a-do’a dan dzikir-dzikir yang tidak mengandung penyimpangan, larangan, atau syirik. Berdasarkan hadits: “Tunjukkan ruqyah kalian kepadaku! Tidak mengapa ruqyah selama tidak berupa syirik”.
Tidak diperbolehkan meminta bantuan jin untuk mengeluarkan jin (lain) dan menghilangkan sihir -sekalipun jin yang dimintai bantuan adalah jin muslim- karena hal demikian belum pernah dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam dan bukan perbuatan kaum salaf. Hal itu merupakan pembuka pintu kesyirikan yang besar dan para setan telah menjerat kebanyakan para peruqyah dan menggelincirkan mereka (pada hal ini). Menutup pintu ini lebih utama dan mencukupkan dengan ruqyah syar’iyah saja karena padanya ada keselamatan dan keberhasilan. Allah berfirman,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. {QS. Al-Jin : 6}.
Yaitu jin menambah kesewenang-wenangan, kesombongan dan pengusaan atas manusia. Seorang yang mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla tidak meminta pertolongan kecuali kepada Allah saja sebagaimana tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah. Dia beribadah kepada Allah Ta’ala tujuh belas kali (dalam sehari) pada shalat shalat wajib dengan membaca firman Allah Ta’ala :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. {QS. Al-Fatihah: 5}
Ibnu Qoyyim berkata, “Sesungguhnya kebaikan hati itu hendaknya ia mengenal tuhannya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan ajaran-ajaran-Nya. Memperuntukkan seluruh tenaga pikiran untuk mendapat ridha dan cinta-Nya, menjauhi larangan-larangan dan kemurkaan-Nya. Sekali-kali tidak ada kesehatan dan kehidupan hati kecuali dengan hal tersebut. Tidak ada jalan untuk memperolehnya kecuali dengan melewati jalan para Rasul, tidak benar prasangka bahwa kesehatan hati bisa didapat tanpa mengikuti mereka, maka salah orang yang menyangka demikian.”
Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dan seluruh kaum muslimin dari segala penyakit dan melimpahkan kepada kita keselamatan di dunia dan akhirat.
(Sumber : Makalah Ushul ar-Ruqyah wa Dhawabithuha asy-Syar’iyah yang dimuat di Majalah Ummati, Kuwait edisi 53 bulan Shafar 1430 atau Februari 2009 halaman 18-19).
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Tujuan Ilmu
Tujuan Ilmu.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
Abu Qilabah pernah berkata kepada Ayyub As Sakhtiyani :
"Apabila kamu mendapat ilmu, maka timbulkanlah ibadah padanya. jangan sampai keinginanmu hanya untuk menyampaikan kepada manusia." (Al Adab Asy Syar'iyyah 2/45).
Sebuah pelajaran berharga..
Tujuan ilmu bukan hanya untuk disampaikan saja..
Namun yang terpenting adalah untuk diamalkan..
Di jejaring jejaring sospial..
Di bbm dan media lainnya..
Kita berlomba menyampaikan ilmu..
Baik dengan copas ataupun cara lainnya..
Namun kita sering lupa..
Untuk meraih tujuan ilmu..
Sehingga rasa ujub sering menghinggapi hati..
Merasa senang bila yang berkomentar banyak..
Merasa sedih ketika tidak ada yang komen..
Padahal bukan itu tujuan ilmu..
Tapi tujuan ilmu adalah untuk menambah rasa takut kepada Allah..
Dan menambah keikhlasan..
--⌣̊⌣̊⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊⌣̊⌣̊--
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
Abu Qilabah pernah berkata kepada Ayyub As Sakhtiyani :
"Apabila kamu mendapat ilmu, maka timbulkanlah ibadah padanya. jangan sampai keinginanmu hanya untuk menyampaikan kepada manusia." (Al Adab Asy Syar'iyyah 2/45).
Sebuah pelajaran berharga..
Tujuan ilmu bukan hanya untuk disampaikan saja..
Namun yang terpenting adalah untuk diamalkan..
Di jejaring jejaring sospial..
Di bbm dan media lainnya..
Kita berlomba menyampaikan ilmu..
Baik dengan copas ataupun cara lainnya..
Namun kita sering lupa..
Untuk meraih tujuan ilmu..
Sehingga rasa ujub sering menghinggapi hati..
Merasa senang bila yang berkomentar banyak..
Merasa sedih ketika tidak ada yang komen..
Padahal bukan itu tujuan ilmu..
Tapi tujuan ilmu adalah untuk menambah rasa takut kepada Allah..
Dan menambah keikhlasan..
--⌣̊⌣̊⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊✽̈⌣̊⌣̊⌣̊--
Sebatas Motivasi
Sebatas Motivasi.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
Banyak orang berkata, "Ini hanya untuk memotivasi saja..
Lalu membuat tata cara ibadah yang tak dilakukan salafushalih..
dahulu..
Para salafushalih selalu menyembunyikan amalnya..
Mereka lebih semangat ketika sendirian..
Sekarang..
Kita semangat ketika laporan ke orang..
Seakan bila hanya Allah melihatnya tak memberinya motivasi..
Membaca al quran laporan..
Bersedekah laporan..
Berdzikir laporan..
Sebatas motivasi katanya..
Padahal dahulu salafushalih tak pernah melaporkan ibadahnya kepada siapapun...
Namun itulah..
Ketika keikhlasan telah berkurang..
Ibadah menjadi semangat ketika dilaporkan ke orang..
Seakan Allah tak cukup untuk pemotivasi..
Yaa Rabb..
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc - حفظه الله تعالى
Banyak orang berkata, "Ini hanya untuk memotivasi saja..
Lalu membuat tata cara ibadah yang tak dilakukan salafushalih..
dahulu..
Para salafushalih selalu menyembunyikan amalnya..
Mereka lebih semangat ketika sendirian..
Sekarang..
Kita semangat ketika laporan ke orang..
Seakan bila hanya Allah melihatnya tak memberinya motivasi..
Membaca al quran laporan..
Bersedekah laporan..
Berdzikir laporan..
Sebatas motivasi katanya..
Padahal dahulu salafushalih tak pernah melaporkan ibadahnya kepada siapapun...
Namun itulah..
Ketika keikhlasan telah berkurang..
Ibadah menjadi semangat ketika dilaporkan ke orang..
Seakan Allah tak cukup untuk pemotivasi..
Yaa Rabb..
┈┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈┈
Antara ilmu & kebodohan
Saudaraku!
Mari kita berintrospeksi diri & jgn pernah menutup diri untuk melakukan perbaikan & koreksi terhadap diri sendiri sebelum orang lain..!
Ada untaian kata mutiara yg dituturkan oleh Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Miftah Darussa'adah yg layak menjadi bahan introspeksi kita semua..
Beliau berkata,
"Setiap akhlak, perbuatan &
sifat yg tdk baik yg ada pada dirimu, pasti itu krn kebodohanmu ttng agama..
Jadi, tdk heran jika bnyk orang Islam yg akhlaknya buruk, perbuatannya memalukan & sifat jeleknya yg kian menjadi,itu semua krn rajin memelihara kebodohan..
Sedangkan akhlak, perbuatan & sifat
yg baik adalah krn kekuatan hidayah & ilmu yg Allah letakkan dihatimu..
Oleh karena itu, jika anda ingin menjadi seorang muslim yg baik lahir & batinnya, maka perbanyak memohon hidayah kpd Allah & sll meluangkan wkt tuk menuntut ilmu agama sedahsyat apapun kesibukanmu..!
Ya Allah! Aku memohon kpd-Mu ketakwaan, hidayah & kesucian diri!
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Djazuli, Lc - حفظه الله تعالى
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Cinta Allah Cinta Rasul
Cinta Allah Cinta Rasul.
Semua orang bisa bilang cinta.
Tetapi, seperti apakah bukti kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya…?
A. Lebih Dari Selainnya.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اِلإِيْمَانِ : أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
“Tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, (diantaranya) kecintaannya kepada Allah dan RasulNya melebihi rasa cinta kepada selain keduanya…” (HR. al-Bukhari, Muslim)
B. Bukan Harta, Keluarga, dan Apa Saja.
Bahkan disebutkan secara khusus beberapa perihal yang hati manusia condong.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih engkau cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya.
Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya”
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (QS. At-Taubah: 24)
Maka sungguh mengherankan…
Ada yang mengaku mencintai Allah namun enggan berinfak dan berzakat…
Katanya mencintai Rasulullah tetapi shalat subuh saja tak kuat…
Pengakuan tanpa bukti, tiada guna tak bermanfaat.
Sebagaimana ungkapkan suatu syair:
“Engkau bermaksiat kepada ilahi, namun engkau mengaku cinta kepada-Nya”
“Ini kemustahilan yang diada-adakan”
“Jika saja dakwaan cintamu jujur, niscaya engkau akan mentaati-Nya”
“Sesungguhnya seorang pecinta terhadap yang dicintai, akan taat”
@sahabatilmu
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Semua orang bisa bilang cinta.
Tetapi, seperti apakah bukti kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya…?
A. Lebih Dari Selainnya.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اِلإِيْمَانِ : أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
“Tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, (diantaranya) kecintaannya kepada Allah dan RasulNya melebihi rasa cinta kepada selain keduanya…” (HR. al-Bukhari, Muslim)
B. Bukan Harta, Keluarga, dan Apa Saja.
Bahkan disebutkan secara khusus beberapa perihal yang hati manusia condong.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih engkau cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya.
Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya”
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (QS. At-Taubah: 24)
Maka sungguh mengherankan…
Ada yang mengaku mencintai Allah namun enggan berinfak dan berzakat…
Katanya mencintai Rasulullah tetapi shalat subuh saja tak kuat…
Pengakuan tanpa bukti, tiada guna tak bermanfaat.
Sebagaimana ungkapkan suatu syair:
“Engkau bermaksiat kepada ilahi, namun engkau mengaku cinta kepada-Nya”
“Ini kemustahilan yang diada-adakan”
“Jika saja dakwaan cintamu jujur, niscaya engkau akan mentaati-Nya”
“Sesungguhnya seorang pecinta terhadap yang dicintai, akan taat”
@sahabatilmu
♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧
Cinta Rasul, Buktikan…!!
Cinta Rasul, Buktikan…!!
Setiap Muslim mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Namun cinta bukanlah pengakuan semata, butuh pembuktian.
A. Diikuti.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻗﻞ ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺤﺒﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﺗﺒﻌﻮﻧﻲ ﻳﺤﺒﺒﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻳﻐﻔﺮ ﻟﻜﻢ ﺫﻧﻮﺑﻜﻢ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻏﻔﻮﺭ ﺭﺣﻴﻢ
“Katakanlah: Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku.
Niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31)
“Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, namun tidak mengikuti jalan (sunnah) Rasulullah, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuannya…” (Tafsir Ibnu Katsir: 1/477)
B. Lebih Dari Diri Sendiri.
Suatu hari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,
“Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri…”
Rasulullah pun menjawab, “Tidak, Demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri..”
Maka Umar berkata, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri…!” (HR. al-Bukhari: 6632)
Mengaku cinta Rasul..?!
Yuks laksanakan sunnah-sunnahnya…
Masih banyak sunnah yang belum kita laksanakan. Tanpa perlu mengerjakan perkara ibadah yang tidak pernah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam contohkan…
@sahabatilmu
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
Setiap Muslim mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Namun cinta bukanlah pengakuan semata, butuh pembuktian.
A. Diikuti.
Allah Ta’ala berfirman,
ﻗﻞ ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﺗﺤﺒﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﺗﺒﻌﻮﻧﻲ ﻳﺤﺒﺒﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻳﻐﻔﺮ ﻟﻜﻢ ﺫﻧﻮﺑﻜﻢ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻏﻔﻮﺭ ﺭﺣﻴﻢ
“Katakanlah: Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku.
Niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31)
“Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, namun tidak mengikuti jalan (sunnah) Rasulullah, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuannya…” (Tafsir Ibnu Katsir: 1/477)
B. Lebih Dari Diri Sendiri.
Suatu hari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,
“Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri…”
Rasulullah pun menjawab, “Tidak, Demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri..”
Maka Umar berkata, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri…!” (HR. al-Bukhari: 6632)
Mengaku cinta Rasul..?!
Yuks laksanakan sunnah-sunnahnya…
Masih banyak sunnah yang belum kita laksanakan. Tanpa perlu mengerjakan perkara ibadah yang tidak pernah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam contohkan…
@sahabatilmu
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
Hujan Deras, Berdoalah
Hujan Deras, Berdoalah.
Saat kekeringan dan berharap hujan, ada doanya…
Ketika hujan turun, ada juga doanya…
Bahkan ketika hujan semakin deras dan dikhawatirkan terjadi musibah, terdapat doa yang dianjurkan…
Suatu ketika Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah meminta kepada Allah untuk diturunkan hujan.
Tatkala hujan turun sedemikian derasnya, beliau kembali berdoa memohon kepada Allah.
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wadzh zhiraabi, wa buthunil audiyati, wa manaabitisy syajari”
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami”
Ya Allah, turunkanlah hujan di dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan…” (HR Bukhari: 1/224, Muslim: 2/614)
Saat hujan deras dan dikhawatirkan terjadi musibah. Bukan menyalahkan, tidak jua mengumpat.
Berdoalah…
Namun bila dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan telah ditebangi dan dirusak manusia.
Maka saatnya kita introspeksi diri…
@sahabatilmu
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
Saat kekeringan dan berharap hujan, ada doanya…
Ketika hujan turun, ada juga doanya…
Bahkan ketika hujan semakin deras dan dikhawatirkan terjadi musibah, terdapat doa yang dianjurkan…
Suatu ketika Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah meminta kepada Allah untuk diturunkan hujan.
Tatkala hujan turun sedemikian derasnya, beliau kembali berdoa memohon kepada Allah.
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wadzh zhiraabi, wa buthunil audiyati, wa manaabitisy syajari”
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami”
Ya Allah, turunkanlah hujan di dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan…” (HR Bukhari: 1/224, Muslim: 2/614)
Saat hujan deras dan dikhawatirkan terjadi musibah. Bukan menyalahkan, tidak jua mengumpat.
Berdoalah…
Namun bila dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan telah ditebangi dan dirusak manusia.
Maka saatnya kita introspeksi diri…
@sahabatilmu
-------๑๑•°♥°•๑๑-------
Hujan Yang Menjadi Bencana
Hujan Yang Menjadi Bencana.
Turunnya hujan membawa barakah dan manfaat bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
Namun terkadang turunnya hujan menjadi siksa dan bencana disebabkan ulah manusia.
A. Ditenggelamkan.
Allah Ta’ala berfirman,
فكلاً أخذنا بذنبه فمنهم من أرسلنا عليه حاصباً ومنهم من أخذته الصيحة ومنهم من خسفنا به الأرض ومنهم من أغرقنا
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya.
Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi.
Dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan” (QS. Al-Ankabut: 40)
B. Banjir Besar.
Demikian pula Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
فأعرضوا فأرسلنا عليهم سيل العرم
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar” (QS. Saba’: 16)
Sebagaimana juga banjir yang telah meluluh lantakan kaum Nuh disebabkan kedurhakaan mereka.
C. Sebab Kemaksiatan.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan musibah apapun yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri” (QS. Asy-Syura: 30)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Diantara hukuman dosa, ia akan menghilangkan berbagai nikmat dan mendatangkan siksaan.
Karenanya, tidaklah hilang suatu nikmat dari seorang hamba melainkan disebabkan dosa.
Dan tidaklah turun suatu siksa selain dikarenakan dosa…”
(ad-Da’u Wad Dawa’: 49)
Maka segeralah berhenti dari kemaksiatan dan perbuatan dosa.
Agar nikmat Allah tidak berubah menjadi petaka.
@sahabatilmu
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆*•☆°• •°☆•
Turunnya hujan membawa barakah dan manfaat bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
Namun terkadang turunnya hujan menjadi siksa dan bencana disebabkan ulah manusia.
A. Ditenggelamkan.
Allah Ta’ala berfirman,
فكلاً أخذنا بذنبه فمنهم من أرسلنا عليه حاصباً ومنهم من أخذته الصيحة ومنهم من خسفنا به الأرض ومنهم من أغرقنا
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya.
Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi.
Dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan” (QS. Al-Ankabut: 40)
B. Banjir Besar.
Demikian pula Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
فأعرضوا فأرسلنا عليهم سيل العرم
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar” (QS. Saba’: 16)
Sebagaimana juga banjir yang telah meluluh lantakan kaum Nuh disebabkan kedurhakaan mereka.
C. Sebab Kemaksiatan.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan musibah apapun yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri” (QS. Asy-Syura: 30)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Diantara hukuman dosa, ia akan menghilangkan berbagai nikmat dan mendatangkan siksaan.
Karenanya, tidaklah hilang suatu nikmat dari seorang hamba melainkan disebabkan dosa.
Dan tidaklah turun suatu siksa selain dikarenakan dosa…”
(ad-Da’u Wad Dawa’: 49)
Maka segeralah berhenti dari kemaksiatan dan perbuatan dosa.
Agar nikmat Allah tidak berubah menjadi petaka.
@sahabatilmu
*•☆°• •°☆•**•☆°• •°☆•**•☆*•☆°• •°☆•
Hujan: Barakah Allah Dari Langit
Hujan: Barakah Allah Dari Langit.
Banyak dari kita menanti hujan. Maka bersyukurlah tatkala hujan turun.
A. Rizki Untuk Kalian.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
وأنزل من السماء ماءً فأخرج به من الثمرات رزقاً لكم
“Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menumbuhkan dengannya segala macam buah-buahan sebagai rizki untuk kalian” (QS al-Baqarah: 22)
Bermula rizki Allah yang turun dari atas langit berupa hujan, tumbuhlah rizki Allah dari bawah bumi berbentuk tanaman dan buah-buahan.
B. Seluruhnya Mendapat Manfaat.
Apabila turun hujan, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
يَا جَارِيَّةُ ! أَخْرِجِي سَرْجِي، أَخْرِجِي ثِيَابِي، وَيَقُوْلُ:
”Wahai jariyah keluarkanlah pelanaku, juga bajuku”
Kemudian beliau membacakan ayat:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكاً
”Dan Kami menurunkan dari langit, air yang penuh barakah” (QS. Qaaf: 9)”
(Adabul Mufrad al-Bukhari: 1228, dishahihkan Syaikh al-Albani)
@sahabatilmu
»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶
Banyak dari kita menanti hujan. Maka bersyukurlah tatkala hujan turun.
A. Rizki Untuk Kalian.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman,
وأنزل من السماء ماءً فأخرج به من الثمرات رزقاً لكم
“Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menumbuhkan dengannya segala macam buah-buahan sebagai rizki untuk kalian” (QS al-Baqarah: 22)
Bermula rizki Allah yang turun dari atas langit berupa hujan, tumbuhlah rizki Allah dari bawah bumi berbentuk tanaman dan buah-buahan.
B. Seluruhnya Mendapat Manfaat.
Apabila turun hujan, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
يَا جَارِيَّةُ ! أَخْرِجِي سَرْجِي، أَخْرِجِي ثِيَابِي، وَيَقُوْلُ:
”Wahai jariyah keluarkanlah pelanaku, juga bajuku”
Kemudian beliau membacakan ayat:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكاً
”Dan Kami menurunkan dari langit, air yang penuh barakah” (QS. Qaaf: 9)”
(Adabul Mufrad al-Bukhari: 1228, dishahihkan Syaikh al-Albani)
@sahabatilmu
»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶
Langganan:
Postingan (Atom)