و عن أنس رضي الله عنه، أن رجﻻ كان عند النبي صلى الله عليه وسلم، فمر رجل به، فقال: يا رسول الله إني ﻷحب هذا، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم: أأعلمته؟ قال: ﻻ:قال :أعلمه فلحقه، فقال:إني أحبك في الله، فقال: أحبك الذي أحببتني له. رواه أبو داود بإسناد صحيح
Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya ada seorang laki2 berada disamping Nabi صلى الله عليه وسلم. lalu ada seseorang melewatinya dan dia berkata: "Wahai Rasulullah صلى الله عليه وسلم saya sungguh mencintai orang ini. Maka Nabi صلى الله عليه وسلم berkata kpdnya: Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?Dia jawab:Tidak.Beliau bersabda: Beritahukan kpdnya.'Maka ia segera mengejarnya. Lalu berkata kpdnya, "Aku mencintaimu karena Allah," maka ia menjawab: "Semoga engkau dicintai oleh Allah yg engkau telah mencintaiku karenaNya." HR. Abu Daud dgn sanad Shahih
@@>~~ أحبك في الله@@>~~
Jumat, 27 Februari 2015
MELAWAN LUPA
MELAWAN LUPA
Oleh : Ustadz Firanda Andirja, MA
Allah berfirman :
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya".
(QS. Al-'Adiyaat : 6)
Al-Hasan rahimahullah berkata :
هُوَ الَّذِي يَعُدُّ الْمَصَائِبَ، وَيَنْسَى نِعَمَ رَبِّهِ.
Yaitu orang yang menghitung-hitung musibah (yang sedikit, -pen) dan melupakan kenikmatan-kenikmatan Robbnya (yg telah banyak diberikan kepadanya, -pen).
(Tafsir Ibnu Katsir 8/467)
Akan terlihat hakikat kita sesungguhnya tatkala kita ditimpa musibah, apakah kita termasuk كَنُوْد (ingkar) ?
Atau termasuk sabar (yang tidak lupa dengan karunia-karunia Allah sehingga menjadikan kita lebih sabar dalam menerima keputusan Allah) ?
Musibah yang menimpa kita hanyalah sesekali, sementara kenikmatan terus tercurah kepada kita tiada hentinya dengan berbagai macam modelnya. Namun demikianlah karena kurang kuatnya iman sebagian kita sehingga tatkala terkena musibah yang diingat-ingat hanyalah beratnya musibah tersebut, sementara anugerah dan karunia Allah terlupakan…
Contoh kecil :
- Ada yang mobilnya mogok, maka iapun mengeluh sejadi-jadinya, ia lupa bahwa mobilnya mogok hanya sekali-sekali, selama ini sekian ribu kilo meter mobilnya jalan dengan baik tanpa halangan.
- Ada yang uangnya hilang, iapun marah dan mengeluh, padahal selama ini uang yang Allah berikan kepadanya tidak pernah hilang, namun ini semua terlupakan, yang diingat hanya uangnya yang hilang tersebut.
- Ada yang tubuhnya sakit, lalu iapun mengeluh dan tidak sabar, padahal puluhan tahun Allah menjadikan tubuhnya sehat, lantas apakah sakit yang sebentar tersebut membuatnya lupa dengan kesehatan puluhan tahun lamanya?
- Ada yang mengalami kegagalan, maka iapun marah, padahal kegagalan tersebut hanya sesekali, dan bisa jadi sekali saja. Sementara kemudahan dan keberhasilan sudah sering ia raih, namun terlupakan karena kegagalan tersebut.
- Yang lebih berat, adalah ada yang anaknya meninggal karena sakit atau sebab yang lainnya. Maka iapun meronta dan menangis sejadi-jadinya dengan mengangkat suara, seakan-akan protes dengan keputusan Allah. Ia lupa bahwasanya Allah telah banyak memberikan kepadanya banyak anak, dan yang lainnya dalam kondisi sehat wal afiyat.
Jika kita terkena musibah maka berusahalah mengingat kebaikan-kebaikan Allah kepada kita, sehingga hal ini akan meringankan beban musibah kita dan kita tetap berhusnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.
As-Suddiy rahimahullah berkata :
تَسَاقَطَ لَحْمُ أَيُّوْبَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ إِلاَّ الْعَصبُ وَالْعِظَامُ، فَكَانَتْ امْرَأَتُهُ تَقُوْمُ عَلَيْهِ وَتَأْتِيْهِ بِالزَّادِ يَكُوْنُ فِيْهِ، فَقَالَتْ لَهُ امْرَأَتُهُ لَمَّا طَالَ وَجْعُهُ: يَا أَيُّوْبُ، لَوْ دَعَوْتَ رَبَّكَ يُفَرِّجُ عَنْكَ؟ فَقَالَ: قَدْ عِشْتُ سَبْعِيْنَ سَنَةً صَحِيْحًا، فَهَلْ قَلِيْلٌ للهِ أَنْ أَصْبِرَ لَهُ سَبْعين سنة؟
"Daging Nabi Ayub berjatuhan (karena sakit parah) maka tidak tersisa di tubuhnya kecuali urat dan tulang. Istrinya mengurusnya dan membawakan makanan diletakan di sisi Nabi Ayub. Maka istrinya berkata tatkala lama sakitnya Nabi Ayub : "Wahai Ayub, kenapa engkau tidak berdoa kepada Robbmu untuk menghilangkan sakitmu?" Maka Nabi Ayub 'alaihis salam berkata,
"Aku telah hidup selama 70 tahun dalam kondisi sehat, maka bukankah perkara yang sedikit karena Allah jika aku bersabar karena-Nya 70 tahun pula?"
(Tafsir Ibnu Katsir : 5/360)
Disebutkan bahwa Nabi Ayub sakit selama 7 tahun atau 18 tahun –sebagaimana disebutkan dalam buku-buku tafsir-, maka bagi beliau itu ringan dibandingkan kenikmatan kesehatan yang Allah telah berikan kepadanya selama 70 tahun.
Demikianlah mengingat-ingat kenikmatan menjadikan musibah terasa lebih ringan. Wallahu A'lam bis-showab.
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 06-05-1436 H / 26-02-2015 M
Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja
Oleh : Ustadz Firanda Andirja, MA
Allah berfirman :
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya".
(QS. Al-'Adiyaat : 6)
Al-Hasan rahimahullah berkata :
هُوَ الَّذِي يَعُدُّ الْمَصَائِبَ، وَيَنْسَى نِعَمَ رَبِّهِ.
Yaitu orang yang menghitung-hitung musibah (yang sedikit, -pen) dan melupakan kenikmatan-kenikmatan Robbnya (yg telah banyak diberikan kepadanya, -pen).
(Tafsir Ibnu Katsir 8/467)
Akan terlihat hakikat kita sesungguhnya tatkala kita ditimpa musibah, apakah kita termasuk كَنُوْد (ingkar) ?
Atau termasuk sabar (yang tidak lupa dengan karunia-karunia Allah sehingga menjadikan kita lebih sabar dalam menerima keputusan Allah) ?
Musibah yang menimpa kita hanyalah sesekali, sementara kenikmatan terus tercurah kepada kita tiada hentinya dengan berbagai macam modelnya. Namun demikianlah karena kurang kuatnya iman sebagian kita sehingga tatkala terkena musibah yang diingat-ingat hanyalah beratnya musibah tersebut, sementara anugerah dan karunia Allah terlupakan…
Contoh kecil :
- Ada yang mobilnya mogok, maka iapun mengeluh sejadi-jadinya, ia lupa bahwa mobilnya mogok hanya sekali-sekali, selama ini sekian ribu kilo meter mobilnya jalan dengan baik tanpa halangan.
- Ada yang uangnya hilang, iapun marah dan mengeluh, padahal selama ini uang yang Allah berikan kepadanya tidak pernah hilang, namun ini semua terlupakan, yang diingat hanya uangnya yang hilang tersebut.
- Ada yang tubuhnya sakit, lalu iapun mengeluh dan tidak sabar, padahal puluhan tahun Allah menjadikan tubuhnya sehat, lantas apakah sakit yang sebentar tersebut membuatnya lupa dengan kesehatan puluhan tahun lamanya?
- Ada yang mengalami kegagalan, maka iapun marah, padahal kegagalan tersebut hanya sesekali, dan bisa jadi sekali saja. Sementara kemudahan dan keberhasilan sudah sering ia raih, namun terlupakan karena kegagalan tersebut.
- Yang lebih berat, adalah ada yang anaknya meninggal karena sakit atau sebab yang lainnya. Maka iapun meronta dan menangis sejadi-jadinya dengan mengangkat suara, seakan-akan protes dengan keputusan Allah. Ia lupa bahwasanya Allah telah banyak memberikan kepadanya banyak anak, dan yang lainnya dalam kondisi sehat wal afiyat.
Jika kita terkena musibah maka berusahalah mengingat kebaikan-kebaikan Allah kepada kita, sehingga hal ini akan meringankan beban musibah kita dan kita tetap berhusnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.
As-Suddiy rahimahullah berkata :
تَسَاقَطَ لَحْمُ أَيُّوْبَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ إِلاَّ الْعَصبُ وَالْعِظَامُ، فَكَانَتْ امْرَأَتُهُ تَقُوْمُ عَلَيْهِ وَتَأْتِيْهِ بِالزَّادِ يَكُوْنُ فِيْهِ، فَقَالَتْ لَهُ امْرَأَتُهُ لَمَّا طَالَ وَجْعُهُ: يَا أَيُّوْبُ، لَوْ دَعَوْتَ رَبَّكَ يُفَرِّجُ عَنْكَ؟ فَقَالَ: قَدْ عِشْتُ سَبْعِيْنَ سَنَةً صَحِيْحًا، فَهَلْ قَلِيْلٌ للهِ أَنْ أَصْبِرَ لَهُ سَبْعين سنة؟
"Daging Nabi Ayub berjatuhan (karena sakit parah) maka tidak tersisa di tubuhnya kecuali urat dan tulang. Istrinya mengurusnya dan membawakan makanan diletakan di sisi Nabi Ayub. Maka istrinya berkata tatkala lama sakitnya Nabi Ayub : "Wahai Ayub, kenapa engkau tidak berdoa kepada Robbmu untuk menghilangkan sakitmu?" Maka Nabi Ayub 'alaihis salam berkata,
"Aku telah hidup selama 70 tahun dalam kondisi sehat, maka bukankah perkara yang sedikit karena Allah jika aku bersabar karena-Nya 70 tahun pula?"
(Tafsir Ibnu Katsir : 5/360)
Disebutkan bahwa Nabi Ayub sakit selama 7 tahun atau 18 tahun –sebagaimana disebutkan dalam buku-buku tafsir-, maka bagi beliau itu ringan dibandingkan kenikmatan kesehatan yang Allah telah berikan kepadanya selama 70 tahun.
Demikianlah mengingat-ingat kenikmatan menjadikan musibah terasa lebih ringan. Wallahu A'lam bis-showab.
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 06-05-1436 H / 26-02-2015 M
Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja
ALIM TAPI JAHIL…
ALIM TAPI JAHIL…
Oleh: Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA, حفظه الله تعالى
Ya… Itu sangat mungkin terjadi, bahkan ternyata hal ini banyak terjadi di sekitar kita, semoga kita bukan dari mereka.
Mengapa bisa demikian? Itu karena perkataan Al Fudhoil -rohimahulloh- berikut ini:
“Seorang ALIM masih dalam keadaan JAHIL dengan apa yang dia ilmui, sehingga dia mengamalkan ilmunya.”
Oleh karenanya, jika Anda tidak ingin menjadi JAHIL, maka amalkanlah ilmu Anda, lihatlah semangat para ulama dalam menerapkan ilmunya.
Ummu Habibah Isteri Nabi -shollallohu alaihi wasallam- mengatakan: “Aku tidak pernah meninggalkan (sholat sunat rowatib 12 rekaat) setelah aku mendengarnya dari Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wasallam-“.
Imam Ahmad -rohimahulloh- mengatakan: “Tidaklah aku menulis hadits, melainkan aku telah mengamalkannya.”
Imam Bukhori -rohimahulloh- juga mengatakan: “Aku tidak pernah meng-ghibah siapapun, sejak aku tahu bahwa itu haram.”
Karena kebaikan ilmu itu bila diamalkan, Allah telah berfirman (yang artinya):
“Andaikan mereka MENGAMALKAN apa yang dinasehatkan kepada mereka, tentu itu lebih baik bagi mereka, dan lebih meneguhkan hati mereka”. [QS. Annisa: 66].
¤¤(*)¤¤
Oleh: Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA, حفظه الله تعالى
Ya… Itu sangat mungkin terjadi, bahkan ternyata hal ini banyak terjadi di sekitar kita, semoga kita bukan dari mereka.
Mengapa bisa demikian? Itu karena perkataan Al Fudhoil -rohimahulloh- berikut ini:
“Seorang ALIM masih dalam keadaan JAHIL dengan apa yang dia ilmui, sehingga dia mengamalkan ilmunya.”
Oleh karenanya, jika Anda tidak ingin menjadi JAHIL, maka amalkanlah ilmu Anda, lihatlah semangat para ulama dalam menerapkan ilmunya.
Ummu Habibah Isteri Nabi -shollallohu alaihi wasallam- mengatakan: “Aku tidak pernah meninggalkan (sholat sunat rowatib 12 rekaat) setelah aku mendengarnya dari Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wasallam-“.
Imam Ahmad -rohimahulloh- mengatakan: “Tidaklah aku menulis hadits, melainkan aku telah mengamalkannya.”
Imam Bukhori -rohimahulloh- juga mengatakan: “Aku tidak pernah meng-ghibah siapapun, sejak aku tahu bahwa itu haram.”
Karena kebaikan ilmu itu bila diamalkan, Allah telah berfirman (yang artinya):
“Andaikan mereka MENGAMALKAN apa yang dinasehatkan kepada mereka, tentu itu lebih baik bagi mereka, dan lebih meneguhkan hati mereka”. [QS. Annisa: 66].
¤¤(*)¤¤
Jumat, 06 Februari 2015
BAGAIMANA SAYA BISA IKHLAS DI SETIAP AMAL?
BAGAIMANA SAYA BISA IKHLAS DI SETIAP AMAL ?
Ketahuilah setan akan senantiasa menggoda manusia untuk merusak amal shalihnya. Dengan demikian, seorang mukmin akan senantiasa berjihad dengan musuhnya, iblis sampai dia menemui Rabb-nya diatas keimanan kepada-Nya dan keikhlasan di setiap amal yang dikerjakannya.
Diantara faktor yang dapat mendorong seorang untuk berlaku ikhlas adalah sebagai berikut,
Berdo’a
Hidayah berada di tangan Allah dan hati para hamba berada di antara dua jari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya. Oleh karena itu, mohonlah perlindungan kepada-Nya, Dzat yang ditangan-Nya-lah hidayah berada, tampakkanlah hajat dan kefakiranmu kepada-Nya. mintalah selalu kepada-Nya agar Dia memberikan keikhlasan kepadamu.
Do’a (agar ikhlas, pen) yang sering dipanjatkan oleh Umar Bin Khattab radhiallahu 'anhu adalah do'a berikut,
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحًا, وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا, وَلاَ تَجْعَلْ لأَحَدٍ فِيْهِ شَيْئاً
“Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal yang shalih, ikhlas karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bagian untuk siapapun.”
Sumber...
http://muslim.or.id/aqidah/bagaimana-saya-bisa-ikhlas-di-setiap-amal.html
Ketahuilah setan akan senantiasa menggoda manusia untuk merusak amal shalihnya. Dengan demikian, seorang mukmin akan senantiasa berjihad dengan musuhnya, iblis sampai dia menemui Rabb-nya diatas keimanan kepada-Nya dan keikhlasan di setiap amal yang dikerjakannya.
Diantara faktor yang dapat mendorong seorang untuk berlaku ikhlas adalah sebagai berikut,
Berdo’a
Hidayah berada di tangan Allah dan hati para hamba berada di antara dua jari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya. Oleh karena itu, mohonlah perlindungan kepada-Nya, Dzat yang ditangan-Nya-lah hidayah berada, tampakkanlah hajat dan kefakiranmu kepada-Nya. mintalah selalu kepada-Nya agar Dia memberikan keikhlasan kepadamu.
Do’a (agar ikhlas, pen) yang sering dipanjatkan oleh Umar Bin Khattab radhiallahu 'anhu adalah do'a berikut,
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِي كُلَّهُ صَالِحًا, وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصًا, وَلاَ تَجْعَلْ لأَحَدٍ فِيْهِ شَيْئاً
“Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal yang shalih, ikhlas karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bagian untuk siapapun.”
Sumber...
http://muslim.or.id/aqidah/bagaimana-saya-bisa-ikhlas-di-setiap-amal.html
ISTIGHFAR ATAU TASBIH?
ISTIGHFAR ATAU TASBIH?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله pernah ditanya:
Manakah yg lebih bermanfaat bagi seorang hamba, istighfar atau tasbih?
Beliau menjawab:
"Jika sebuah baju bersih maka asap wewangian & air mawar lebih bermanfaat baginya, dan jika baju itu kotor maka sabun dan air lebih bermanfaat baginya.
(Demikianlah perumpamaan) Tasbih adalah asap wewangian bagi org2 yg bersih (shaleh), sedangkan istighfar adalah sabun bagi para pendosa".
#copas
________
Dishare oleh Ustadzah Ari Mardiah Joban -hafidzahallah- tgl 11 Rabi'uts Tsani 1436 / 1 Februari 2015
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله pernah ditanya:
Manakah yg lebih bermanfaat bagi seorang hamba, istighfar atau tasbih?
Beliau menjawab:
"Jika sebuah baju bersih maka asap wewangian & air mawar lebih bermanfaat baginya, dan jika baju itu kotor maka sabun dan air lebih bermanfaat baginya.
(Demikianlah perumpamaan) Tasbih adalah asap wewangian bagi org2 yg bersih (shaleh), sedangkan istighfar adalah sabun bagi para pendosa".
#copas
________
Dishare oleh Ustadzah Ari Mardiah Joban -hafidzahallah- tgl 11 Rabi'uts Tsani 1436 / 1 Februari 2015
Rabu, 04 Februari 2015
HUKUM SELFIE
HUKUM SELFIE
Banyak banget sekarang hobby selfy, mohon dijelaskan apa hukum selfie? Thank’s
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras seseorang ujub terhadap dirinya. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya. (HR. Thabrani dalam al-Ausath 5452 dan dishaihkan al-Albani)
Di saat yang sama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi kita untuk menjadi hamba yang berusaha merahasiakan diri kebalikan dari menonjolkan diri. Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ
Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri. (HR. Muslim 7621).
Selfie, jeprat-jepret diri sendiri, sangat tidak sejalan dengan prinsip di atas. Terlebih umumnya orang yang melakukan selfie, tidak lepas dari perasaan ujub. Meskipun tidak semua orang yang selfie itu ujub, namun terkadang perasaan lebih sulit dikendalikan.
Karena itu, sebagai mukmin yang menyadari bahaya ujub, tidak selayaknya semacam ini dilakukan.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
5 Rabi'uts Tsani 1436 / 24 Januari 2015
Banyak banget sekarang hobby selfy, mohon dijelaskan apa hukum selfie? Thank’s
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras seseorang ujub terhadap dirinya. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya. (HR. Thabrani dalam al-Ausath 5452 dan dishaihkan al-Albani)
Di saat yang sama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi kita untuk menjadi hamba yang berusaha merahasiakan diri kebalikan dari menonjolkan diri. Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ
Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri. (HR. Muslim 7621).
Selfie, jeprat-jepret diri sendiri, sangat tidak sejalan dengan prinsip di atas. Terlebih umumnya orang yang melakukan selfie, tidak lepas dari perasaan ujub. Meskipun tidak semua orang yang selfie itu ujub, namun terkadang perasaan lebih sulit dikendalikan.
Karena itu, sebagai mukmin yang menyadari bahaya ujub, tidak selayaknya semacam ini dilakukan.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
5 Rabi'uts Tsani 1436 / 24 Januari 2015
♥ Kapan Wanita Mulai Shalat Zhuhur di Hari Jumat ?
♥ Kapan Wanita Mulai Shalat Zhuhur di Hari Jumat ?
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله تعالى
| Rumaysho.com
Kita telah mengetahui bersama bahwa shalat Jumat tidaklah wajib bagi muslimah. Sebagai gantinya, ia melaksanakan shalat Zhuhur (empat rakaat) di rumahnya. Seringkali ditanyakan oleh para wanita, kapan mulainya shalat Zhuhur tersebut? Apakah ketika telah masuk waktu Zhuhur atau barangkali menunggu sampai shalat Jumat para pria di masjid selesai? Moga artikel sederhana ini bisa sebagai jawaban.
** Al Lajnah Ad Daimah di Kerajaan Saudi Arabia pernah ditanya,
“Apa hukum menunaikan shalat jumat bagi wanita? Apakah ia melaksanakannya sebelum atau sesudah shalat para pria atau ia shalat bersama mereka (kaum pria)?”
Jawaban yang disampaikan oleh para ulama komisi fatwa Al Lajnah Ad Daimah,
“Wanita tidak wajib melaksanakan shalat Jum’at. Namun jika wanita melaksanakan shalat Jumat bersama imam shalat Jumat, shalatnya tetap dinilai sah. Jika ia shalat di rumahnya, maka ia kerjakan shalat Zhuhur empat rakaat. Ia boleh mulai mengerjakan shalat Zhuhur tadi setelah masuk waktu Zhuhur, yaitu setelah matahari tergelincir ke barat (waktu zawal). Dan sekali lagi dia tidak boleh laksanakan shalat jumat (di rumah) sebagaimana maksud keterangan sebelumnya.
Wa billahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”
Fatwa di atas ditandatangani oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdur Rozaq ‘Afifi selaku wakil ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan selaku anggota dan Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud selaku anggota.
** [Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, 8/212, no. 4147, pertanyaan kedua]
Kesimpulannya, seorang wanita boleh melaksanakan shalat Zhuhur saat hari Jumat di rumah mulai sejak masuk waktu Zhuhur, tidak mesti menunggu sampai para jamaah pria selesai menunaikan shalat Jumat.
✽
Hal yang sama berlaku bagi orang yang udzur tidak bisa melaksanakan shalat Jumat seperti orang yang sakit.
Semoga sajian singkat ini menjadi ilmu bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
°°°°°BBG AL-ILMU°°°°°
♡♡♡ ♡♡♡
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Muhammad Abduh Tuasikal, MSc حفظه الله تعالى
| Rumaysho.com
Kita telah mengetahui bersama bahwa shalat Jumat tidaklah wajib bagi muslimah. Sebagai gantinya, ia melaksanakan shalat Zhuhur (empat rakaat) di rumahnya. Seringkali ditanyakan oleh para wanita, kapan mulainya shalat Zhuhur tersebut? Apakah ketika telah masuk waktu Zhuhur atau barangkali menunggu sampai shalat Jumat para pria di masjid selesai? Moga artikel sederhana ini bisa sebagai jawaban.
** Al Lajnah Ad Daimah di Kerajaan Saudi Arabia pernah ditanya,
“Apa hukum menunaikan shalat jumat bagi wanita? Apakah ia melaksanakannya sebelum atau sesudah shalat para pria atau ia shalat bersama mereka (kaum pria)?”
Jawaban yang disampaikan oleh para ulama komisi fatwa Al Lajnah Ad Daimah,
“Wanita tidak wajib melaksanakan shalat Jum’at. Namun jika wanita melaksanakan shalat Jumat bersama imam shalat Jumat, shalatnya tetap dinilai sah. Jika ia shalat di rumahnya, maka ia kerjakan shalat Zhuhur empat rakaat. Ia boleh mulai mengerjakan shalat Zhuhur tadi setelah masuk waktu Zhuhur, yaitu setelah matahari tergelincir ke barat (waktu zawal). Dan sekali lagi dia tidak boleh laksanakan shalat jumat (di rumah) sebagaimana maksud keterangan sebelumnya.
Wa billahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”
Fatwa di atas ditandatangani oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdur Rozaq ‘Afifi selaku wakil ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan selaku anggota dan Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud selaku anggota.
** [Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, 8/212, no. 4147, pertanyaan kedua]
Kesimpulannya, seorang wanita boleh melaksanakan shalat Zhuhur saat hari Jumat di rumah mulai sejak masuk waktu Zhuhur, tidak mesti menunggu sampai para jamaah pria selesai menunaikan shalat Jumat.
✽
Hal yang sama berlaku bagi orang yang udzur tidak bisa melaksanakan shalat Jumat seperti orang yang sakit.
Semoga sajian singkat ini menjadi ilmu bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
°°°°°BBG AL-ILMU°°°°°
♡♡♡ ♡♡♡
AKHIR UNTUK SEBUAH PERMULAAN
AKHIR UNTUK SEBUAH PERMULAAN
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan. (As- Sajdah:11)
Dari megahnya istana istana menuju gelapnya kubur..
Begitlah akhir kisah para raja yang pernah menginjakkan kaki di muka bumi ini, Tak ada bedanya antara yang adil maupun yang dzolim..
Semuanya sama dihadapan takdir...
Semasa hidup, mereka mampu membangun istana yang megah..
Akan tetapi tak ada daya sedkitpun saat ajal menjemput..
Mereka bahkan harus ditandu menuju gerbang kehidupan yang baru..
Sebenarnya kematian adalah sebuah tabir yang kita tau bersama, tapi kita tak pernah mau menyikapinya.
Sahabat...
Kau lihat istana itu...?
Tahukan kamu, kemana perginya pemilik istana itu..?
Iya.. Dia baru saja pergi meninggalkannya untuk selama- lamanya..
Mendekatlah kesini..
Coba kau perhatikan pemakaman itu..
Itu adalah pemakaman Al Udd..
Di bawah tanah berpasir yang tak istimewa itulah sang pemilik istana terbaring.
Di pemakaman itu dia tak sendiri..
Tercatat sejumlah raja dan ratusan keluarga kerajaan dimakamkan di sana,
Makam mereka saling berdampingan dengan makam rakyat biasa...
Semua tampak sama..
Tak ada bangunan megah bertahbiskan karangan bunga..
Tidak juga tulisan Raja Fulan Ibnu Fulan...
Bukan karena mereka tak mampu membuatnya..
Tapi ini murni soal konsekuensi beragama yang mereka pilih.. Hidup dan mati diatas kemurnian islam..
Lagipula, keindahan makam bukan jaminan sebuah akhir yang indah..
Saya dan anda mungkin bukan raja...
Namun dalam perlombaan menuju firdaus, saya, anda
dan mereka sama di mata Allah..
Hanya taqwa yang membuat kita berbeda.. ___________________
Madinah 04/04/1436 H ACT El Gharantaly@>--
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan. (As- Sajdah:11)
Dari megahnya istana istana menuju gelapnya kubur..
Begitlah akhir kisah para raja yang pernah menginjakkan kaki di muka bumi ini, Tak ada bedanya antara yang adil maupun yang dzolim..
Semuanya sama dihadapan takdir...
Semasa hidup, mereka mampu membangun istana yang megah..
Akan tetapi tak ada daya sedkitpun saat ajal menjemput..
Mereka bahkan harus ditandu menuju gerbang kehidupan yang baru..
Sebenarnya kematian adalah sebuah tabir yang kita tau bersama, tapi kita tak pernah mau menyikapinya.
Sahabat...
Kau lihat istana itu...?
Tahukan kamu, kemana perginya pemilik istana itu..?
Iya.. Dia baru saja pergi meninggalkannya untuk selama- lamanya..
Mendekatlah kesini..
Coba kau perhatikan pemakaman itu..
Itu adalah pemakaman Al Udd..
Di bawah tanah berpasir yang tak istimewa itulah sang pemilik istana terbaring.
Di pemakaman itu dia tak sendiri..
Tercatat sejumlah raja dan ratusan keluarga kerajaan dimakamkan di sana,
Makam mereka saling berdampingan dengan makam rakyat biasa...
Semua tampak sama..
Tak ada bangunan megah bertahbiskan karangan bunga..
Tidak juga tulisan Raja Fulan Ibnu Fulan...
Bukan karena mereka tak mampu membuatnya..
Tapi ini murni soal konsekuensi beragama yang mereka pilih.. Hidup dan mati diatas kemurnian islam..
Lagipula, keindahan makam bukan jaminan sebuah akhir yang indah..
Saya dan anda mungkin bukan raja...
Namun dalam perlombaan menuju firdaus, saya, anda
dan mereka sama di mata Allah..
Hanya taqwa yang membuat kita berbeda.. ___________________
Madinah 04/04/1436 H ACT El Gharantaly@>--
Jawaban Jika Ada Yang Menitip Salam
# Jawaban Jika Ada Yang Menitip Salam
Kita diperintahkan agar menjawab penghormatan dan salam, jika kita diberi penghormatan atau salam. Kita balasa dengan yang lebih baik atau yang semisalnya.
Allah Ta’ala berfirman,
“Apabila kamu diberi penghormatan/salam dengan sesuatu penghormatan/salam, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)…..” (An-Nisa’ 86)
Berikut adalah lafadz jawaban jika ada yang menitip salam. Sebagaimana dalam hadits.
Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: “Wahai Aisyah, Tadi Jibril mengirimkan salam kepadamu”.
Aku (Aisyah) menjawab: “Dan baginya salam dan rahmat Allah, engkau (Rasulullah) dapat melihat apa yang tak dapat kami lihat”. (HR. Bukhari no. 6249 dan Muslim no. 2447)
Maka jawaban ketika mendapat titipan salam:
وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ
Wa Alaihissalam warahmatullah
“Baginya salam dan rahmat Allah”
(*) Catatan:
bagi yang belum belajar bahasa Arab harus memahami kata ganti (dhamir), jika wanita maka diganti menjadi “alaihaa” sedangkan untuk jamak diganti “alaihim”
penyusun: Raehanul Bahraen
Selengkapnya:
http://muslimafiyah.com/jawaban-jika-ada-yang-menitip-salam.html
_______________________
Direpost oleh Ustadz dr. Raehanul Bahraen -hafidzahullah- tgl 3 Rabi'uts Tsani 1436 / 24 Jan 2015
Kita diperintahkan agar menjawab penghormatan dan salam, jika kita diberi penghormatan atau salam. Kita balasa dengan yang lebih baik atau yang semisalnya.
Allah Ta’ala berfirman,
“Apabila kamu diberi penghormatan/salam dengan sesuatu penghormatan/salam, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)…..” (An-Nisa’ 86)
Berikut adalah lafadz jawaban jika ada yang menitip salam. Sebagaimana dalam hadits.
Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: “Wahai Aisyah, Tadi Jibril mengirimkan salam kepadamu”.
Aku (Aisyah) menjawab: “Dan baginya salam dan rahmat Allah, engkau (Rasulullah) dapat melihat apa yang tak dapat kami lihat”. (HR. Bukhari no. 6249 dan Muslim no. 2447)
Maka jawaban ketika mendapat titipan salam:
وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ
Wa Alaihissalam warahmatullah
“Baginya salam dan rahmat Allah”
(*) Catatan:
bagi yang belum belajar bahasa Arab harus memahami kata ganti (dhamir), jika wanita maka diganti menjadi “alaihaa” sedangkan untuk jamak diganti “alaihim”
penyusun: Raehanul Bahraen
Selengkapnya:
http://muslimafiyah.com/jawaban-jika-ada-yang-menitip-salam.html
_______________________
Direpost oleh Ustadz dr. Raehanul Bahraen -hafidzahullah- tgl 3 Rabi'uts Tsani 1436 / 24 Jan 2015
Langganan:
Postingan (Atom)