Selasa, 13 Mei 2014

Bertambah Baik Kualitas Ibadah Seiring Bertambahnya Ilmu Agama

Bertambah Baik Kualitas
Ibadah Seiring Bertambahnya Ilmu Agama



Ketahuilah wahai saudaraku bahwa yang menjadi tujuan kita
bukanlah sekedar banyaknya ilmu akan tetapi kualitas amalnya.
Karena seharusnya semakin bertambah ilmu agama semakin
bertambah baik kualitas
ibadahnya kepada Allah yang didorong rasa takut kepada Nya
dengan rasa takut yang tidak membuat putus asa.

Anas Bin Malik berkata,
“Rasulullah pernah
menyampaikan khutbah kepada kami dengan satu khutbah yang
belum pernah aku dengar sama sekali, nabi berkata (di dalam
khutbah tersebut): “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (berupa kengerian akherat, indahnya surga dan
menakutkannya neraka) pasti kalian sedikit tertawa dan banyak menangis.”

Anas berkata:
“Para sahabat
Rasulullah ketika itu langsung menundukkan wajah-wajah mereka dan mereka menangis
terisak-isak.”
(HR. Bukhari Muslim, riyadhus shalihin no.
401)

Syaikh Salim Al Hilaly
berkata:
“Seorang mu’min setiap
kali bertambah ilmunya tentang kebesaran dan keagungan Allah serta kemuliaan Nya bertambah pula rasa takutnya terhadap
siksa-Nya, sebagaimana pula bertambah ambisinya terhadap
pahala dari Allah Ta’ala, lalu dia meninggalkan maksiat dan
memperbanyak ketaatan”

Beliau juga berkata: “Diantara sifat seorang mu’min adalah takut dan hormat kepada Allah,
akan tetapi tidak sampai putus asa dan menyerah dari kasih sayang Allah.” (Bahjatun Nazhirin
(1/343-347))

Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc ~ حفظه الله تعال


°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°.•°•..•°•.•°•.•°•

Islam Anti Politik, Benarkah ? (Klarifikasi)

Islam Anti Politik, Benarkah ? (Klarifikasi)
Oleh: أُسْتَاذُ DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى


Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Akhir-akhir ini dengan sengaja saya sering mengangkat masalah-masalah yang berbau politik, dan black campaign (kampanye hitam) terhadap salah seorang capres di halaman facebook saya.

Beragam komentar dan sikap yang bermunculan melihat dan membaca status status saya. Ada yang berhusnuzzan, ada yang menerima dan ada pula yang bersuuzzon dan bahkan memaki. Banyak pengunjung halaman saya yang mendesak agar saya membuat klarifikasi, ada pula yang melontarkan sanggahan, dan ada pula yang beranggapan bahwa halaman saya telah dihack oleh dedemit maya.

Berbagai sikap dan tanggapan itu saya anggap wajar, karena itu adalah bagian dari dinamika kehidupan dunia, pro dan kontra. Dahulu sebagian orang bijak berpetuah:
رضا الناس غاية لا تدرك

“Kepuasan semua orang adalah satu cita-cita yang mustahil dapat anda gapai.”

Sengaja saya memilih untuk diam, dan menunggu waktu yang tepat untuk memberi klarifikasi dan penjelasan masalah ini, dengan mempertimbangkan beberapa alasan berikut:

1. Kebanyakan orang terbiasa untuk menolak atau mengkritisi atau paling kurang mewaspadai hal-hal baru, walau pada akhirnya terbukti bahwa hal tersebut benar dan baik. Dengan menunda, saya bertujuan meminimalisasi debat kusir dengan orang-orang yang kurang berkompeten, atau orang-orang yang asal berkomentar tanpa pikir panjang. Saya juga bertujuan agar sebagian dari saudara saya yang pro atau kontra kembali mempelajari masalah ini lebih mendalam, dengan demikian semakin banyak dari saudara kita yang memahami masalah ini secara komprehensif.

وكم من عائب قولا صحيحا …….. وآفاته الفهم السقيم

“Betapa banyak orang yang mencela satu ucapan yang benar dan terbukti latar belakangnya adalah kesalah pahamannya sendiri.”

2. Memberi ruang kepada berbagai pihak yang pro dan kontra untuk saling berdiskusi, sehingga nuansa keilmuan menggeliat.

3. Adanya satu kondisi beragama yang kurang sehat yang menyelimuti sebagian kita. Secara perlahan namun pasti, kondisi ini telah melahirkan sikap kultus kepada sebagian figur. Sehingga sebagian kita terbelenggu dengan beberapa ungkapan ceroboh sebagian figur, tanpa ada kesiapan untuk mengkaji ulang apalagi menerima perbedaan.

Dengan menunda klarifikasi, saya ingin memberi ruang kepada saudara saudara kita yang terlanjur terbelenggu dengan kultus untuk sedikit berpikir dan menerima kenyataan bahwa setiap manusia, sampaipun seorang ustadz senior juga dapat salah atau paling kurang salah paham demikian juga halnya dengan selain mereka .
Terlebih kita semua telah mengetahui bahwa dalam masalah ini para ulama’ telah berfatwa, dan pada kenyataannya terjadi perbedaan pendapat. Masing-masing ulama’ dalam fatwanya mengutarakan dalil dan alasannya. Dan sudah barang tentu setiap ulama’ berusaha menyuguhkan fatwanya semaksimal mungkin agar nampak sisi kekuatan fatwanya.
Namun demikian, di tengah-tengah kita bermunculan sikap-sikap yang beraneka ragam dalam menyikapi perbedaan ini, seakan masalah ini adalah masalah yang disepakati.
Dahulu Qatadah As Sadusi berkata:
مَن لم يعرف الاختلاف لم يشم رائحة الفقه بأنفه

“Orang yang belum kuasa memahami perselisihan pendapat, maka itu indikasi bahwa ia belum mampu mencium aroma ilmu fiqih.”
4. Melatih diri sendiri untuk dapat lebih bijak ketika berhadapan dengan umpatan orang yang benci dan hujatan orang yang berbeda sikap atau pendapat. Kesiapan mental untuk menghadapi kondisi semacam ini sangat penting bagi seorang juru dakwah, karena makian dan umpatan pasti akan terjadi, bisa banyak dan juga bisa sedikit. Allah Ta’ala berfirman:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ)

“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al Maidah 54)



Saudaraku! Menurut hemat saya, sebenarnya sangat naif bila orang sekelas saya membicarakan masalah ini, terlebih kita semua telah mengetahui bahwa para ulama’ yang berkompeten telah berfatwa sebagaimana yang telah saya unggah pada beberapa waktu lalu.

Namun demikian, saya terpaksa menulis klarifikasi ini agar saudara sekalian memahami alasan dan harapan saya dari status status saya di facebook akhir-akhir ini. Dan untuk memudahkan, maka alasan-alasan tersebut saya rangkumkan pada beberapa poin berikut:

1. Alasan pertama: Setiap kaum biasanya memiliki generasi penerus. (لكل قوم وارث)
Dalam lembaran sejarah bangsa kita, tercatat satu ide gagasan buruk yang atas izin dan karunia Allah menemui kegagalan. Ide itu ialah ide mengawinkan paksa antara Nasionalisme, komunisme dan agama.

Sejatinya antara nasionalisme dan agama sangat mungkin untuk disandingkan tanpa ada masalah berarti yang perlu dikawatirkan. Masalah besar justru datang dari unsur komunisme yang pada dasarnya bersebrangan dengan unsur agama, bak timur dan barat, sehingga mustahil dapat disandingkan apalagi disatukan.

Walaupun ide ini menemui kegagalan, namun tetap saja tidak dapat dihapuskan dari lembaran sejarah. Sangat dimungkinkan pengagum ide ini secara perlahan dan bertahap berusaha untuk mencoba ulang menyuarakan atau menyuguhkannya ke masyarakat, tentunya dengan baju dan kemasan baru.
Dalam pepatah arab dinyatakan :
(لكل قوم وارث)



Setiap kaum itu pastilah memiliki generasi penerus.
Kekawatiran ini saya rasa sangat wajar, mengingat paham komunis hingga saat ini masih eksis dan bahkan masih secara resmi menjadi landasan beberapa negara besar. Sudah barang tentu mereka berkepentingan untuk menyebarkan paham mereka ke negara-negara lain.

2- Alasan Kedua: Tidak ingin terperosok dua atau bahkan tiga kali pada satu lubang yang sama.

Masa lalu adalah cermin dan bekal bagi kita untuk menghadapi hari esok. Sengsara dan merugi orang yang mengabaikan masa lalunya dan menutup mata dari segala pelajaran penting dalam sejarah hidupnya. Karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ

“Orang yang beriman tidak pantas untuk tersengat sebanyak dua kali di satu lubang.”

(Muttafaqun ‘alaih)

Dalam sejarah perjalanan negri ini, telah berlalu beberapa pemimpin, ada dari kalangan militer dan ada dari kalangan sipil. Namun demikian, sepatutnya kita semua cerdik, sehingga mampu menimbang sisi kebaikan dan keburukan setiap pemimpin yang telah berlalu.

Sebagaimana berbagai pergolakan yang berdampak pada hilangnya stabilitas ekonomi, keamanan, sosial dan lainnya juga pernah menodai lembaran sejarah negri ini. Penjarahan kekayaaan dan sumber daya alam negri ini juga terus berlangsung, hutan digunduli, aset-aset negara dikuras bahkan dijual dengan murah kepada asing, moral bangsa kita dihancurkan melalui berbagai program kemaksiatan, semisal “goyang ngebor” dan lainnya. Politikus-politikus hitam selalu gigih menghadang setiap program yang berbau islam, dan masih banyak lagi.

Akankah, semua sejarah kelam dan pilu di atas belalu begitu saja tanpa ada pelajaran yang dapat kita petik, sehingga tidak terulang kembali di hari esok?

3. Alasan Ketiga: Harimau Ompong Dan Bisu.

Diantara fakta yang sepatutnya kita cermati dari kehidupan negara kita ialah fenomena “harimau ompong dan bisu”. Negara kita dikondisikan agar menjadi negara yang tidak dapat bersuara karena semua media diswastakan dan sahamnya diperjual-belikan dengan bebas sehingga siapapun dapat dapat diatur oleh siapapun yang berduit. Dengan demikian, media –media yang ada bukan lagi menjadi partner pemerintah dalam membangun masyarakat, namun kini hobinya mengkambing hitamkan pemerintah. Sisi sisi positif pemerintah selalu diabaikan sedangkan keburukan bahkan “baru diduga sebagai keburukan” telah menjadi berita yang disuguhkan kepada semua masyarakat. Akibatnya masarakat resah dan selalu resah oleh media-media komersial tersebut.

Sebagaimana, pemerintah kita dijauhkan dari militer, yang merupakan simbol kekuatan suatu pemerintah. Propaganda demi propaganda terus disuarakan bahwa militer adalah satu bagian yang terpisah dari dunia politik, terutama dalam negri.

Sobat, saya tidak ingin berdebat kusir dengan anda masalah ini, namun izinkan saya membuat satu ilustrasi sederhana: bila dalam rumah tangga anda, istri dan anak anda tidak lagi segan kepada anda, karena tidak ada yang ditakuti, mereka punya penghasilan sendiri dan anda dalam kondisi lemah karena sakit-sakitan, akankah anda mampu menguasai mereka? Ataukah anda yang akan dikuasai dan diatur atur oleh mereka?

Di sisi lain, industri strategis kita diupayakan untuk dihancurkan agar negara kita senantiasa bergantung dan bahkan mengemis kepada negara negara kafir barat, sehingga bisa ditekan dan didekte.

Kondisi negri kita benar-benar sedang diupayakan untuk menjadi “harimau ompong dan bisu”, tidak punya taring dan kuku bahkan tidak lagi bisa mengaum, sehingga tidak ada yang perlu ditakuti atau disegani.

Dalam islam, satu pemerintahan yang bagus pastilah pemerintahan yang mampu mengendalikan rakyatnya dan juga disegani oleh rakyatnya. Karena anda pasti menyadari bahwa tidak semua rakyat baik, betapa banyak dari rakyat yang berniat buruk dan bahkan telah menjadi bagian dari mata rantai pengkhianat. Karena itu bila pemerintah tidak disegani karena lemah bak “ngidak tembelek ora penyek” maka kelompok masyarakat yang buruk ini pasti dengan leluasa melancarkan keinginannya, premanisme merajalela, perampokan dan pembunuhan pun menjamur.
Dahulu Khalifah Umar bin Al Khatthab menegaskan;
لما يزع الله بالسلطان أعظم مما يزع بالقرآن

“Sungguh orang-orang yang Allah halangi dari berbuat dosa berkat peran pemerintah lebih banyak dibanding yang terhalangi dari berbuat dosa karena sadar setelah membaca Al Qur’an.” (Tarikh Baghdad 4/107)

Fakta membuktikan kebenaran pernyataan khalifah Umar bin Al Khatthab di atas, betapa banyak orang yang takut berbuat buruk karena kawatir ketahuan oleh pemerintah. Sedangkan orang benar-benar sadar dan dilandasi oleh keimanan untuk tidak berbuat buruk sangatlah sedikit. Karena itu terlalu banyak orang yang tidak berbuat maksiat karena faktor belum ada peluang bukan karena takut kepada Allah Azza wa jalla.

Fakta ini menuntut adanya pemimpin yang tegas, kuat dan berwibawa, sehingga dapat membawa kita ke jalan kebaikan dan menjauhkan kita semua dari jalan kehancuran.

4) Alasan keempat. : Sekte-sekte sesat telah merapatkan barisan.

Perkembangan dakwah di negri kita begitu memprihatinkan, berbagai sekte sesat dengan leluasa mengajarkan kesesatannya. Bahkan dalam berbagai kesempatan melakukan tindakan anarkis, semisal yang dilakukan oleh sekte sekte syi’ah di Sampang, Jember, dan lainnya. Dan telah diketahui bersama kemanakah sekte sekte sesat tersebut berlabuh? Mereka mendukung dan masuk ke dalam barisan salah satu kubu yang saat ini akan bertarung memperebutkan kursi pemimpin negri kita tercinta ini.

Kondisi ini tentu memprihatinkan setiap muslim yang sayang kepada agama dan masa depan ummatnya.

Karena itu, menjadi tanggung jaab kita bersama untuk mencegah langkah sekte-sekte sesat tersebut, dengan mendukung calon yang menjadi kompetitor mereka. Walaupun sepenuhnya saya menyadari bahwa memberikan dukungan kepada calon yang lain juga belum tentu jaminan bahwa pemimpin yang terpilih akan berpihak sepenuhnya kepada Islam dan ummat Islam.
Keyakinan saya, walaupun tidak beruntung namun saya juga tidak ingin merugi. Walau belum tentu kegiatan dakwah islam akan didukung oleh calon yang lain, namun paling kurang kita menggagalkan calon pemimpin yang dibelakangnya berdiri musuh-musuh Islam yang selama ini terbukti mengganggu dan menghadang setiap program yang berbau islam. Semboyan saya: walau tidak untung atau tidak menang namun kita tidak merugi atau tidak kalah.

Ini salah satu pelajaran penting yang saya dapatkan dari kegembiraan Nabi shallallahu alaihi wa sallam atas kemenangan bangsa Romawi yang nota bene sebagai penganut agama samawi melawan bangsa Persia yang nota bene penyembah api. Kisah kemenangan bangsa Romawi para penganut agama samawi atas bangsa Persia penyembah api diabadikan dalam surat Ar Rum.

Pada kisah peperangan kedua negara adi daya ini, walaupun Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak secara langsung mendapatkan keuntungan namun beliau mendapatkan satu kebanggaan bahwa ummat beragama samawi dimenangkan atas ummat yang tidak beragama.

Demikian pula saya pada masalah ini, lebih berbahagia bila pemimpin yang lebih dekat dan juga berkoalisi dengan kelompok yang beragama islam memenangkan kompetisi dan menjadi pemimpin negri ini dibanding pemimpin yang jauh dari agama dan bersahabat dan didukung oleh orang-orang yang jauh dari agama.

Walaupun pada kenyataannya, kita menyaksikan bahwa partai partai islam kini merapatkan barisan bersama calon pemimpin yang lain.

Semoga klarifikasi sederhana ini dapat bermanfaat dan dimaklumi adanya, dan pada akhirnya saya mohon maaf atas segala hal yang kurang berkenan di hati saudaraku semua. Semoga Allah memilihkan pemimpin yang terbaik untuk negri kita tercinta. Amiin.


✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽

Jumat, 09 Mei 2014

Surat Untukmu , Wahai Calon Suamiku

Surat Untukmu , Wahai Calon Suamiku
diambil dari karya Humaira Fee Hamra dalam presentasinya yang berjudul Surat Cinta untuk Calon Suamiku.

Kepada Yang terhormat :
Calon Suamiku
Calon Pemimpin Dalam Rumahku

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh….

teruntuk yang tersayang calon suamiku…
Bagaimana kabar keimananmu hari ini??
aku berharap selalu dalam keadaan yang luar biasa..
Sudahkah kau menjalani harimu dengan bersyukur??
Apakah wajahmu masih bersinar terkena air wudhu??
Sudahkah kau belajar untuk menghargai waktumu?
Owh.. aku sangat berharap engkau tak satupun melewatinyaa…

Calon Suamiku, Apakah engkau mengetahui betapa Allah sangat menyayangiku?

Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa , agar aku lebih bijak untuk menyikapi semua masalah yang datang menghampiriku agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan untuk mendampingimu kelak.
Meskipun terkadang keluh dan putus asa menyergapi , namun kini ku rasakan diri ini lebih baik.

Pertanyaan yang selalu ingin ku lontarkan adalah megapa Allah selalu menguji tepat di hatiku?
Bagian terapuh dalam hidupku,,,,
Namun , kini aku mengerti jawaban dari pertanyaan itu..
Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senatiasa mengingatNya , kembali mencintaiNya .
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi pribadi yang lebih tangguh , sehingga saat kelat kita bertemu , kau akan bangga telah memiliki aku dihatimu.

Calon suamiku,
Entah dimana dirimu sekarang , tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaima Dia mencintaiku.
Aku yakin kini Dia sedang melatihmu menjadi mujahid yang tangguh , hingga aku bangga memilikimu kelak.

Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu.
Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku , hanya kesia-siaan yang kau dapati.

Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini , aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu , suamiku.

Wahai calon suamiku ,
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku , aku selalu berdoa agar aku menjadi anak shalihah. Agar kelak dapat menjadi tabungannya kelak di akherat ,
Namun , nanti ketika aku menjadi istrimu , aku berharap aku menjadi pendamping yang Shalihah afar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu , mendampingi dirimu yang sholeh.

Aku ini pencemburu berat , tapi kalau Allah dan Rasullullah yang lebih kau cintai daripada ak. Aku rela . Aku berharap begitu pula dirimu.
Aku yakin kaulah yang aku butuhkan , meski nanti bukanlah kau orang yang aku harapkan.

Calon Suamiku yang di rahmati Allah..
apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita , takkan kunamai dengan gubuk derita . karena itulah markas dakwah kita , dan akan menjadi indah ketika kita hiasi cinta dan kasih.
Ketika kelak lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita , bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal , dengan ilmu yang bermanfaat , terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan pada Allah Taala.

Bunga akan indah pada waktunya. yaitu ketika bermekaran menghiasi taman . Maka kini telah ku persiapkan sebaik baiknya , menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik , meski bukan umat yang terbaik , tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Calon suamiku ,
inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam sebuah rangkaian kata.
seperti kata orang , tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata kata.
Itulah kini yang kuhadapi . Kelak saat tengah bersama , maka disitulah kau akan memahami diriku , sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Bersabarlah wahai engkau calon suamiku , Doaku selalu agar Allah memudahkan jalanmu tuk menjemputku sebagai bidadarimu. Semoga Allah selalu menjagamu ,Agar tak tersentuh yang bukan Mahrammu ,Meski hanya seujung kuku ,Agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku. Seperti halnya yang aku ingin , mempersembahkan diriku seutuhnya hanya untuk dirimu.

Sudah dulu ya calon suamiku ,
Salam cintaku untukmu..
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Calon Istrimu…

- Sebaik baiknya Berlian adalah istri yang sholehah-
- Perempuan – perempuan yang baik untuk lelaki lelaki yang baik dan lelaki lekaki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik (An Nisa – 26 )


♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥

Siapa Saja Yang Didoakan Oleh Malaikat ?

Siapa Saja Yang Didoakan Oleh Malaikat ?
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi Al Bantani, Lc - حفظه الله




1. Orang yang TIDUR dalam keadaan berSUCI.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa “Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.”
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar rodhiAlloohu anhuma, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk MENUNGGU WAKTU SHOLAT.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.”
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Muslim no. 469)

3. Orang – orang yang berada di SHAF barisan DEPAN di dalam shalat berjamaah.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan.”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib rodhiAlloohu anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang – orang yang MENYAMBUNG SHAF pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf.”
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah rodhiAlloohu anha, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘AMIN’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu.”
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang – orang yang melakukan shalat SHUBUH dan ‘ASHAR secara BERJAMA’AH.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang menDO’A-KAN saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ rodhiAlloohu anha, Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang – orang yang berINFAK.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit.”
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan SAHUR.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur.”
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar rodhiAlloohu anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang MENJENGUK orang SAKIT.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh.”
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib rodhiAlloohu anhu, Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang MENGAJARKAN KEBAIKAN kepada orang lain.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.”
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343).



♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥

HAKEKAT UJIAN dan MUSIBAH

HAKEKAT UJIAN dan MUSIBAH

Ditulis oleh: Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى


Ibnul Qoyyim ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ berkata :
“Allah mempersiapkan bagi hamba²-Nya
kedudukan (yang tinggi) di surga yang mereka tidak akan mampu
mencapai kedudukan tsb hanya dengan amalan sholeh mereka.
Dan mereka tidak mencapainya kecuali dengan ujian dan
musibah.
Maka Allah pun menyiapkan sebab² yang menggiring mereka kepada ujian dan musibah”
(Zaadul Ma’aad 3/221)

KITA TIDAK BERHARAP UNTUK DIUJI APALAGI TERTIMPA MUSIBAH,
AKAN TETAPI JIKA HAL ITU MENDATANGI
KITA BERSABAR…
ingat perkataan Ibnul Qoyyim ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ini…,
siapa tahu dengan ujian dan musibah ini kita bisa meraih kedudukan yang lebih tinggi di surga yang tidak mungkin kita raih dengan amalan kita.

-------๑๑•°°•๑๑-------

Sepucuk Surat Untuk Sahabat

Sepucuk Surat Untuk Sahabat

Oleh: Ustadz Badrusalam, Lc ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
 



"Sahabat, dengarkanlah sejenak...

Diriwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala..

"Yaa Rabb..
Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia, shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami,"

Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")

Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah sahabat-sahabat Mu'min-mu, karena mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat."

Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di Surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku,
"Wahai Rabb Kami..
Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu."

Sahabatku..
Mudah-mudahan dengan ini, aku telah mengingatkanmu tentang Allah ta'ala ..Agar aku dapat besamamu kelak di Surga & meraih Ridha-Nya..

Aku memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk tunduk, patuh & taat kepada Syariat-Mu..
Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu..

Aamiin...


✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽

Asyiiiik! Wooow, Merdu Musiknya Atau Syahdu Senandungnya

Asyiiiik! Wooow, Merdu Musiknya Atau Syahdu Senandungnya
∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Oleh: أُسْتَاذُ DR. Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

Betapa seringnya anda mendengarkan lantunan musik atau lagu yang begitu merdu atau syahdu. Tanpa terasa kedua kaki anda bergerak gerak mengikuti irama musiknya, bibir andapun ikut komat-kamit menirukan lirik lagunya.

Mungkin anda berkata: Asyiik dan senaaang terasanya. Walaupun demikian, coba anda raba kembali hati anda setelah mendengarkan dan menikmati lagu dan musik yang merdu tersebut. Apakah yang anda rasakan di hati anda seusai mendengarkan musik atau lagu dari penyanyi favorit anda ?

Jiwa terasa gersang, hampa dan mungkin lelah, emosi diri tidak menentu apalagi bila yang melantunkannya adalah lawan jenis, maka bisa jadi pikiran kotor mulai merasuki jiwa anda: andai ….. dan andai…

Namun coba anda luangkan waktu sejenak untuk duduk bersimpuh guna membaca Al Qur’an atau paling kurang mendengarkannya. Asyiik rasanya, Menyejukkan dan mendatangkan kedamaian. Seusai membaca atau mendengarkannya, jiwa anda masih merasakan kedamaian dan tentram. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sejatinya orang orang yang beriman hanyalah orang orang yang bila disebut nama Allah. Hati mereka menjadi gentar dan bila dilantunkan kepada mereka ayat ayat-Nya maka imannya bertambah dan hanya kepada Tuhan, mereka menyerahkan seluruh urusannya.” (Al Anfal 2)


⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

CINTAI AKU WAHAI SUAMIKU

CINTAI AKU WAHAI SUAMIKU
Oleh : أُسْتَاذُ DR.Syafiq Reza Basalamah MA, حفظه الله تعال

Cinta seorang suami terhadap istrinya
adalah seperti kerja dalam proses
Membentuk, Membangun, Merawat keluarga menjadi Keluarga Sholeh.
Cinta adalah akad dan perjanjian...
Cinta adalah airnya kehidupan bahkan ia adalah rahasia kehidupan.....
Cinta adalah kelezatan kehidupan bahkan ia adalah ruh kehidupan....
Dengan cinta menjadi terang semua kegelapan....
akan cerah kehidupan...
akan menari hati....
dan....
akan bersih qolbu...
Dengan cinta semua kesalahan akan di maafkan....
dengan cinta semua kelalaian akan diampunkan...
dengan cinta akan di besarkan makna kebaikan...
Kalaulah bukan dengan cinta.....
maka tdk akan saling meliuk satu dahan dengan dahan lainnya...
Kalaulah bukan dengan cinta....
tidak akan merunduk rusa betina kepada pejantannya...
tdk akan menangis tanah yang kering terhadap awan yang hitam...
dan........
bumi tidak akan tertawa terhadap bunga pada musim semi...
Sekiranya lautan memiliki pantai.....
sekiranya sungai mempunyai muara...
sekiranya jalan mempunyai tapal batasnya...
maka.......
lautan cinta tidak brpantai.....
sungai cinta tidak bermuara.....
serta jalan cinta tidak terbatas.......
(dinukil dari buku saku kar.ustadz Armen Rahimahullah Buhul Cinta upaya melestarikan cinta pasutri sampai ke surga)


⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵┈·̵·̵┈·̵⌣̊┈»̶·̵̭̌✽✽·̵̭̌«̶┈⌣̊

Rabu, 07 Mei 2014

Menjaga Lisan

Menjaga Lisan

Menjaga lisan bisa dilakukan dg menahan ucapan dari yg tdk
manfaat, dan memperhitungkan
apakah ucapannya nanti akan membawa kepada
keberuntungan di dunia maupun di akhirat, jika tdk membawa
keberuntungan maka hendaknya dikekang dan ditahan.

Bahkan lisan merupakan
gambaran apa yg ada didalam hati, sebagaimana berkata Yahya ibnu Mu’adz ; ” Hati merupakan bejana yg akan menumpahkan
isi yg ada didalamnya, sedangkan lisan adalah lubang jalan keluarnya, maka lihatlah seseorang tatkala bicara, lisannya
akan menumpahkan isi hati nya, bisa jadi manis, pahit, jernih lagi dingin, dan seterusnya, dan
senantiasa menuangkan isi hatinya dengan gerakan lisannya”. HR Abu Nuaim.

Berkata Anas,” Tidaklah lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya, dan tak akan lurus hati seorang hamba hingga lurus
lisannya“. HR Ahmad.

Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ditanya tentang perbuatan yg paling
banyak mengantarkan kedalam neraka maka menjawab ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ,” Lisan dan farji“. HR Tirmidzy

Mu’adz pernah bertanya kepada
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻞ ﻡ tentang amalan yg memasukkan kedalam
surga dan menjauhkan dari neraka maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Jaga darimu lisan ini “. Kemudian Mu’adz
bertanya kembali ,’ apakah kita akan bertanggung jawab dari
lisan ini ? Maka Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ bersabda ,” Ya, kelak manusia akan ditelungkupkan didalam neraka lantaran hasil
dari buah bibir nya”. HR Tirmidzy.

Merupakan hal yg aneh, manusia mampu menjaga diri dari
memakan haram, mencuri, minum khomer, berzina, dan sulit baginya menjaga lisan, bahkan seseorang terpandang dalam
agama, zuhud, rajin ibadah ia merasa sulit untuk mengekang
lisan, hinga terucap satu kalimat yg tanpa sadar menyeret kejurang neraka lebih jauh antara timur dan barat.

Ditulis oleh:
أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعال

✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽

JODOH YANG SEDERHANA

JODOH YANG SEDERHANA
(Ungkapan Hati Wanita
: Aku Hanya Ingin Pasangan yang Sederhana)

Saya hanyalah wanita biasa.
Saya bukanlah wanita berparas cantik jelita.
Saya juga bukan wanita yang mempunyai segalanya.
Saya hanya seorang wanita yang memiliki keinginan pasangan yang sederhana.
Saya tidak mau menilai setampan apa rupanya.
Saya tidak mau menilai sebanyak apa hartanya.
Saya juga tidak mau menilai setinggi apa jabatannya.
Pasangan yang berlandaskan ketakwaan-Nya.
Pasangan yang menginginkan surga-Nya.
Pasangan yang dapat membawa keberkahan serta keridhaan-Nya.
Saya mengharapkan kelak di suatu perbatasan waktu.
Saya dipertemukan dengan pasangan pilihan-Nya.
Seseorang yang hatinya terpaut kepada-Nya.
Seseorang yang ikuti sunnah rasul-Nya.
Seseorang yang berdasar pada kitab-Nya.
Seseorang yang secara ikhlas terima semua kekurangan yang ada pada diriku.

Yang dapat dapat membimbing hidupku.
Yang dapat dapat isi serta melengkapi hari-hariku.
Yang dapat menahkodai bahtera tempat tinggal tanggaku.
Yang mencintaiku tanpa menuntut kesempurnaan dariku.

Saya pingin menyayanginya dengan sederhana.
Saya ingin dia juga menyayangiku dengan sederhana.
Sesederhana saya saat mencintainya.
Biarlah sekarang ini saya menyemai cinta bersama-nya.
Menyemai kerinduan dapat wajah-nya.
Sebelum saat saya dipertemukan dengannya.
Saya punya mimpi untuk membangun istana indah.
Meskipun istana itu hanya pondok kecil yang terbuat dari bambu.
Berpagarkan ketulusan cinta serta kasih sayang.
Dapat kujadikan pondokku sebagai surga untuk suami serta anakku.

Cuma satu keinginanku.
Yakni pingin jadi seorang isteri sholehah.
Insyaallah.


✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈♡♡♡✽̈

10 Cara Mendapatkan Qana’ah

10 Cara Mendapatkan Qana’ah
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Asma Kholid Syamhudi, Lc - حفظه الله



Memang qana’ah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.

Banyak sekali hasil dan manfaat memiliki sifat qanaah ini. Nah untuk mendapatkannya perlu adanya beberapa kiat yang dengan izin Allah akan membawa kita padanya. Di antaranya yaitu:

1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah subhanahu wata’ala, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiapa yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia tidak mendapatkan makan di hari itu.

Sebaliknya siapa yang hatinya fakir maka meskipun dia memilki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.

2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis

Seorang muslim yakin bahwa rizkinya sudah tertulis sejak dirinya berada di dalam kandungan ibunya. Sebagaimana di dalam hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, disebutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Seorang hamba hanya diperintah kan untuk berusaha dan bekerja dengan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala yang memberinya rizki dan bahwa rizkinya telah tertulis.

3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung

Terutama sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais pernah berkata, “Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu):
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathiir:2)

“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud:6)

“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. ath-Thalaq:7)

4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki

Di antara hikmah Allah menentukan perbedaan rizki dan tingkatan seorang hamba dengan yang lainnya adalah supaya terjadi dinamika kehidupan manusia di muka bumi, saling tukar manfaat, tumbuh aktivitas perekonomian, serta agar antara satu dengan yang lainnya saling memberi kan pelayanan dan jasa.

Allah berfirman,
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentu kan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)

5. Banyak Memohon Qana’ah kepada Allah

Rasulullah adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah agar diberikan qana’ah, beliau bedoa,
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi).

Dan karena saking qana’ahnya, beliau tidak meminta kepada Allah subhanahu wata’ala kecuali sekedar cukup untuk kehidupan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau, “Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)

6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian

Kita harus menyadari bahwa rizki seseorang itu tidak tergantung kepada kecerdasan akal semata, kepada banyaknya aktivitas, keluasan ilmu, meskipun dalam sebagiannya itu merupakan sebab rizki, namun bukan ukuran secara pasti.

Kesadaran tentang hal ini akan menjadikan seseorang bersikap qana’ah, terutama ketika melihat orang yang lebih bodoh, pendidikannya lebih rendah dan tidak berpengalaman mendapatkan rizki lebih banyak daripada dirinya, sehingga tidak memunculkan sikap dengki dan iri.

7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia

Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR.al-Bukhari dan Muslim).

Jika saat ini anda sedang sakit maka yakinlah bahwa selain anda masih ada lagi lebih parah sakitnya. Jika anda merasa fakir maka tentu di sana masih ada orang lain yang lebih fakir lagi, dan seterusnya. Jika anda melihat ada orang lain yang mendapatkan harta dan kedudukannya lebih dari anda, padahal dia tidak lebih pintar dan tidak lebih berilmu dibanding anda, maka mengapa anda tidak ingat bahwa anda telah mendapatkan sesuatu yang tidak dia dapatkan?

8. Membaca Kehidupan Salaf

Maksudnya melihat bagaimana keadaan mereka dalam menyikapi dunia, bagaimana kezuhudan mereka, qana’ah mereka terhadap yang mereka peroleh meskipun hanya sedikit. Di antara mereka ada yang memperolah harta yang melimpah, namun mereka justru memberikannya kepada yang lain dan yang lebih membutuhkan.

9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta

Harta akan mengakibatkan keburukan dan bencana bagi pemilik nya jika dia tidak mendapatkan nya dengan cara yang baik serta tidak membelanjakannya dalam hal yang baik pula.

Ketika seorang hamba ditanya tantang umur, badan, dan ilmunya maka hanya ditanya dengan satu pertanyaan yakni untuk apa, namun tentang harta maka dia dihisab dua kali, yakni dari mana memperoleh dan ke mana membelanjakannya. Hal ini menunjukkan beratnya hisab orang yang diberi amanat harta yang banyak sehingga dia harus dihisab lebih lama dibanding orang yang lebih sedikit hartanya.

10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda

Karena seorang yang kaya tidak mungkin memanfaatkan seluruh kekayaannya dalam satu waktu sekaligus. Kita perhatikan orang yang paling kaya di dunia ini, dia tidak makan kecuali sebanyak yang dimakan orang fakir, bahkan mungkin lebih banyak yang dimakan orang fakir. Tidak mungkin dia makan lima puluh piring sekaligus, meskipun dia mampu untuk membeli dengan hartanya. Andaikan dia memiliki seratus potong baju maka dia hanya memakai sepotong saja, sama dengan yang dipakai orang fakir, dan harta selebihnya yang tidak dia manfaatkan maka itu relatif (nisbi).

Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, “Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hisab atas harta itu sedang kita terbebas darinya.”

Sumber: “Al-Qana’ah, mafhumuha, manafi’uha, ath-thariq ilaiha,” hal 24-30, Ibrahim bin Muhammad al-Haqiil.


♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥♡♡♡♥♥

Perlakuan Islam Terhadap Pelaku Sodomi

Perlakuan Islam Terhadap Pelaku Sodomi


Perlu diketahui bahwa para ulama kaum muslimin mengatakan bahwa perbuatan sodomi lebih besar dosa dan hukumannya dari perbuatan zina.

Jika orang yang belum nikah berzina, maka dia akan dihukum dengan 100 kali cambukan, lalu diasingkan dari negerinya selama setahun penuh.

Sedangkan orang yang sudah menikah lalu berzina, maka dia dihukum rajam (dilempari batu) hingga mati.

Adapun pelaku liwath (istilah untuk pelaku sodomi), maka hukumannya adalah dibunuh dalam keadaan bagaimana pun. Jika seseorang yang sudah baligh melakukan liwath dengan orang baligh lainnya karena sama-sama punya keinginan melakukannya, maka kedua pasangan tersebut harus dibunuh. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ

“Barangsiapa yang mengetahui ada yang melakukan perbuatan liwath (sodomi) sebagaimana yang dilakukan oleh Kaum Luth, maka bunuhlah kedua pasangan liwath tersebut.”
(HR. Abu Daud no. 4462, At Tirmidzi no. 1456 dan Ibnu Majah no. 2561, hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Syaikh Al Albani menilai nahwa hadits ini shahih).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa para sahabat telah sepakat (berijma’) bahwa pelaku liwath harus dibunuh. Akan tetapi mereka berselisih bagaimana hukuman bunuhnya? Sebagian ulama mengatakan bahwa pelaku liwath mesti dibakar dengan api karena besarnya dosa yang mereka perbuat. Ulama lainnya mengatakan bahwa pelaku liwath mesti dirajam (dilempar) dengan batu. Ulama lainnya lagi mengatakan bahwa hukuman bagi pelaku liwath adalah dibuang dari tempat tertinggi di negeri tersebut, kemudian dilempari dengan batu. Intinya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ingin menjelaskan bahwa pelaku liwath mesti dibunuh berdasarkan kesepakatan para sahabat. Seperti kita ketahui bersama bahwa ijma’ (kesepakatan) para sahabat adalah hujjah (argumen) yang kuat dan bisa mendukung hadits di atas.

Kenapa hukumannya bisa berat seperti itu?

Hal ini dikarenakan perbuatan liwath adalah perbuatan yang teramat keji –wal ‘iyadzu billah- yang dapat merusak tatanan masyarakat Islam. Seseorang sangat sulit mendeteksi manakah pelaku liwath karena mereka adalah pasangan sejenis, sesama pria. Mungkin saja kedua pasangan tersebut adalah shohib dekat. Berbeda dengan pelaku zina. Jika ada laki-laki dan perempuan berdua-duaan di tempat sunyi dan tercium mereka melakukan sesuatu layaknya pasangan suami istri, maka ini bisa diketahui. Namun beda halnya dengan perbuatan liwath. Oleh karena itu, hukumannya pantas seperti itu.

Inilah perlindungan dari Islam yang ingin menjaga tantanan masyarakat agar tidak rusak dengan adanya perbuatan homoseksual dan lesbian. Inilah rahmat dari agama ini yang senantiasa ingin melindungi umatnya dari kerusakan dan ini bukanlah berarti Islam agama yang kejam.

Penulis: أُسْتَاذُ Muhammad Abduh Tuasikal, ST MSc حفظه الله تعال Di Imogiri, 2 Rajab 1435 H


٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭

Setimpal

Setimpal

Ditulis oleh: Ustadz Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى

Salman berkata :

إذا أسأتَ سيئةً في سريرةٍ، فأحسن حسنة في سريرةٍ، وإذا أسأتَ سيئةً في علانية، فأحسن حسنةً في علانية، لكي تكونَ هذه بهذه.

“Jika engkau berbuat keburukan secara tersembunyi maka lakukanlah kebajikan juga secara tersembunyi, dan jika engkau melakukan keburukan secara terang terangan maka lakukanlah kebajikan secara terang terangan, agar yang ini setimpal dengan yang ini.”
(Jamiul uluum wal hikam).

8 Rajab 1435H / 8 Mei 2014

-------๑๑•°°•๑๑-------

MENEBAR DUSTA MERAIH BAHAGIA

MENEBAR DUSTA MERAIH BAHAGIA
Oleh: Ustadz DR. Syafiq Basalamah حفظه الله

Akhi Ukhtii moga selalu dalam lindungan Allah

“Tinggalkanlah dusta, karena dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan kepada neraka”.

Kiranya seperti itulah makna salah satu pesan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun ternyata ada dusta yang boleh, bahkan itu adalah bumbu penyedap untuk kehidupan suami istri.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

لا يصلح الكذب إلا في ثلاث: يحدث الرجل امرأته ليرضيها والكذب في الحرب والكذب ليصلح بين الناس

”Tidak dibenarkan berdusta kecuali dalam tiga hal:”Seorang laki-laki yang berbicara kepada istrinya demi menyenangkan hatinya, dusta dalam peperangan dan dusta untuk memperbaiki hubungan manusia (yang sedang berseteru).”(HR. Tirmidzi no. 1939, dan dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2834)

Tapi perlu digaris bawahi, bahwa kebolehan ini bukan secara mutlak, yang diperbolehkan adalah dusta yang tujuannya memperbaiki hubungan dan menyenangkan hati, seperti seorang suami yang mengatakan kepada istrinya:

KAU ADALAH PEREMPUAN TERINDAH UNTUKKU

RONA WAJAHMU SELALU MEMBAYANGI JALAN-JALANKU

AKU TAK KUASA BILA TAK MELIHAT WAJAHMU

AKU AKAN SELALU ADA UNTUKMU, SAYANG!!!

MASAKANMU TIADA YANG MENANDINGINYA

Begitu pula sang istri kepada suaminya.

Inilah dusta yang seharusnya dipelajari oleh para pasutri, karena di dalamnya mengandung banyak hikmah, dan inilah gombal yang kadang kala sebagian suami sulit untuk mengungkapkannya, oleh karena itu harus ada latihan

7 Rajab 1435H / 7 Mei 2014

-------๑๑•°°•๑๑-------

Selasa, 06 Mei 2014

Qolbin Salim

Qolbin Salim

Tahukah Anda..
Keselamatan kita di hari akhirat..
Tergantung kepada keselamatan hati kita..
Allah Ta’ala berfirman yang artinya..
Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak..
Kecuali orang yang datang membawa hati yang selamat..
Asy Syu’ara ayat 88-89..

Bahan renungan dan introspeksi kita..
Selamatkah hati kita dari Syirik..
Selamatkah dari sombong dan ujub..
Selamatkah dari dengki dan hasad..
Selamatkah dari penyakit cinta
dunia..
Selamatkah dari mengutamakan hawa nafsu..
Dan seribu pertanyaan lainnya..

Cobalah tanyakan..
Selama ini, apakah kita lebih memperhatikan badan..
Ataukah keselamatan hati..
Pertanyaan yang sulit dijawab..
Bahkan mungkin dianggap remeh..
Padahal ia masalah besar..

Coba rasakan..
Ketika mendengar lantunan ayat ayat AL Qur’an..
Ketika berdzikir kepada Allah..
Ketika melakukan ketaatan..
Bila terasa gembira dan bahagia..
Bila terasa syahdu di dada..
Puji lah Allah..
Dan jika tidak demikian..
Ucapkan Inna lillaahi wa Inna ilaihi raji’un..
Karena cahaya iman telah mulai redup dalam hati kita..
Yaa Rabb..

 

Oleh: Ustadz Badrusalam, Lc ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭ ♌ ♧ ٭

Sepucuk Surat Uηтυк Calon Ibu Mertua

—Sepucuk Surat Uηтυк Calon Ibu Mertua—
1. Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh…

2. Perkenalkan aku adalah gadis Чαπƍ mencintai anak sholehmu…karena agama & akhlaknya.

3. Чαπƍ lahir dari rahimmu…

4. Aku adalah seorang gadis belia sederhana...

5. Dαη berasal dari keluarga nan sederhana...

6. Aku hanyalah wanita akhir zaman Чαπƍ punya cita-cita menjadi istri sholehah υηтυк pasanganku nanti.

7. Pasangan Чαπƍ nantinya akan membimbingku…

8. Menasihatiku…

9. Hingga menuntunku ke Surga Чαπƍ indah…

10. Aku adalah wanita Чαπƍ ingin dimuliakan ∂αη dihormati...

11. Wahai Ibu…

12. Izinkan aku υηтυк menjadi istri anakmu…

13. Biarkanlah tutur lembutku Чαπƍ akan melenyapkan amarahnya…

14. Biarkanlah aku menjadi tempat pulang ketika ia lelah…

15. Biarkanlah senyum sejukku Чαπƍ akan menyemangatinya…

16. Wahai Ibu…

17. Aku adalah gadis Чαπƍ juga dicintai anak sholehmu…

18. Izinkan kami merawat cinta ini dengan kesucian…

19. Izinkan kami membina keluarga Чαπƍ dicinta penduduk dunia ∂αη juga penduduk akhirat…

20. Wahai Ibu Чαπƍ akan menjadi Ibuku juga…

21. Aku tid᪪ќ bisa menjadi Чαπƍ terbaik υηтυк anakmu. Karena kau tetap menjadi wanita terbaik di hatinya.

22. Maka ajari aku Ibu, agar kelak anak-anakku nanti menganggapku Ibu Чαπƍ terbaik.

23. Aku ingin selalu menjadi wanita Чαπƍ lembut & penyabar, maka wahai Ibu...ajari aku menjadi wanita lembut & sesabar sepertimu.

24. Agar kelak aku bisa menghasilkan anak sholeh seperti anakmu, anak Чαπƍ akan bersanding denganku.

25. Akulah wanita Чαπƍ akan selalu belajar mencintai anakmu setiap waktunya...mencintainya Karena Allah...

26. Чαπƍ akan selalu membuat anakmu tersenyum ∂αη rindu akan rumah.

27. Aku adalah wanita Чαπƍ akan melahirkan cucu-cucu keturunanmu Чαπƍ sholeh ∂αη sholehah...dengan izin Allah tentunya, insyaAllah...

28. Wahai Ibu…

29. Aku membutuhkan doamu υηтυк menjaga keluarga kami nanti agar tetap dalam lindungan-Nya, dalam penjagaan-Nya...Semoga Allah meRahmati rumah kami ∂αη keluarga kami kelak...

30. Wahai Ibu…

31. Semoga engkau ridha atas semua ini... InsyaAllah aku siap menjadi wanita terindah Чαπƍ kedua υηтυк anakmu, krn engkau akan selalu menjadi wanita terindah Чαπƍ pertama baginya...

32. Чαπƍ akan menjadi penuntunku ke Surga abadi…

33. Salam terkasih, calon menantumu.

34. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh…

35. SELESAI.

♡♡♡♡♡♡♡♡

ANTARA MEMBACA AL QUR’AN DAN BB YANG MENGGODA

::: ANTARA MEMBACA AL QUR’AN DAN BB YANG MENGGODA :::

Ketika anda sedang dirumah, atau lagi ngangur…

Luangkan waktu untuk meletakkan bb dan sejenisnya kemudian ambilah mushaf tuk baca qur’an..

Karena bacaan Alqur’an merupakan dzikir yg terindah..

Ingatlah wahai saudaraku bahwa waktu yg habis buat obrolan belaka itu akan merugikan kita diakhirat..

ingatlah tujuan hidup ini.. Kebahagian akhirat adalah hasil akhir yg kita mimpikan..

bb yg ditangan sering melalaikan.. Mari kita kendalikan dg bijak..

Umur setiap detik pastilah berkurang.. gunakan sisa waktu yg telah Allah tetapkan ajalnya ini untuk mengejar amalan yg teringgal..

Anda akan rasakan perbedaannya jika sering anda gunakan rumah ini untuk ibadah…

Niscaya gelisah dan rasa penatnya hati serta fikiran dalam urusan dunia akan banyak terobati..

Mari kita simak apa sabda nabi shalallahu’alaihiwasalam tentang rumah idaman ini:

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ وَالَّذِي لَا يُذْكَرُ اللهُ قِيْهِ كَمَثَلِ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

Dari Abu Musa radhiAllahu’anhu , dari Nabi shalallahu’alaihiwasalam bersabda;

“Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya, seperti perumpamaan orang hidup dan mati.” Al-Bukhari (6407).

Rumah yg tak dilantunkan Alqur’an maka ia seperti quburan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

Dari Abu Hurairah radhiAllahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu’alaihiwasalam bersabda,

“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian pekuburan, sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.”
Shahih, diriwayatkan Muslim (780).


Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc ~ حفظه الله تعال


°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°``°.•°•..•°•.•°•.•°•

Senin, 05 Mei 2014

Indahnya duduk bersama Ulama'...

Indahnya duduk bersama Ulama'...

Oleh: Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah, MA -hafizhahullahu ta'ala-

Disebutkan dalam kitab al Mukhtar fi Fara-idil Uquul wal Akhbaar (hal 55)
Telah berkata Abdullah bin Abi Musa Tusturi,

"pernah ada yang berkata kepadaku, "Di mana pun kamu berada, berusahalah untuk berada di dekat orang yang alim".

Maka aku pergi ke Bairut dan di sana aku mendatangi Majlis Imam Awza'i, pada suatu hari tatkala aku berada bersamanya, tiba-tiba ia bertanya tentang aku, maka aku menjelaskan kepadanya tentang diriku. (di mana dahulunya ia adalah orang Majusi lalu memeluk islam).

Kemudian beliau bertanya, "Apakah ayahmu masih hidup?".

"Iya, aku meninggalkannya di Irak dalam kondisi masih beragama majusi", jawabku.

"Bisakah Kamu pulang kepada ayahmu, moga Allah memberinya hidayah lewat kamu". Kata beliau.
"Apakah kamu memandang bahwa hal itu baik?, tanyaku.

"iya, jawab beliau".
Maka aku kembali ke Irak menjumpai ayahku, ternyata aku mendapatinya dalam kondisi sakit. Dia berkata kepadaku, "Wahai ananda, ajaran apa yang kamu ikuti?".

Maka aku terangkan kepadanya, bahwa aku telah masuk islam. Lalu ia berkata, "Jelaskan kepadaku tentang agamamu itu!.

Aku pun menguraikan tentang agama islam dan orang-orang islam, lalu ia berkata, "Aku mempersaksikanmu bahwa aku telah masuk islam".

Subhnalllah, tidak berapa lama setelah itu ia meninggal dunia... dan setelah aku menguburkannya, aku kembali ke Bairut dan di sana aku ceritakan kepada Awza'i tentang apa yang telah terjadi.

Akhi/Ukhti...sudah saatnya kita melihat dengan siapa kita bersahabat dan berkumpul ???.

-------๑๑•°°•๑๑-------

Nasehat ustadz Abdul Hakim Abdat utk kaum muslimin ttg bahaya syiah yg hina.

Nasehat Ustadz Abdul Hakim Abdat utk kaum muslimin ttg bahaya syiah yg hina.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sudah hilang rasa takut antum ? Rasa galau ? Ketakutan yang luar biasa ?

Sebagian orang datang dan berkata akan begini akan begitu seolah2 besok akan digantung sama Syi'ah dan akan ditebas lehernya oleh Syi'ah, padahal itu perkara yang ghaib.

Manhaj Salaf tidak gentar !

Memalukan, bisa diukur keberanian kita..

Dahulu syi'ah takut dengan salafiyyin, salafiyyin misterius dan izzahnya kuat, saat ini Izzahnya runtuh, syi'ah tertawa..

Ketakutan yg berlebihan dan dilarang kita menakut-nakuti manusia, seperti dalam surat Al Imron ayat 173 : ...sesungguhnya manusia telah berkumpul.. (Ini yg jelas2 musuh didepan mata dimedan perang, bukan berandai2, apalagi kalau cuma berandai2, lebih dilarang lagi..)

Beri kabar gembira kepada kaum muslimin.. Syi'ah itu kecil jangan takut !
Laa Tahzan Innallaha ma'ana..
(Lihat At Taubah ayat 40)

Kalaupun digorok leher kita, maka matinya syahid اِنْ شَآ ءَ اللّهُ ..

Beri kabar gembira kepada kaum muslimin, jangan ditakut2i.. Jangan sampai terulang lagi di pemilu presiden..
-------๑๑•°°•๑๑-------

Keutamaan Anak Yang Sholeh

Keutamaan Anak Yang Sholeh
(Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abdullah Taslim, MA حفظه الله تعالى)

بسم الله الرحمن الرحيم

عن أبي هريرة ، عن النبي قال: ((إن الرجل لترفع درجته في الجنة فيقول: أنى هذا ؟ فيقال: باستغفار ولدك لك)) رواه ابن ماجه وأحمد وغيره بإسناد حسن.

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda: “Sungguh seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya: Bagaimana (aku bisa mencapai) semua ini? Maka dikatakan pdnya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kpd Allah yg selalu diucapkan oleh) anakmu utkmu”[1].

Hadits yg agung ini menunjukkan keutamaan memiliki anak yg shaleh serta keutamaan menikah utk tujuan mendapatkan keturunan yg shaleh. Imam al-Munawi berkata: “Seandainya tidak ada keutamaan menikah kecuali hadits ini saja maka cukuplah (menunjukkan besarnya keutamaannya)”[2].

Faidah-faidah penting yg terkandung dlm hadits ini:

- Keutamaan dalam hadits ini berlaku bagi hamba Allah yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan[3].

- Anak yang shaleh termasuk sebaik-sebaik usaha yang dilakukan oleh seorang mukmin dalam hidupnya, karena semua amal kebaikan yang dilakukan oleh anak yang shaleh pahalanya akan sampai kepada orang tuanya, secara otomatis dan tanpa perlu diniatkan, karena anak termasuk bagian dari usaha orang tuanya. Inilah makna sabda Rasulullah : “Jika seorang manusia mati maka terputuslah (pahala) amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah yang terus mengalir (pahalanya karena diwakafkan), ilmu yang terus diambil manfaatnya (diamalkan sepeninggalnya), dan anak shaleh yg selalu mendoakannya”[4].

- Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani – semoga Allah merahmatinya – berkata: “(Semua pahala) amal kebaikan yg dilakukan oleh anak yg shaleh, juga akan diperuntukkan kpd kedua orang tuanya, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala anak tersebut, krn anak adalah bagian dari usaha dan upaya kedua orang tuanya. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

{وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى}

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS an-Najm:39).

Rasulullah bersabda: “Sungguh sebaik-baik (rezki) yang dimakan oleh seorang manusia adalah dari usahanya sendiri, dan sungguh anaknya termasuk (bagian) dari usahanya”[5].

Kandungan ayat dan hadits di atas juga disebutkan dalam hadits-hadist (lain) yang secara khusus menunjukkan sampainya manfaat (pahala) amal kebaikan (yang dilakukan) oleh anak yang shaleh kepada orang tuanya, seperti sedekah, puasa, memerdekakan budak dan yang semisalnya…”[6].

- Sebagian dari para ulama ada yang menerangkan makna hadits ini yaitu: bahwa seorang anak jika dia menempati kedudukan yang lebih tinggi dari pada ayahnya di surga (nanti), maka dia akan meminta (berdoa) kepada Allah agar kedudukan ayahnya ditinggikan (seperti kedudukannya), sehingga Allah pun meninggikan (kedudukan) ayahnya. Ini berdasarkan keumuman makna firman Allah:

{آباؤكم وأبناؤكم لا تدرون أيهم أقرب لكم نفعاً}

“(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu” (QS an-Nisaa’:11)[7].

- Hadits ini juga menunjukkan bahwa istigfar (permohonan ampun kepada Allah) dapat menggugurkan dosa-dosa dan meninggikan derajat seorang hamba sampai pada tingkatan yang tidak dicapai dengan amal perbuatannya yang lain, terlebih lagi jika hamba tersebut banyak beramal shaleh dan melakukan istigfar[8].

____________________________________________________________

[1] HR Ibnu Majah (no. 3660), Ahmad (2/509) dan lain-lain, dishahihkan oleh al-Buushiri dan dihasankan oleh syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaaditsish shahiihah” (no. 1598).

[2] Kitab “Faidhul Qadiir” (2/339).

[3] Ibid.

[4] HSR Muslim (no. 1631).

[5] HR Abu Dawud (no. 3528), an-Nasa’i (no. 4451), at-Tirmidzi (2/287) dan Ibnu Majah (no. 2137), dihasankan oleh imam at-Tirmidzi dan dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani.

[6] Kitab “Ahakaamul janaaiz” (hal. 216-217).

[7] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (2/339).

[8] Ibid.

-------๑๑•°°•๑๑-------

Waspadalah !

Waspadalah !

** Jika seseorang mendatangimu lalu menggibah dan menjatuhkan saudaramu di hadapanmu maka waspadalah…bisa jadi engkau adalah korban berikutnya…

** Jika engkau mendapati seseorang memujimu dengan pujian yang berlebihan yang tidak pantas dengan hakekat dirimu maka waspadalah… suatu hari jika ia membencimu maka ia akan merendahkanmu juga dengan perendahan yang berlebihan.

Maka janganlah terpedaya dengan pujiannya…!

∙̣̇∙̣̇∙̣̇∙̣̣̣̇̇̇∙̣̣̇̇∙̣̇∙ Oleh: أُسْتَاذُ Firanda Andirja, MA, حفظه الله تعالى


-------๑๑•°°•๑๑-------

Sabtu, 03 Mei 2014

Nasehat ustadz Zaenal Abidin bin Syamsudin, Lc. hafidzahullah

Ikutilah orang karena dia benar, jangan
mengikuti kebenaran karena orang, dan kenalilah kebenaran maka kamu akan kenal siapa yang benar. Berusahalah mencintai sesuatu yang anda kerjakan jangan hanya mengerjakan sesuatu yang anda cintai, berusahalah membiasakan kebenaran jangan hanya membenarkan kebiasaan dan berusahalah meyakini suatu yang anda ucapkan jangan hanya mengucapkan suatu yang anda yakini.

Ikutilah orang karena dia benar, jangan mengikuti kebenaran karena orang, dan
kenalilah kebenaran maka kamu akan kenal siapa yang benar.

☑ أُسْتَاذُ Zaenal Abidin, Lc
حفظه الله تعال

♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧

Hukum Rokok Dan Syisya




Hukum RokokDan Syisya



Ditulis oleh: Ustadz Fuad Hamzah Baraba, Lc - حفظه الله تعالى

مسألة في حكم شرب الشيشة والدخان
Masalah Hukum Menghisap Syisya dan Merokok

ما حكم شرب الشيشة؟ وهل حكمها حكم الدخان؟ وهل تعتبر الشيشة والدخان من المخدرات المحرمة؟

Apa hukum menghisap syisya? Apakah hukumnya sama sperti merokok? Apakah syisya dan rokok termasuk narkoba Чαπƍ diharamkan?

شرب الشيشة والدخان بأنواعه من جملة المحرمات؛ لما فيهما من الأضرار الكثيرة، وقد أوضح الأطباء العارفون بذلك كثرة أضرارهما، وقد حرم الله على المسلمين أن يستعملوا ما يضرهم.

Menghisap syisya dan rokok serta berbagai macam jenisnya termasuk hal-hal Чαπƍ diharamkan; karena mengandung bahaya Чαπƍ banyak, para dokter ahli Чαπƍ paham tentang hal itu menjelaskan akan banyaknya bahaya keduanya, sungguh Allah telah mengharamkan kaum muslimin menggunakan apa-apa Чαπƍ membahayakan mereka.

فالواجب على كل من يتعاطهما تركهما والحذر منهما؛ لقول الله عز وجل في سورة المائدة يخاطب نبيه صلى الله عليه وسلم: يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِل لَهُمْ قُلْ أُحِل لَكُمُ الطيِّبَاتُ،

Wajib bagi Чαπƍ suka menghisap syisya dan rokok untuk meninggalkan keduanya dan berhati-hati dari keduanya; berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam surat al-Maidah berfirman kepada Nabi-Nya صلى الله عليه و سلم:

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِل لَهُمْ قُلْ أُحِل لَكُمُ الطيِّبَاتُ

“Mereka bertnya kepadamu (makanan) bagaimanakah yang dihalalkan bagi mereka ? katakanlah : dihalalkan bagimu makanan yang baik-baik”. (QS. Al-Maidah:4)



وقوله سبحانه في سورة الأعراف في وصف نبيه محمد صلى الله عليه وسلم: وَيُحِل لَهُمُ الطيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَآئِثَ, الآية.

Dan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat al-A’raf ketika mensifati Nabi-Nya Muhammad صلى الله عليه و سلم:

وَيُحِل لَهُمُ الطيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَآئِثَ

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”. (QS. Al-A’raf:157).

وجميع أنواع التدخين والشيشة من جملة الخبائث الضارة بالإنسان، فتكون جميع أنواعهما محرمة بنص هاتين الآيتين وما جاء في معناهما.

Dan semua jenis rokok dan syisya termasuk sesuatu buruk Чαπƍ membahayakan manusia, sehingga semua jenisnya haram berdasarkan dua ayat ini, dan ayat-ayat Чαπƍ semakna.

ونسأل الله أن يهدي المسلمين لما فيه صلاحهم ونجاتهم، وأن يعيذهم مما يضرهم في الدنيا والآخرة؛ إنه خير مسئول.

Dan kami memohon kepada Allah agar memberikan petunjuk kepada kaum muslimin terhadap apa Чαπƍ dapat bermanfaat dan menyelamatkan mereka, serta melindungi mereka dari apa-apa Чαπƍ membahayakan mereka δ¡ dunia maupun δ¡ akherat; sesungguhnya Dia sebaik-baik Чαπƍ diminta.

نشر في كتاب (فتاوى إسلامية)، من جمع/ محمد المسند، ج3، ص: 443 – مجموع فتاوى ومقالات متنوعة المجلد الثالث والعشرون.

Disebarkanluaskan dalam kitab (Fatawa Islamiyah), kumpulan Muhammad
al-Musnid, jilid 3, halaman 443 – Majmu’ Fatawa Wa Maqolat Mutanawwi’ah jilid 23


♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧

Jumat, 02 Mei 2014

IKHLAS ADALAH BERAMAL SALIH & KHAWATIR TERHADAP ADZAB AKHIRAT

IKHLAS ADALAH BERAMAL SALIH & KHAWATIR TERHADAP ADZAB AKHIRAT

Ditulis oleh:
أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعال


Allah Ta’ala mengkisahkan keberadaan kelompok dari org-org shalih yg berbuat kebaikan dlm firman-Nya,

“& mereka memberikan makanan yg disukainya kpd org miskin,
anak yatim & org yg ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan
kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu & tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yg (di hari itu) org-org bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, & memberikan kpd mereka kejernihan (wajah) & kegembiraan hati” (QS. Al-Insan: 8-11)

org-org shalih tersebut berbuat kebaikan bukan dlm rangka mengharap imbalan, penghargaan maupun ungkapan syukur dari para manusia & mereka tidak mengharapkan balasan dlm pemberian makan, minum serta pertolongan yg mereka lakukan, akan tetapi rasa takut kpd Allah Ta’ala yg menjadi dasar atas perbuatan kebaikan yg mereka kerjakan. Sebagaimana diungkapkan, ”Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yg (di hari itu) org-org bermuka masam penuh kesulitan”, maka mereka berbuat kebaikan & mereka khawatir akan Tuhannya pada hari Kiamat, bukan dlm rangka memuaskan hati, bersikap sombong kpd yg mereka santuni, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu’anha tatkala bertanya tentang ayat yg difirmankan;

“& org-org yg memberikan apa yg telah mereka berikan, dg hati yg takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kpd Tuhan mereka”(QS Al Mukminun: 60)

Berkata ‘Aisyah radhiyallahu’anha, ”Apakah mereka ini sekelompok org yg minum khomer & mencuri?”, maka dijawab, “Bukan wahai Bintu Siddiq, mereka adalah org-org yg berpuasa, mendirikan sholat, bersedekah, sedangkan hati mereka khawatir dari tidak diterima amal mereka, sehingga mereka bersegera dlm berbagai kebaikan“(silsilah shohihah no. 162)



✽¸.••.¸✽¸••.¸✽¸••.¸✽¸.••.¸✽

Hadis Dlaif Terkait Bulan Rajab

Copas dari: Ustadz Fahruddin Nu'man al-Bantani, Lc - حفظه الله تعالى




Hadis Dlaif Terkait Bulan Rajab

1) Hadis: “Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai, namanya sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu, siapa yang puasa sehari di bulan Rajab maka Allah akan memberi minum orang ini dengan air sungai tersebut.” (Riwayat Abul Qosim At Taimi dalam At Targhib wat Tarhib, Al Hafidz Al Ashbahani dalam kitab Fadlus Shiyam, dan Al Baihaqi dalam Fadhail Auqat. Ibnul Jauzi mengatakan dalam Al Ilal Al Mutanahiyah: Dalam sanadnya terdapat banyak perawi yang tidak dikenal, sanadnya dhaif secara umum, namun tidak sampai untuk dihukumi palsu.)

2) Hadis: “Allahumma baarik lanaa fii rajabin wa sya’baana wa ballighnaa Ramadhaana.” (Riwayat Ahmad, dan di sanadnya terdapat perawi Zaidah bin Abi Raqqad, dari Ziyadah An Numairi. Tentang para perawi ini, Imam Bukhari mengatakan: Munkarul hadis. An Nasa’i mengatakan: Mungkarul hadis. Sementara Ibn Hibban menyatakan: hadisnya tidak bisa dijadikan dalil)

3) Hadis: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah puasa setelah Ramadhan, selain di bulan Rajab dan Sya’ban.” (Riwayat Al Baihaqi. Ibn Hajar mengatakan: ini adalah hadis munkar, disebabkan adanya perawi yang bernama Yusuf bin Athiyah, dia orang yang dhaif sekali.- Tabyinul Ajbi, hal. 12)

4) Hadis: “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.” (Riwayat Abu Bakr An Naqasy. Al Hafidz Abul Fadhl Muhammad bin Nashir mengatakan: An Naqasy adalah pemalsu hadis, pendusta. Ibnul Jauzi, As Shaghani, dan As Suyuthi menyebut hadis ini dengan hadis maudlu’)

5) Hadis: “Keutamaan Rajab dibanding bulan yang lain, seperti keutamaan Al Qur’an dibanding dzikir yang lain.” (Ibn Hajar mengatakan: Perawi hadis ini ada yang bernama As Saqathi, dia adalah penyakit dan orang yang terkenal sebagai pemalsu

6) Hadis: “Rajab adalah bulan Allah Al Asham. Siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab, atas dasar iman dan ihtisab (mengharap pahala) maka dia berhak mendapat ridla Allah yang besar.” (Hadis palsu, sebagaimana penjelasan As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah)

7) Hadis: “Barangsiapa yang berpuasa tiga hari bulan Rajab, Allah catat baginyu puasa sebulan penuh. Siapa yang puasa tujuh hari maka Allah menutup tujuh pintu neraka.” (Hadis maudlu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/206)

8) Hadis: “Siapa yang shalat maghrib di malam pertama bulan Rajab, setelah itu dia shalat dua puluh rakaat, setiap rakaat dia membaca Al Fatihah dan surat Al Ikhlas sekali, dan dia melakukan salam sebanyak sepuluh kali. Tahukah kalian apa pahalanya? ….lanjutan hadis: Allah akan menjaga dirinnya, keluarganya, hartanya, dan anaknya. Dia dilindungi dari siksa kubur, …“(Hadis maudlu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/123)

9) Hadits: “Siapa yang puasa di bulan Rajab dan shalat empat rakaat…maka dia tidak akan mati sampai dia melihat tempatnya di surga atau dia diperlihatkan.” (Hadis maudlu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudlu’at, 2/124, Al Fawaid Al Majmu’ah, hal. 47)

10) Hadis Shalat Raghaib: “Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadlan bulan umatku… namun janganlah kalian lupa dengan malam jum’at pertama bulan Rajab, karena malam itu adalah malam yang disebut oleh para malaikat dengan Ar Raghaib. Dimana apabila telah berlalu sepertiga malam, tidak ada satupun malaikat yang berada di semua lapisan langit dan bumi, kecuali mereka berkumpul di ka’bah dan sekitarnya. Kemudian Allah melihat kepada mereka, dan berfirman: Wahai malaikatKu, mintalah apa saja yang kalian inginkan. Maka mereka mengatakan: Wahai Tuhan kami, keinginan kami adalah agar engkau mengampuni orang yang suka puasa Rajab. Allah berfirman: Hal itu sudah Aku lakukan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Siapa yang berpuasa hari kamis pertama di bulan Rajab, kemudian shalat antara maghrib sampai isya’ – yaitu pada malam jum’at – dua belas rakaat…’” (Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/124 – 126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, hal. 22 – 24, dan As Syaukani dalam Al fawaid Al Majmu’ah, hal. 47 – 50)

11) Hadis: “Barangsiapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Rajab, sebanyak 14 rakaat, setiap rakaat membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas 20 kali…..” (Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, hal. 25, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, hal. 50)

12) Hadis: “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, siapa yang berpuasa sehari, Allah akan mencatat baginya puasa seribu tahun…”(Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2/206 – 207, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, hal. 26, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, hal. 101, As Suyuthi dalam Al Lali’ Al Mashnu’ah, 2/115)

♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧♧°˚˚˚°♧