Minggu, 02 November 2014
Lukisan bersertifikat
Sekedar informasi & berbagi buat yang minat terhadap lukisan silahkan hubungi Ayumi di +6281325491513
Jumat, 08 Agustus 2014
KATAKAN إِنْ شَاءَ اللّهُ
KATAKAN إِنْ شَاءَ اللّهُ
Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 23-24 yang artinya, "Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu", Aku pasti melakukan itu besok pagi", kecuali (dengan mengatakan) إِنْ شَاءَ اللّهُ ( jika Allah menghendaki )".
Berkata Al-Allamah As-Syinkithy dalam Adwa'ul Bayan, "Ayat muliya ini Allah سبحانه وتعالى melarang Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم untuk mengatakan "Aku akan melakukan sesuatu esok hari", kecuali jika digantungkan dengan ucapan إِنْ شَاءَ اللّهُ , yang mana tiada sesuatu yang terjadi sekecil apapun di alam semesta ini kecuali atas kehendak Allah سبحانه وتعالى , oleh karenanya dilarang mengatakan akan melakukan sesuatu dengan pasti esok hari.
Kalimat "esok hari / besok pagi" adalah ungkapan umum dan global untuk masa yang akan datang, sebagaimana dikatakan dalam lantunan sya'ir; "Dan aku mengetahui apa yang aku ilmui hari ini dan kemarin hari sebelumnya - Akan tetapi terhadap apa yang ada di esok hari Aku tidak mengetahuinya".
Sebab turunnya Ayat mulia ini, bahwasanya orang yahudi berkata kepada orang-orang kafir kuraisy", Bertanyalah kepada Muhammad tentang ruh, tentang Dzul Kurnain, dan tentang Ashabul Kahfi".
Maka ditanyakan hal itu kepada Nabi dan dijawab, "Aku akan berikan jawaban besok". Tanpa mengatakan إِنْ شَاءَ اللّهُ. Maka beberapa hari wahyu tidak turun kepada Nabi صلى الله عليه وسلم hingga dikatakan 15 hari. Maka keterlambatan wahyu ini menjadikan Nabi صلى الله عليه وسلم bersedih, kemudian turunlah teguran ayat ini sekaligus memberikan jawaban tiga pertanyaan diatas.
Teguran seperti ini juga Allah سبحانه وتعالى lakukan terhadap Nabi Sulaiman tatkala ia berkata, "Sungguh Aku akan keliling dalam malam ini terhadap isrti-istriku yang berjumlah 70
dalam riwayat lain 90, dalam riwayat lain 100 dan niscaya akan melahirkan setiap darinya Anak Laki-laki yang akan berperang di jalan Allah. Dan ia tidak mengatakan kalimat إِنْ شَاءَ اللّهُ .
Maka ia pun keliling ke seluruh istrinya akan tetapi tidak seorangpun darinya terlahir, kecuali hanya satu dari istrinya yang hanya berbentuk separuh manusia (tidak utuh berbentuk manusia).
Maka Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Demi jiwaku yang ada di tanganNya, jika ia mengatakan kalimat إِنْ شَاءَ اللّهُ , niscaya terpenuhi keinginannya". Dalam riwayat lain, "Niscaya masing-masing lahir anak lelaki semuanya berjuang di jalan Allah".
- Adwa'ul Bayan 540 -
Ditulis oleh Ustadz Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعالى .
♥♥♥♥♥♥
Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 23-24 yang artinya, "Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu", Aku pasti melakukan itu besok pagi", kecuali (dengan mengatakan) إِنْ شَاءَ اللّهُ ( jika Allah menghendaki )".
Berkata Al-Allamah As-Syinkithy dalam Adwa'ul Bayan, "Ayat muliya ini Allah سبحانه وتعالى melarang Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم untuk mengatakan "Aku akan melakukan sesuatu esok hari", kecuali jika digantungkan dengan ucapan إِنْ شَاءَ اللّهُ , yang mana tiada sesuatu yang terjadi sekecil apapun di alam semesta ini kecuali atas kehendak Allah سبحانه وتعالى , oleh karenanya dilarang mengatakan akan melakukan sesuatu dengan pasti esok hari.
Kalimat "esok hari / besok pagi" adalah ungkapan umum dan global untuk masa yang akan datang, sebagaimana dikatakan dalam lantunan sya'ir; "Dan aku mengetahui apa yang aku ilmui hari ini dan kemarin hari sebelumnya - Akan tetapi terhadap apa yang ada di esok hari Aku tidak mengetahuinya".
Sebab turunnya Ayat mulia ini, bahwasanya orang yahudi berkata kepada orang-orang kafir kuraisy", Bertanyalah kepada Muhammad tentang ruh, tentang Dzul Kurnain, dan tentang Ashabul Kahfi".
Maka ditanyakan hal itu kepada Nabi dan dijawab, "Aku akan berikan jawaban besok". Tanpa mengatakan إِنْ شَاءَ اللّهُ. Maka beberapa hari wahyu tidak turun kepada Nabi صلى الله عليه وسلم hingga dikatakan 15 hari. Maka keterlambatan wahyu ini menjadikan Nabi صلى الله عليه وسلم bersedih, kemudian turunlah teguran ayat ini sekaligus memberikan jawaban tiga pertanyaan diatas.
Teguran seperti ini juga Allah سبحانه وتعالى lakukan terhadap Nabi Sulaiman tatkala ia berkata, "Sungguh Aku akan keliling dalam malam ini terhadap isrti-istriku yang berjumlah 70
dalam riwayat lain 90, dalam riwayat lain 100 dan niscaya akan melahirkan setiap darinya Anak Laki-laki yang akan berperang di jalan Allah. Dan ia tidak mengatakan kalimat إِنْ شَاءَ اللّهُ .
Maka ia pun keliling ke seluruh istrinya akan tetapi tidak seorangpun darinya terlahir, kecuali hanya satu dari istrinya yang hanya berbentuk separuh manusia (tidak utuh berbentuk manusia).
Maka Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Demi jiwaku yang ada di tanganNya, jika ia mengatakan kalimat إِنْ شَاءَ اللّهُ , niscaya terpenuhi keinginannya". Dalam riwayat lain, "Niscaya masing-masing lahir anak lelaki semuanya berjuang di jalan Allah".
- Adwa'ul Bayan 540 -
Ditulis oleh Ustadz Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعالى .
♥♥♥♥♥♥
Jangan melesetkan kata ISIS
(*)"Jangan melesetkan kata ISIS "
Entah gurauan atau kesengajaan orang yg melesetkan istilah ISIS dgn candaan
atau gurauan .
Ingatlah ISIS itu berbahaya bagi saudara-saudara kita jdi hendaknya jgn melintir makna itu dgn sebuah Candaan ringan seolah tak ada dampak besar .
Perhatikan himbauan berikut :
Semoga Allah menambahkan semangat dan berkah ilmu dan amal para ikwah
semua .
Tidak pantas rasanya kita membicarakan fitnah ISIS dgn candaan .
Ingat ISIS tlah memakan korban byk kaum muslimin .
Oleh ustdz Muhammad Haekal Awla Lc ,
Ana Harap teman-teman jangan mengkaburkan singkatan ISIS dgn makna yg lain .
Istilah ISIS bukan untuk yang lain tapi khusus kelompok penjahat itu .
Jangan sampe kita tertuduh seorang ISIS gara2 kita punya istilah sendiri yg tdk di
pahami oleh masyarakat umum .
Oleh ustdz Abu Sa'ad ( Relawan Suria )
Jangan bercanda atau menyerupakan dgn istilah mereka ( ISIS ) dengan :
- Istri Shalihah Idaman Suami
- indahnya Salafi Indahnya sunnah
- Ikatan Suami ingin Satu ( lagi )
- Ilmu sedikit ingin syurga
Atau kata" lain yang di jadikan sbg candaan .
Dari Bbm أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA حفظه الله تعال
«------๑๑•°♥°•๑๑------»
Entah gurauan atau kesengajaan orang yg melesetkan istilah ISIS dgn candaan
atau gurauan .
Ingatlah ISIS itu berbahaya bagi saudara-saudara kita jdi hendaknya jgn melintir makna itu dgn sebuah Candaan ringan seolah tak ada dampak besar .
Perhatikan himbauan berikut :
Semoga Allah menambahkan semangat dan berkah ilmu dan amal para ikwah
semua .
Tidak pantas rasanya kita membicarakan fitnah ISIS dgn candaan .
Ingat ISIS tlah memakan korban byk kaum muslimin .
Oleh ustdz Muhammad Haekal Awla Lc ,
Ana Harap teman-teman jangan mengkaburkan singkatan ISIS dgn makna yg lain .
Istilah ISIS bukan untuk yang lain tapi khusus kelompok penjahat itu .
Jangan sampe kita tertuduh seorang ISIS gara2 kita punya istilah sendiri yg tdk di
pahami oleh masyarakat umum .
Oleh ustdz Abu Sa'ad ( Relawan Suria )
Jangan bercanda atau menyerupakan dgn istilah mereka ( ISIS ) dengan :
- Istri Shalihah Idaman Suami
- indahnya Salafi Indahnya sunnah
- Ikatan Suami ingin Satu ( lagi )
- Ilmu sedikit ingin syurga
Atau kata" lain yang di jadikan sbg candaan .
Dari Bbm أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA حفظه الله تعال
«------๑๑•°♥°•๑๑------»
Senin, 23 Juni 2014
Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khathab radhiyallahu 'anhu
" Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khathab radhiyallahu 'anhu "Syaikh Ali Hasan Al-Halabi
23 Juni 2014 pukul 0:40
Bismillah...
sedikit oleh2 dari istiqlal..
Mohon koreksi jika ada kesalahan dalam penulisan..
catatan di lantai 2 ditengah riuh celotehan anak2 dan canda ria serta tingkah polah anak2 yg begitu menggemaskan dan suara ust firanda yang terdengar agak rendah..
===================================================== ======
Masjid istiqlal
Ahad, 24 sya'ban 1435H / 22 juni'14
16.00 s/d 20.00 WIB
" Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khathab radhiyallahu 'anhu "
Syaikh Ali Hasan Al-Halabi
============================== =============================
Diawali dengan nasihat bahwa pertanggungjawaban dan tugas kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jangan bergembira ketika mendapatkan jabatan kepemimpinan di dunia, karena sesungguhnya pertanggungjawabannya begitu besar dihadapan Allaah.
Kepemimpinan teragung (terbaik) adalah kepemimpinan pada masa Rasulullaah, seluruhnya adalah kesempurnaan di atas kesempurnaan, keindahan di atas keindahan.
Bahkan ketika Rasulullaah meninggal, beliau meninggalkan hal yang dapat mengarahkan umat kepada perkara yang bisa memberikan kejayaan Islam. Jika berpegang kepada keduanya maka akan menyelamatkan umat di dunia dan akhirat yaitu Al-qur'an dan Hadits.
Dan Rasulullaah pun berpesan agar kita mengikuti sunnahnya dan sunnah khulafaur rasyidin.
Sebagaimana dalam haditsnya :
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”(HR. Al Hakim, derajat : shahih).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, kelak dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian tetap berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya. Gigitlah dengan gigi geraham kalian. Berhati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap ajaran yang baru dalam agama Islam adalah termasuk perbuatan bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka”
(HR. An Nasa’i, derajat : hasan shahih).
Termasuk diantaranya mengikuti kepemimpinan khalifah abu bakar ash-shiddiq dan umar bin khathab radhiyallahu 'anhuma.
Karena kemuliaan abu bakar dan umar maka kita menjadikan keteladanan pada kepemimpinan abu bakar dan umar.
Namun, kemudian secara khusus syaikh memberikan point2 penting keteladanan pada kepemimpinan pada masa kepemimpinan umar bin khathab radhiyallahu 'anhu, diantara point2 tersebut adalah :
=> umar bin khathab mempunyai kemuliaan atau keutamaan setelah abu bakar, sebagaimana dalam hadits berikut :
Al-Imaam At-Tirmidziy rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ مِشْرَحِ بْنِ هَاعَانَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: " لَوْ كَانَ بَعْدِي نَبِيٌّ لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ "
Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabiib :
Telah menceritakan kepada kami Al-Muqri’, dari Haiwah bin Syuraih, dari Bakr bin ‘Amru, dari Misyrah bin Haa’aan, dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Seandainya ada nabi setelahku, niscaya ia adalah ‘Umar bin Al-Khaththaab”
[As-Sunan, no. 3686].
=> Kepemimpinan umar dibangun di atas nilai-nilai agama, oleh karenanya ia mendapat julukan amirul mu'minin (pemimpin orang2 yang beriman)
=> Allaah mempersiapkan umar (orang yang cerdas dan ber'ilmu) sebagai pemimpin yang mempunyai kedudukan yang tinggi di kalangan rakyatnya. Karena pada masa itu umat Islam masih dalam kondisi jahiliyyah, tidak bisa baca tulis.
=> Pada masa awal Islam, dimana shahabat rasulullaah yg masih sedikit, da'wah ataupun perkumpulan yang dilakukan pun diam2 karena khawatir akan ancaman orang kafir, ditengah kondisi tersebut umar justru berani untuk masuk islam secara terang2an. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa umar adalah sosok yang penuh dengan keberanian.
Kepemimpinan butuh sikap keberanian dan ketegasan, bukan kenekatan ataupun kengawuran.
=> Kepemimpinan adalah suatu bentuk peningkatan kejayaan rakyat (umat) bukan mementingkan kejayaan pribadi atau perorangan, ataupun kepentingan kelompok. Demikianlah kepemimpinan umar, kepemimpinannya berpengaruh pada masyarakat. Kepemimpinannya membuka pintu2 kebaikan dunia dan akhirat.
=> kepemimpinan umar adalah kepemimpinan yang memiliki 'ilmu dan penuh keta'atan kepada Allaah. Kepemimpinan baik yang kecil maupun besar hendaklah memiliki 'ilmu dari kitabullaah, jangan hanya faham 'ilmu dunia.
=> Umar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang tepat melalui tanda2 yang ada disekitarnya. Hal ini tentu dibutuhkan bagi pemimpin agar tidak mudah didekati oleh penipu ataupun para pengkhianat.
=> Memiliki semangat untuk bersikap adil pada kepemimpinannya.
Beliau menegakkan agama pada diri dan keluarganya baru kepada masyarakat. Sesuai firman Allaah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ( التحريم: 6)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka ."
Hal lain yang berkaitan dengan amanah dan keadilan adalah umar bin khathab tidak mengambil harta negara untuk kehidupan pribadinya, namun ia bekerja, dengan berdagang. Hal ini dimaksudkan untuk menjauhkan diri dari harta-harta yang haram.
=> umar bin khathab adalah orang yang faham akan kebenaran, bersikap tegas di atas kebenaran namun jika ia salah maka akan mengakui kesalahannya dan kembali kepada kebenaran.
Sebagaimana hadits rasulullaah :
Dari sahabat Anas bin Malik , bahwa Rasulullah bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak Adam (manusia) pasti sering berbuat kesalahan “Dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang mau bertaubat.” (H.R. Ibnu Majah no. 4251 dan lainnya)
=> umar bin khathab adalah orang yang mudah bergaul, dekat dengan shahabat2nya, bukan orang yang sombong dan angkuh serta tidak jauh dari masyarakat.
=> sebelum menjadi khalifah, masa kepemimpinan rasulullaah, umar bin khathab diberi kepercayaan untuk mengurus harta kaum muslimin ( harta2 sedekah), dimana pekerjaan ini dapat dengan mudahnya mengambil harta yang bukan haknya. Jika umar tidak memiliki kemuliaan, maka ia tidak akan diberikan kepercayaan ini oleh rasulullaah. Umar bin khathab tidak menggunakan jabatan untuk kemaslahatan pribadi.
=> kepemimpinan umar bin khathab yang begitu menjaga keamanan negara, stabilitas negara lebih utama.
=> beliau senantiasa berfikir tentang kemaslahatan umat (rakyat)
=> umar bin khathab mengajarkan kepada pasukan tentang adab-adab peperangan, larangan untuk menjauh dan tdk membunuh orangtua, anak-anak, wanita, tidak merusak tanaman, dan adab lainnya. Mengajarkan menjadi pasukan yang amanah, tidak berkhianat.
Wallahua'lam..
Demikian sedikit catatan singkat tabligh akbar hari ini..
Semoga memberikan manfaat
============================== =============================
Selanjutnya ba'da isya, angin mulai sepoi2 di balik lubang2 angin lantai 2 masjid istiqlal dan mulai banyak keributan dan hilir mudik orang, yang menghilangkan fokus (setelah mencoba dikumpulkan lagi, namun tdk juga kumpul lagi) dan membuyarkan sedikit semangat untuk melanjutkan catatan, dan akhirnya benar2 menutup catatan.
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽����✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
Sumber: FB Windry Ummu Mujahid
23 Juni 2014 pukul 0:40
Bismillah...
sedikit oleh2 dari istiqlal..
Mohon koreksi jika ada kesalahan dalam penulisan..
catatan di lantai 2 ditengah riuh celotehan anak2 dan canda ria serta tingkah polah anak2 yg begitu menggemaskan dan suara ust firanda yang terdengar agak rendah..
=====================================================
Masjid istiqlal
Ahad, 24 sya'ban 1435H / 22 juni'14
16.00 s/d 20.00 WIB
" Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khathab radhiyallahu 'anhu "
Syaikh Ali Hasan Al-Halabi
==============================
Diawali dengan nasihat bahwa pertanggungjawaban dan tugas kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jangan bergembira ketika mendapatkan jabatan kepemimpinan di dunia, karena sesungguhnya pertanggungjawabannya begitu besar dihadapan Allaah.
Kepemimpinan teragung (terbaik) adalah kepemimpinan pada masa Rasulullaah, seluruhnya adalah kesempurnaan di atas kesempurnaan, keindahan di atas keindahan.
Bahkan ketika Rasulullaah meninggal, beliau meninggalkan hal yang dapat mengarahkan umat kepada perkara yang bisa memberikan kejayaan Islam. Jika berpegang kepada keduanya maka akan menyelamatkan umat di dunia dan akhirat yaitu Al-qur'an dan Hadits.
Dan Rasulullaah pun berpesan agar kita mengikuti sunnahnya dan sunnah khulafaur rasyidin.
Sebagaimana dalam haditsnya :
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku telah tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”(HR. Al Hakim, derajat : shahih).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, kelak dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian tetap berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya. Gigitlah dengan gigi geraham kalian. Berhati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap ajaran yang baru dalam agama Islam adalah termasuk perbuatan bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka”
(HR. An Nasa’i, derajat : hasan shahih).
Termasuk diantaranya mengikuti kepemimpinan khalifah abu bakar ash-shiddiq dan umar bin khathab radhiyallahu 'anhuma.
Karena kemuliaan abu bakar dan umar maka kita menjadikan keteladanan pada kepemimpinan abu bakar dan umar.
Namun, kemudian secara khusus syaikh memberikan point2 penting keteladanan pada kepemimpinan pada masa kepemimpinan umar bin khathab radhiyallahu 'anhu, diantara point2 tersebut adalah :
=> umar bin khathab mempunyai kemuliaan atau keutamaan setelah abu bakar, sebagaimana dalam hadits berikut :
Al-Imaam At-Tirmidziy rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ، حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، عَنْ بَكْرِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ مِشْرَحِ بْنِ هَاعَانَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: " لَوْ كَانَ بَعْدِي نَبِيٌّ لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ "
Telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabiib :
Telah menceritakan kepada kami Al-Muqri’, dari Haiwah bin Syuraih, dari Bakr bin ‘Amru, dari Misyrah bin Haa’aan, dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Seandainya ada nabi setelahku, niscaya ia adalah ‘Umar bin Al-Khaththaab”
[As-Sunan, no. 3686].
=> Kepemimpinan umar dibangun di atas nilai-nilai agama, oleh karenanya ia mendapat julukan amirul mu'minin (pemimpin orang2 yang beriman)
=> Allaah mempersiapkan umar (orang yang cerdas dan ber'ilmu) sebagai pemimpin yang mempunyai kedudukan yang tinggi di kalangan rakyatnya. Karena pada masa itu umat Islam masih dalam kondisi jahiliyyah, tidak bisa baca tulis.
=> Pada masa awal Islam, dimana shahabat rasulullaah yg masih sedikit, da'wah ataupun perkumpulan yang dilakukan pun diam2 karena khawatir akan ancaman orang kafir, ditengah kondisi tersebut umar justru berani untuk masuk islam secara terang2an. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa umar adalah sosok yang penuh dengan keberanian.
Kepemimpinan butuh sikap keberanian dan ketegasan, bukan kenekatan ataupun kengawuran.
=> Kepemimpinan adalah suatu bentuk peningkatan kejayaan rakyat (umat) bukan mementingkan kejayaan pribadi atau perorangan, ataupun kepentingan kelompok. Demikianlah kepemimpinan umar, kepemimpinannya berpengaruh pada masyarakat. Kepemimpinannya membuka pintu2 kebaikan dunia dan akhirat.
=> kepemimpinan umar adalah kepemimpinan yang memiliki 'ilmu dan penuh keta'atan kepada Allaah. Kepemimpinan baik yang kecil maupun besar hendaklah memiliki 'ilmu dari kitabullaah, jangan hanya faham 'ilmu dunia.
=> Umar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang tepat melalui tanda2 yang ada disekitarnya. Hal ini tentu dibutuhkan bagi pemimpin agar tidak mudah didekati oleh penipu ataupun para pengkhianat.
=> Memiliki semangat untuk bersikap adil pada kepemimpinannya.
Beliau menegakkan agama pada diri dan keluarganya baru kepada masyarakat. Sesuai firman Allaah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ( التحريم: 6)
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka ."
Hal lain yang berkaitan dengan amanah dan keadilan adalah umar bin khathab tidak mengambil harta negara untuk kehidupan pribadinya, namun ia bekerja, dengan berdagang. Hal ini dimaksudkan untuk menjauhkan diri dari harta-harta yang haram.
=> umar bin khathab adalah orang yang faham akan kebenaran, bersikap tegas di atas kebenaran namun jika ia salah maka akan mengakui kesalahannya dan kembali kepada kebenaran.
Sebagaimana hadits rasulullaah :
Dari sahabat Anas bin Malik , bahwa Rasulullah bersabda:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak Adam (manusia) pasti sering berbuat kesalahan “Dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang mau bertaubat.” (H.R. Ibnu Majah no. 4251 dan lainnya)
=> umar bin khathab adalah orang yang mudah bergaul, dekat dengan shahabat2nya, bukan orang yang sombong dan angkuh serta tidak jauh dari masyarakat.
=> sebelum menjadi khalifah, masa kepemimpinan rasulullaah, umar bin khathab diberi kepercayaan untuk mengurus harta kaum muslimin ( harta2 sedekah), dimana pekerjaan ini dapat dengan mudahnya mengambil harta yang bukan haknya. Jika umar tidak memiliki kemuliaan, maka ia tidak akan diberikan kepercayaan ini oleh rasulullaah. Umar bin khathab tidak menggunakan jabatan untuk kemaslahatan pribadi.
=> kepemimpinan umar bin khathab yang begitu menjaga keamanan negara, stabilitas negara lebih utama.
=> beliau senantiasa berfikir tentang kemaslahatan umat (rakyat)
=> umar bin khathab mengajarkan kepada pasukan tentang adab-adab peperangan, larangan untuk menjauh dan tdk membunuh orangtua, anak-anak, wanita, tidak merusak tanaman, dan adab lainnya. Mengajarkan menjadi pasukan yang amanah, tidak berkhianat.
Wallahua'lam..
Demikian sedikit catatan singkat tabligh akbar hari ini..
Semoga memberikan manfaat
==============================
Selanjutnya ba'da isya, angin mulai sepoi2 di balik lubang2 angin lantai 2 masjid istiqlal dan mulai banyak keributan dan hilir mudik orang, yang menghilangkan fokus (setelah mencoba dikumpulkan lagi, namun tdk juga kumpul lagi) dan membuyarkan sedikit semangat untuk melanjutkan catatan, dan akhirnya benar2 menutup catatan.
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽����✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
Sumber: FB Windry Ummu Mujahid
Siapkan Harta sebelum Ramadhan
:::Siapkan Harta sebelum Ramadhan:::
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita persiapkan harta kita.
Untuk apa?
Untuk beli makanan buka puasa?
Tidak.
Untuk bikin kue lebaran?
Tidak.
Tapi untuk memperbanyak amalan shodaqah.
Dalam sebuah hadits, dari Ibnu 'Abbas radhiallâhu'anhu:
Rasulullah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan di bulan Ramadhan.
(Al Hadits)
Mari kita berlomba lomba untuk shodaqah.
Tarhib Ramadhan
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعال
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita persiapkan harta kita.
Untuk apa?
Untuk beli makanan buka puasa?
Tidak.
Untuk bikin kue lebaran?
Tidak.
Tapi untuk memperbanyak amalan shodaqah.
Dalam sebuah hadits, dari Ibnu 'Abbas radhiallâhu'anhu:
Rasulullah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan di bulan Ramadhan.
(Al Hadits)
Mari kita berlomba lomba untuk shodaqah.
Tarhib Ramadhan
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعال
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
KEUTAMAAN MELAKUKAN KEBAIKAN SEKECIL APAPUN
KEUTAMAAN MELAKUKAN KEBAIKAN SEKECIL APAPUN
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ “.( رواه مسلم)
Dari Abi Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri.”
(HR. Muslim no. 6637).
(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Oleh: أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA حفظه الله تعال
BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS:
1. Dilarang meremehkan kebaikan sekecil apapun meskipun dianggap remeh oleh sebagian orang.
Diantara kebaikan yang dianggap kecil ialah:
» Mengirim sms/email dukungan untuk keberlangsungan dakwah sunnah di TV, Radio dan semisalnya kepada pihak yang berwenang.
» Mengambilkan atau menuangkan air minum untuk orang lain.
» Menshare/menyebar luaskan ilmu atau info kajian Islam dengan pemahaman yang benar kepada orang lain.
» Bersedekah dengan sepotong roti atau sebiji kurma, dan selainnya.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
(Ittaquu An-Naaro Wa Lau Bi Syiqqi At-Tamroti)
Artinya: “Lindungilah diri kalian dari api Neraka meskipun dengan (bersedekah) separuh biji kurma.”
2. Anjuran bersikap lemah lembut dan berwajah ceria ketika berjumpa dengan saudara seislam dan seiman.
3. Anjuran untuk melakukan hal-hal yang dapat menguatkan ikatan persaudaraan Islam, dan wajib menjauhi segala sebab perpecahan dan permusuhan sekecil apapun.
4. Tersenyum dan Berwajah ceria kepada saudara sesama muslim merupakan amal kebaikan yamg mendatangkan pahala sebagaimana pahala bersedekah.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
(Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqotun)
Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu sesama muslim adalah (bernilai) sedekah bagimu.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban. Dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).
(*) Catatan:
Meskipun senyum dan bermuka manis kepada saudara sesama muslim merupakan amal kebaikan yang berpahala, hanya saja kita wajib menjaga diri kita dari senyum dan tebar pesona kepada lawan jenis yang bukan mahrom, karena sangat dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah dan penyakit di dalam hati, sehingga dengan demikian statusnya berubah dari amal kebaikan yang berpahala menjadi perbuatan buruk yang mendatangkan dosa dan murka Allah ta’ala.
Demikian beberapa pelajaran penting n faedah ilmiyah yang dapat kami sebutkan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu a’lam bish-shawwab.
Wabillahi at-Taufiq
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽����✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ “.( رواه مسلم)
Dari Abi Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri.”
(HR. Muslim no. 6637).
(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Oleh: أُسْتَاذُ Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc MA حفظه الله تعال
BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS:
1. Dilarang meremehkan kebaikan sekecil apapun meskipun dianggap remeh oleh sebagian orang.
Diantara kebaikan yang dianggap kecil ialah:
» Mengirim sms/email dukungan untuk keberlangsungan dakwah sunnah di TV, Radio dan semisalnya kepada pihak yang berwenang.
» Mengambilkan atau menuangkan air minum untuk orang lain.
» Menshare/menyebar luaskan ilmu atau info kajian Islam dengan pemahaman yang benar kepada orang lain.
» Bersedekah dengan sepotong roti atau sebiji kurma, dan selainnya.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
(Ittaquu An-Naaro Wa Lau Bi Syiqqi At-Tamroti)
Artinya: “Lindungilah diri kalian dari api Neraka meskipun dengan (bersedekah) separuh biji kurma.”
2. Anjuran bersikap lemah lembut dan berwajah ceria ketika berjumpa dengan saudara seislam dan seiman.
3. Anjuran untuk melakukan hal-hal yang dapat menguatkan ikatan persaudaraan Islam, dan wajib menjauhi segala sebab perpecahan dan permusuhan sekecil apapun.
4. Tersenyum dan Berwajah ceria kepada saudara sesama muslim merupakan amal kebaikan yamg mendatangkan pahala sebagaimana pahala bersedekah.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
(Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqotun)
Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu sesama muslim adalah (bernilai) sedekah bagimu.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban. Dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).
(*) Catatan:
Meskipun senyum dan bermuka manis kepada saudara sesama muslim merupakan amal kebaikan yang berpahala, hanya saja kita wajib menjaga diri kita dari senyum dan tebar pesona kepada lawan jenis yang bukan mahrom, karena sangat dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah dan penyakit di dalam hati, sehingga dengan demikian statusnya berubah dari amal kebaikan yang berpahala menjadi perbuatan buruk yang mendatangkan dosa dan murka Allah ta’ala.
Demikian beberapa pelajaran penting n faedah ilmiyah yang dapat kami sebutkan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu a’lam bish-shawwab.
Wabillahi at-Taufiq
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽����✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
LENTERAKU MULAI REDUP
Tema "LENTERAKU MULAI REDUP"
Pemateri: أُسْتَاذُ Dr.Syafiq Riza Basalamah MA hafizhahullah
Sabtu, 23 Sya'ban 1435H / 21 Juni 2014 @Masjid Ar-Rahmat, Jl. Anggrek Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat:
Bismillah.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimushshalihat.
Syaikh al albani rahimahullah:
Perjalanan kita jauuh, tidak penting sampai dimana jarak yang ditempuh, Yang utama kita masih di jalur-Nya.
Jalan ke surga itu terjal dan menanjak. Maka perlu kesungguhan,istiqamah dan waspada disetiap langkah dengan memohon pertolongan kepada Allah azza wa jalla.
Kita perlu cahaya dari Allah ta'ala untuk menentukan jalan yang benar dan lurus. dengan menuntut ilmu syar'i terus menerus.
Bila ada masalah besar, angin besar yang menerjang, maka cahaya/lentera iman kita akan meredup hingga kadang mati.
Maka perlu ada kesiapan korek api tuk menyalakan lagi cahaya yang padam tersebut.
Ibarat lain lentera adalah baterei hape yang perlu di charge ulang setiap mendekati low bat. jangan sampai batre hape tersebut sekarat,tidak bisa di charge lagi. Allahul musta'an.
Musuh-musuh Allah selalu berusaha menghalangi kita menuju surga dengan langkah mulus. Namun mereka selalu mematikan lentera yang menunjuki jalan ke surga dengan berbagai cara dan menyeret kita secara perlahan agar mengikuti agama mereka.
Islam adalah cahaya Allah azza wa jalla.
Iman diibaratkan pakaian yang bisa usang bila dipakai terus menerus .Maka perlu diperbaharui.
Juga iman diibaratkan rembulan. Disaat purnamapun akan gelap bila tertutup mendung tebal.
Demikianlah iman bertambah dengan amal shalih dan berkurang dengan perbuatan dosa.
Hidup didunia tak lepas dari ujian. Bergilir, setelah bahagia,datang masa berduka, airmata berubah jadi tawa, susah senang bergantian tiap episode yang terjalani.
Tanda-tanda Lentera mulai redup:
1. Terjerumus kepada kemaksiatan / berbuat dosa.
2. Merasakan kerasnya hati
3. Ibadahnya tidak sempurna / tidak khusyu'
4. Malas yang menjadi-jadi
5. Hati menjadi sempit / cepat marah
6. Tidak terpengaruh dengan ancaman-ancaman Allah ta'ala
7. Lalai dari dzikrullah.
8. Ketika ditimpa musibah, mereka bingung,panik,tidak bersabar,
9. Bakhil, kikir untuk berbagi.
10.Hubud dunya/cinta dunia.
11.Tidak perduli urusan umat islam
Faktor penyebab iman lemah:
1. Jauh dari lingkungan pendukung keimanan
2. Putus dari menuntut ilmu syar'i
3. Berada ditengah-tengah pelaku kemaksiatan.
4. Panjang angan-angan
5. Banyak makan minum dan bergaul.
Cara menghidupkan lentera yang meredup:
1. Tadabbur al qur'an
2. Menghidupkan dalam hati mengagungkan Allah ta'ala
3. Sering hadir ke majelis ilmu
4. Ziarah kubur
5. Bervariasi dalam beribadah/menambah amalan-amalan sunnah
6. Takut su'ul hatimah
7. Berdzikir yang banyak
8. Loyalitas pada umat islam dan berlepas diri dari orang kuffar
9. Tawaddu' , jangan sombong
10. Muhasabah / menghisab diri
11. Berkunjung ke orang-orang shalih..minimal dapat nasehat dan ilmu Beliau.
12. Berkunjung ke rumah sakit. akan menambah rasa syukur kpd Allah azza wa jalla
13.Refreshing.
14.Berdoa kepada Allah azza wa jalla
Agama itu mudah, jiwa itu butuh refreshing, hiburlah dengan hal yang mubah asal tidak berlebihan.
Mu’adz bin Jabal berkata :
"Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu,
sesungguhnya mempelajari ilmu (dengan ikhlash) karena Allah merupakan kasyyah ,
mengkajinya merupakan ibadah,
mengingatnya merupakan tasbih,
dan membahasnya merupakan jihad“
[Ibnul-Qayyim - Miftah Daaris-Sa’adah 1/131-132; Maktabah Al-Misykah]
Wallahu ta'ala a'lam.
Semoga bermanfaat.
٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇
Pemateri: أُسْتَاذُ Dr.Syafiq Riza Basalamah MA hafizhahullah
Sabtu, 23 Sya'ban 1435H / 21 Juni 2014 @Masjid Ar-Rahmat, Jl. Anggrek Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat:
Bismillah.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimushshalihat.
Syaikh al albani rahimahullah:
Perjalanan kita jauuh, tidak penting sampai dimana jarak yang ditempuh, Yang utama kita masih di jalur-Nya.
Jalan ke surga itu terjal dan menanjak. Maka perlu kesungguhan,istiqamah dan waspada disetiap langkah dengan memohon pertolongan kepada Allah azza wa jalla.
Kita perlu cahaya dari Allah ta'ala untuk menentukan jalan yang benar dan lurus. dengan menuntut ilmu syar'i terus menerus.
Bila ada masalah besar, angin besar yang menerjang, maka cahaya/lentera iman kita akan meredup hingga kadang mati.
Maka perlu ada kesiapan korek api tuk menyalakan lagi cahaya yang padam tersebut.
Ibarat lain lentera adalah baterei hape yang perlu di charge ulang setiap mendekati low bat. jangan sampai batre hape tersebut sekarat,tidak bisa di charge lagi. Allahul musta'an.
Musuh-musuh Allah selalu berusaha menghalangi kita menuju surga dengan langkah mulus. Namun mereka selalu mematikan lentera yang menunjuki jalan ke surga dengan berbagai cara dan menyeret kita secara perlahan agar mengikuti agama mereka.
Islam adalah cahaya Allah azza wa jalla.
Iman diibaratkan pakaian yang bisa usang bila dipakai terus menerus .Maka perlu diperbaharui.
Juga iman diibaratkan rembulan. Disaat purnamapun akan gelap bila tertutup mendung tebal.
Demikianlah iman bertambah dengan amal shalih dan berkurang dengan perbuatan dosa.
Hidup didunia tak lepas dari ujian. Bergilir, setelah bahagia,datang masa berduka, airmata berubah jadi tawa, susah senang bergantian tiap episode yang terjalani.
Tanda-tanda Lentera mulai redup:
1. Terjerumus kepada kemaksiatan / berbuat dosa.
2. Merasakan kerasnya hati
3. Ibadahnya tidak sempurna / tidak khusyu'
4. Malas yang menjadi-jadi
5. Hati menjadi sempit / cepat marah
6. Tidak terpengaruh dengan ancaman-ancaman Allah ta'ala
7. Lalai dari dzikrullah.
8. Ketika ditimpa musibah, mereka bingung,panik,tidak bersabar,
9. Bakhil, kikir untuk berbagi.
10.Hubud dunya/cinta dunia.
11.Tidak perduli urusan umat islam
Faktor penyebab iman lemah:
1. Jauh dari lingkungan pendukung keimanan
2. Putus dari menuntut ilmu syar'i
3. Berada ditengah-tengah pelaku kemaksiatan.
4. Panjang angan-angan
5. Banyak makan minum dan bergaul.
Cara menghidupkan lentera yang meredup:
1. Tadabbur al qur'an
2. Menghidupkan dalam hati mengagungkan Allah ta'ala
3. Sering hadir ke majelis ilmu
4. Ziarah kubur
5. Bervariasi dalam beribadah/menambah amalan-amalan sunnah
6. Takut su'ul hatimah
7. Berdzikir yang banyak
8. Loyalitas pada umat islam dan berlepas diri dari orang kuffar
9. Tawaddu' , jangan sombong
10. Muhasabah / menghisab diri
11. Berkunjung ke orang-orang shalih..minimal dapat nasehat dan ilmu Beliau.
12. Berkunjung ke rumah sakit. akan menambah rasa syukur kpd Allah azza wa jalla
13.Refreshing.
14.Berdoa kepada Allah azza wa jalla
Agama itu mudah, jiwa itu butuh refreshing, hiburlah dengan hal yang mubah asal tidak berlebihan.
Mu’adz bin Jabal berkata :
"Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu,
sesungguhnya mempelajari ilmu (dengan ikhlash) karena Allah merupakan kasyyah ,
mengkajinya merupakan ibadah,
mengingatnya merupakan tasbih,
dan membahasnya merupakan jihad“
[Ibnul-Qayyim - Miftah Daaris-Sa’adah 1/131-132; Maktabah Al-Misykah]
Wallahu ta'ala a'lam.
Semoga bermanfaat.
٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̣̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇̇
Rumah yang Dimasuki Syaithan
Rumah yang Dimasuki Syaithan
1. Penghuninya melakukan perbuatan syirik.
2. Penghuninya suka memutuskan silaturrahim.
3. Penghuninya Durhaka kepada kedua orangtua.
4. Penghuninya memakan riba.
5. Penghuninya memakan harta anak yatim secara zhalim.
6. Memelihara anjing.
7. Penghuninya jauh dari dzikir dan shalawat.
8. Penghuninya suka mencaci maki orang lain, sahabat nabi dan seterusnya.
9. Ada patung makhluk hidup, manusia, atau hewan.
10. Ada musik dan alat musik didalam rumah.
11. Ada lonceng didalam rumah.
12. Ada khamr dan sejenisnya.
13. Penghuninya meratapi mayit (jenazah).
14. Rumah dijadikan tempat bermain dadu.
15. Rumah terdapat barang haram.
16. Penghuninya termasuk orang yang dilaknat (kutuk).
17. Penghuninya orang suka maksiat (fasiq).
18. Rumah berbau busuk yang menyengat.
19. Penghuninya tidak melakukan mandi junub.
20. Penghuninya orang yang boros.
21. Rumah dijadikan tempat perbuatan keji dan munkar.
22. Penghuninya melakukan dosa besar.
(Disadur dari buku Buyut La Tad Khuluha asy-Syayathin, Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-ShayimTerj Mengapa Malaikat dan Setan dirumah kita)-------๑๑•°°•๑๑-------
1. Penghuninya melakukan perbuatan syirik.
2. Penghuninya suka memutuskan silaturrahim.
3. Penghuninya Durhaka kepada kedua orangtua.
4. Penghuninya memakan riba.
5. Penghuninya memakan harta anak yatim secara zhalim.
6. Memelihara anjing.
7. Penghuninya jauh dari dzikir dan shalawat.
8. Penghuninya suka mencaci maki orang lain, sahabat nabi dan seterusnya.
9. Ada patung makhluk hidup, manusia, atau hewan.
10. Ada musik dan alat musik didalam rumah.
11. Ada lonceng didalam rumah.
12. Ada khamr dan sejenisnya.
13. Penghuninya meratapi mayit (jenazah).
14. Rumah dijadikan tempat bermain dadu.
15. Rumah terdapat barang haram.
16. Penghuninya termasuk orang yang dilaknat (kutuk).
17. Penghuninya orang suka maksiat (fasiq).
18. Rumah berbau busuk yang menyengat.
19. Penghuninya tidak melakukan mandi junub.
20. Penghuninya orang yang boros.
21. Rumah dijadikan tempat perbuatan keji dan munkar.
22. Penghuninya melakukan dosa besar.
(Disadur dari buku Buyut La Tad Khuluha asy-Syayathin, Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-ShayimTerj Mengapa Malaikat dan Setan dirumah kita)-------๑๑•°°•๑๑-------
Dunia Suami Istri
::: Dunia Suami Istri :::
Penulis: Al-Ustadz Zainal Abidin, Lc حفظه الله
Ada sepuluh dasar yang dapat membantu pasangan suami istri menyelesaikan masalah rumah tangga dan menghindari terjadinya perceraian.
1. Janganlah membayangkan kesempurnaan dari pasangan hidup;
2. Dengarkan pembicaraan pasanganmu;
3. Proporsional dalam menjalin hubungan suami istri. Akan membangun kehidupan yang bahagia;
4. Jangan biarkan harta menghancurkan kehidupan Rumah Tangga;
5. Selalu tersenyum;
6. Janganlah istri memberikan nasihat (terlalu mencampuri urusan pribadi) kepada suami kecuali sang suami memintanya;
7. Sikap terbuka dan transparan antara suami istri;
8. Jangan memberikan perasaan cemburu menghancurkan istana cinta;
9. Jangan biarkan perdebatan meruncing;
10. Tumbuhkan perasaan peka dan sensitif terhadap kejadian yang menimpa pasangan anda.
Sumber:
Buku ONE HEART
Karya Al-Ustadz Zainal Abidin, Lc -hafidzahullah-
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Penulis: Al-Ustadz Zainal Abidin, Lc حفظه الله
Ada sepuluh dasar yang dapat membantu pasangan suami istri menyelesaikan masalah rumah tangga dan menghindari terjadinya perceraian.
1. Janganlah membayangkan kesempurnaan dari pasangan hidup;
2. Dengarkan pembicaraan pasanganmu;
3. Proporsional dalam menjalin hubungan suami istri. Akan membangun kehidupan yang bahagia;
4. Jangan biarkan harta menghancurkan kehidupan Rumah Tangga;
5. Selalu tersenyum;
6. Janganlah istri memberikan nasihat (terlalu mencampuri urusan pribadi) kepada suami kecuali sang suami memintanya;
7. Sikap terbuka dan transparan antara suami istri;
8. Jangan memberikan perasaan cemburu menghancurkan istana cinta;
9. Jangan biarkan perdebatan meruncing;
10. Tumbuhkan perasaan peka dan sensitif terhadap kejadian yang menimpa pasangan anda.
Sumber:
Buku ONE HEART
Karya Al-Ustadz Zainal Abidin, Lc -hafidzahullah-
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Faedah ta'lim dari Syeikh Ali bin Hasan Alhalabi hafidzahullahu ta'ala
Dari أُسْتَاذُ Ahmad Zainuddin bass fm:
Bismillah, ada beberapa faedah yang bisa ana ambil dari Syeikh Ali bin Hasan Alhalabi hafidzahullahu ta'ala yaitu; terjun ke kancah politik bagaikan berjalan di sebuah tempat yang penuh dengan ranjau, perlu sangat berhati hati, kalau tidak, maka akan terjebak. Jika kalian ikut memihak salah satu dari capres, maka kalian akan mendapatkan resiko baik negativ atau positiv, jika kalian tidak bersuara maka akan nyaman bersama keduanya. Jika menurut anggapan kalian ikut memilih adalah darurat dan benar, maka pilihlah yang paling sedikit bahayanya, jika kalian beda pendapat dalam masalah ini, maka perkara ini adalah ijtihadiyah fiqhiyah, jagalah persaudaraan, persatuan, kasih sayang dan lemah lembut sesama ahlissunnah, semoga Allah membimbing kalian pada kebenaran. Aamiin, Jakarta 22 Juni 2014 (Ahmad Zainuddin Bassfm Salatiga)
♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇
Bismillah, ada beberapa faedah yang bisa ana ambil dari Syeikh Ali bin Hasan Alhalabi hafidzahullahu ta'ala yaitu; terjun ke kancah politik bagaikan berjalan di sebuah tempat yang penuh dengan ranjau, perlu sangat berhati hati, kalau tidak, maka akan terjebak. Jika kalian ikut memihak salah satu dari capres, maka kalian akan mendapatkan resiko baik negativ atau positiv, jika kalian tidak bersuara maka akan nyaman bersama keduanya. Jika menurut anggapan kalian ikut memilih adalah darurat dan benar, maka pilihlah yang paling sedikit bahayanya, jika kalian beda pendapat dalam masalah ini, maka perkara ini adalah ijtihadiyah fiqhiyah, jagalah persaudaraan, persatuan, kasih sayang dan lemah lembut sesama ahlissunnah, semoga Allah membimbing kalian pada kebenaran. Aamiin, Jakarta 22 Juni 2014 (Ahmad Zainuddin Bassfm Salatiga)
♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇♠̣̣̇̇
Ramadhan Bulan Penuh Keberkahan
Ramadhan Bulan Penuh Keberkahan
Wahai saudara-saudariku...
Semoga ALLAH senantiasa menyatukan hati-hati kita semua untuk mencintai-Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah...
Saudaraku..
Tampak jelas bagi kita semua tentang kebesaran, kemuliaan serta keberkahan bulan Ramadhan dan begitu besarnya ganjaran serta kebaikan didalamnya yang akan diperoleh oleh orang yang sungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya.
Saudara-saudariku...
Besar dan tidaknya ganjaran yang akan diperoleh oleh manusia tergantung sesuai dengan jauh atau tidaknya pelaksanaannya dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam!
Artinya, makin banyak pemahaman antum dan antunna tentang puasa, insyaa ALLAH makin banyak kita akan memperoleh keutamaan dan ganjarannya.
Sebagaimana Nabi bersabda:
Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak memperoleh apa-apa dari puasanya itu, kecuali lapar dan haus.
Untuk itu wahai saudara-saudariku...
Merupakan suatu keharusan bagimu untuk mengetahui "SIFAT PUASA NABI", yang berkaitan dengan kewajiban, pembatal-pembatal, rukun, adab, perkara yang diperbolehkan, amal-amal yang dianjurkan di bulan tersebut beserta tata cara pelaksanannya, dan doa-doa yang terkait dengannya.
Carilah kajian-kajian yang membahas ilmu tersebut!
Ingat wahai saudaraku,
jangan engkau sia-siakan bulan Ramadhan ini lewat begitu saja dalam kehidupanmu...sungguh-sungguhlah dalam mengerjakannya dan jadikanlah Ramadhan tahun ini seolah-olah Ramadhan yang terakhir bagi dirimu yang mana belum tentu engkau dapat menjumpai Ramadhan pada tahun berikutnya.
Untukmu wahai pelaku ma'siyat, jauhkanlah dirimu dari perbuatan ma'siyat di bulan tersebut, yang dengan sebabnya mudah-mudahan dirimu akan terbiasa dalam meninggalkan ma'siyat di hari-hari selanjutnya.
Semoga risalah yang singkat ini memberikan dorongan kepada kita, untuk mencari majelis-majelis ilmu yang membahas ilmu yang kita sangat butuhkan saat ini.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
25 Sya'ban 1435H / 23 Juni 2014
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Wahai saudara-saudariku...
Semoga ALLAH senantiasa menyatukan hati-hati kita semua untuk mencintai-Nya dan mengikuti sunnah Rasulullah...
Saudaraku..
Tampak jelas bagi kita semua tentang kebesaran, kemuliaan serta keberkahan bulan Ramadhan dan begitu besarnya ganjaran serta kebaikan didalamnya yang akan diperoleh oleh orang yang sungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya.
Saudara-saudariku...
Besar dan tidaknya ganjaran yang akan diperoleh oleh manusia tergantung sesuai dengan jauh atau tidaknya pelaksanaannya dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam!
Artinya, makin banyak pemahaman antum dan antunna tentang puasa, insyaa ALLAH makin banyak kita akan memperoleh keutamaan dan ganjarannya.
Sebagaimana Nabi bersabda:
Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak memperoleh apa-apa dari puasanya itu, kecuali lapar dan haus.
Untuk itu wahai saudara-saudariku...
Merupakan suatu keharusan bagimu untuk mengetahui "SIFAT PUASA NABI", yang berkaitan dengan kewajiban, pembatal-pembatal, rukun, adab, perkara yang diperbolehkan, amal-amal yang dianjurkan di bulan tersebut beserta tata cara pelaksanannya, dan doa-doa yang terkait dengannya.
Carilah kajian-kajian yang membahas ilmu tersebut!
Ingat wahai saudaraku,
jangan engkau sia-siakan bulan Ramadhan ini lewat begitu saja dalam kehidupanmu...sungguh-sungguhlah dalam mengerjakannya dan jadikanlah Ramadhan tahun ini seolah-olah Ramadhan yang terakhir bagi dirimu yang mana belum tentu engkau dapat menjumpai Ramadhan pada tahun berikutnya.
Untukmu wahai pelaku ma'siyat, jauhkanlah dirimu dari perbuatan ma'siyat di bulan tersebut, yang dengan sebabnya mudah-mudahan dirimu akan terbiasa dalam meninggalkan ma'siyat di hari-hari selanjutnya.
Semoga risalah yang singkat ini memberikan dorongan kepada kita, untuk mencari majelis-majelis ilmu yang membahas ilmu yang kita sangat butuhkan saat ini.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Ahmad Ferry Nasution/Abu Urwah - حفظه الله تعالى
(Mahad Ummahatul Mu'minin-Tangerang)
25 Sya'ban 1435H / 23 Juni 2014
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Selasa, 13 Mei 2014
Bertambah Baik Kualitas Ibadah Seiring Bertambahnya Ilmu Agama
Bertambah Baik Kualitas
Ibadah Seiring Bertambahnya Ilmu Agama
Ketahuilah wahai saudaraku bahwa yang menjadi tujuan kita
bukanlah sekedar banyaknya ilmu akan tetapi kualitas amalnya.
Karena seharusnya semakin bertambah ilmu agama semakin
bertambah baik kualitas
ibadahnya kepada Allah yang didorong rasa takut kepada Nya
dengan rasa takut yang tidak membuat putus asa.
Anas Bin Malik berkata,
“Rasulullah pernah
menyampaikan khutbah kepada kami dengan satu khutbah yang
belum pernah aku dengar sama sekali, nabi berkata (di dalam
khutbah tersebut): “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (berupa kengerian akherat, indahnya surga dan
menakutkannya neraka) pasti kalian sedikit tertawa dan banyak menangis.”
Anas berkata:
“Para sahabat
Rasulullah ketika itu langsung menundukkan wajah-wajah mereka dan mereka menangis
terisak-isak.”
(HR. Bukhari Muslim, riyadhus shalihin no.
401)
Syaikh Salim Al Hilaly
berkata:
“Seorang mu’min setiap
kali bertambah ilmunya tentang kebesaran dan keagungan Allah serta kemuliaan Nya bertambah pula rasa takutnya terhadap
siksa-Nya, sebagaimana pula bertambah ambisinya terhadap
pahala dari Allah Ta’ala, lalu dia meninggalkan maksiat dan
memperbanyak ketaatan”
Beliau juga berkata: “Diantara sifat seorang mu’min adalah takut dan hormat kepada Allah,
akan tetapi tidak sampai putus asa dan menyerah dari kasih sayang Allah.” (Bahjatun Nazhirin
(1/343-347))
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc ~ حفظه الله تعال
°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°.•°•..•°•.•°•.•°•
Ibadah Seiring Bertambahnya Ilmu Agama
Ketahuilah wahai saudaraku bahwa yang menjadi tujuan kita
bukanlah sekedar banyaknya ilmu akan tetapi kualitas amalnya.
Karena seharusnya semakin bertambah ilmu agama semakin
bertambah baik kualitas
ibadahnya kepada Allah yang didorong rasa takut kepada Nya
dengan rasa takut yang tidak membuat putus asa.
Anas Bin Malik berkata,
“Rasulullah pernah
menyampaikan khutbah kepada kami dengan satu khutbah yang
belum pernah aku dengar sama sekali, nabi berkata (di dalam
khutbah tersebut): “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (berupa kengerian akherat, indahnya surga dan
menakutkannya neraka) pasti kalian sedikit tertawa dan banyak menangis.”
Anas berkata:
“Para sahabat
Rasulullah ketika itu langsung menundukkan wajah-wajah mereka dan mereka menangis
terisak-isak.”
(HR. Bukhari Muslim, riyadhus shalihin no.
401)
Syaikh Salim Al Hilaly
berkata:
“Seorang mu’min setiap
kali bertambah ilmunya tentang kebesaran dan keagungan Allah serta kemuliaan Nya bertambah pula rasa takutnya terhadap
siksa-Nya, sebagaimana pula bertambah ambisinya terhadap
pahala dari Allah Ta’ala, lalu dia meninggalkan maksiat dan
memperbanyak ketaatan”
Beliau juga berkata: “Diantara sifat seorang mu’min adalah takut dan hormat kepada Allah,
akan tetapi tidak sampai putus asa dan menyerah dari kasih sayang Allah.” (Bahjatun Nazhirin
(1/343-347))
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc ~ حفظه الله تعال
°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°.•°•..•°•.•°•.•°•
Islam Anti Politik, Benarkah ? (Klarifikasi)
Islam Anti Politik, Benarkah ? (Klarifikasi)
Oleh: أُسْتَاذُ DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Akhir-akhir ini dengan sengaja saya sering mengangkat masalah-masalah yang berbau politik, dan black campaign (kampanye hitam) terhadap salah seorang capres di halaman facebook saya.
Beragam komentar dan sikap yang bermunculan melihat dan membaca status status saya. Ada yang berhusnuzzan, ada yang menerima dan ada pula yang bersuuzzon dan bahkan memaki. Banyak pengunjung halaman saya yang mendesak agar saya membuat klarifikasi, ada pula yang melontarkan sanggahan, dan ada pula yang beranggapan bahwa halaman saya telah dihack oleh dedemit maya.
Berbagai sikap dan tanggapan itu saya anggap wajar, karena itu adalah bagian dari dinamika kehidupan dunia, pro dan kontra. Dahulu sebagian orang bijak berpetuah:
رضا الناس غاية لا تدرك
“Kepuasan semua orang adalah satu cita-cita yang mustahil dapat anda gapai.”
Sengaja saya memilih untuk diam, dan menunggu waktu yang tepat untuk memberi klarifikasi dan penjelasan masalah ini, dengan mempertimbangkan beberapa alasan berikut:
1. Kebanyakan orang terbiasa untuk menolak atau mengkritisi atau paling kurang mewaspadai hal-hal baru, walau pada akhirnya terbukti bahwa hal tersebut benar dan baik. Dengan menunda, saya bertujuan meminimalisasi debat kusir dengan orang-orang yang kurang berkompeten, atau orang-orang yang asal berkomentar tanpa pikir panjang. Saya juga bertujuan agar sebagian dari saudara saya yang pro atau kontra kembali mempelajari masalah ini lebih mendalam, dengan demikian semakin banyak dari saudara kita yang memahami masalah ini secara komprehensif.
وكم من عائب قولا صحيحا …….. وآفاته الفهم السقيم
“Betapa banyak orang yang mencela satu ucapan yang benar dan terbukti latar belakangnya adalah kesalah pahamannya sendiri.”
2. Memberi ruang kepada berbagai pihak yang pro dan kontra untuk saling berdiskusi, sehingga nuansa keilmuan menggeliat.
3. Adanya satu kondisi beragama yang kurang sehat yang menyelimuti sebagian kita. Secara perlahan namun pasti, kondisi ini telah melahirkan sikap kultus kepada sebagian figur. Sehingga sebagian kita terbelenggu dengan beberapa ungkapan ceroboh sebagian figur, tanpa ada kesiapan untuk mengkaji ulang apalagi menerima perbedaan.
Dengan menunda klarifikasi, saya ingin memberi ruang kepada saudara saudara kita yang terlanjur terbelenggu dengan kultus untuk sedikit berpikir dan menerima kenyataan bahwa setiap manusia, sampaipun seorang ustadz senior juga dapat salah atau paling kurang salah paham demikian juga halnya dengan selain mereka .
Terlebih kita semua telah mengetahui bahwa dalam masalah ini para ulama’ telah berfatwa, dan pada kenyataannya terjadi perbedaan pendapat. Masing-masing ulama’ dalam fatwanya mengutarakan dalil dan alasannya. Dan sudah barang tentu setiap ulama’ berusaha menyuguhkan fatwanya semaksimal mungkin agar nampak sisi kekuatan fatwanya.
Namun demikian, di tengah-tengah kita bermunculan sikap-sikap yang beraneka ragam dalam menyikapi perbedaan ini, seakan masalah ini adalah masalah yang disepakati.
Dahulu Qatadah As Sadusi berkata:
مَن لم يعرف الاختلاف لم يشم رائحة الفقه بأنفه
“Orang yang belum kuasa memahami perselisihan pendapat, maka itu indikasi bahwa ia belum mampu mencium aroma ilmu fiqih.”
4. Melatih diri sendiri untuk dapat lebih bijak ketika berhadapan dengan umpatan orang yang benci dan hujatan orang yang berbeda sikap atau pendapat. Kesiapan mental untuk menghadapi kondisi semacam ini sangat penting bagi seorang juru dakwah, karena makian dan umpatan pasti akan terjadi, bisa banyak dan juga bisa sedikit. Allah Ta’ala berfirman:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ)
“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al Maidah 54)
Saudaraku! Menurut hemat saya, sebenarnya sangat naif bila orang sekelas saya membicarakan masalah ini, terlebih kita semua telah mengetahui bahwa para ulama’ yang berkompeten telah berfatwa sebagaimana yang telah saya unggah pada beberapa waktu lalu.
Namun demikian, saya terpaksa menulis klarifikasi ini agar saudara sekalian memahami alasan dan harapan saya dari status status saya di facebook akhir-akhir ini. Dan untuk memudahkan, maka alasan-alasan tersebut saya rangkumkan pada beberapa poin berikut:
1. Alasan pertama: Setiap kaum biasanya memiliki generasi penerus. (لكل قوم وارث)
Dalam lembaran sejarah bangsa kita, tercatat satu ide gagasan buruk yang atas izin dan karunia Allah menemui kegagalan. Ide itu ialah ide mengawinkan paksa antara Nasionalisme, komunisme dan agama.
Sejatinya antara nasionalisme dan agama sangat mungkin untuk disandingkan tanpa ada masalah berarti yang perlu dikawatirkan. Masalah besar justru datang dari unsur komunisme yang pada dasarnya bersebrangan dengan unsur agama, bak timur dan barat, sehingga mustahil dapat disandingkan apalagi disatukan.
Walaupun ide ini menemui kegagalan, namun tetap saja tidak dapat dihapuskan dari lembaran sejarah. Sangat dimungkinkan pengagum ide ini secara perlahan dan bertahap berusaha untuk mencoba ulang menyuarakan atau menyuguhkannya ke masyarakat, tentunya dengan baju dan kemasan baru.
Dalam pepatah arab dinyatakan :
(لكل قوم وارث)
Setiap kaum itu pastilah memiliki generasi penerus.
Kekawatiran ini saya rasa sangat wajar, mengingat paham komunis hingga saat ini masih eksis dan bahkan masih secara resmi menjadi landasan beberapa negara besar. Sudah barang tentu mereka berkepentingan untuk menyebarkan paham mereka ke negara-negara lain.
2- Alasan Kedua: Tidak ingin terperosok dua atau bahkan tiga kali pada satu lubang yang sama.
Masa lalu adalah cermin dan bekal bagi kita untuk menghadapi hari esok. Sengsara dan merugi orang yang mengabaikan masa lalunya dan menutup mata dari segala pelajaran penting dalam sejarah hidupnya. Karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Orang yang beriman tidak pantas untuk tersengat sebanyak dua kali di satu lubang.”
(Muttafaqun ‘alaih)
Dalam sejarah perjalanan negri ini, telah berlalu beberapa pemimpin, ada dari kalangan militer dan ada dari kalangan sipil. Namun demikian, sepatutnya kita semua cerdik, sehingga mampu menimbang sisi kebaikan dan keburukan setiap pemimpin yang telah berlalu.
Sebagaimana berbagai pergolakan yang berdampak pada hilangnya stabilitas ekonomi, keamanan, sosial dan lainnya juga pernah menodai lembaran sejarah negri ini. Penjarahan kekayaaan dan sumber daya alam negri ini juga terus berlangsung, hutan digunduli, aset-aset negara dikuras bahkan dijual dengan murah kepada asing, moral bangsa kita dihancurkan melalui berbagai program kemaksiatan, semisal “goyang ngebor” dan lainnya. Politikus-politikus hitam selalu gigih menghadang setiap program yang berbau islam, dan masih banyak lagi.
Akankah, semua sejarah kelam dan pilu di atas belalu begitu saja tanpa ada pelajaran yang dapat kita petik, sehingga tidak terulang kembali di hari esok?
3. Alasan Ketiga: Harimau Ompong Dan Bisu.
Diantara fakta yang sepatutnya kita cermati dari kehidupan negara kita ialah fenomena “harimau ompong dan bisu”. Negara kita dikondisikan agar menjadi negara yang tidak dapat bersuara karena semua media diswastakan dan sahamnya diperjual-belikan dengan bebas sehingga siapapun dapat dapat diatur oleh siapapun yang berduit. Dengan demikian, media –media yang ada bukan lagi menjadi partner pemerintah dalam membangun masyarakat, namun kini hobinya mengkambing hitamkan pemerintah. Sisi sisi positif pemerintah selalu diabaikan sedangkan keburukan bahkan “baru diduga sebagai keburukan” telah menjadi berita yang disuguhkan kepada semua masyarakat. Akibatnya masarakat resah dan selalu resah oleh media-media komersial tersebut.
Sebagaimana, pemerintah kita dijauhkan dari militer, yang merupakan simbol kekuatan suatu pemerintah. Propaganda demi propaganda terus disuarakan bahwa militer adalah satu bagian yang terpisah dari dunia politik, terutama dalam negri.
Sobat, saya tidak ingin berdebat kusir dengan anda masalah ini, namun izinkan saya membuat satu ilustrasi sederhana: bila dalam rumah tangga anda, istri dan anak anda tidak lagi segan kepada anda, karena tidak ada yang ditakuti, mereka punya penghasilan sendiri dan anda dalam kondisi lemah karena sakit-sakitan, akankah anda mampu menguasai mereka? Ataukah anda yang akan dikuasai dan diatur atur oleh mereka?
Di sisi lain, industri strategis kita diupayakan untuk dihancurkan agar negara kita senantiasa bergantung dan bahkan mengemis kepada negara negara kafir barat, sehingga bisa ditekan dan didekte.
Kondisi negri kita benar-benar sedang diupayakan untuk menjadi “harimau ompong dan bisu”, tidak punya taring dan kuku bahkan tidak lagi bisa mengaum, sehingga tidak ada yang perlu ditakuti atau disegani.
Dalam islam, satu pemerintahan yang bagus pastilah pemerintahan yang mampu mengendalikan rakyatnya dan juga disegani oleh rakyatnya. Karena anda pasti menyadari bahwa tidak semua rakyat baik, betapa banyak dari rakyat yang berniat buruk dan bahkan telah menjadi bagian dari mata rantai pengkhianat. Karena itu bila pemerintah tidak disegani karena lemah bak “ngidak tembelek ora penyek” maka kelompok masyarakat yang buruk ini pasti dengan leluasa melancarkan keinginannya, premanisme merajalela, perampokan dan pembunuhan pun menjamur.
Dahulu Khalifah Umar bin Al Khatthab menegaskan;
لما يزع الله بالسلطان أعظم مما يزع بالقرآن
“Sungguh orang-orang yang Allah halangi dari berbuat dosa berkat peran pemerintah lebih banyak dibanding yang terhalangi dari berbuat dosa karena sadar setelah membaca Al Qur’an.” (Tarikh Baghdad 4/107)
Fakta membuktikan kebenaran pernyataan khalifah Umar bin Al Khatthab di atas, betapa banyak orang yang takut berbuat buruk karena kawatir ketahuan oleh pemerintah. Sedangkan orang benar-benar sadar dan dilandasi oleh keimanan untuk tidak berbuat buruk sangatlah sedikit. Karena itu terlalu banyak orang yang tidak berbuat maksiat karena faktor belum ada peluang bukan karena takut kepada Allah Azza wa jalla.
Fakta ini menuntut adanya pemimpin yang tegas, kuat dan berwibawa, sehingga dapat membawa kita ke jalan kebaikan dan menjauhkan kita semua dari jalan kehancuran.
4) Alasan keempat. : Sekte-sekte sesat telah merapatkan barisan.
Perkembangan dakwah di negri kita begitu memprihatinkan, berbagai sekte sesat dengan leluasa mengajarkan kesesatannya. Bahkan dalam berbagai kesempatan melakukan tindakan anarkis, semisal yang dilakukan oleh sekte sekte syi’ah di Sampang, Jember, dan lainnya. Dan telah diketahui bersama kemanakah sekte sekte sesat tersebut berlabuh? Mereka mendukung dan masuk ke dalam barisan salah satu kubu yang saat ini akan bertarung memperebutkan kursi pemimpin negri kita tercinta ini.
Kondisi ini tentu memprihatinkan setiap muslim yang sayang kepada agama dan masa depan ummatnya.
Karena itu, menjadi tanggung jaab kita bersama untuk mencegah langkah sekte-sekte sesat tersebut, dengan mendukung calon yang menjadi kompetitor mereka. Walaupun sepenuhnya saya menyadari bahwa memberikan dukungan kepada calon yang lain juga belum tentu jaminan bahwa pemimpin yang terpilih akan berpihak sepenuhnya kepada Islam dan ummat Islam.
Keyakinan saya, walaupun tidak beruntung namun saya juga tidak ingin merugi. Walau belum tentu kegiatan dakwah islam akan didukung oleh calon yang lain, namun paling kurang kita menggagalkan calon pemimpin yang dibelakangnya berdiri musuh-musuh Islam yang selama ini terbukti mengganggu dan menghadang setiap program yang berbau islam. Semboyan saya: walau tidak untung atau tidak menang namun kita tidak merugi atau tidak kalah.
Ini salah satu pelajaran penting yang saya dapatkan dari kegembiraan Nabi shallallahu alaihi wa sallam atas kemenangan bangsa Romawi yang nota bene sebagai penganut agama samawi melawan bangsa Persia yang nota bene penyembah api. Kisah kemenangan bangsa Romawi para penganut agama samawi atas bangsa Persia penyembah api diabadikan dalam surat Ar Rum.
Pada kisah peperangan kedua negara adi daya ini, walaupun Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak secara langsung mendapatkan keuntungan namun beliau mendapatkan satu kebanggaan bahwa ummat beragama samawi dimenangkan atas ummat yang tidak beragama.
Demikian pula saya pada masalah ini, lebih berbahagia bila pemimpin yang lebih dekat dan juga berkoalisi dengan kelompok yang beragama islam memenangkan kompetisi dan menjadi pemimpin negri ini dibanding pemimpin yang jauh dari agama dan bersahabat dan didukung oleh orang-orang yang jauh dari agama.
Walaupun pada kenyataannya, kita menyaksikan bahwa partai partai islam kini merapatkan barisan bersama calon pemimpin yang lain.
Semoga klarifikasi sederhana ini dapat bermanfaat dan dimaklumi adanya, dan pada akhirnya saya mohon maaf atas segala hal yang kurang berkenan di hati saudaraku semua. Semoga Allah memilihkan pemimpin yang terbaik untuk negri kita tercinta. Amiin.
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
Oleh: أُسْتَاذُ DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Akhir-akhir ini dengan sengaja saya sering mengangkat masalah-masalah yang berbau politik, dan black campaign (kampanye hitam) terhadap salah seorang capres di halaman facebook saya.
Beragam komentar dan sikap yang bermunculan melihat dan membaca status status saya. Ada yang berhusnuzzan, ada yang menerima dan ada pula yang bersuuzzon dan bahkan memaki. Banyak pengunjung halaman saya yang mendesak agar saya membuat klarifikasi, ada pula yang melontarkan sanggahan, dan ada pula yang beranggapan bahwa halaman saya telah dihack oleh dedemit maya.
Berbagai sikap dan tanggapan itu saya anggap wajar, karena itu adalah bagian dari dinamika kehidupan dunia, pro dan kontra. Dahulu sebagian orang bijak berpetuah:
رضا الناس غاية لا تدرك
“Kepuasan semua orang adalah satu cita-cita yang mustahil dapat anda gapai.”
Sengaja saya memilih untuk diam, dan menunggu waktu yang tepat untuk memberi klarifikasi dan penjelasan masalah ini, dengan mempertimbangkan beberapa alasan berikut:
1. Kebanyakan orang terbiasa untuk menolak atau mengkritisi atau paling kurang mewaspadai hal-hal baru, walau pada akhirnya terbukti bahwa hal tersebut benar dan baik. Dengan menunda, saya bertujuan meminimalisasi debat kusir dengan orang-orang yang kurang berkompeten, atau orang-orang yang asal berkomentar tanpa pikir panjang. Saya juga bertujuan agar sebagian dari saudara saya yang pro atau kontra kembali mempelajari masalah ini lebih mendalam, dengan demikian semakin banyak dari saudara kita yang memahami masalah ini secara komprehensif.
وكم من عائب قولا صحيحا …….. وآفاته الفهم السقيم
“Betapa banyak orang yang mencela satu ucapan yang benar dan terbukti latar belakangnya adalah kesalah pahamannya sendiri.”
2. Memberi ruang kepada berbagai pihak yang pro dan kontra untuk saling berdiskusi, sehingga nuansa keilmuan menggeliat.
3. Adanya satu kondisi beragama yang kurang sehat yang menyelimuti sebagian kita. Secara perlahan namun pasti, kondisi ini telah melahirkan sikap kultus kepada sebagian figur. Sehingga sebagian kita terbelenggu dengan beberapa ungkapan ceroboh sebagian figur, tanpa ada kesiapan untuk mengkaji ulang apalagi menerima perbedaan.
Dengan menunda klarifikasi, saya ingin memberi ruang kepada saudara saudara kita yang terlanjur terbelenggu dengan kultus untuk sedikit berpikir dan menerima kenyataan bahwa setiap manusia, sampaipun seorang ustadz senior juga dapat salah atau paling kurang salah paham demikian juga halnya dengan selain mereka .
Terlebih kita semua telah mengetahui bahwa dalam masalah ini para ulama’ telah berfatwa, dan pada kenyataannya terjadi perbedaan pendapat. Masing-masing ulama’ dalam fatwanya mengutarakan dalil dan alasannya. Dan sudah barang tentu setiap ulama’ berusaha menyuguhkan fatwanya semaksimal mungkin agar nampak sisi kekuatan fatwanya.
Namun demikian, di tengah-tengah kita bermunculan sikap-sikap yang beraneka ragam dalam menyikapi perbedaan ini, seakan masalah ini adalah masalah yang disepakati.
Dahulu Qatadah As Sadusi berkata:
مَن لم يعرف الاختلاف لم يشم رائحة الفقه بأنفه
“Orang yang belum kuasa memahami perselisihan pendapat, maka itu indikasi bahwa ia belum mampu mencium aroma ilmu fiqih.”
4. Melatih diri sendiri untuk dapat lebih bijak ketika berhadapan dengan umpatan orang yang benci dan hujatan orang yang berbeda sikap atau pendapat. Kesiapan mental untuk menghadapi kondisi semacam ini sangat penting bagi seorang juru dakwah, karena makian dan umpatan pasti akan terjadi, bisa banyak dan juga bisa sedikit. Allah Ta’ala berfirman:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ)
“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al Maidah 54)
Saudaraku! Menurut hemat saya, sebenarnya sangat naif bila orang sekelas saya membicarakan masalah ini, terlebih kita semua telah mengetahui bahwa para ulama’ yang berkompeten telah berfatwa sebagaimana yang telah saya unggah pada beberapa waktu lalu.
Namun demikian, saya terpaksa menulis klarifikasi ini agar saudara sekalian memahami alasan dan harapan saya dari status status saya di facebook akhir-akhir ini. Dan untuk memudahkan, maka alasan-alasan tersebut saya rangkumkan pada beberapa poin berikut:
1. Alasan pertama: Setiap kaum biasanya memiliki generasi penerus. (لكل قوم وارث)
Dalam lembaran sejarah bangsa kita, tercatat satu ide gagasan buruk yang atas izin dan karunia Allah menemui kegagalan. Ide itu ialah ide mengawinkan paksa antara Nasionalisme, komunisme dan agama.
Sejatinya antara nasionalisme dan agama sangat mungkin untuk disandingkan tanpa ada masalah berarti yang perlu dikawatirkan. Masalah besar justru datang dari unsur komunisme yang pada dasarnya bersebrangan dengan unsur agama, bak timur dan barat, sehingga mustahil dapat disandingkan apalagi disatukan.
Walaupun ide ini menemui kegagalan, namun tetap saja tidak dapat dihapuskan dari lembaran sejarah. Sangat dimungkinkan pengagum ide ini secara perlahan dan bertahap berusaha untuk mencoba ulang menyuarakan atau menyuguhkannya ke masyarakat, tentunya dengan baju dan kemasan baru.
Dalam pepatah arab dinyatakan :
(لكل قوم وارث)
Setiap kaum itu pastilah memiliki generasi penerus.
Kekawatiran ini saya rasa sangat wajar, mengingat paham komunis hingga saat ini masih eksis dan bahkan masih secara resmi menjadi landasan beberapa negara besar. Sudah barang tentu mereka berkepentingan untuk menyebarkan paham mereka ke negara-negara lain.
2- Alasan Kedua: Tidak ingin terperosok dua atau bahkan tiga kali pada satu lubang yang sama.
Masa lalu adalah cermin dan bekal bagi kita untuk menghadapi hari esok. Sengsara dan merugi orang yang mengabaikan masa lalunya dan menutup mata dari segala pelajaran penting dalam sejarah hidupnya. Karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Orang yang beriman tidak pantas untuk tersengat sebanyak dua kali di satu lubang.”
(Muttafaqun ‘alaih)
Dalam sejarah perjalanan negri ini, telah berlalu beberapa pemimpin, ada dari kalangan militer dan ada dari kalangan sipil. Namun demikian, sepatutnya kita semua cerdik, sehingga mampu menimbang sisi kebaikan dan keburukan setiap pemimpin yang telah berlalu.
Sebagaimana berbagai pergolakan yang berdampak pada hilangnya stabilitas ekonomi, keamanan, sosial dan lainnya juga pernah menodai lembaran sejarah negri ini. Penjarahan kekayaaan dan sumber daya alam negri ini juga terus berlangsung, hutan digunduli, aset-aset negara dikuras bahkan dijual dengan murah kepada asing, moral bangsa kita dihancurkan melalui berbagai program kemaksiatan, semisal “goyang ngebor” dan lainnya. Politikus-politikus hitam selalu gigih menghadang setiap program yang berbau islam, dan masih banyak lagi.
Akankah, semua sejarah kelam dan pilu di atas belalu begitu saja tanpa ada pelajaran yang dapat kita petik, sehingga tidak terulang kembali di hari esok?
3. Alasan Ketiga: Harimau Ompong Dan Bisu.
Diantara fakta yang sepatutnya kita cermati dari kehidupan negara kita ialah fenomena “harimau ompong dan bisu”. Negara kita dikondisikan agar menjadi negara yang tidak dapat bersuara karena semua media diswastakan dan sahamnya diperjual-belikan dengan bebas sehingga siapapun dapat dapat diatur oleh siapapun yang berduit. Dengan demikian, media –media yang ada bukan lagi menjadi partner pemerintah dalam membangun masyarakat, namun kini hobinya mengkambing hitamkan pemerintah. Sisi sisi positif pemerintah selalu diabaikan sedangkan keburukan bahkan “baru diduga sebagai keburukan” telah menjadi berita yang disuguhkan kepada semua masyarakat. Akibatnya masarakat resah dan selalu resah oleh media-media komersial tersebut.
Sebagaimana, pemerintah kita dijauhkan dari militer, yang merupakan simbol kekuatan suatu pemerintah. Propaganda demi propaganda terus disuarakan bahwa militer adalah satu bagian yang terpisah dari dunia politik, terutama dalam negri.
Sobat, saya tidak ingin berdebat kusir dengan anda masalah ini, namun izinkan saya membuat satu ilustrasi sederhana: bila dalam rumah tangga anda, istri dan anak anda tidak lagi segan kepada anda, karena tidak ada yang ditakuti, mereka punya penghasilan sendiri dan anda dalam kondisi lemah karena sakit-sakitan, akankah anda mampu menguasai mereka? Ataukah anda yang akan dikuasai dan diatur atur oleh mereka?
Di sisi lain, industri strategis kita diupayakan untuk dihancurkan agar negara kita senantiasa bergantung dan bahkan mengemis kepada negara negara kafir barat, sehingga bisa ditekan dan didekte.
Kondisi negri kita benar-benar sedang diupayakan untuk menjadi “harimau ompong dan bisu”, tidak punya taring dan kuku bahkan tidak lagi bisa mengaum, sehingga tidak ada yang perlu ditakuti atau disegani.
Dalam islam, satu pemerintahan yang bagus pastilah pemerintahan yang mampu mengendalikan rakyatnya dan juga disegani oleh rakyatnya. Karena anda pasti menyadari bahwa tidak semua rakyat baik, betapa banyak dari rakyat yang berniat buruk dan bahkan telah menjadi bagian dari mata rantai pengkhianat. Karena itu bila pemerintah tidak disegani karena lemah bak “ngidak tembelek ora penyek” maka kelompok masyarakat yang buruk ini pasti dengan leluasa melancarkan keinginannya, premanisme merajalela, perampokan dan pembunuhan pun menjamur.
Dahulu Khalifah Umar bin Al Khatthab menegaskan;
لما يزع الله بالسلطان أعظم مما يزع بالقرآن
“Sungguh orang-orang yang Allah halangi dari berbuat dosa berkat peran pemerintah lebih banyak dibanding yang terhalangi dari berbuat dosa karena sadar setelah membaca Al Qur’an.” (Tarikh Baghdad 4/107)
Fakta membuktikan kebenaran pernyataan khalifah Umar bin Al Khatthab di atas, betapa banyak orang yang takut berbuat buruk karena kawatir ketahuan oleh pemerintah. Sedangkan orang benar-benar sadar dan dilandasi oleh keimanan untuk tidak berbuat buruk sangatlah sedikit. Karena itu terlalu banyak orang yang tidak berbuat maksiat karena faktor belum ada peluang bukan karena takut kepada Allah Azza wa jalla.
Fakta ini menuntut adanya pemimpin yang tegas, kuat dan berwibawa, sehingga dapat membawa kita ke jalan kebaikan dan menjauhkan kita semua dari jalan kehancuran.
4) Alasan keempat. : Sekte-sekte sesat telah merapatkan barisan.
Perkembangan dakwah di negri kita begitu memprihatinkan, berbagai sekte sesat dengan leluasa mengajarkan kesesatannya. Bahkan dalam berbagai kesempatan melakukan tindakan anarkis, semisal yang dilakukan oleh sekte sekte syi’ah di Sampang, Jember, dan lainnya. Dan telah diketahui bersama kemanakah sekte sekte sesat tersebut berlabuh? Mereka mendukung dan masuk ke dalam barisan salah satu kubu yang saat ini akan bertarung memperebutkan kursi pemimpin negri kita tercinta ini.
Kondisi ini tentu memprihatinkan setiap muslim yang sayang kepada agama dan masa depan ummatnya.
Karena itu, menjadi tanggung jaab kita bersama untuk mencegah langkah sekte-sekte sesat tersebut, dengan mendukung calon yang menjadi kompetitor mereka. Walaupun sepenuhnya saya menyadari bahwa memberikan dukungan kepada calon yang lain juga belum tentu jaminan bahwa pemimpin yang terpilih akan berpihak sepenuhnya kepada Islam dan ummat Islam.
Keyakinan saya, walaupun tidak beruntung namun saya juga tidak ingin merugi. Walau belum tentu kegiatan dakwah islam akan didukung oleh calon yang lain, namun paling kurang kita menggagalkan calon pemimpin yang dibelakangnya berdiri musuh-musuh Islam yang selama ini terbukti mengganggu dan menghadang setiap program yang berbau islam. Semboyan saya: walau tidak untung atau tidak menang namun kita tidak merugi atau tidak kalah.
Ini salah satu pelajaran penting yang saya dapatkan dari kegembiraan Nabi shallallahu alaihi wa sallam atas kemenangan bangsa Romawi yang nota bene sebagai penganut agama samawi melawan bangsa Persia yang nota bene penyembah api. Kisah kemenangan bangsa Romawi para penganut agama samawi atas bangsa Persia penyembah api diabadikan dalam surat Ar Rum.
Pada kisah peperangan kedua negara adi daya ini, walaupun Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak secara langsung mendapatkan keuntungan namun beliau mendapatkan satu kebanggaan bahwa ummat beragama samawi dimenangkan atas ummat yang tidak beragama.
Demikian pula saya pada masalah ini, lebih berbahagia bila pemimpin yang lebih dekat dan juga berkoalisi dengan kelompok yang beragama islam memenangkan kompetisi dan menjadi pemimpin negri ini dibanding pemimpin yang jauh dari agama dan bersahabat dan didukung oleh orang-orang yang jauh dari agama.
Walaupun pada kenyataannya, kita menyaksikan bahwa partai partai islam kini merapatkan barisan bersama calon pemimpin yang lain.
Semoga klarifikasi sederhana ini dapat bermanfaat dan dimaklumi adanya, dan pada akhirnya saya mohon maaf atas segala hal yang kurang berkenan di hati saudaraku semua. Semoga Allah memilihkan pemimpin yang terbaik untuk negri kita tercinta. Amiin.
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
Jumat, 09 Mei 2014
Surat Untukmu , Wahai Calon Suamiku
Surat Untukmu , Wahai Calon Suamiku
diambil dari karya Humaira Fee Hamra dalam presentasinya yang berjudul Surat Cinta untuk Calon Suamiku.
Kepada Yang terhormat :
Calon Suamiku
Calon Pemimpin Dalam Rumahku
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh….
teruntuk yang tersayang calon suamiku…
Bagaimana kabar keimananmu hari ini??
aku berharap selalu dalam keadaan yang luar biasa..
Sudahkah kau menjalani harimu dengan bersyukur??
Apakah wajahmu masih bersinar terkena air wudhu??
Sudahkah kau belajar untuk menghargai waktumu?
Owh.. aku sangat berharap engkau tak satupun melewatinyaa…
Calon Suamiku, Apakah engkau mengetahui betapa Allah sangat menyayangiku?
Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa , agar aku lebih bijak untuk menyikapi semua masalah yang datang menghampiriku agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan untuk mendampingimu kelak.
Meskipun terkadang keluh dan putus asa menyergapi , namun kini ku rasakan diri ini lebih baik.
Pertanyaan yang selalu ingin ku lontarkan adalah megapa Allah selalu menguji tepat di hatiku?
Bagian terapuh dalam hidupku,,,,
Namun , kini aku mengerti jawaban dari pertanyaan itu..
Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senatiasa mengingatNya , kembali mencintaiNya .
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi pribadi yang lebih tangguh , sehingga saat kelat kita bertemu , kau akan bangga telah memiliki aku dihatimu.
Calon suamiku,
Entah dimana dirimu sekarang , tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaima Dia mencintaiku.
Aku yakin kini Dia sedang melatihmu menjadi mujahid yang tangguh , hingga aku bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu.
Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku , hanya kesia-siaan yang kau dapati.
Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini , aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu , suamiku.
Wahai calon suamiku ,
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku , aku selalu berdoa agar aku menjadi anak shalihah. Agar kelak dapat menjadi tabungannya kelak di akherat ,
Namun , nanti ketika aku menjadi istrimu , aku berharap aku menjadi pendamping yang Shalihah afar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu , mendampingi dirimu yang sholeh.
Aku ini pencemburu berat , tapi kalau Allah dan Rasullullah yang lebih kau cintai daripada ak. Aku rela . Aku berharap begitu pula dirimu.
Aku yakin kaulah yang aku butuhkan , meski nanti bukanlah kau orang yang aku harapkan.
Calon Suamiku yang di rahmati Allah..
apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita , takkan kunamai dengan gubuk derita . karena itulah markas dakwah kita , dan akan menjadi indah ketika kita hiasi cinta dan kasih.
Ketika kelak lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita , bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal , dengan ilmu yang bermanfaat , terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan pada Allah Taala.
Bunga akan indah pada waktunya. yaitu ketika bermekaran menghiasi taman . Maka kini telah ku persiapkan sebaik baiknya , menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik , meski bukan umat yang terbaik , tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon suamiku ,
inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam sebuah rangkaian kata.
seperti kata orang , tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata kata.
Itulah kini yang kuhadapi . Kelak saat tengah bersama , maka disitulah kau akan memahami diriku , sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Bersabarlah wahai engkau calon suamiku , Doaku selalu agar Allah memudahkan jalanmu tuk menjemputku sebagai bidadarimu. Semoga Allah selalu menjagamu ,Agar tak tersentuh yang bukan Mahrammu ,Meski hanya seujung kuku ,Agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku. Seperti halnya yang aku ingin , mempersembahkan diriku seutuhnya hanya untuk dirimu.
Sudah dulu ya calon suamiku ,
Salam cintaku untukmu..
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Calon Istrimu…
- Sebaik baiknya Berlian adalah istri yang sholehah-
- Perempuan – perempuan yang baik untuk lelaki lelaki yang baik dan lelaki lekaki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik (An Nisa – 26 )
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
diambil dari karya Humaira Fee Hamra dalam presentasinya yang berjudul Surat Cinta untuk Calon Suamiku.
Kepada Yang terhormat :
Calon Suamiku
Calon Pemimpin Dalam Rumahku
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh….
teruntuk yang tersayang calon suamiku…
Bagaimana kabar keimananmu hari ini??
aku berharap selalu dalam keadaan yang luar biasa..
Sudahkah kau menjalani harimu dengan bersyukur??
Apakah wajahmu masih bersinar terkena air wudhu??
Sudahkah kau belajar untuk menghargai waktumu?
Owh.. aku sangat berharap engkau tak satupun melewatinyaa…
Calon Suamiku, Apakah engkau mengetahui betapa Allah sangat menyayangiku?
Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa , agar aku lebih bijak untuk menyikapi semua masalah yang datang menghampiriku agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan untuk mendampingimu kelak.
Meskipun terkadang keluh dan putus asa menyergapi , namun kini ku rasakan diri ini lebih baik.
Pertanyaan yang selalu ingin ku lontarkan adalah megapa Allah selalu menguji tepat di hatiku?
Bagian terapuh dalam hidupku,,,,
Namun , kini aku mengerti jawaban dari pertanyaan itu..
Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senatiasa mengingatNya , kembali mencintaiNya .
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi pribadi yang lebih tangguh , sehingga saat kelat kita bertemu , kau akan bangga telah memiliki aku dihatimu.
Calon suamiku,
Entah dimana dirimu sekarang , tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaima Dia mencintaiku.
Aku yakin kini Dia sedang melatihmu menjadi mujahid yang tangguh , hingga aku bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu.
Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku , hanya kesia-siaan yang kau dapati.
Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini , aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu , suamiku.
Wahai calon suamiku ,
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku , aku selalu berdoa agar aku menjadi anak shalihah. Agar kelak dapat menjadi tabungannya kelak di akherat ,
Namun , nanti ketika aku menjadi istrimu , aku berharap aku menjadi pendamping yang Shalihah afar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu , mendampingi dirimu yang sholeh.
Aku ini pencemburu berat , tapi kalau Allah dan Rasullullah yang lebih kau cintai daripada ak. Aku rela . Aku berharap begitu pula dirimu.
Aku yakin kaulah yang aku butuhkan , meski nanti bukanlah kau orang yang aku harapkan.
Calon Suamiku yang di rahmati Allah..
apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita , takkan kunamai dengan gubuk derita . karena itulah markas dakwah kita , dan akan menjadi indah ketika kita hiasi cinta dan kasih.
Ketika kelak lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita , bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal , dengan ilmu yang bermanfaat , terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan pada Allah Taala.
Bunga akan indah pada waktunya. yaitu ketika bermekaran menghiasi taman . Maka kini telah ku persiapkan sebaik baiknya , menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik , meski bukan umat yang terbaik , tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon suamiku ,
inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam sebuah rangkaian kata.
seperti kata orang , tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata kata.
Itulah kini yang kuhadapi . Kelak saat tengah bersama , maka disitulah kau akan memahami diriku , sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Bersabarlah wahai engkau calon suamiku , Doaku selalu agar Allah memudahkan jalanmu tuk menjemputku sebagai bidadarimu. Semoga Allah selalu menjagamu ,Agar tak tersentuh yang bukan Mahrammu ,Meski hanya seujung kuku ,Agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku. Seperti halnya yang aku ingin , mempersembahkan diriku seutuhnya hanya untuk dirimu.
Sudah dulu ya calon suamiku ,
Salam cintaku untukmu..
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Calon Istrimu…
- Sebaik baiknya Berlian adalah istri yang sholehah-
- Perempuan – perempuan yang baik untuk lelaki lelaki yang baik dan lelaki lekaki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik (An Nisa – 26 )
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Siapa Saja Yang Didoakan Oleh Malaikat ?
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi Al Bantani, Lc - حفظه الله
1. Orang yang TIDUR dalam keadaan berSUCI.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa “Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.”
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar rodhiAlloohu anhuma, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)
2. Orang yang sedang duduk MENUNGGU WAKTU SHOLAT.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.”
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Muslim no. 469)
3. Orang – orang yang berada di SHAF barisan DEPAN di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan.”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib rodhiAlloohu anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
4. Orang – orang yang MENYAMBUNG SHAF pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf.”
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah rodhiAlloohu anha, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)
5. Para malaikat mengucapkan ‘AMIN’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu.”
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Bukhari no. 782)
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
7. Orang – orang yang melakukan shalat SHUBUH dan ‘ASHAR secara BERJAMA’AH.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
8. Orang yang menDO’A-KAN saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ rodhiAlloohu anha, Shahih Muslim no. 2733)
9. Orang – orang yang berINFAK.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit.”
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
10. Orang yang sedang makan SAHUR.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur.”
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar rodhiAlloohu anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
11. Orang yang sedang MENJENGUK orang SAKIT.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib rodhiAlloohu anhu, Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)
12. Seseorang yang sedang MENGAJARKAN KEBAIKAN kepada orang lain.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.”
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343).
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
HAKEKAT UJIAN dan MUSIBAH
HAKEKAT UJIAN dan MUSIBAH
Ditulis oleh: Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى
Ibnul Qoyyim ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ berkata :
“Allah mempersiapkan bagi hamba²-Nya
kedudukan (yang tinggi) di surga yang mereka tidak akan mampu
mencapai kedudukan tsb hanya dengan amalan sholeh mereka.
Dan mereka tidak mencapainya kecuali dengan ujian dan
musibah.
Maka Allah pun menyiapkan sebab² yang menggiring mereka kepada ujian dan musibah”
(Zaadul Ma’aad 3/221)
KITA TIDAK BERHARAP UNTUK DIUJI APALAGI TERTIMPA MUSIBAH,
AKAN TETAPI JIKA HAL ITU MENDATANGI
KITA BERSABAR…
ingat perkataan Ibnul Qoyyim ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ini…,
siapa tahu dengan ujian dan musibah ini kita bisa meraih kedudukan yang lebih tinggi di surga yang tidak mungkin kita raih dengan amalan kita.
-------๑๑•°°•๑๑-------
Ditulis oleh: Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى
Ibnul Qoyyim ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ berkata :
“Allah mempersiapkan bagi hamba²-Nya
kedudukan (yang tinggi) di surga yang mereka tidak akan mampu
mencapai kedudukan tsb hanya dengan amalan sholeh mereka.
Dan mereka tidak mencapainya kecuali dengan ujian dan
musibah.
Maka Allah pun menyiapkan sebab² yang menggiring mereka kepada ujian dan musibah”
(Zaadul Ma’aad 3/221)
KITA TIDAK BERHARAP UNTUK DIUJI APALAGI TERTIMPA MUSIBAH,
AKAN TETAPI JIKA HAL ITU MENDATANGI
KITA BERSABAR…
ingat perkataan Ibnul Qoyyim ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ini…,
siapa tahu dengan ujian dan musibah ini kita bisa meraih kedudukan yang lebih tinggi di surga yang tidak mungkin kita raih dengan amalan kita.
-------๑๑•°°•๑๑-------
Sepucuk Surat Untuk Sahabat
Sepucuk Surat Untuk Sahabat
Oleh: Ustadz Badrusalam, Lc ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
"Sahabat, dengarkanlah sejenak...
Diriwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala..
"Yaa Rabb..
Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia, shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami,"
Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")
Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah sahabat-sahabat Mu'min-mu, karena mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat."
Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di Surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku,
"Wahai Rabb Kami..
Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu."
Sahabatku..
Mudah-mudahan dengan ini, aku telah mengingatkanmu tentang Allah ta'ala ..Agar aku dapat besamamu kelak di Surga & meraih Ridha-Nya..
Aku memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk tunduk, patuh & taat kepada Syariat-Mu..
Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu..
Aamiin...
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
Oleh: Ustadz Badrusalam, Lc ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
"Sahabat, dengarkanlah sejenak...
Diriwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala..
"Yaa Rabb..
Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia, shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami,"
Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")
Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah sahabat-sahabat Mu'min-mu, karena mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat."
Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di Surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku,
"Wahai Rabb Kami..
Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu."
Sahabatku..
Mudah-mudahan dengan ini, aku telah mengingatkanmu tentang Allah ta'ala ..Agar aku dapat besamamu kelak di Surga & meraih Ridha-Nya..
Aku memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk tunduk, patuh & taat kepada Syariat-Mu..
Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu..
Aamiin...
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
Asyiiiik! Wooow, Merdu Musiknya Atau Syahdu Senandungnya
Asyiiiik! Wooow, Merdu Musiknya Atau Syahdu Senandungnya
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Oleh: أُسْتَاذُ DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى
Betapa seringnya anda mendengarkan lantunan musik atau lagu yang begitu merdu atau syahdu. Tanpa terasa kedua kaki anda bergerak gerak mengikuti irama musiknya, bibir andapun ikut komat-kamit menirukan lirik lagunya.
Mungkin anda berkata: Asyiik dan senaaang terasanya. Walaupun demikian, coba anda raba kembali hati anda setelah mendengarkan dan menikmati lagu dan musik yang merdu tersebut. Apakah yang anda rasakan di hati anda seusai mendengarkan musik atau lagu dari penyanyi favorit anda ?
Jiwa terasa gersang, hampa dan mungkin lelah, emosi diri tidak menentu apalagi bila yang melantunkannya adalah lawan jenis, maka bisa jadi pikiran kotor mulai merasuki jiwa anda: andai ….. dan andai…
Namun coba anda luangkan waktu sejenak untuk duduk bersimpuh guna membaca Al Qur’an atau paling kurang mendengarkannya. Asyiik rasanya, Menyejukkan dan mendatangkan kedamaian. Seusai membaca atau mendengarkannya, jiwa anda masih merasakan kedamaian dan tentram. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sejatinya orang orang yang beriman hanyalah orang orang yang bila disebut nama Allah. Hati mereka menjadi gentar dan bila dilantunkan kepada mereka ayat ayat-Nya maka imannya bertambah dan hanya kepada Tuhan, mereka menyerahkan seluruh urusannya.” (Al Anfal 2)
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Oleh: أُسْتَاذُ DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى
Betapa seringnya anda mendengarkan lantunan musik atau lagu yang begitu merdu atau syahdu. Tanpa terasa kedua kaki anda bergerak gerak mengikuti irama musiknya, bibir andapun ikut komat-kamit menirukan lirik lagunya.
Mungkin anda berkata: Asyiik dan senaaang terasanya. Walaupun demikian, coba anda raba kembali hati anda setelah mendengarkan dan menikmati lagu dan musik yang merdu tersebut. Apakah yang anda rasakan di hati anda seusai mendengarkan musik atau lagu dari penyanyi favorit anda ?
Jiwa terasa gersang, hampa dan mungkin lelah, emosi diri tidak menentu apalagi bila yang melantunkannya adalah lawan jenis, maka bisa jadi pikiran kotor mulai merasuki jiwa anda: andai ….. dan andai…
Namun coba anda luangkan waktu sejenak untuk duduk bersimpuh guna membaca Al Qur’an atau paling kurang mendengarkannya. Asyiik rasanya, Menyejukkan dan mendatangkan kedamaian. Seusai membaca atau mendengarkannya, jiwa anda masih merasakan kedamaian dan tentram. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sejatinya orang orang yang beriman hanyalah orang orang yang bila disebut nama Allah. Hati mereka menjadi gentar dan bila dilantunkan kepada mereka ayat ayat-Nya maka imannya bertambah dan hanya kepada Tuhan, mereka menyerahkan seluruh urusannya.” (Al Anfal 2)
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
CINTAI AKU WAHAI SUAMIKU
CINTAI AKU WAHAI SUAMIKU
Oleh : أُسْتَاذُ DR.Syafiq Reza Basalamah MA, حفظه الله تعال
Cinta seorang suami terhadap istrinya
adalah seperti kerja dalam proses
Membentuk, Membangun, Merawat keluarga menjadi Keluarga Sholeh.
Cinta adalah akad dan perjanjian...
Cinta adalah airnya kehidupan bahkan ia adalah rahasia kehidupan.....
Cinta adalah kelezatan kehidupan bahkan ia adalah ruh kehidupan....
Dengan cinta menjadi terang semua kegelapan....
akan cerah kehidupan...
akan menari hati....
dan....
akan bersih qolbu...
Dengan cinta semua kesalahan akan di maafkan....
dengan cinta semua kelalaian akan diampunkan...
dengan cinta akan di besarkan makna kebaikan...
Kalaulah bukan dengan cinta.....
maka tdk akan saling meliuk satu dahan dengan dahan lainnya...
Kalaulah bukan dengan cinta....
tidak akan merunduk rusa betina kepada pejantannya...
tdk akan menangis tanah yang kering terhadap awan yang hitam...
dan........
bumi tidak akan tertawa terhadap bunga pada musim semi...
Sekiranya lautan memiliki pantai.....
sekiranya sungai mempunyai muara...
sekiranya jalan mempunyai tapal batasnya...
maka.......
lautan cinta tidak brpantai.....
sungai cinta tidak bermuara.....
serta jalan cinta tidak terbatas.......
(dinukil dari buku saku kar.ustadz Armen Rahimahullah Buhul Cinta upaya melestarikan cinta pasutri sampai ke surga)
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵·̵┈·̵⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
Oleh : أُسْتَاذُ DR.Syafiq Reza Basalamah MA, حفظه الله تعال
Cinta seorang suami terhadap istrinya
adalah seperti kerja dalam proses
Membentuk, Membangun, Merawat keluarga menjadi Keluarga Sholeh.
Cinta adalah akad dan perjanjian...
Cinta adalah airnya kehidupan bahkan ia adalah rahasia kehidupan.....
Cinta adalah kelezatan kehidupan bahkan ia adalah ruh kehidupan....
Dengan cinta menjadi terang semua kegelapan....
akan cerah kehidupan...
akan menari hati....
dan....
akan bersih qolbu...
Dengan cinta semua kesalahan akan di maafkan....
dengan cinta semua kelalaian akan diampunkan...
dengan cinta akan di besarkan makna kebaikan...
Kalaulah bukan dengan cinta.....
maka tdk akan saling meliuk satu dahan dengan dahan lainnya...
Kalaulah bukan dengan cinta....
tidak akan merunduk rusa betina kepada pejantannya...
tdk akan menangis tanah yang kering terhadap awan yang hitam...
dan........
bumi tidak akan tertawa terhadap bunga pada musim semi...
Sekiranya lautan memiliki pantai.....
sekiranya sungai mempunyai muara...
sekiranya jalan mempunyai tapal batasnya...
maka.......
lautan cinta tidak brpantai.....
sungai cinta tidak bermuara.....
serta jalan cinta tidak terbatas.......
(dinukil dari buku saku kar.ustadz Armen Rahimahullah Buhul Cinta upaya melestarikan cinta pasutri sampai ke surga)
⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵·̵┈·̵⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊
Rabu, 07 Mei 2014
Menjaga Lisan
Menjaga Lisan
Menjaga lisan bisa dilakukan dg menahan ucapan dari yg tdk
manfaat, dan memperhitungkan
apakah ucapannya nanti akan membawa kepada
keberuntungan di dunia maupun di akhirat, jika tdk membawa
keberuntungan maka hendaknya dikekang dan ditahan.
Bahkan lisan merupakan
gambaran apa yg ada didalam hati, sebagaimana berkata Yahya ibnu Mu’adz ; ” Hati merupakan bejana yg akan menumpahkan
isi yg ada didalamnya, sedangkan lisan adalah lubang jalan keluarnya, maka lihatlah seseorang tatkala bicara, lisannya
akan menumpahkan isi hati nya, bisa jadi manis, pahit, jernih lagi dingin, dan seterusnya, dan
senantiasa menuangkan isi hatinya dengan gerakan lisannya”. HR Abu Nuaim.
Berkata Anas,” Tidaklah lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya, dan tak akan lurus hati seorang hamba hingga lurus
lisannya“. HR Ahmad.
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ditanya tentang perbuatan yg paling
banyak mengantarkan kedalam neraka maka menjawab ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ,” Lisan dan farji“. HR Tirmidzy
Mu’adz pernah bertanya kepada
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻞ ﻡ tentang amalan yg memasukkan kedalam
surga dan menjauhkan dari neraka maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Jaga darimu lisan ini “. Kemudian Mu’adz
bertanya kembali ,’ apakah kita akan bertanggung jawab dari
lisan ini ? Maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Ya, kelak manusia akan ditelungkupkan didalam neraka lantaran hasil
dari buah bibir nya”. HR Tirmidzy.
Merupakan hal yg aneh, manusia mampu menjaga diri dari
memakan haram, mencuri, minum khomer, berzina, dan sulit baginya menjaga lisan, bahkan seseorang terpandang dalam
agama, zuhud, rajin ibadah ia merasa sulit untuk mengekang
lisan, hinga terucap satu kalimat yg tanpa sadar menyeret kejurang neraka lebih jauh antara timur dan barat.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعال
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
Menjaga lisan bisa dilakukan dg menahan ucapan dari yg tdk
manfaat, dan memperhitungkan
apakah ucapannya nanti akan membawa kepada
keberuntungan di dunia maupun di akhirat, jika tdk membawa
keberuntungan maka hendaknya dikekang dan ditahan.
Bahkan lisan merupakan
gambaran apa yg ada didalam hati, sebagaimana berkata Yahya ibnu Mu’adz ; ” Hati merupakan bejana yg akan menumpahkan
isi yg ada didalamnya, sedangkan lisan adalah lubang jalan keluarnya, maka lihatlah seseorang tatkala bicara, lisannya
akan menumpahkan isi hati nya, bisa jadi manis, pahit, jernih lagi dingin, dan seterusnya, dan
senantiasa menuangkan isi hatinya dengan gerakan lisannya”. HR Abu Nuaim.
Berkata Anas,” Tidaklah lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya, dan tak akan lurus hati seorang hamba hingga lurus
lisannya“. HR Ahmad.
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ditanya tentang perbuatan yg paling
banyak mengantarkan kedalam neraka maka menjawab ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ,” Lisan dan farji“. HR Tirmidzy
Mu’adz pernah bertanya kepada
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻞ ﻡ tentang amalan yg memasukkan kedalam
surga dan menjauhkan dari neraka maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Jaga darimu lisan ini “. Kemudian Mu’adz
bertanya kembali ,’ apakah kita akan bertanggung jawab dari
lisan ini ? Maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Ya, kelak manusia akan ditelungkupkan didalam neraka lantaran hasil
dari buah bibir nya”. HR Tirmidzy.
Merupakan hal yg aneh, manusia mampu menjaga diri dari
memakan haram, mencuri, minum khomer, berzina, dan sulit baginya menjaga lisan, bahkan seseorang terpandang dalam
agama, zuhud, rajin ibadah ia merasa sulit untuk mengekang
lisan, hinga terucap satu kalimat yg tanpa sadar menyeret kejurang neraka lebih jauh antara timur dan barat.
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعال
✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽
JODOH YANG SEDERHANA
JODOH YANG SEDERHANA
(Ungkapan Hati Wanita: Aku Hanya Ingin Pasangan yang Sederhana)
Saya hanyalah wanita biasa.
Saya bukanlah wanita berparas cantik jelita.
Saya juga bukan wanita yang mempunyai segalanya.
Saya hanya seorang wanita yang memiliki keinginan pasangan yang sederhana.
Saya tidak mau menilai setampan apa rupanya.
Saya tidak mau menilai sebanyak apa hartanya.
Saya juga tidak mau menilai setinggi apa jabatannya.
Pasangan yang berlandaskan ketakwaan-Nya.
Pasangan yang menginginkan surga-Nya.
Pasangan yang dapat membawa keberkahan serta keridhaan-Nya.
Saya mengharapkan kelak di suatu perbatasan waktu.
Saya dipertemukan dengan pasangan pilihan-Nya.
Seseorang yang hatinya terpaut kepada-Nya.
Seseorang yang ikuti sunnah rasul-Nya.
Seseorang yang berdasar pada kitab-Nya.
Seseorang yang secara ikhlas terima semua kekurangan yang ada pada diriku.
Yang dapat dapat membimbing hidupku.
Yang dapat dapat isi serta melengkapi hari-hariku.
Yang dapat menahkodai bahtera tempat tinggal tanggaku.
Yang mencintaiku tanpa menuntut kesempurnaan dariku.
Saya pingin menyayanginya dengan sederhana.
Saya ingin dia juga menyayangiku dengan sederhana.
Sesederhana saya saat mencintainya.
Biarlah sekarang ini saya menyemai cinta bersama-nya.
Menyemai kerinduan dapat wajah-nya.
Sebelum saat saya dipertemukan dengannya.
Saya punya mimpi untuk membangun istana indah.
Meskipun istana itu hanya pondok kecil yang terbuat dari bambu.
Berpagarkan ketulusan cinta serta kasih sayang.
Dapat kujadikan pondokku sebagai surga untuk suami serta anakku.
Cuma satu keinginanku.
Yakni pingin jadi seorang isteri sholehah.
Insyaallah.
✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈
(Ungkapan Hati Wanita: Aku Hanya Ingin Pasangan yang Sederhana)
Saya hanyalah wanita biasa.
Saya bukanlah wanita berparas cantik jelita.
Saya juga bukan wanita yang mempunyai segalanya.
Saya hanya seorang wanita yang memiliki keinginan pasangan yang sederhana.
Saya tidak mau menilai setampan apa rupanya.
Saya tidak mau menilai sebanyak apa hartanya.
Saya juga tidak mau menilai setinggi apa jabatannya.
Pasangan yang berlandaskan ketakwaan-Nya.
Pasangan yang menginginkan surga-Nya.
Pasangan yang dapat membawa keberkahan serta keridhaan-Nya.
Saya mengharapkan kelak di suatu perbatasan waktu.
Saya dipertemukan dengan pasangan pilihan-Nya.
Seseorang yang hatinya terpaut kepada-Nya.
Seseorang yang ikuti sunnah rasul-Nya.
Seseorang yang berdasar pada kitab-Nya.
Seseorang yang secara ikhlas terima semua kekurangan yang ada pada diriku.
Yang dapat dapat membimbing hidupku.
Yang dapat dapat isi serta melengkapi hari-hariku.
Yang dapat menahkodai bahtera tempat tinggal tanggaku.
Yang mencintaiku tanpa menuntut kesempurnaan dariku.
Saya pingin menyayanginya dengan sederhana.
Saya ingin dia juga menyayangiku dengan sederhana.
Sesederhana saya saat mencintainya.
Biarlah sekarang ini saya menyemai cinta bersama-nya.
Menyemai kerinduan dapat wajah-nya.
Sebelum saat saya dipertemukan dengannya.
Saya punya mimpi untuk membangun istana indah.
Meskipun istana itu hanya pondok kecil yang terbuat dari bambu.
Berpagarkan ketulusan cinta serta kasih sayang.
Dapat kujadikan pondokku sebagai surga untuk suami serta anakku.
Cuma satu keinginanku.
Yakni pingin jadi seorang isteri sholehah.
Insyaallah.
✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈
10 Cara Mendapatkan Qana’ah
10 Cara Mendapatkan Qana’ah
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
Memang qana’ah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.
Banyak sekali hasil dan manfaat memiliki sifat qanaah ini. Nah untuk mendapatkannya perlu adanya beberapa kiat yang dengan izin Allah akan membawa kita padanya. Di antaranya yaitu:
1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah subhanahu wata’ala, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiapa yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia tidak mendapatkan makan di hari itu.
Sebaliknya siapa yang hatinya fakir maka meskipun dia memilki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.
2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis
Seorang muslim yakin bahwa rizkinya sudah tertulis sejak dirinya berada di dalam kandungan ibunya. Sebagaimana di dalam hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, disebutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Seorang hamba hanya diperintah kan untuk berusaha dan bekerja dengan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala yang memberinya rizki dan bahwa rizkinya telah tertulis.
3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung
Terutama sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais pernah berkata, “Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu):
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathiir:2)
“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud:6)
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. ath-Thalaq:7)
4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki
Di antara hikmah Allah menentukan perbedaan rizki dan tingkatan seorang hamba dengan yang lainnya adalah supaya terjadi dinamika kehidupan manusia di muka bumi, saling tukar manfaat, tumbuh aktivitas perekonomian, serta agar antara satu dengan yang lainnya saling memberi kan pelayanan dan jasa.
Allah berfirman,
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentu kan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)
5. Banyak Memohon Qana’ah kepada Allah
Rasulullah adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah agar diberikan qana’ah, beliau bedoa,
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi).
Dan karena saking qana’ahnya, beliau tidak meminta kepada Allah subhanahu wata’ala kecuali sekedar cukup untuk kehidupan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau, “Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)
6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian
Kita harus menyadari bahwa rizki seseorang itu tidak tergantung kepada kecerdasan akal semata, kepada banyaknya aktivitas, keluasan ilmu, meskipun dalam sebagiannya itu merupakan sebab rizki, namun bukan ukuran secara pasti.
Kesadaran tentang hal ini akan menjadikan seseorang bersikap qana’ah, terutama ketika melihat orang yang lebih bodoh, pendidikannya lebih rendah dan tidak berpengalaman mendapatkan rizki lebih banyak daripada dirinya, sehingga tidak memunculkan sikap dengki dan iri.
7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia
Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR.al-Bukhari dan Muslim).
Jika saat ini anda sedang sakit maka yakinlah bahwa selain anda masih ada lagi lebih parah sakitnya. Jika anda merasa fakir maka tentu di sana masih ada orang lain yang lebih fakir lagi, dan seterusnya. Jika anda melihat ada orang lain yang mendapatkan harta dan kedudukannya lebih dari anda, padahal dia tidak lebih pintar dan tidak lebih berilmu dibanding anda, maka mengapa anda tidak ingat bahwa anda telah mendapatkan sesuatu yang tidak dia dapatkan?
8. Membaca Kehidupan Salaf
Maksudnya melihat bagaimana keadaan mereka dalam menyikapi dunia, bagaimana kezuhudan mereka, qana’ah mereka terhadap yang mereka peroleh meskipun hanya sedikit. Di antara mereka ada yang memperolah harta yang melimpah, namun mereka justru memberikannya kepada yang lain dan yang lebih membutuhkan.
9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta
Harta akan mengakibatkan keburukan dan bencana bagi pemilik nya jika dia tidak mendapatkan nya dengan cara yang baik serta tidak membelanjakannya dalam hal yang baik pula.
Ketika seorang hamba ditanya tantang umur, badan, dan ilmunya maka hanya ditanya dengan satu pertanyaan yakni untuk apa, namun tentang harta maka dia dihisab dua kali, yakni dari mana memperoleh dan ke mana membelanjakannya. Hal ini menunjukkan beratnya hisab orang yang diberi amanat harta yang banyak sehingga dia harus dihisab lebih lama dibanding orang yang lebih sedikit hartanya.
10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda
Karena seorang yang kaya tidak mungkin memanfaatkan seluruh kekayaannya dalam satu waktu sekaligus. Kita perhatikan orang yang paling kaya di dunia ini, dia tidak makan kecuali sebanyak yang dimakan orang fakir, bahkan mungkin lebih banyak yang dimakan orang fakir. Tidak mungkin dia makan lima puluh piring sekaligus, meskipun dia mampu untuk membeli dengan hartanya. Andaikan dia memiliki seratus potong baju maka dia hanya memakai sepotong saja, sama dengan yang dipakai orang fakir, dan harta selebihnya yang tidak dia manfaatkan maka itu relatif (nisbi).
Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, “Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hisab atas harta itu sedang kita terbebas darinya.”
Sumber: “Al-Qana’ah, mafhumuha, manafi’uha, ath-thariq ilaiha,” hal 24-30, Ibrahim bin Muhammad al-Haqiil.
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله
Memang qana’ah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.
Banyak sekali hasil dan manfaat memiliki sifat qanaah ini. Nah untuk mendapatkannya perlu adanya beberapa kiat yang dengan izin Allah akan membawa kita padanya. Di antaranya yaitu:
1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah subhanahu wata’ala, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiapa yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia tidak mendapatkan makan di hari itu.
Sebaliknya siapa yang hatinya fakir maka meskipun dia memilki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.
2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis
Seorang muslim yakin bahwa rizkinya sudah tertulis sejak dirinya berada di dalam kandungan ibunya. Sebagaimana di dalam hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, disebutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Seorang hamba hanya diperintah kan untuk berusaha dan bekerja dengan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala yang memberinya rizki dan bahwa rizkinya telah tertulis.
3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung
Terutama sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais pernah berkata, “Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu):
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathiir:2)
“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud:6)
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. ath-Thalaq:7)
4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki
Di antara hikmah Allah menentukan perbedaan rizki dan tingkatan seorang hamba dengan yang lainnya adalah supaya terjadi dinamika kehidupan manusia di muka bumi, saling tukar manfaat, tumbuh aktivitas perekonomian, serta agar antara satu dengan yang lainnya saling memberi kan pelayanan dan jasa.
Allah berfirman,
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentu kan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)
5. Banyak Memohon Qana’ah kepada Allah
Rasulullah adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah agar diberikan qana’ah, beliau bedoa,
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi).
Dan karena saking qana’ahnya, beliau tidak meminta kepada Allah subhanahu wata’ala kecuali sekedar cukup untuk kehidupan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau, “Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)
6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian
Kita harus menyadari bahwa rizki seseorang itu tidak tergantung kepada kecerdasan akal semata, kepada banyaknya aktivitas, keluasan ilmu, meskipun dalam sebagiannya itu merupakan sebab rizki, namun bukan ukuran secara pasti.
Kesadaran tentang hal ini akan menjadikan seseorang bersikap qana’ah, terutama ketika melihat orang yang lebih bodoh, pendidikannya lebih rendah dan tidak berpengalaman mendapatkan rizki lebih banyak daripada dirinya, sehingga tidak memunculkan sikap dengki dan iri.
7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia
Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR.al-Bukhari dan Muslim).
Jika saat ini anda sedang sakit maka yakinlah bahwa selain anda masih ada lagi lebih parah sakitnya. Jika anda merasa fakir maka tentu di sana masih ada orang lain yang lebih fakir lagi, dan seterusnya. Jika anda melihat ada orang lain yang mendapatkan harta dan kedudukannya lebih dari anda, padahal dia tidak lebih pintar dan tidak lebih berilmu dibanding anda, maka mengapa anda tidak ingat bahwa anda telah mendapatkan sesuatu yang tidak dia dapatkan?
8. Membaca Kehidupan Salaf
Maksudnya melihat bagaimana keadaan mereka dalam menyikapi dunia, bagaimana kezuhudan mereka, qana’ah mereka terhadap yang mereka peroleh meskipun hanya sedikit. Di antara mereka ada yang memperolah harta yang melimpah, namun mereka justru memberikannya kepada yang lain dan yang lebih membutuhkan.
9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta
Harta akan mengakibatkan keburukan dan bencana bagi pemilik nya jika dia tidak mendapatkan nya dengan cara yang baik serta tidak membelanjakannya dalam hal yang baik pula.
Ketika seorang hamba ditanya tantang umur, badan, dan ilmunya maka hanya ditanya dengan satu pertanyaan yakni untuk apa, namun tentang harta maka dia dihisab dua kali, yakni dari mana memperoleh dan ke mana membelanjakannya. Hal ini menunjukkan beratnya hisab orang yang diberi amanat harta yang banyak sehingga dia harus dihisab lebih lama dibanding orang yang lebih sedikit hartanya.
10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda
Karena seorang yang kaya tidak mungkin memanfaatkan seluruh kekayaannya dalam satu waktu sekaligus. Kita perhatikan orang yang paling kaya di dunia ini, dia tidak makan kecuali sebanyak yang dimakan orang fakir, bahkan mungkin lebih banyak yang dimakan orang fakir. Tidak mungkin dia makan lima puluh piring sekaligus, meskipun dia mampu untuk membeli dengan hartanya. Andaikan dia memiliki seratus potong baju maka dia hanya memakai sepotong saja, sama dengan yang dipakai orang fakir, dan harta selebihnya yang tidak dia manfaatkan maka itu relatif (nisbi).
Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, “Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hisab atas harta itu sedang kita terbebas darinya.”
Sumber: “Al-Qana’ah, mafhumuha, manafi’uha, ath-thariq ilaiha,” hal 24-30, Ibrahim bin Muhammad al-Haqiil.
♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥
Perlakuan Islam Terhadap Pelaku Sodomi
Perlakuan Islam Terhadap Pelaku Sodomi
Perlu diketahui bahwa para ulama kaum muslimin mengatakan bahwa perbuatan sodomi lebih besar dosa dan hukumannya dari perbuatan zina.
Jika orang yang belum nikah berzina, maka dia akan dihukum dengan 100 kali cambukan, lalu diasingkan dari negerinya selama setahun penuh.
Sedangkan orang yang sudah menikah lalu berzina, maka dia dihukum rajam (dilempari batu) hingga mati.
Adapun pelaku liwath (istilah untuk pelaku sodomi), maka hukumannya adalah dibunuh dalam keadaan bagaimana pun. Jika seseorang yang sudah baligh melakukan liwath dengan orang baligh lainnya karena sama-sama punya keinginan melakukannya, maka kedua pasangan tersebut harus dibunuh. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ
“Barangsiapa yang mengetahui ada yang melakukan perbuatan liwath (sodomi) sebagaimana yang dilakukan oleh Kaum Luth, maka bunuhlah kedua pasangan liwath tersebut.”
(HR. Abu Daud no. 4462, At Tirmidzi no. 1456 dan Ibnu Majah no. 2561, hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Syaikh Al Albani menilai nahwa hadits ini shahih).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa para sahabat telah sepakat (berijma’) bahwa pelaku liwath harus dibunuh. Akan tetapi mereka berselisih bagaimana hukuman bunuhnya? Sebagian ulama mengatakan bahwa pelaku liwath mesti dibakar dengan api karena besarnya dosa yang mereka perbuat. Ulama lainnya mengatakan bahwa pelaku liwath mesti dirajam (dilempar) dengan batu. Ulama lainnya lagi mengatakan bahwa hukuman bagi pelaku liwath adalah dibuang dari tempat tertinggi di negeri tersebut, kemudian dilempari dengan batu. Intinya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ingin menjelaskan bahwa pelaku liwath mesti dibunuh berdasarkan kesepakatan para sahabat. Seperti kita ketahui bersama bahwa ijma’ (kesepakatan) para sahabat adalah hujjah (argumen) yang kuat dan bisa mendukung hadits di atas.
Kenapa hukumannya bisa berat seperti itu?
Hal ini dikarenakan perbuatan liwath adalah perbuatan yang teramat keji –wal ‘iyadzu billah- yang dapat merusak tatanan masyarakat Islam. Seseorang sangat sulit mendeteksi manakah pelaku liwath karena mereka adalah pasangan sejenis, sesama pria. Mungkin saja kedua pasangan tersebut adalah shohib dekat. Berbeda dengan pelaku zina. Jika ada laki-laki dan perempuan berdua-duaan di tempat sunyi dan tercium mereka melakukan sesuatu layaknya pasangan suami istri, maka ini bisa diketahui. Namun beda halnya dengan perbuatan liwath. Oleh karena itu, hukumannya pantas seperti itu.
Inilah perlindungan dari Islam yang ingin menjaga tantanan masyarakat agar tidak rusak dengan adanya perbuatan homoseksual dan lesbian. Inilah rahmat dari agama ini yang senantiasa ingin melindungi umatnya dari kerusakan dan ini bukanlah berarti Islam agama yang kejam.
Penulis: أُسْتَاذُ Muhammad Abduh Tuasikal, ST MSc حفظه الله تعال Di Imogiri, 2 Rajab 1435 H
٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭
Perlu diketahui bahwa para ulama kaum muslimin mengatakan bahwa perbuatan sodomi lebih besar dosa dan hukumannya dari perbuatan zina.
Jika orang yang belum nikah berzina, maka dia akan dihukum dengan 100 kali cambukan, lalu diasingkan dari negerinya selama setahun penuh.
Sedangkan orang yang sudah menikah lalu berzina, maka dia dihukum rajam (dilempari batu) hingga mati.
Adapun pelaku liwath (istilah untuk pelaku sodomi), maka hukumannya adalah dibunuh dalam keadaan bagaimana pun. Jika seseorang yang sudah baligh melakukan liwath dengan orang baligh lainnya karena sama-sama punya keinginan melakukannya, maka kedua pasangan tersebut harus dibunuh. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ
“Barangsiapa yang mengetahui ada yang melakukan perbuatan liwath (sodomi) sebagaimana yang dilakukan oleh Kaum Luth, maka bunuhlah kedua pasangan liwath tersebut.”
(HR. Abu Daud no. 4462, At Tirmidzi no. 1456 dan Ibnu Majah no. 2561, hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Syaikh Al Albani menilai nahwa hadits ini shahih).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa para sahabat telah sepakat (berijma’) bahwa pelaku liwath harus dibunuh. Akan tetapi mereka berselisih bagaimana hukuman bunuhnya? Sebagian ulama mengatakan bahwa pelaku liwath mesti dibakar dengan api karena besarnya dosa yang mereka perbuat. Ulama lainnya mengatakan bahwa pelaku liwath mesti dirajam (dilempar) dengan batu. Ulama lainnya lagi mengatakan bahwa hukuman bagi pelaku liwath adalah dibuang dari tempat tertinggi di negeri tersebut, kemudian dilempari dengan batu. Intinya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ingin menjelaskan bahwa pelaku liwath mesti dibunuh berdasarkan kesepakatan para sahabat. Seperti kita ketahui bersama bahwa ijma’ (kesepakatan) para sahabat adalah hujjah (argumen) yang kuat dan bisa mendukung hadits di atas.
Kenapa hukumannya bisa berat seperti itu?
Hal ini dikarenakan perbuatan liwath adalah perbuatan yang teramat keji –wal ‘iyadzu billah- yang dapat merusak tatanan masyarakat Islam. Seseorang sangat sulit mendeteksi manakah pelaku liwath karena mereka adalah pasangan sejenis, sesama pria. Mungkin saja kedua pasangan tersebut adalah shohib dekat. Berbeda dengan pelaku zina. Jika ada laki-laki dan perempuan berdua-duaan di tempat sunyi dan tercium mereka melakukan sesuatu layaknya pasangan suami istri, maka ini bisa diketahui. Namun beda halnya dengan perbuatan liwath. Oleh karena itu, hukumannya pantas seperti itu.
Inilah perlindungan dari Islam yang ingin menjaga tantanan masyarakat agar tidak rusak dengan adanya perbuatan homoseksual dan lesbian. Inilah rahmat dari agama ini yang senantiasa ingin melindungi umatnya dari kerusakan dan ini bukanlah berarti Islam agama yang kejam.
Penulis: أُسْتَاذُ Muhammad Abduh Tuasikal, ST MSc حفظه الله تعال Di Imogiri, 2 Rajab 1435 H
٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭
Langganan:
Postingan (Atom)