Rabu, 10 Juni 2015

Bertemu Kembali dengan Ramadhān

••• Bertemu Kembali dengan Ramadhān •••

Oleh : Ust. DR. Syafiq Reza Basalamah hafidzhahullaah

من جدّ وجد

"Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan)."

من صبر ظفر

"Barangsiapa yang bersabar, maka dia akan beruntung."

من سار على الدرب وصل

"Barangsiapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)."

Bagaimana kita mengaplikasikan 3 hal ini dalam Ramadhān, bahkan dalam seluruh kehidupan kita ?

••• PERTAMA •••

من جدّ وجد

"Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkan (kesuksesan)."

Kita dituntut sungguh-sungguh dalam setiap perilaku kita, tapi itu tidak akan terjadi kecuali kita punya niat dan tujuan. Kesungguhan itu beriringan dengan niat.

√ Dalil :

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari 'Umar radhiyallāhu 'anhu, bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allāh dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah."

(HR. Bukhari, Muslim, dan empat Imam Ahli Hadits)

Ramadhān sudah berkali-kali kita lalui, niat kita apa ?
Apa yang kita akan lakukan di bulan Ramadhān ?

>> Tiga tipe orang dalam menghadapi Ramadhān :

❶ Menjadikan puasa Ramadhān sebagai tradisi.

❷ Menjadikan puasa Ramadhān hanya lahirnya saja, tidak batinnya. Puasa dari makan, minum dan jima' di siang hari tetapi tetap melakukan perbuatan yang haram, berdusta, dll.
Sehingga puasanya tidak bernilai sedikit pun walau sudah melakukan puasa Ramadhān puluhan kali.

√ Dalil :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allāh tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”

(HR. Bukhari no. 1903)

Hukum makan dan minum asalnya halal, tetapi diharamkan di bulan Ramadhān.
Adapun perbuatan dusta dan menipu sebelum Ramadhān sudah haram, tetapi memasuki bulan Ramadhān, yang haram dilakukan dan yang halal ditinggalkan. Ini tidak pas.

❸ Menjadikan puasanya lahir dan batin. Orang seperti ini sudah menunggu-nunggu kedatangan bulan Ramadhān dan mempersiapkan segala sesuatunya.

Apabila puasanya bersungguh-sungguh dan niatnya benar, maka In syā Allāh apa yang dia inginkan akan tercapai.
Jika dia ingin menjadi orang yang bertaqwa, maka akan tercapai.

Allāh Jalla Jalāluh berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertaqwa."

(Qs. Al-Baqarah : 183)

Lihatlah pada puasa-puasa anda selama ini, mengapa belum menjadi orang yang bertaqwa ? Karena siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan dapatkan.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allāh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."

(Qs. Al-'Ankabūt : 69)

Hidayah itu tidak datang begitu saja, tetapi harus ada usaha bagi hamba untuk menjemput hidayah itu. Memang terkadang hidayah itu menyapa kita, tinggal bagaimana kesiapan diri kita. Jika kita bersungguh-sungguh untuk meraih hidayah dan ketaqwaan, maka akan sukses.

Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam menghadapi bulan Ramadhān, karena ini urusan antara Surga dan Neraka.

Agar lebih semangat untuk bersungguh-sungguh, pelajarilah imbalan pahala apa yang akan didapatkan saat bulan Ramadhān. Dalam bulan Ramadhān ini banyak sekali "hadiah" yang Allāh akan berikan :

• Hadiah pintu Surga Ar-Rayyān
• Hadiah akan dihapuskan dosa-dosa
• Dan masih banyak yang lainnya.

Tapi bersungguh-sungguh saja tidaklah cukup, butuh kesabaran.

••• KEDUA •••

من صبر ظفر

"Barangsiapa yang bersabar, maka dia akan beruntung."

Allāh berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

(Qs. Al-Baqarah : 155)

Hanya yang bersabar yang mendapatkan kabar gembira, yang bersungguh-sungguh akan Allāh kasih jalan, tetapi kesungguhan butuh kesabaran karena dalam kehidupan jalannya tidak landai. Sebagaimana orang hidup bagaikan di atas perahu di atas laut, terkadang datang ombak besar dan menemui batu karang.

Apapun musibah yang kita hadapi, kita harus sabar, bahkan bulan Ramadhān disebut "Syahrush Shabr" (bulan kesabaran), karena orang menahan makan, minum, nafsu dan emosinya.

Kita diajarkan untuk tidak makan yang haram dengan cara tidak makan yang halal di bulan Ramadhān.

√ Dalil bahwa Surga diberikan untuk orang-orang yang bersabar :

❶ Al-Mu'minūn 111 :

إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا

"Sesungguhnya Aku memberikan imbalan mereka hari ini (hari di Padang Mahsyar) karena kesabaran mereka."

❷ Al-Furqān 75 :

أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا

"Mereka itu akan diberi kamar / bangunan yang tinggi (dalam Surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam."

❸ Al-Qashāsh 54 :

أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا

"Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka."

❹ Al-Insān 12 :

وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

"Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) Surga dan (pakaian) sutera."

Sabar adalah menjaga diri kita dari menolak taqdir Allāh.

❺ Al-A'raf 137 :

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ ٱلْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ بِمَا صَبَرُوا۟ ۖ َ

"Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka."

الصبر كالصبر مر في مذاقه # لكن عواقبه أحلى من العسل

Sabar bagaikan jadam pahit rasanya # Namun hasil / akibatnya lebih manis dari madu

••• KETIGA •••

من سار على الدرب وصل

"Barangsiapa berjalan pada jalannya, maka dia akan sampai (pada tujuannya)"

Banyak orang sudah bersungguh-sungguh puasa dan bersabar tapi tidak sampai-sampai kepada ketaqwaan, berarti puasanya masih salah, tidak sesuai tuntunan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Yang diketahuinya hanyalah "tidurnya orang puasa adalah ibadah"

Maka perlu ilmu tentang puasa, apakah sunnah-sunnah puasa, wajib-wajib puasa dan lainnya.

Programkanlah Ramadhān, ingin apa 1 bulan ini, misal :

√ Ingin khatam Al-Qurān 5 kali
√ I'tikaf di 10 hari terakhir
√ Mencari lailatul qadr

------------------------------

Pertanyaan-01 :
Bagaimana i'tikaf yang sempurna ?

Jawaban : I'tikaf yang sempurna adalah sejak malam 21 sampai adzan maghrib 1 Syawwal, full ibadah di masjid. Jika tidak bisa karena kerja, misal i'tikaf malam ganjil sejak habis maghrib sampai shubuh.

Imam Syāfi'i menjelaskan bagaimana bersungguh-sungguh ibadah di malam Lailatul Qadr adalah sejak malam beribadah sampai pagi harinya sebelum matahari terbit, jangan tidur karena ada pahala umrah dan haji yaitu shalat Isyraq, jangan setelah shalat Shubuh langsung tidur.

----------

Pertanyaan-02 :
Bagaimana jika memotivasi anak dengan hadiah ?

Jawaban : Tidak mengapa, karena aslinya anak ghairu mukallaf (belum dibebani syari'at), karena anak-anak keimanannya mungkin belum sempurna seperti orang dewasa, di mana orang dewasa sudah percaya adanya Surga dan Neraka.

----------

Pertanyaan-03 :
Bagaimana dengan pernyataan "Puasa jangan seperti puasanya pedagang, tapi benar-benar mengharap ridha dan wajah Allāh.
Dan jangan karena takut Neraka atau mengharap Surga" ?

Jawaban : Allāh selalu memberi iming-iming Surga dan mengancam dengan Neraka.
Hal ini tidak bertentangan, karena kita juga masuk Surga hanya karena rahmat dan ridha Allāh.

--- Copas kiriman grup WA Bimbingan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar